Professional Documents
Culture Documents
EXECUTIVE SUMMARY
SEMINAR KULIAH KERJA LUAR NEGERI
DIPLOMASI PERTAHANAN COHORT I
SENTUL, 17 SEPTEMBER
BOGOR, JAWA BARAT
2015
NAVAL
PENDAHULUAN
Diplomasi merupakan salah satu cara mencapai kepentingan nasional (national
interest) di dalam interaksi antarnegara. Kegiatan diplomasi dilaksanakan berdasarkan
kebijakan luar negeri (foreign policy). Kegiatan diplomasi dilakukan untuk mencapai
berbagai kepentingan nasional dari sebuah negara seperti pada aspek sosial, ekonomi, dan
pertahanan.
Pada
perkembangannya,
diplomasi
yang
dilakukan
untuk
mencapai
Adapun perbandingan kurikulum dilakukan berdasarkan pada dua hal, yaitu mata kuliah dan
silabus; seperti yang dituangkan dalam Gambar 1.1.
ANALISIS
tiga kesimpulan. Pertama, pembahasan mata kuliah ini terjebak pada hal yang bersifat
teknis, yaitu secara garis besar membahas mengenai bidang manajemen pertahanan dan
tidak menyentuh pembahasan mengenai diplomasi pertahanan secara konkrit. Kedua,
pembahasan dalam perkuliahan ini mempunyai beberapa model yang dapat dikembangkan.
Pengembangan model yang diberikan Amerika Serikat dapat dikembangkan dan
disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia. Adapun pengembangan dari model yang
ada dilakukan melalui pengkajian khusus di bidang diplomasi pertahanan.
E. The Political Economy of East Asia: Successes and Challenges in Global Context
Terdapat 3 hal yang dibahas pada mata kuliah ini, yaitu East Asia Development
Model, yang menjelaskan mengenai cara yang dilakukan negara-negara di Asia Timur
dalam
mengembangkan
ekonominya
melalui
kombinasi
sistem
ekonomi
pertahanan sehingga mahasiswa tidak terjebak mengenai hal teknis ketika membahas
mengenai akuisisi.
G. Achieving Defense Diplomacy: Defense Cooperation (IMET& Beyond)
Berdasarkan penjelasan yang disampaikan pada mata kuliah ini, pembahasan U.S.
Security Assistant dapat dijadikan salah satu topik atau materi yang dibahas dalam Mata
Kuliah Diplomasi Pertahanan. U.S. Security Assistance dapat dibandingkan dengan
Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS) dalam Kementerian Luar
Negeri Indonesia. Perbandingan dapat dilakukan pada tataran peran, aktivitas dan
hubungan dua direktorat tersebut dalam kementerian pertahanan dari masing-masing
negara. Pembahasan ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga berkontribusi dalam
pembentukan arsitektur dan koordinasi yang lebih komprehensif antara Kementerian
Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri.
H. Foreign Policy Analysis: China and South East Asia
Mata kuliah Foreign Policy Analysis: China & South East Asia membahas mengenai
beberapa hal yang meliputi tujuan Tiongkok, strategi Amerika Serikat di Asia, pengaruh
domestik terhadap kebijakan Tiongkok, dan perilaku Tiongkok di Laut China Selatan.
Pembahasan dilakukan melalui dua hal, yaitu studi kasus dan analisis kebijakan politik luar
negeri. Pada studi kasus dijabarkan mengenai tujuan utama Tiongkok, perspektif Tiongkok
terhadap Amerika Serikat, dan sikap Tiongkok di Laut China Selatan. Sementara itu, terkait
kebijakan luar negeri, Twomey memandang kebijakan luar negeri Tiongkok dipengaruhi oleh
faktor-faktor domestik. Twomey menyampaikan argumen menarik bahwa kebijakan luar
negeri Tiongkok tidak dapat dilihat sebagai unitary actor dan rational choices. Unitary actor
dimaksudkan bahwa kelompok-kelompok dalam suatu negara memiliki kesatuan suara
terkait kebijakan luar negeri yang diambil negara (tanpa adanya perbedaan pendapat antar
kelompok/perang wacana).
Analisis kebijakan luar negeri berdasarkan faktor domestik telah diajarkan di Unhan.
Pembahasan tersebut ada dalam mata kuliah Foreign Policy Analysis. Selain faktor
domestik, materi mengenai kebijakan luar negeri yang diajarkan di Unhan meliputi dua hal
lain, yaitu faktor individu (idiosinkratik) dan sistem internasional. Dari penjabaran tersebut
dapat disimpulkan bahwa pembahasan mengenai analisis kebijakan luar negeri di NPS dan
Unhan memiliki persamaan. Namun, Amerika Serikat memiliki keunggulan karena informasi
yang diterimanya mengenai fenomena-fenomena internasional jauh lebih up-to-date
dibandingkan dengan Indonesia.
K. Strategic Futures
Pembahasan di dalam mata kuliah Strategic Future meliputi 5 hal, yaitu definisi
strategi, force, tools, pegs, dan drivers. Dari pembahasan tersebut, terdapat beberapa hal
yang dapat disimpulkan. Pertama, pembahasan dalam mata kuliah Strategic Future hampir
sama dengan pembahasan yang ada dalam mata kuliah Global Strategic Trends. Kedua,
mata kuliah ini intinya menjelaskan mengenai cara memprediksi masa depan. Apabila masa
depan telah dapat diprediksi, tindakan selanjutnya adalah membuat strategi untuk
menghadapi tantangan maupun pencapaian di masa depan. Kedua, konsep dan model
yang ditawarkan pada mata kuliah ini dapat digunakan oleh mahasiswa Unhan untuk
menganalisis tren atau ancaman di masa depan dan membuat strategi untuk menghadapi
tren maupun ancaman tersebut. Selain itu, mahasiswa Unhan juga diharapkan agar dapat
mengembangkan model yang telah diberikan oleh NPS tentang strategic futures, dan
disesusaikan dengan kekhasan kondisi yang ada di Indonesia.
L. International Legal Norms: Implications for Defense
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga pembahasan utama
dari mata kuliah International Legal Norms: Implications for Defense. Adapun ketiga
pembahasan tersebut, yaitu Model ACCP, kerangka analisis dan legalitas dari tindakan yang
diambil negara, serta model Spectrum of Conflict. Penjelasan mengenai International Legal
Norms: Implications for Defense ini belum pernah disampaikan di Unhan. Topik ini dapat
dimasukkan dalam mata kuliah yang membahas tentang hukum internasional, seperti Mata
Kuliah Global Governance dan Defense Cooperation.
KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan Kuliah Kerja Luar Negeri Program Studi Diplomasi Pertahanan
Cohort I yang dilaksanakan di Naval Postgraduate School, Monterey, California pada
tanggal 20-31 Juli 2015, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa mata kuliah di NPS
dari segi materi, konsep, model, teori, dan cara pembelajarannya yang dapat dikembangkan
di Unhan. Adapun mata kuliah tersebut meliputi: 1) Global Strategic Trends, 2) Diplomacy:
Theory & Practice, 3) A Discussion on the Maritime Domain Value, Threats and Response,
4) Foreign Policy Analysis: United States & South East Asia, 5) Cyber Deterrence
Strategies, 6) Defense Institution Reform Initiative (DIRI) An Operational Approach to
Defense Diplomacy, 7) The Political Economy of East Asia: Successes and Challenges in
Global Context, 8) National Defense Systems Defense Acquisition, 9) Peacekeeping:
Origins, Typologies, Mechanisms, and Lessons Learned, 10) Achieving Defense Diplomacy:
Combating Terrorism Fellowship Program, 11) U.S. Security Assistance, 12) Rise of China:
Trends in and Implications of Chinese Foreign and Security Policy, 13) Strategic
Communications for Military Support to Humanitarian Operations, 14) Strategic Leadership,
15) Civil-Military Relations & Democracies (legislative & executive), 16) Intelligence &
Strategic Decision Making, 17) The Great Powers and Southeast Asia, 17) Strategic
Futures, Defense Diplomacy: Achieving Foreign Policy Goals Through Defense &
International Cooperation, 18) Strengthening Governance in Fragile Areas Defense
Support, serta 19) International Legal Norms.
Sebagai tambahan, terdapat beberapa mata kuliah di Unhan yang justru
pembahasannya lebih bersifat komprehensif dibandingkan dengan di NPS. Hal ini
dikarenakan mata kuliah yang diajarkan di NPS telah menjadi mata kuliah pokok di Unhan.
Mata kuliah tersebut meliputi 1) International Relations Theories, 2) Conflict Prevention &
Resolution, dan 3) International Organizations & Global Governance. Oleh karena itu, tidak
terdapat materi tambahan signifikan yang diberikan NPS terhadap ketiga mata kuliah
tersebut.