Professional Documents
Culture Documents
: YOLA MERINA
NIM/ THN
PRODI
: LINGUISTIK
LINGUISTIK FORENSIK
Forensik ilmu (sering disingkat menjadi forensik) adalah aplikasi spektrum yang
luas dari ilmu untuk menjawab pertanyaan yang menarik bagi sistem hukum. Hal ini
mungkin berkaitan dengan kejahatan atau tindakan sipil. Kata forensik berasal dari
fornsis Latin, yang berarti dari pertama adalah sebelum atau forum, di zaman Romawi,
tuduhan kriminal berarti penyajian kasus sebelum sekelompok individu publik di forum.
Kedua orang yang dituduh telah melakukan kejahatan dan penuduh itu akan
memberikan pidato berdasarkan sisi mereka dari cerita. Individu dengan argumen
terbaik dan pengiriman akan menentukan hasil dari kasus tersebut. Asal Ini adalah
sumber dari dua penggunaan modern kata forensik - sebagai bentuk bukti hukum dan
sebagai kategori presentasi publik (Wikipedia).
Dalam penggunaan modern, istilah "forensik" di tempat "ilmu forensik" dapat
dianggap benar sebagai istilah "forensik" adalah efektif sinonim untuk "hukum" atau
"berhubungan dengan pengadilan". Namun istilah ini sekarang begitu erat terkait
dengan bidang ilmiah yang banyak termasuk kamus arti yang menyamakan kata
"forensik" dengan "ilmu forensik" (Wikipedia). Ungkapan linguistik forensik pertama
kali muncul pada tahun 1968 ketika Jan Svartvik, seorang profesor linguistik, yang
digunakan dalam analisis laporan oleh Timothy John Evans (Wikipedia.com).
Menurut Kusharyanti (2005: 225) linguistik forensik adalah salah satu cabang
linguistik terapan yang sangat berkaitan dengan hukum. Ahli bahasa diperluka untuk
menyediakan atau menganalisis bukti berupa komponen bahasa demi kepentingan
investigasi pidata dan pidana. Cabang ilmu linguistik forensik ini baru mulai berkibar
sekitar tahun 1980-an, dan pada tahun 1990-an cabang ini sudah mapan seiring dengan
makin banyaknya pengacara yang mengakui keberadaan para ahli linguistik forensik
yang sangat membantu dalam memberikan pembuktian dalam persidangan.
bidang hukum dan peradilan serta wacana yang ada pada kasus- kasus kriminal tersebut
dianalisis dengan kajian linguistik. Dengan adanya ilmu linguistik forensik sehinga
dapat menentukan dan mencari kebenaran dari suatu kasus dengan melakukan analisis
bahasa. Karena sebagai mana diketahui bahasa adalah suatu hal yang dinamis dimana
bahasa merupakan gambaran dari pemikiran seorang penuturnya. Dengan bahasa orang
bisa mempermainkan makna sehinga hal yang benar bis menjadi salah serta yang salah
bisa dibalikkan menjadi hal yang benar. Tegantung seberapa cerdik dan lincahnya
seorang penutur berperan untuk memproduksi bahada yang dikelurakannya.
Berdasarkan hal inilah seorang linguis harus mampu mengungkap kebenaran dari
tuturan serta wacana yang dikelurkan oleh seseorang dalam kajian linguistik forensik.
Singkatnya, kebohongan dalam kasus yang ada di ranah publik akan mampu terkuak
dengan para linguis yang mendalami linguistik forensik ini.
REFERENSI
Kusharyanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik.
Jakarta ; PT. Gramedia Pustaka Utama.
Saifullah, Aceng Ruhendi. 2009. Analisis Linguistik Forensik terhadap Tindak
Tutur yang Berdampak Hukum.Universitas Pendidikan Indonesia. di
unduh
tanggal
10
maret
2012.
file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS.../cover.pdf
Azis, Aminudin. 2011. Linguistik Forensik Ungkap Deteksi Kebohongan
Koruptor.
Di
unduh
tanggal
9
maret
2011
www.jurnas.com/halaman/9/2011-10-11/185134
Purnomo, Mulyadi Eko. 2011 AWK untuk Menemukan Ideologi yang
Tersembunyi. Di unduh tanggal 10 Maret 2012 www.unsri.ac.id/?
act=info_detil&id=263
http://en.wikipedia.org/wiki/Forensic_linguistics
www. wikipedia. com