You are on page 1of 18

REFERAT

ANATOMI DAN FISIOLOGI PROSTAT

DISUSUN OLEH :
Anastasia Pamela (406147007)
Maria N.E, Bagul (406147008)

PEMBIMBING :
Dr. Sony,SpU

PROSTAT
Prostat merupakan organ kelenjar dari sistem reproduksi pria. Merupakan kelenjar
yang terdiri atas jaringan kelenjar dinding uretra yang mulai menonjol pada masa
pubertas. Secara anatomi, prostat berhubungan erat dengan vesica urinaria, urethra,
ureter, vas deferens dan vesica seminalis. Prostat terletak diatas diafragma panggul dan
dapat diraba pada pemeriksaan colok dubur.

Fungsi utama prostat adalah menghasilkan cairan seperti susu yang mengandung
ion sitrat, kalsium, ion fosfat, enzim pembeku dan profibrinolisin. Cairan ini dialirkan
melalui duktus sekretorius dan bermuara di urethra posterior untuk kemudian dikeluarkan
bersama cairan semen lain pada saat ejakulasi melalui kontraksi otot polos. Semen
mengandung sejumalah asam sitrat sehingga pHnya agak asam (6,5). Volume cairan
prostat merupakan 25% dari seluruh volume ejakulat. Kelenjar prostat dibawah
pengaruh androgen bodies dan dapat dihentikan dengan pemberian stilbesterol.

MORFOLOGI DAN LOKALISASI


Berat prostat normal orang dewasa berkisar antara 18 20 gram. Pada anak-anak
beratnya sekitar 8 gram. Pada keadaan dimana terjadi pembesaran kelenjar prostat
beratnya bisa mencapai 40 150 gram dan umumnya pada usia diatas 50 tahun.

Ukuran prostat normal adalah tinggi 3 cm yang merupakan diameter vertikal,


lebar 4 cm pada dasar transversal dan lebar anteroposterior 2,5 cm, dan dilewati oleh
urethra pars prostatica.
Prostat merupakan glandula fibromuskular yang mempunyai bentuk seperti
piramid terbalik dengan basis (basis prostatae) menghadap ke arah collum vesicae. Basis
prostat melanjutkan diri sebagai collum vesica urinaria, otot polos berjalan tanpa terputus
dari satu organ ke organ lain. Urethra masuk bagian tengah dari basis prostat..
Apex

(apex prostatae) menghadap ke arah difragma urogenitale. Urethra

meninggalkan prostat tepat diatas apex permukaan anterior.

Facies anterior berbentuk konveks, facies posterior berbentuk agak konkaf dan
dan dua buah facies infero-lateralis. Facies anterior berada 2,5 cm disebelah dorsal facies
posterior symphysis osseum pubis. Celah yang terbentuk ini terisi oleh jaringan lemak
3

ekstraperitoneal yang terdapat pada cavum retropubica (cavum retzii) dan ligamentum
puboprostaticum. Ligamentum Puboprostaticum menghubungkan selubung fibrosa
prostat dengan facies posterior os pubis. Ligamentum ini terletak pada pinggir garis
tengah dan merupakan kondensasi fascia pelvis.
Facies posterior prostat menghadap ke arah rectum, berhubungan erat dengan
permukaan anterior ampulla recti dan dipisahkan oleh septum rectovesicalis (fascia /
ligamentum Denonvilliers). Septum ini dibentuk pada masa janin oleh fusi dinding ujung
bawah excavatio rectovesicalis peritonealis, yang semula menyebar ke bawah menuju
corpus perinealis.
Facies infero-lateralis difiksasi oleh serabut-serabut anterior m. pubocoocygeus
(m. levator ani) pada saat serabut berjalan ke posterior dari os pubis. Ductus ejaculatorius
menembus bagian atas facies posterior prostat untuk bermuara pada urethra pars
prostatica pada pinggir lateral orificium utriculus prostaticus.
Prostat dikelilingi oleh capsula prostatica yakni jaringan ikat pada permukaan
prostat. Diluar capsula terdapat terdapat fascia prostatica, yang membungkus capsula
prostatica, merupakan bagian dari lapisan viseral fascia pelvis, yang ke arah caudal
melanjutkan diri menjadi fascia diaphragmatis urogenitalis superior dan difiksasi pada
symphysis osseum pubis oleh ligamentum puboprostaticum mediale (ligamentum
pubovesicale). Selain difiksasi oleh ligamentum puboprostaticum mediale yang
mengandung m. puboprostaticus, juga difiksasi oleh ligamentum puboprostaticum
laterale pada arcus tendineus fascia pelvis.
Pada sisi lateral prostat, diantara fascia prostatica dan capsula prostatica terdapat
plexus venosus prostaticus. Plexus venosus prostaticus menerima vena dorsalis penis,

meneruskan aliran darah venous kepada plexus venosus vesicalis dan selanjutnya
bermuara ke dalam vena iliaca interna.
Urethra berjalan vertical menembus bagian anterior prostat. Basis prostat
mempunyai hubungan erat dengan collum vesicae, kecuali di bagian lateral. Celah yang
terbentuk diantaranya terisi oleh plexus venosus vesicoprostaticus dan ductus
ejaculatorius.

STRUKTUR DAN ZONA ANATOMI


Prostat terdiri atas kelenjar (50%) dan jaringan ikat fibromuscular (25% myofibril
otot polos dan 25% jaringan ikat). Jaringan fibromuscular ini tertanam mengelilingi
prostat dan berkontrasi selama proses ejakulasi untuk mengeluarkan sekresi prostat ke
dalam urethra. Kelenjar prostat adalah modifikasi bagian dinding urethra.

Ujung urethra terproyeksi ke bagian dalam garis tengah posterior, berjalan


sepanjang urethra prostatika dan berakhir spinkter striata. Pada bagian ujung yang lain,
sebuah celah terbentuk (sinus prostaticus), dimana seluruh kelenjar mengalir kesitu (Mc.
Neal, 1972). Pada bagian pertengahan, urethra melengkung kira-kira 35o kearah anterior
(lengkungan ini dapat bervariasi antara 0 90o). Sudut yang terbentuk dari lengkungan
ini membagi urethra prostatika secara anatomi dan fungsional menjadi bagian proksimal
(preprostat) dan distal (prostat) (Mc. Neal 1977, 1988). Pada bagian proximal, otot polos
sirkuler menebal untuk membentuk spinkter urethra internum.
Pada lengkungan urethra, seluruh bagian utama kelenjar prostat terbuka sampai ke
urethra prostatika. Ujung urethra melebar dan menonjol dari dinding posterior disebut
verumontanum. Celah orificium kecil dari utrikulum prostat ditemukan pada bagian apex
dari verumontanum dan terlihat melelui sistoskopi. Utrikulum panjangnya 6 mm sisa
mullerian terbentuk dari kantong kecil yang terproyeksi ke atas dan bawah prostat.
Pada pria dengan kelamin ganda, bisa terbentuk suatu divertikulum panjang yang
menonjol pada bagian posterior prostat. Pada bagian lain dari orificium utrikula, 2
pembukaan kecil pada duktus ejakulatorius bisa terlihat. Duktus ejakulatorius terbentuk
dari persambungan vas deferens dengan vesikula seminalis dan masuk ke basis prostat
yang bergabung dengan vesica urinaria.
Secara umum kelenjar prostat berbentuk tubuloalveolar dengan sedikit
percabangan dan sejajar dengan epitel kuboid atau kolumner. Penyebaran sel
neuroendokrin, yang fungsinya tidak diketahui, ditemukan diantara sel sekretorius.
Dibawah sel epitel, sel basal terletak sejajar setiap asinus dan akan menjadi stem
sel untuk epitel sekretorius. Setiap asinus terlindungi oleh otot polos yang tipis dan
jaringan ikat.
6

Jaringan kelenjar membentuk tiga buah gugusan konsentris, dibedakan oleh lokasi
duktus masing-masing ke dalam urethra, perbedaan lesi patologinya dan pada beberapa
kasus berdasarkan embryologinya, yaitu :

Gugusan mucosal (zone transisional)


Sekitar 5% dari volume prostat, yang terletak paling profunda dengan saluran
keluarnya yang bermuara ke dalam urethra disebelah cranial dari colliculus seminalis.
Benign Prostat Hypertrophy (BPH) umumnya muncul dari

zone ini. BPH awalnya

merupakan mikronodul kemudian berkembang membentuk makronodul disekitar tepi


inferior dari urethra preprostatik tepat diatas verumontanum. Makronodul ini selanjutnya
menekan jaringan normal sekitarnya pada posteroinferior zone perifer dengan
membentuk kapsul palsu disekitar jaringan hyperplasia.
Perkembangan zone transisi ini menghasilkan gambaran lobus pada sisi atas
urethra, Lobus ini pada saatnya akan menekan urethra pars prostatic dan preprostatik
untuk menimbulkan gejala. . Sekitar 20% dari adenocarsinoma terjadi pada zone ini.

Gugusan submucosal (zone sentral)

Terletak terletak dibagian intermedia, saluran keluarnya bermuara kedalam urethra


setinggi colliculus seminalis. Duktus zone central timbul secara sirkumferensial
disekeliling pembukaan duktus ejakulatorius. Zone ini mengandung 25% dari volume
prostat dan membentuk kerucut disekeliling duktus ejakulatorius pada bagian dasar
vesica urinaria.
Zone ini memiliki karakteristik secara struktural dan imunohistokimia yang
berbeda dari bagian prostat yang lain, dan diduga berasal dari sistem duktus Wolffian
(umumnya mirip dengan epididimis, vas deferens dan vesica seminalis) dimana bagian
prostat yang lain berasal dari sinus urogenital. Berdasarkan hal tersebut zone sentral
jarang terkena penyakit, hanya 1 5% adenokarsinoma yang timbul pada lokasi ini
sekalipun terinfiltrasi oleh sel kanker dari zone yang berdekatan.

Gugusan utama (glandula prostatica propria / zone perifer)

Bentuk besar sekitar 70% dari volume prostat dan membungkus kedua gugusan
lainnya, kecuali bagian depan, dihubungkan satu sama lain oleh isthmus prostat (serabut
otot polos) yang tidak bersifat kelenjar. Gugusan ini mempunyai saluran keluar yang
bermuara ke dalam sinus prostaticus sepanjang tempat masuk urethra pars prostatika
(post spinkter). Sekitar 70% kanker prostat timbul pada zone ini dan umumnya
disebabkan oleh prostatitis kronik.

Lebih dari 1/3 massa prostat mengandung stroma fibromuskular anterior


nonglandular. Bagian ini normalnya terbentang antara collum vesica urinaria sampai
spinkter striata, meskipun kemungkinan bagian ini dapat digantikan oleh jaringan
kelenjar pada pembesaran adenomatosa prostat. Bagian ini juga secara langsung
bersambung dengan capsul prostat, fascia visceral anterior dan bagian anterior spinkter
preprostatik yang terdiri dari elastin, kolagen dan otot polos, yang jarang diinvasi oleh
karsinoma.
Prostat terbagi dalam beberapa lobus. Secara klinis prostat membentuk tiga buah
lobus, yaitu dua buah lobus lateralis dan sebuah lobus medius. Kedua lobus lateralis
dibagi oleh sulcus sentralis yang dapat dipalpasi pada pemeriksaan colok dubur dan
dihubungkan satu sama lain disebelah ventral urethra oleh isthmus prostatae, yang tidak
tampak dari luar. Lobus lateralis merupakan pembentuk massa prostat yang utama.

Lobus medius, merupakan bagian yang berbentuk kerucut dari prostat dan terletak
antara kedua ductus ejaculatorius dan urethra. Mempunyai ukuran ukuran yang
bervariasi, terletak menonjol ke dalam urethra pars cranialis pada permukaan posterior,
dan menyebabkan terbentuknya uvula vesicae. Hypertrophi lobus medius dapat
menghalangi pengeluaran urine.
Pembagian lobus ini tidak mempunyai hubungan dengan struktur histologik pada
prostat normal, tetapi umumnya berhubungan dengan pembesaran patologik dari zone
transisional bagian lateral dan kelenjar periurethral pada bagian sentral.

VASKULARISASI DAN ALIRAN LYMPHE


Arteri
Ramus prostaticus dipercabangkan oleh arteria vesicalis inferior. Prostat
seringkali juga mendapatkan suplai darah darah dari percabangan arteria rectalis superior.
Apabila ada arteria rectalis media maka ada percabangannya yang mensuplai prostat.

Ramus prostaticus memasuki prostat sepanjang garis posterolateral pada


hubungan antara prostat dengan bagian bawah vesica urinaria sampai ke apex prostat.
Ketika akan memasuki prostat arteri vesicalis inferior terbagi dalam dua cabang utama.
10

Arteri-arteri ini mendekati collum vesica urinaria pada posisi antara jam 1
sampai jam 5 dan posisi jam 7 sampai jam 11, dengan cabang paling besar pada bagian
posterior. Selanjutnya memutar kearah caudal sejajar dengan urethra, untuk mensuplai
urethra, kelenjar periurethral dan zone transisional. Begitupun pada pembesaran prostat
yang jinak, arteri ini yang terutama menyediakan suplai darah untuk adenoma.
Pada saat prostat direseksi atau dienukleasi, perdarahan yang paling penting
biasanya ditemukan pada collum vesica urinaria, terutama pada posisi antara jam 4 dan
jam 8.
Arteri capsular merupakan cabang utama yang kedua dari arteri prostat. Arteri ini
memiliki beberapa cabang kecil yang berjalan pada bagian anterior untuk
mempercabangkan ke dalam capsula prostat. Bagian terbesar dari arteri ini berjalan
posterolateral ke prostat dengan nervus cavernosus (serabut neurovaskuler) dan berakhir
pada diafragma pelvis. Cabang capsular menembus prostat pada sudut 90 o dan mengikuti
reticular band dari stroma untuk mensuplai jaringan kelenjar.

Vena
Pembuluh vena berjalan memasuki plexus venosus prostaticus disekitar sisi
anterolateral prostat, sebelah posterior ligamentum arcauata pubic dan bagian bawah dari
symphisis pubis, sebelah anterior dari vesica urinaria dan prostat.
Aliran utama berasal dari vena dorsalis penis profunda. Plexus juga menerima
ramus anterior vesicalis (plexus venosus vesicalis) dan prostatic (yang menghubungkan

11

dengan plexus vesicalis dan vena pudenda interna) dan mengalirkan / bermuara kedalam
vena vesicalis dan vena iliaca interna.

Lymphe
Pembuluh-pembuluh lymphe berjalan menuju ke lymphonodus iliacus internus.
Ada juga yang menuju ke lymphonodus iliacus externus dan lymphonodus sacralis
Pembuluh-pembuluh lymphe dari vas deferens berakhir pada lymphonodus iliacus

12

externus, sedangkan yang berasal dari vesica seminalis mengalir ke lymphonodus iliacus
internus dan externus.

Pembuluh lymphe prostat terutama berakhir pada lymphonodus iliacus internus,


lymphonodus sacralis dan lymphonodus obturator. Sebuah pembuluh lymphe dari
permukaan posterior bersama-sama pembuluh lymphe vesicalis menuju ke lymphonodus
iliacus extenus dan satu dari permukaan anterior mencapai lymphonodus iliakus internus
dari gabungan pembuluh lymfe yang mengaliri urethra pars membranosa.

13

INERVASI
Prostat menerima serabut-serabut saraf sympathis dan parasympathis dari plexus
nervosus prostaticus. Serabut-serabut parasympathis berasal dari medulla spinalis segmen
sacralis. Inervasi sympathis dan parasympathis dari plexus pelvis berjalan sepanjang
prostat sampai nervus cavernosa. Saraf mengikuti cabang dari arteri capsular untuk
mempercabangkan pada bagian kelenjar dan stromal. Saraf parasympathis berakhir pada
acinus dan merangsang sekresi, serabut sympathis menyebabkan kontraksi otot polos dari
kapsul dan stroma.

Penghambatan alfa-1 adrenergik mengurangi tonus stroma prostat dan tonus


spinkter preprostatik dan meningkatkan laju aliran kencing pada orang dengan BPH
14

(benign prostat hypertrophy), hal ini menjelaskan bahwa penyakit ini mempengaruhi
stroma dan epitel.
Gabungan peptidergic dan nitric oxida yang dikandung neuron juga telah
ditemukan pada prostat dan bisa menyebabkan relaksasi otot polos. Neuron afferen dari
prostat berjalan sepanjang plexus pelvis sampai pelvis dan pusat spinal thoracolumbar.
Suatu blok prostatik mungkin bisa didapatkan dengan menyuntikkan anestesi lokal ke
dalam plexus pelvis.

15

DAFTAR PUSTAKA

1. Standring S. Prostate. Dalam Grays Anatomy The Anatomical Basics of Clinical


Practice. Thirty-Ninth Edition. Editor Ellis H, Healy JC. Churchill Livingstone.
2. Widjoseno G. Saluran Kemih dan Alat Kelamin Lelaki . Dalam Buku Ajar Ilmu
Bedah. Editor Sjamsuhidajat R, de Jong W. Edisi 2. EGC Jakarta; 2005.
3. Luhulima JW. Urogenitalia. Diktat Kuliah Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin. Makassar; 2002
4. Basmajian JV, Slonecker CE. Grant Metode Anatomi Berorientasi Pada Klinik.
Edisi Kesebelas Jilid Satu. Editor Harjasudarma M. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.
5. Rahardjo D. Prostat. Dalam : Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah Staf
Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Binarupa Akasara; 1995.
6. Faiz O, Moffat D. Viscera Pelvis. At a Glance Series Anatomi. Erlangga, Jakarta;
2002.
7. Purnomo B. Dasar-dasar Urologi. SMF/Lab Ilmu Bedah RSUD Dr. Saiful Anwar
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang; 2003.
8. Snell RS. Clinical Anatomy An Illustrated Review with Questions and
Explanations. Fourth Edition. Lippincott Williams & Wilkins, USA; 2004.
9. Walsh, Retik, Vaughan, Wein. Prostate. Dalam Campbells Urology. Editor
Kavvoussi, Novick, Partin, Peters. Eight Edition. Saunders.
10. http://www.prostatecentre.ca/prostate.html. Anatomy of the Prostate
11. http://www.prostatecentre.ca/prostate.html. Anatomy of the Prostate Gland
12. http://www. prostateline.com. Anatomy of the Prostate Gland
16

13. http://training.anatomy.com. Prostate Gland Anatomy and Physiology


14. Scwartz SI, Shires GT, editor. Urology. Dalam Principles of Surgery. Part II.
Seventh Edition. McGraw-Hill : 1999
15. Hamilton WJ, editor. Prostate. Dalam Textbook of Human Anatomy. Second
Edition.
16. Gardner E, Gray DJ, ORahilly R. Pelvis. Dalam Anatomy A Regional Study of
Human Structure. Fourth Edition. WB. Saunders Company.
17. Williams RD, Cooper CS, Donovan JF. Urology. Dalam Lange Current Surgical
Diagnosis and Treatment Fourth Edition.. Way LW, Doherty GM, editor.
McGraw Hill; 2003
18. Hollinshead WH. Anatomy for Surgeons. Volume 2. A Hoeber-Harper
Interanational Edition.

17

You might also like