You are on page 1of 42

Mengenal Ikan Discus Lebih Dekat

Discus adalah spesies ikan air tawar asli lembah Sungai Amazon, Amerika Selatan. Discus
pertamakali dikenalkan pada tahun 1840 oleh Dr. Heckel dengan nama Symphysodon Discus.
Varian Discus aslinya digolongkan ke dalam 3 jenis berdasarkan warna, yaitu Symphysodon
aequifasciata aequifasciata (Green Discus), Symphysodon aequifasciata axelrodi (Brown
Discus), dan Symphysodon aequifasciata haraldi (the blue variant). Seiring dengan semakin
banyaknya orang yang tertarik memelihara Discus, bahkan di beberapa Negara di Asia,
budidaya Discus telah menjadi industri besar. Dari situ banyak kegiatan penelitian dan usaha
yang dilakukan untuk menghasilkan strains baru dari ikan Discus. Sehingga tak heran jika
saat ini tercatat terdapat puluhan strains ikan Discus yang ada di pasaran. Discus sangat
populer sebagai ikan akuarium dan kadang disebut sebagai rajanya ikan hias.
Discus yang indah dan memiliki bentuk yang sempurna, berasal dari bibit dan kondisi
pertumbuhan yang baik sejak lahir.
Diskus adalah jenis ikan yang hidup secara berkelompok (social fish). Bahkan di alam bebas,
aslinya mereka hidup dalam kelompok besar dan merupakan salah satu dari sedikit jenis ikan
yang mampu belajar. Oleh karenanya, harus diingat bagi para hobbies untuk membeli ikan
diskus dalam jumlah lebih dari satu. Diskus membutuhkan interaksi sosial sesama mereka
untuk memunculkan karakter asli ikan diskus.
Tips berikut (tidak berurutan) menjelaskan bagaimana memilih diskus yang dalam kondisi
baik dan sehat.
1) Perhatikan bentuk tubuhnya secara utuh.
Carilah bentuk yang paling sempurna lengkungnya (mendekati bulat), tidak berbelok
sedikitpun. Setiap penyimpangan bentuk harus dijadikan pertimbangan untuk tidak dipilih.
Untuk seorang pemula hal ini mungkin sulit. Oleh karenanya, anda harus banyak mencari
informasi tentang bentuk Diskus pada usia yang berbeda-beda dari beberapa penjual yang
berbeda. Selain itu, anda dapat juga mencari foto-foto Diskus yang menjadi juara pada kontes
ikan.
2) Periksa bagian hidung.
Ini harus bulat sekitar hidung dan bagian mulut.
3) Periksa mata.
Ini adalah kriteria yang sangat penting untuk mendapatkan diskus. Anda dapat
membandingkan mata ikan-ikan sebelumnya untuk melihat perbedaannya. Proporsi besar
mata dan tubuh diskus perlu diperhatikan. Jika mata terlalu besar untuk ukuran tubuhnya, itu
pertanda ada masalah pertumbuhan yang kurang baik. Selain itu, pada dasarnya warna mata
diskus yang baik adalah merah, namun anda harus berhati-hati karena banyak pedagang
yang menambahkan hormon tertentu agar mata diskus tampak merah. Biasanya
penambahan hormone ini hanya akan bertahan 2 minggu sampai 1 bulan saja, kemudian
warna mata diskus akan kembali seperti aslinya.
Diskus yang pertumbuhannya terhambat, tubuhnya tidak lebih besar dari 4-5 inci. Ciri-cirinya,
umumnya memiliki bentuk tubuh oval (bukan bulat). Di sisi lain, perlu diingat bahwa situasi ini
TIDAK ada hubungannya dengan kesuburan ikan. Dengan kata lain, diskus yang terhambat
perkembangannya, masih dapat menghasilkan anak. Dan masih bisa mendapatkan anak ikan
bayi yang sehat.

4) Semua sirip adalah penting.


Sirip harus tumbuh sempurna di sekeliling bentuk bundar ikan. Sirip atas dan bawah harus
tampak seperti bagian dari tubuh (menyatu). Sirip atas dan bawah tidak menutupi ekor atau
memliki jarak yang besar sebelum ekor. Selain itu, ekor harus transparan. Setiap warna pada
suatu daerah dekat dengan tubuh umumnya menunjukkan tanda pengobatan hormon.
Selain itu, sirip dubur berwarna merah justru menjadi keistimewaan. Tentu saja harus diingat
bahwa beberapa strain genetik mungkin tidak memiliki sirip dubur merah.
5) Jika anda melihat diskus usia di bawah 4 bulan dengan pewarnaan hampir penuh
dan pola yang utuh harap berhati-hati.
Karena sebagian besar strain baru menunjukkan warna dan pola setelah sekitar usia 4-6 bulan
dan menunjukkan warna dan pola yang utuh saat mencapai usia 12-14 bulan. Jika anda
mendapatkan diskus yang masih kecil dengan wana utuh, mungkin itu karena penambahan
hormon.
oleh karenanya, kombinasi pewarnaan vs ukuran menjadi penting. Kombinasikan juga ini
dengan ukuran mata. Anda dapat menemukan apakah ikan terhambat berkembang atau ada
pengaruh hormon. Tentu saja, anda harus mengamati banyak strain yang berbeda untuk
dapat membuat pilihan yang tepat. Disarankan bagi anda untuk terlibat di dalam milis dan
forum di internet atau majalah, di mana anda dapat melihat gallery foto diskus yang baik.
7) Yang paling penting adalah untuk melihat apakah ikan dalam kondisi baik atau
tidak.
Jika wilayah paling tebal adalah wilayah insang & mata dan jika ikan tidak menunjukkan
pewarnaan cerah dan terpola, ada kemungkinan terdapat masalah dengan ikan. Mungkin
memiliki penyakit HITH (lubang di kepala) atau penyakit lain
8 ) Sirip mungkin tampak seperti dimakan atau tidak mulus.
Ini mungkin karena kondisi air yang buruk dan bukan hal yang penting untuk
dipertimbangkan. Jika ikan semakin besar, masalah ini akan hilang dengan sendirinya.
9 ) Periksa apakah diskus menggunakan insangnya dengan baik atau tidak.
Jika ikan tidak menggunakan salah satu insangnya, ini berarti bahwa ikan memiliki penyakit
insang.
10) Perhatikan saat berenang.
Diskus yang sehat, berenang menggunakan semua sirip dalam posisi sirip tegak (berdiri).
11) Diskus pada dasarnya ikan yang pemalu, jadi jika terlihat tidak aktif dan
bersembunyi bukan berarti sedang sakit. Kadang-kadang kehadiran orang banyak
disekitar akuarium membuat diskus malu. Atau pencahayaan yang berlebihan bisa juga
membuat stress. Setiap getaran dalam aquarium juga akan membuat stres. (Indofishtrade)

Ikan Manfish yang dikenal juga dengan istilah 'Angel fish' ialah termasuk ikan bertulang sejati.
Disebut Angel Fish, karena bentuk dan warnanya yang menarik dan gerakkannya yang
tenang. Habitat asli ikan ini berasal dari perairan Amazon, Brazil, Columbia dan Peru di
wilayah Amerika Selatan.
Ia hidup di perairan air tawar (pH 6 8) yang tenang arus airnya dan punya banyak tanaman
air. Suhu air ideal untuk Manfish berkisar 24 30 oC. Ukuran ikan Manfish bisa mencapai
panjang 7,5 cm (di kepustakaan ada yang menyatakan panjangnya bisa lebih dari 25 cm).
Manfish (Pterophyllum scalare) tergolong ke dalam famili Cichlidae, mempunyai ciri-ciri
morfologis dan kebiasaan sebagai berikut:
- Memiliki warna dan jenis yang bervariasi
- Bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak panah
- Sirip perut dan sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor, sehingga tampak
sebagai busur yang berwarna gelap transparan
- Pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke bagian
ekor.
- Menjaga dan melindungi keturunannya.
- Bersifat omnivorus
- Tergolong mudah menerima berbagai jenis makanan dalam berbagai bentuk dan sumber
Beberapa jenis ikan Manfish yang dikenal dan telah berkembang di Indonesia antara lain:
Diamond (Berlian), Imperial, Marble dan Black-White.
Manfish Diamond (Berlian) berwarna perak mengkilat sampai hijau keabuan. Pada bagian
kepala atas terdapat warna kuning hingga coklat kehitaman yang menyusur sampai bagian
punggung.
Manfish Imperial mempunyai warna dasar perak, tetapi tubuhnya dihiasi empat buah garis
vertikal berwarna hitam/coklat kehitaman.
Manfish Marble memiliki warna campuran hitam dan putih yang membentuk garis vertikal.
Sedangkan Manfish Black-Whitemempunyai warna hitam menghiasi separuh tubuhnya
bagian belakang, dan warna putih menghiasi separuh bagian depan termasuk bagian kepala.
Klasifikasi angelfish menurut Schultze (1823) sebagai berikut:
Kingdom : Animalia

Sub Kingdom : Metazoa


Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Superclass : Osteichthyes
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Cichlidae
Genus : Pterophyllum
Species : Pterophyllum scalare
Untuk melakukan pembibitan dan pemeliharaan ikan manfish sampai layak jual, diperlukan
perawatan yang baik. Perawatan yang baik meliputi perawatan kondisi air yang baik dan
terebas dari zat-zat kimia berbahaya seperti amoniak dan lain-lain. Selain itu kondisi kolam
harus cukup tersedia oksigen sebagai zat penting untuk ikan.
Untuk menambahkan kandungan oksigen terlarut dalam air perlu dipasang aerator. Untuk
menyaring kotoran dalam kolam ikan manfish biasanya ditambahkan filter kolam yang
menyaring kotoran fisik maupun kimia.
Pengelolaan Induk
Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai 6 7 bulan, dengan ukuran
panjang 7,5 cm, untuk yang jantan dan 5 cm, untuk yang betina. Ukuran yang sering
diperjual belikan secara aman adalah sebesar koin. Hati-hati jika membeli ikan untuk indukan
di kios-kios, sebab sering kali ikan-ikan tersebut sudah masuk tahap di afkir, sehingga tidak
akan baik jika dipakai sebagai indukan.
Untuk mencapai hasil yang optimal, induk harus dikelola dengan baik, antara lain dengan
pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk, cacing Tubifex, atau Chironomous.
Selain itu, karena induk ikan manfish sangat peka terhadap serangan penyakit, maka perlu
diberikan obat antibiotik secara periodik Obat yang biasa digunakan antara lain
Oxytetracycline dan garam.
Ciri Seksual
Sebelum ikan ini dewasa, susah membedakan antara jantan dan betinanya. Sebelum
dipijahkan, induk manfish dipelihara secara massal ( jantan dan betina ) terlebih dahulu
dalam satu akuarium besar (ukuran 100 x 60 x 60 cm3). Betina yang siap bertelur, kelihatan
gendut pada perutnya dan dikelamin terlihat menonjol keluar. Setelah telur matang dan
masuk waktunya kawin, mereka mencari pasangan yang cocok. Induk manfish yang akan
kawin selalu berpasangan, berenang berdampingan dan memisahkan dari ikan lainnya. Induk
yang berpasangan tersebut sudah dapat diambil dan dipijahkan pada tempat pemijahan.
Selain itu dapat dilakukan dengan memasangkan induk manfish secara langsung setelah
mengetahui induk jantan dan betina. Induk jantan memiliki ciri-ciri ukuran tubuh yang lebih
besar dibandingkan dengan induk betina. Kepala induk jantan terlihat agak besar dengan
bagian antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung, serta bentuk badan lebih
ramping dibandingkan dengan ikan betina.
Sementara induk betina memiliki ciri-ciri, ukuran tubuh yang lebih kecil dan bentuk kepalanya
yang lebih kecil dengan bagian perut yang lebih besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.
Teknik Pemijahan
Setelah induk memijah, penetasan telur dapat segera dilakukan. Penetasan telur ada

beberapa cara:
Substrat yang telah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam aquarium
penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar telur senantiasa terendam air,
untuk itu dapat digunakan baskom atau wadah lain yang dimasukkan ke tempat pemijahan
Cara kedua yaitu telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas (2 ~ 3 hari)
benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke aquarium. Pemindahan
benih dilakukan dengan cara yang sama
Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 60 x 50 x 40 cm3 dengan tinggi air 30 40 cm.
Selanjutnya beri tambahan oksigen dengan menggunakan pompa udara. Akuarium juga perlu
diberi aerasi untuk menyuplai oksigen. Ikan manfish akan menempelkan telurnya pada
substrat yang halus, misalnya pakai kaca yang di taruh dalam akuarium secara miring, ada
juga pakai batang kayu, keramik lantai, cone yang dijual di toko akuarium, atau yang lazim
dipakai para peternak adalah potongan pipa PVC yang telah disiapkan/ditempatkan dalam
akuarium pemijahan.
Karena ikan manfish cenderung menyukai suasana yang gelap dan tenang, maka pada
dinding akuarium dapat ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap. Induk manfish
akan memijah pada malam hari. Induk betina menempelkan telurnya pada substrat dan
diikuti ikan jantan yang menyemprotkan spermanya pada semua telur, sehingga telur-telur
tersebut terbuahi.
Jumlah telur yang dihasilkan setiap induk berkisar antara 500 1000 butir, tergantung jenis
dan besar ikannya. Selama masa pemijahan tersebut, induk tetap diberi pakan berupa cacing
Tubifex, Chironomous atau Daphnia.
Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva
Telur yang menempel pada substrat, selanjutnya dipindahkan ke akuarium penetasan telur
(berukuran 60 x 50 x 40 cm3) untuk ditetaskan. Pada air media penetasan sebaiknya
ditambahkan obat anti jamur, antara lain Methyline Blue dengan dosis 1 ppm.
Untuk menjaga kestabilan suhu, maka ke dalam media penetasan telur tersebut digunakan
pemanas air (water heater) yang dipasang pada suhu 27 28 oC.
Telur manfish akan menetas setelah 2 3 hari, dengan tingkat penetasan telur berkisar 70
90 %. Selanjutnya paralon tempat penempelan telur diangkat dan dilakukan perawatan larva
hingga berumur 2 minggu.
Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi makan. Setelah lepas
dari substrat (3 ~ 4 hari) dapat diberikan makanan berupa rotifera atau kutu air yang
disaring, selama 5 ~ 7 hari. Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan larva tersebut berupa pakan alami yang sesuai
dengan lebar mulut larva dan memiliki kandungan protein yang tinggi, antara lain nauplii
Artemia sp. Pakan tersebut diberikan 2 kali sehari ( pagi dan sore ) hingga larva berumur 7
10 hari diberi kutu air dan benih mulai dicoba diberi cacing rambut (cacing Tubifex).
Pendederan dan Pembesaran
Setelah berumur 2 minggu, benih tersebut dapat dilakukan penjarangan untuk kemudian
dilakukan pendederan sampai ikan berumur satu bulan.mLangkah berikutnya adalah
memanen benih tersebut, untuk dipindahkan ke dalam bak / wadah pembesaran.
Pembesaran dapat dilakukan dengan akuarium, bak fiber, bak semen, kolam terpal hingga
kolam lumpur yang luas. Jika dipelihara pada kolam lumpur pakan alami akan lebih banyak
tersedia sehingga pemberian makanan tambahan tidak begitu banyak. Jika dipelihara pada
akuarium atau kolam semen ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Setelah benih memakan cacing rambut, perlu dilakukan penjarangan di aquarium yang lebih
besar. Pada 1,5 bulan dapat ditebar sebanyak 1.000 ekor benih pada bak tembok berukuran
(1,5 x 2) meter persegi dengan tinggi air 15 20 cm.

Selanjutnya penjarangan dilakukan 2 minggu sekali dengan membagi dua, sehingga tiap
kolam diisi 100 ekor / m2.
Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air ditambah serta
diberi pompa udara.
Pembersihan kotoran dilakukan setiap hari dengan menyiphon dan air sebagaimana semula,
atau jika kolam/akuarium memiliki sistem filter yang baik tidak perlu melakukan pembersihan
air, cukup menambahkan air jika mulai berkurang. Penggantian air sebagian bisa dilakukan
seminggu sekali.
Selama masa pembesaran, diupayakan agar ada aliran air ke dalam wadah pembesaran
walaupun sedikit. Pakan yang diberikan berupa cacing Tubifex atau pellet sampai benih
berumur 2 bulan. Ukuran yang dicapai biasanya berkisar 3 5 cm. Jika pakan dan kualitas
air mendukung, keberhasilan pada masa pembesaran dapat mencapai 70 90 %.
Selanjutnya benih manfish dapat dibesarkan lagi hingga mencapai ukuran calon induk atau
induk dengan padat penebaran yang lebih kecil.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Penyakit dan Penanggulangannya
Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan
pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan.
Beberapa jenis parasit yang biasa menyerang benih/induk Manfish antara lain adalah :
Trichodina sp., Chillodonella sp. dan Epystilys sp. Sedangkan bakteri yang menginfeksi adalah
Aeromonas hydrophilla.
Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menanggulangi serangan penyakit parasitek
antara lain : Formalin 25%, NaCl 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial dapat
digunakan Oxytetrachycline 5 10 ppm dengan cara perendaman 24 jam.

Ekspor Ikan Hias

Perkembangan perdagangan ikan hias Indonesia di dunia mengalami peningkatan hingga


awal tahun 2014 ini, peningkatan tersebut menyebabkan Indonesia kini merupakan negara
pengekspor ikan hias terbesar di 5 besar di dunia, negara utama tujuan ekspor ikan hias
Indonesia tidak berubah yaitu Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Hongkong, China, Malaysia
dan beberapa negara di Eropa. Untuk itulah PT Skytrans Logistics hadir sejak 2003 untuk
membantu mengekspor semua komoditi Live Tropical Fish ( LTF ) dan tumbuh berkembang
sebagai mitra terpercaya untuk perusahaan ataupun perorangan yang membutuhkan jasa
ekspor LTF. Kini kami hadir lebih dekat dengan service dan pelayanan yang bisa dihubungi 24
jam di no telephone 02135926555, 087781666565 dan BBM 755d7573. Oleh sebab itu
percayakanlah urusan ekspor LTF anda kepada PT Skytrans Logistics yang akan memberikan
pelayanan maksimal.

Cara memelihara ikan discus

Cara memelihara ikan discus, sebenarnya sama saja dengan memelihara ikan hias lain.
Namun demikian, karena sifat ikan discus yang mudah stress dan harganya termasuk mahal,
maka hobiist memberikan perhatian yang lebih ketika memeliharanya. Kompensasinya adalah
bila kualitas ikan discus memang bagus, dan dipelihara dengan baik, maka keindahan pattern,
warna dan ukuran mampu mengusir stres hobiist.

Ikan discus yang umumnya dijual dipasar lokal memiliki banyak pattern dan warna yang
semakin beragam sebagai filial dari kawin silang indukannya. Penamaannya juga jadi
beragam dan tidak mudah untuk mengingat semuanya. Jadi daripada menyebut nama jenis
ikan discus ketika hendak membelinya di toko ikan hias, lebih baik kita mencarinya di gerai
terpercaya, dan melihat langsung penampakan ikan discus tersebut. Cara hunting ikan discus
sama dengan cara hunting ikan koi, reputasi gerai (toko ikan hias) dan ketelitian yang dibekali
dengan pengetahuan yang memadai merupakan kunci untuk memperoleh ikan discus yang
bagus.

Adapun ciri-ciri ikan discus yang bagus (berdasarkan informasi karyawan senior toko ikan hias
dan referensi lain) adalah :

Warna kulit cerah, tidak berselaput/mengeluarkan lendir yang berlebihan.


Sisik ikan bersih/tidak terkelupas, tidak berbintik putih,discus7 dan sirip bersih, lengkap dan
seimbang.
Warna mata bening, tidak berselaput atau tidak ada bercak putih, dan tidak terlalu
menonjol ke luar.
Bentuk tubuh ideal, tidak kurus/tipis, dan menampakan ketebalan pada dahi.
Insang ki-ka membuka dan menutup bersamaan dan teratur.
Gaya berenang yang tenang.
Pattern pada badan/sirip biasanya akan timbul bertahap mulai ukuran ikan 2 inc. // hati-hati
bila ikan berukuran < 2 inc tetapi pattern-nya sudah jelas dan relatif penuh, ada kemungkinan
ikan diberi pakan yang mengandung hormon tertentu (pembeli biasanya kecewa setelah
dipelihara, pattern-nya memudar).
Usahakan membeli ikan discus yang berukuran minimal 2 inc, sebab ciri-ciri ikan yang
sehat dan bagus sudah relatif mudahdiscus2 diidentifikasi, dan relatif lebih tahan
terhadapserangan penyakit/parasit.

Sedangkan ciri-ciri ikan discus yang stress/sakit/terserang penyakit/secara genetis kurang


bagus adalah :

Kulit cenderung hitam, atau garis vertikal/stress bar (jumlahnya 6 18 bar) yang
mencolok/terlalu tampak menandakan ikan discus stress

Terdapat bintik putih pada sisik, atau sirip tidak lengkap/cacat yang mungkin terserang fin
root.
Warna mata tidak bening, berselaput atau terdapat bercak putih yang menandakan ikan
discus terserang penyakit. Atau mata terlalu menonjol ke luar yang disebabkan karena
kualitas air yang buruk sehingga ikan discus terjangkit intestinal bakteri yang dapat
mengakibatkan pop eye (mata terlalu menonjol ke luar). Atau ukuran mata yang terlalu besar
dibandingkan dengan postur secara keseluruhan yang menandakan pertumbuhan ikan discus
terhambat. Atau mata ikan discus yang (cenderung) hitam menandakan adanya penyakit dan
terlalu lama terkontaminasi obat-obatan (akibat treatment yangdiscus1 terlalu lama).
Bentuk tubuh kurus/tipis, yang mungkin disebabkan oleh kekurangan pakan (discus mogok
makan/kalah bersaing/pakan tidak berkualitas) atau faktor genetika indukan yang kurang
bagus.
Ikan bernafas dengan satu insang yang menandakan ikan terserang kutu insang. Atau ikan
bernafas terlalu cepat yang menandakan kekurangan oksigen.
Ikan melakukan gerakan-gerakan aneh atau menggesekan tubuhnya ke benda disekitarnya
yang menandakan terserang parasit/kutu/jamur/bakteri baik pada badan/sirip atau
insang.discus3
Pattern pada badan/sirip yang tidak keluar, atau pudar/tidak cerah padahal ikan sudah
berukuran lebih dari 2,5 inc yang menandakan kualitas ikan discus secara genetis kurang
bagus. Warna yang pudar/tidak cerah dapat juga disebabkan karena pemberian pakan yang
tidak tepat. Ada kemungkinan lain yang menyebabkan pattern dandiscus4 warna ikan discus
yang kita beli ternyata memudar/tidak cerah setelah dipelihara padahal pakannya sudah
tepat, hal tersebut mungkin karena oleh penjualnya ikan discusdiscus7 tersebut diberi pakan
yang mengandung hormon pencerah warna supaya terlihat bagus dan menarik pembelinya,
padahal kualitas ikan discus tersebut secara genetis kurang bagus.
Jenis ikan discus yang berwarna solid (misal : marlboro, blue diamond, pigeon)
yangmemiliki spot hitam dibagian kepala dan sirip menandakan secara genetis kualitas
indukan yg kurang bagus yang memang sudah memiliki spot hitam sebelumnya. Tetapi spot
hitam tersebut mungkin juga disebabkan karena penggunaan lampu dengan intensitas
spektrum warnadiscus6 merah yang berlebihan (misal : penggunaan lampu UV).

Faktor yang perlu diperhatikan dalam memelihara ikan discus :

Akuarium : (1) Kelengkapan akuarium harusdiscus8 diperhatikan, terutama sistem filtrasi,


water heater (bila suhu ruangan dibawah suhu kamar), dan termometer air ikan
discusdiscus10 umumnya hidup pada suhu yang lebih hangat, tetapi kestabilan suhu jauh
lebih penting ; (2) Parameter air harus stabil baik kesadahannya maupun suhunya (kondisi ini
yang perlu dijaga) ; (3) Kualitas air harus benar-benar diperhatikan, pada masa-masa awal,
sebaiknya air dikuras (minimal 50%) seminggu sekali dan selalu menambahkan garam ikan
secukupnya (bila filter sudah bekerja optimal, biasanya kualitas air relatif lebih stabil,
sehingga frekuensi dan volume pengurasan air dapat dikurangi (5) Saya cenderung
menggunakan hanya filter biologi yang terbagi menjadi 3 kamar/ruang, yaitu r.1 filter kasar
(busa yang bagus), r2 filter biologi berupa bioball (lapisan atas) dan bioceramic (lapisan
bawah), dan r3 tempat pengendapan // saya menerapkan model filter untuk ikan koi dalam
skala mini.

Pakan : (1) Pilihlah pakan yang bertekstur halus ; (2) kita dapat melatih ikan discus untuk
makan langsung dari tangan dengan cara bertahap dan menghindari gerakan-gerakan tangan
yang dapat mengagetkan ikan discus. Bila hal tersebut berhasil, makaikan discus tidak lagi
mudah stress dan terlihat jinak (cara tersebut sama prakteknya dalam menjinakan ikan koi).
Menggabungkan ikan discus dengan ikan hias lain dalam satu akuarium. Ikan discus harus
diperlakukan sebagai penghuni lama (memasukan ikan lain belakangan) untuk menghindari
stress berlebih yang berakibat mogok makan, lebih parahnya lagi pakan disambar oleh ikan
lain sehingga ikan discus tidak kebagian. Pada kondisi tersebut, daya tahan ikan discus akan
menurun, sakit/terserang penyakit dan berisiko mati). Dengan demikian, sebaiknya kita tidak
perlu memaksakan keinginan untuk menggabungkan ikan discus dengan ikan hias lain dalam
satu akuarium.

Ikan Hias Sebagai Komoditas Unggulan Baru


16 Januari 2014 | Ditulis oleh : Yoga Demas Komar

P2HP - Perkembangan bisnis produk perikanan nonkonsumsi termasuk komoditas ikan hias di
Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat dan memiliki prospek yang
menjanjikan secara ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai perdagangan
produk perikanan nonkonsumsi, dengan capaian pada tahun 2011 adalah 565 miliar rupiah
dari target sebesar 350 milyar rupiah (161,43 %) dan mengalami peningkatan pada tahun
2012 sebesar 1,4 triliun rupiah dari target sebesar 1 triliun rupiah, sementara capaian pada
tahun 2013 adalah 1,7 triliun rupiah dari target 1,5 triliun rupiah.
Saut P. Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan, nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi
terus meningkat. "Ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan baru, meskipun masih
perlu upaya pengembangan yang lebih baik lagi," kata Saut.
Mengutip data KKP, sejak tahun 2011 nilai perdagangan ikan non konsumsi melebihi target
yang telah ditetapkan. Sekedar gambaran, tahun 2011 nilai perdagangan ikan non konsumsi
mencapai Rp 565 miliar, lebih tinggi dari target yang dipatok sebesar Rp 350 miliar.
Pada tahun 2012 nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi kembali meningkat
menjadi Rp 1,4 triliun. Menurut Saut, peningkatan nilai perdagangan ikan non konsumsi ini
lantaran pasokannya yang cukup tinggi.

Data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP menyebutkan, produksi budidaya ikan hias
tahun 2012 mencapai 938 juta ekor dan meningkat menjadi 1,04 miliar ekor pada tahun
2013.
Wilayah produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 Provinsi di seluruh Indonesia, dengan
sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten
dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pemasaran ikan hias Indonesia didominasi untuk pasar ekspor. Berdasarkan data dari United
Nation Commodity Trade Statistics Data Base, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada 2012

sebesar US$ 21,01 juta, atau 8,12% dari total nilai ekspor ikan hias di seluruh dunia yang
sebesar US$ 258,8 juta.
Direktur PT. Kampung Ikan Sutoyo mengatakan, pihaknya merintis ekspor ikan hias baru
November 2013 lalu dengan volume ekspor 60.000 ekor senilai US$ 30.000.Keunggulan
agroklimat di Tanah Air,belum tentu dimiliki negara lain. Atas dasar itu, pihaknya
menargetkan pertumbuhan ekspor tahun ini hingga US$200.000.
Sejumlah negara menjadi potensial buyer tengah dibidik seperti Uni Eropa dan Timur
Tengah.Saat ini, sudah ada sembilan negara seperti tengah melakukan penjajakan ekspor.
"Dua negara diantaranya Rusia dan Iran sangat berminat ikan hias dari Indonesia.
Sebelumnya, mereka hanya mengetahui Singapura sebagai produsen,"
Sebagai salah satu implementasi strategi tersebut, dalam rangka peningkatan akses pasar
luar negeri sebagai upaya meningkatkan kinerja ekspor ikan hias Indonesia, Ditjen P2HP, KKP
telah berpartisipasi pada pameran The 17th China International Pet Show (CIPS) 2013 yang
diselenggarakan pada tanggal 15 s.d 18 November 2013 bertempat di China Import and
Export Fair Pazhou Complex,Guangzhou dengan memfasilitasi beberapa pelaku usaha ikan
hias dan tanaman hias air dengan salah satu co-exhibitor pada Paviliun Indonesia adalah PT.
Kampung Ikan. Keikutsertaan KKP pada CIPS 2013 diharapkan dapat lebih mendorong promosi
kekayaan alam ikan hias Indonesia beserta ragam produknya, membuka terciptanya
hubungan ekonomi dan peluang kerjasama pemasaran antara pelaku usaha ikan hias
Indonesia dengan pelaku usaha ikan hias internasional yang bersifat B To B, G To G dan B To
G.
Sebagai tindak lanjut dari keikutsertaan pada pameran ikan hias Internasional tersebut, akan
dilakukan kegiatan ekspor ikan hias Indonesia ke Aljazair dan Srilanka yang akan dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 7 Januari 2014. Volume ikan hias yang diekspor mencapai 8.100 ekor
terdiri dari jenis-jenis Redline Torpedo Barb berkukuran 3,5 cm (Puntius Denisonii) dengan
negara tujuan ekspor ke Srilanka. Dan ekspor ikan hias selanjutnya akan dilaksanakan pada
tanggal 19 Januari 2014 ke Aljazair.

irsyad (085654553551) wahyu (05617543741) (xl-Wahyu wibowo) 087819450445


Ikan Hias Pontianak (Pontianak Ornamental Fish)
Jl. Pangeran Natakusuma Gg.Sekolah No.29
Kota Pontianak

Cara Pembenihan Budidaya Ikan Discus


Bagikan :
Cara Pemijahan Budidaya Ikan Discus adalah cara memperbanyak jumlah ikan
hias discus, dengan bentuk yang cantik dan terlihat bercahaya, ikan discus
merupakan jenis ikan yang saat memijah selalu bersama anaknya, sampai ukuran
tertentu. larva-larva ikan discus akan selalu mengikuti induknya saat baru menetas.

Ikan diskus adalah jenis ikan hias yang awalnya didatangkan dari sungai Amazon
(Brasil) sekarang sudah banyak di indonesia. Disebut diskus karena bentuk tubuhnya
mirip lempengan disk yang berdiri tegak. Diskus awalnya terdiri dari heckel discus,
brown discus, green discus, dan blue discus.

Bentuk tubuh ikan diskus ini pipih bundar dengan warna dasar coklat kemerahan
dengan garis berombak dan beraneka ragam tak beratur mulai dari dahi sampai
samping perut. Mata ikan diskus berwarna merah dan garis tengah tubuhnya paling
besar 15 Cm. Ikan diskus dikenal tidak suka mengganggu cenderung menyendiri atau
mengelompok dengan ikan sejenisnya.

Baca Juga : Cara Pembenihan Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)

Hal yan paling penting dalam budidaya adalah memilih indukan yang baik. Caranya
dengan budidaya sejak kecil. Setelah berumur 12-18 bulan, diskus ini akan memilih
pasangannya sendiri. Pasangan diskus inilah yang kita ambil dan dipindahkan untuk
dipijahkan.
Persiapan Tempat Pemijahan(Aquarium)
Aquarium cm
75x35x35

Suhu
28-30 c

Jumlah telur
50-350 butir

Ph
5-6 ppt

Isi air dengan kedalamann 25 cm kemudian masukan daun ketapang sebanyak


1 lembar dan 1 sendok garam non yodium

Diamkan selama 3 hari


Cara Permilihan Indukan Budidaya Ikan Discus

Ikan discus dapat berkembangbiak pada PH optimal 6,2 atau sedikit asam.
Ikan diskus merupakan ikan yang memilih pasangannya sendiri,
Pemilihan indukan jantan betina sebaiknya tempatkan beberapa ikan discus
pada satu aquarium
kemudian perhatikan beberapa ikan discus yang selalu berenang bersamasama.
kemudian ikan discus pisahkan dengan ikan yang lain.
Untuk satu aquarium sebaiknya tempatkan 4 ekor ikan discus dengan
perbandingan 1:1

Baca Juga : Budidaya Penggemukan Ikan Tuna

Cara pemijahan Budidaya Ikan Discus:


Masukkan induk diskus yang berpasangan ke dalam akuarium.
Pemberian Aerasi(filter)
Pasang paralon atau pot di dalam akuarium untuk menempelkan telor.
Telor yang baik akan menetas setelah 60 jam.
Setelah telor menetas, bersihkan larvanya lalu pindahkan ke tempat yang aman
dan bersih beserta induknya.

Setelah 3-4 hari larva diskus ini sudah dapat berenang dan mulai menggelayuti
induknya sambil menghisap lendir yang ada di sekujur tubuh induknya sebagai
makanan utama.

Diskus setelah berumur satu minggu baru bisa diberi makan berupa kutu
air atau larva artemia.
Cara Pembesaran Budidaya Ikan Discus:

Pindahkan anakan diskus berusia satu bulan dari induknya ke akuarium


berukuran 100 X 50 X 35 Cm. Setelah besar pindahkan diskus ke akuarium yang
lebih luas lagi.
Agar terlihat bagus, diskus sebaiknya ditempatkan di akuarium standar (induk
50 X 50 X 40 Cm dan anakan diskus 50 X100 X 35 Cm)
Agar ikan diskus tetap hidup dengan baik, sediakan pakan alami
seperti dapmia,cacing sutera, cacing super, jentik nyamuk, udang, dan sejenisnya.
Diskus juga suka mengkonsumsi pakan buatan campuran dari jantung, hati, daging,
udang, ikan, dan sayuran.
Sebaiknya, budidaya ikan diskus dilakukan secara kelompok. Budidaya secara
kelompok ini lebih efektif dan efisien. Budidaya secara kelompok juga memudahkan
proses pemasaran dan distribusi
Potensi Pasar
Harga ikan discus di pasaran yang tinggi dan perawatan serta pembudidayaan yang
relatif sederhana membuat banyak yang melihat potensi bisnis ini ke depan. Para
peternak discus umumnya mampu menjual discus anakan yang berukuran kira-kira 3
cm dengan harga sampai 50 ribu rupiah per ekor. Ini untuk jenis bambu kuning. Jenis
lainnya seperti red melon bahkan mampu dijual hingga 80-100 ribu per ekor. Melihat
harga yang sangat menggiurkan ini, tidak ada ruginya mengusahakan budidaya ikan
discus.
Sepandai - pandainya tupai melompat sesekali jatuh juga, Sepandai - pandainya
seseorang sekali waktu ada salahnya pula.

III. PEMIJAHAN DISKUS


3.1. Merawat Calon Induk
Calon induk ikan diskus dirawat dan dipelihara di akuarium. Untuk akuarium dengan
berkapasitas 135 L atau yang berukuran 80 x 40 cm dapat diisi calon induk sebanyak 24 ekor
diskus yang menginjak remaja. Seleksilah calon induk dengan sungguh-sungguh, kare
ena nantinya generasi inilah yang diharapkan dapat memberikan keturunan unggul.
Adapun criteria calon induk ikan diskus yang baik yaitu: Pertama calon induk harus sehat, sisik
tersusun rapi, sirip tidak cacat di tunjang dengan bentuk yang bulat. Gerakannya wajar, tidak
menyentak-nyentak ataupun terlalu lamban. Mata menonjol wajar, tidak melotot.
jika remaja diskus ini dipilih di antara kawannya, maka pastikanlah bahwa pilihan jatuh
pada remaja diskus yang paling bongsor. Dengan kriteria sederhana ini diharapkan bakal kita
peroleh induk-induk yang produktif, yang bukan saja menghasilkan anak yang banyak, namun
juga mampu tumbuh wajar.
Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari dengan cacing sutra ataupun dengan
jentik-jentik nyamuk. Makanan alami yang masih hidup ini harus dibersihkan dahulu sebelum
diberikan kepada diskus. Hal ini dilakukan untuk menghindari bibit penyakit. Selain itu akuarium
perlu dibersihkan 3 hari skali untuk membuang sisa makanan dan kotoran yaitu dengan cara
cukup disifon dengan menggunakan selang .
Akuarium pemeliharaan ini sebaiknya dilengkapi dengan filter sudut, selain dengan
aerator yang secara rutin mengeeluarkan gelembung udara. Untuk mengetahui suhu air setiap
saat dipasang thermometer, sehingga dapat diambil langkah pencegahan sedini mungkin jika
terjadinya kenaikan suhu maupun penurunan suhu secara drastis.
3.2. Seleksi Induk
Berbeda dengan ikan lain, seleksi induk harus dilakukan seketat mungkin. Seleksi
induk secara sembrono akan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Andaikan saja usaha
pembenihan diskus ini hanya bersifat coba-coba dengan memelihara beberapa induk saja, seleksi
induk harus tetap dilakukan secara sungguh-sungguh. Akibat langsung dari seleksi yang asalasalan tidak lain adalah kegagalan.
Membedakan kelamin diskus dapat dilihat dari bentuk mulut dan hidung. Pada diskus
dewasa, betina mempunyai bibir yang simetris, sama besar antara bibir atas dan bibir bawahnya.
Sedangkan jantan, bibir atasnya lebih menonjol. Jika melihat hidungnya, maka jantan mempunyai
bentuk hidung agak bengkok, dan ujung sirip punggunya meruncing.
Jika dilihat warna badan, maka akan terbuktilah induk jantan mempunyai badan yang lebih
berwarna-warni dibandingkan dengan yang betina. Selain itu warnanya menyebar keseluruh
tubuh, ini dapat dibuktikan terutama pada Green diskus. Betina Green mempunyai sedikit warna
pada wajah dan badannya sedangkan jantan berwarna cerah seluruhnya.
Melihat gerakannya, rata-rata jantan mempunyai gerakan reflek lebih dominan
dibandingkan dengan betina. Ini akan terlihat dari responnya menerima makanan. Jika kita
berikan makanan kedalam akiuarium, jantan akan menunjukan ketangkasannya dengan mencapai
makanan lebih dulu.
Cara yang di anggap paling tepat untuk membedakan jantan dan betina dengan cara
melihat langsung alat reproduksi masing-masing induk. Karena alat kelamin ini tidak berapa besar,

jalan satu-satunya dengan menggunakan kaca pembesar. Ikan jantan mempunyai alat kelamin
agak runcing, sedangkan yang betina berbentuk lebar dan bulat.
Di dalam akuarium pemeliharaan biasanya mereka akan memilih sendiri pasangannya lalu
memisahkan diri dari kelompoknya. Pasangan inilah yang kita ambil untuk dijadikan induk. Untuk
merawat induk diskus digunakan akuarium yang berkapasitas 90 l atau Akuarium yang berukuran
70 x 40 x 35 cm, dengan akuarium yang berukuran ini memudahkan kita untuk membersihkan dan
mengganti airnya.

Gambar 2. Induk diskus yang sudah berpasangan


Antara spesies yang satu dengan lainnya, waktu yang di perlukan untuk mencapai
kematangan kelamin tidak sama. Brown misalnya, memerlukan paling sedikit 12 bulan sebelum
bertelur. Lain dengan Blue Green yang rata-rata membutuhkan waktu 18 bulan. Sedangkan
Heckel membutuhkan waktu antara 15-20 bulan sebelum mau bertelur. Silangan diskus dari
berbagai spesies rata-rata membutuhkan waktu 18 bulan.
Untuk menjamin ketersediaan oksigen dan menguapkan karbondioksida kedalam
akuarium dimasukkan aerator. Selain itu juga diberikan heater untuk menjaga kesetabilan suhu
yang dikehendaki. Sebaiknya heater ini dipasang pada sisi belakang akuarium jangan sampai

mengganggu gerakan dan penglihatan diskus. Dan jangan lupa memasang thermometer di dalam
akuarium guna untuk memudahkan dalam pengecekan suhu.
3.3. Lokasi Akuarium
Carilah tempat yang tenang, namun menerima cahaya cukup dan sirkulasi udara lancar.
Hindarkan penempatan akuarium di tempat yang banyak dilewati orang. Jika ingin membudidaya
akan diskus secara besar-besaran memang sebaiknya dicarikan lokasi yang memadai, lapang
dan terhindar dari keberisikan. Kebiasaan melempar segala macam makanan kedalam akuarium
sebaiknya ditinggalkan. Gerakan yang mengagetkan apalagi dilakukan dengan cepat akan
membuat diskus ketakutan dan nervous. Bila akuarium ditempatkan satu-persatu, bukan disusun
dalam rak khusus, sebaiknya diskus diletakkan pada ketinggian 120 cm dari lantai. Upaya ini
dilakukan untuk memberi kesempatan diskus dapat melihat orang di depannya agar diskus
terbiasa dengan lingkungan di sekitarnya. Bila akuarium disusun dalam rak, untuk deretan
akuarium yang paling bawah boleh berada 1 m dari dasar lantai.
3.4. Proses Pemijahan
Induk Ikan Diskus yang sudah berpasangan dipisahkan dan ditempatkan dalam aquarium
pemijahan. Dalam 3-10 hari kemudian biasanya proses perkawinan mulai berlangsung. Pasangan
induk diskus saling berenang mengitari pasangannya, pada saat tersebut warna diskus akan
terlihat sangat intens, sirip-sirip mengembang penuh dan matanya terlihat berbinar, kemudian
mereka akan menentukan tempat bertelur berupa pipa PVC, pot bunga atau pecahan-pecahan
genting atau keramik. Sebelum proses perkawinan berlangsung biasanya induk diskus secara
bersama akan membersihkan substrat (tempat menempelnya telur). Setelah itu pasangan diskus
akan mulai meletakan telurnya, setelah telur pertama diletakkan, diskus jantan akan
membuahinya selama beberapa jam, induk yang dipersiapkan dengan baik, rata-rata akan
menghasilkan 100-200 butir telur. Terkadang mencapai 300-400 butir, tetapi ada juga yang hanya
menghasilkan 50-75 butir.

Gambar 3. Induk Diskus yang Sedang Melekatkan Telurnya


Setelah proses pemijahan berakhir, pasangan diskus akan menunggui telurnya, mereka
akan mengipasi telur tersebut dengan sirip dada, untuk mencegah adanya kotoran atau spora
jamur yang melekat. Selama menjaga telurnya, induk tetap harus diberi pakan dan kondisi
aquarium harus terlihat bersih. Dalam waktu 6 hari sejak proses pemijahan selesai, telur akan
menetas menjadi larva-larva kecil, yang kemudian akan berkembang menjadi diskus dewasa.
Induk diskus dapat dipijahkan kembali setelah satu bulan. Jika telur dipisahkan induk diskus dapat
bertelur dalam sebulan 5-6 kali.
3.5. Pemeliharaan Larva
Untuk mendapatkan benih diskus yang berkualitas baik, harus diperhatikan cara penetasan telur
dan perawatan larva. Ikan diskus tidak sepenuhnya dapat mengasuh anaknya, ada diskus yang
tidak dapat mengasuh anaknya. Hal ini sulit untuk diketahui penyebab utamanya, untuk itu dalam
pemeliharaan larvanya diterapkan tiga cara dalam pemeliharaan larva diskus diantaranya adalah :
a. Pemeliharaan larva secara alami
Telur yang dijaga oleh induknya pada saat penetasan. Dua hari setelah menetas larva diskus
sudah dapat bergerak meskipun belum terarah. Larva diskus akan menempel pada induk untuk
memakan lendir yang dihasilkan induknya hal ini berlangsung selama lima sampai tujuh hari.
Kemudian setelah berumur satu minggu mulai diberi makanan hidup berupa naupli Artemia
sampai diskus bisa memakan kutu air baru dihentikan dan diganti dengan pemberian cacing darah
sampai ikan dewasa atau berumur 1 bulan.
b. Pemeliharaan Larva dengan Inang asuh
Penetasan telur secara buatan dilakukan dengan cara telur dipisahkan dari induknya kemudian
telur akan menetas 2 - 3 hari, setelah larva berumur dua hari larva dipindahkan dari akuarium
penetasan dengan cara disifon. Ambil 5 ekor larva kemudian masukkan kedalam akuarium induk
yang sedang mengasuh anaknya yang ukurannya hampir sama dengan larva yang akan
dimasukkan. Apabila setelah tiga menit larva tidak dimakan oleh induk tersebut dan dapat
menempel pada tubuhnya, maka larva yang lain dapat dimasukkan kedalam akuarium tersebut.

Gambar 4. Induk diskus merawat anaknya.


c. Pemeliharaan larva secara buatan
Larva yang sudah dapat berenang dipindahkan kedalam baskom plastic dengan cara
disifon, secara perlahan-lahan larva yang ada dibaskom dimasukkan kedalam akuarium
pemeliharaan larva. Pada tahap awal makanan yang diberikan adalah kuning telur yang sudah
direbus dicampur dengan Rotiferayang sudah dikeringkan, bila akan diberikan pada larva harus
dicampur terlebih dahulu dengan putih telur, agar makanan tersebut lebih lama menempel pada
pinggir media pemeliharaan. Makanan diberikan 12 kali sehari atau dilakukan setiap tiga jam
sekali selama 2 3 hari, hingga larva bisa diberi makan Artemiasampai diskus bisa memakan
kutu air baru dihentikan dan diganti dengan pemberian cacing darah sampai ikan dewasa atau
berumur 1 bulan dengan ukuran 1-1,5 inci.

Gambar 5. Larva yang dirawat tanpa induk

IV. PENYAKIT DAN PENANGGULANGANNYA


Seperti penyakit ikan pada umumnya, penyakit ikan diskus dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu penyakit non parasiter dan penyakit parasiter.
4.1 Penyakit Non Parasiter
Penyakit non parasiter adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktor selain
parasit. Biasanya faktor lingkungan dan makanan merupakan penyebab utama timbulnya penyakit
tersebut. Penyakit non parasiter yang sering ditemukan menyerang ikan diskus antara lain :
a. Perut kembung
Penyakit yang biasanya sering di temukan menyerang diskus adalah penyakit yang
timbul karena kebanyakan makan. Hal ini mengakibatkan perut ikan menggelembung atau biasa
dikenal dengan istilah bloat (bengkak). Jika didiamkan saja, maka akan menyebabkan kematian
pada diskus tersebut. Jika bengkak tersebut dikarenakan oleh kelebihan cairan tubuh, maka
penyembuhannya dapat menggunakan sebuah tablet Kanulase yang dilarutkan dalam 22,5 l air.
Air diganti separuhnya hari selama satu minggu berturut-turut. Selama ikan berada dalam
perawatan, seluruh sisi akuarium diberi penutup dengan kertas gelap. Selama itu pula ikan
dipuasakan dan suhu air tetap dijaga pada 26 270C.
b. Sembelit
Akibat kebanyakan makan, juga dapat menyebabkan diskus sembelit (konstipasi).
Penyakit ini sering dialami oleh diskus muda yang terus-menerus makan. Untuk
menyembuhkannya dapat dilakukan dengan memandikan diskus dalam air larutan garam. Diskus
tidak diberi makan selama beberapa hari hingga penyakitnya hilang. Untuk menghindari penyakit
sembelit ini, maka biasakanlah mempuasakan diskus selama seminggu sekali.
4.2 Penyakit Parasiter
Penyakit parasiter adalah penyakit yang timbul pada tubuh ikan yang disebabkan oleh
adanya organ lain (parasit). Di antara penyakit ikan hias air tawar, yang paling banyak menyerang
diskus, antara lain :
a. Bintik putih
Penyakit bintik putih disebabkan oleh protozoa Ichthyoptirius multifiliis. Penyakit yang
biasa dikenal dengan nama white spot ini biasa menyerang pada sirip dan insang diskus. Ikan
diskus yang terserang akan menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut : bagian yang terserang
menunjukkan adanya bintik putih, banyak mengeluarkan lendir, frekuensi pernafasan meningkat,
ikan sering berenang di permukaan air untuk menghirup udara langsung, dan warna badannya
pucat. Bila ikan masih dapat bertahan maka pertumbuhan badannya akan terhambat. Cara
pengobatan untuk penyakit white spot ini adalah :
a. Larutkan acriflavine 0,001% sebanyak 50 ml ke dalam 22,5 l air bersih. Kemudian ikan direndam
ke dalam larutan obat ini selama 10 menit. Pengobatan ini dilakukan selama beberapa hari hingga
diskus kelihatan agak membaik.
b. Larutkan chloramine 1% sebanyak 22,5 ml dalam 22,5 l air bersih. Kemudian ikan diskus yang
terserang penyakit direndam selama 24 jam.

b. Velvet
Hampir sama dengan bintik putih, penyakit velvet pun disebabkan oleh protozoa. amun
protozoa yang menyebabkan penyakit velvet adalah dari golongan Oodinium. Parasit ini biasanya
menempel di bawah lapisan lendir pada badan ikan, parasit ini mamput berkembangbiak dalam
waktu beberapa hari. Ikan yang terserang penyakit velvet di seluruh badannya, termasuk sirip dan
insang, berwarna seperti karat. Ikan diskus yang erkena penyakit velvet dapat diobati dengan
larutan acriflavine, mercurochrome maupun methelene blue. Cara pengobatannya sama dengan
memperlakukan diskus yang terserang bintik putih. Selain ketiga larutan tadi, ada satu jenis
larutan lain yang dianggap cukup manjur untuk mengobati penyakit velvet. Yaitu larutan potasium
permanganate 1% sebanyak 20 ml yang dilarutkan dalam 20 l air bersih.

V. ANALISA USAHA
Analisa usaha pembenihan ikan diskus dalam 1 siklus (3 bulan) jika telur dirawat oleh
induk.
5.1. INPUT
a. Biaya Tetap
Sewa lahan 1 are x 3 bln @ Rp 150.000
Akuarium 10 buah @ Rp 100.000
Induk Diskus 2 pasang @ Rp 500.000
Heater 2 bh @ Rp 45.000
Thermometer 1 bh @ Rp 25.000
Hiblow 1 bh @ Rp 500.000
Selang aerasi 30 m @ Rp 1.000
Keran aerasi 1 paket @ Rp 50.000
Paralon inchi 2 bh @ Rp 12.000
Sorok/skop net 2 bh @ Rp 12.000

= Rp 450.000,= Rp 1.000.000,= Rp 1.000.000,= Rp 90.000,= Rp 25.000,= Rp 500.000,= Rp 30.000,= Rp 50.000,= Rp 24.000,= Rp 24.000,-

b. Biaya Variabel
Artemia kg @ Rp 400.000
= Rp 200.000,Cacing sutra 8 liter @ Rp 5.000
= Rp 40.000,Obat-obatan
= Rp 50.000,Biaya tenaga kerja 1 orang x 3 bln @ Rp 100.000
= Rp 300.000,Biaya lain-lain
= Rp 200.000,Total biaya variable
= Rp 790.000,c. Biaya Penyusustan
Akuarim
Induk diskus
Heater
Thermometer

= Rp 50.000,= Rp 50.000,= Rp 11.250,= Rp 3.125,-

Hiblow
Selang aerasi
Keran aerasi
Paralon
Sorok/skopnet

= Rp 41.666,6
= Rp 7.500,= Rp 12.500,= Rp
3.000,= Rp
6.000,-

Total Biaya Penyusustan = Rp 185.041,6


TOTAL INPUT = Biaya Variable + Biaya Penyusustan + bunga modal
= Rp 185.041,6 + Rp 790.000,- + Rp 58.502,4
= Rp 1.033.544
5.2. OUT PUT
Dari 2 pasang induk diperkirakan rata-rata menghasilkan 150 ekor/pasang benih siap jual
berukuran 1,5 inci dengan harga jual Rp 4 000. Dalam 3 bulan menghasilkan 300 ekor/pasang.
Out put
= 300 ekor/pasang X 2 pasang X Rp 4.000,-/ekor
= Rp 2.400.000,5.3. Kelayakan Usaha
a. Laba/Rugi
Laba/rugi
= Out put total In put
= Rp 2.400.000 - Rp 1.033.544
= Rp 1.366.456,b. O/I Ratio
O/I Ratio

= Out put / Total In put


= Rp 2.400.000,-/ Rp 1.033.544
= 2,3
O/I ratio 2,3 artinya adalah setiap menanamkan modal atau setiap in put Rp1,- akan menghasilkan
out put 2,3 atau dengan kata lain setiap mengeluarkan modal Rp 1,- akan memperoleh
keuntungan Rp 1,3. Berarti usaha pembenihan ikan diskus sangat layak untuk dilakukan.
c. Break Event point (BEP)
BEP unit
= Total Biaya / Harga satuan
= Rp 1.033.544,-/ Rp 4.000,-/ekor
= 258,386 ekor
Artinya dengan menjual hasil produksi sebanyak 258,386 ekor seharag Rp 4.000/ekor, biaya yang
dikeluarkan sudah bias kembalai. Jika dalam realisasinya induk diskus hanya menghasilkan benih
jauh melenceng dari perkiraan, minimal menghasilkan 258,386 ekor/2 pasang selama 3 bulan
maka usaha pembenihan ikan diskus tersebut tidak rugi dan tidak mendapat keuntung. Berarti
untuk memperoleh keuntungan kita harus semaksimal mungkin untuk dapat memproduksi benih
lebih 258,386 ekor per satu kali produksi.
BEP harga

= Total Biaya / Total produksi

= Rp 1.033.544,-/ 6200 ekor


= Rp 1.722,573/ekor
Artinya usaha pembenihan ikan diskus ini akan mencapai titik impas pada saat harga jual benih
Rp 1.722,573 / ekor. Keuntungan akan diperoleh apabila harga jual benih diskus diatas Rp
1.722,573 / ekor.
TERNAK DISCUS

Alhamdulillah saya sudah bisa breed discus,awalnya saya mencoba ternak discus terus-terus gagal,sampai penasaran
dan tidak menyerah ,saya beli lagi indukannya, dan gagal-gagal lagi. 3pasang indukan yang udah mati/korban di
experiment . eet...! tapi tidak menyerah. karena penasaran end malah lebih penasaran saya terus mencoba ide-ide dan
tekhnik-tekhnik tersendiri saya, eh!.. tentunya saya jadi tau deh sipat si ikan discus teh gening.kadar air, ph air dan
pengaturan air. sekarang saya tau caranya atau tekhniknya,Haa ha ha ha ha....
sekarang saya akan beberkan cara-cara ternak discus dibawah tulisan ini tapi mungkin berbeda dengan cara atau tekhnik
yang ada di dokument blog/website yang lain. tapi jangan salah , ini hanya pengalaman asli saya yang mungkin
bermangpaat bagi yang mau mencoba ternak discus. oke terus baca ya..

cara ternak discus:


Persiapan
Tentunya yang harus disiapkan beberapa aquarium (ukuran ; 1m-40cm tinggi 40cm buat mencari penjodohannya /
mencari pasangannya. dan ukuran ; 40cm-40cm tinggi 40cm ,buat breed ikan tersebut ). media telur gunakan pvc ukuran
2".suhu air pasang heater dengan kapasitas 27 C - 29 C . gunakan breeding spon dan pompanya untuk aerato air ( air

kondisi tenang ,tidak keras atau pergerakan aerator air lembut) pengalaman saya ini : kenapa telur da jadi-jadi ( busuk /
jamuran ), ternyata aerator air yang keras / pergerakan air yang keras menimbulkan si pembuahan jantan tidak kuat untuk
mencampur / menempel dengan telur sibetina tersebut.
Indukan
Siapkan indukan 4 ekor discus yang sudah siap ,tentunya ikan discus yang sudah usia nya di atas 1 tahun . kalau dah
siap li, lihat cara nya dibawah ini :
semua ikan dimasukan bersamaan di aqurium yang sama dan tunggu, mungkin 2 minggu atau lebih atau sebulan
lebih, ikan akan kelihatan yang mana ikan tersebut ada yang berduaan terus ( bermesraan/bobogohan, hee..) dan saling
menggerakan badan naik turun serta menggetar- getarkan badan nya,dan menguasai tempat /lokasi di dekat media piva
peralon ,buas terhadap ikan yang lainnya. itu menandakan ikan tersebut sudah menjodoh ,dan siap di pisah kan di tempat
aquarium yang di siapkan ( ukuran 40cm-40cm tinggi 40cm ).selebihnya akan tau sipat dan ciri yang mana jantan dan
mana betina.cara ini lama ya ,lihat yang berikutnya...
Kalau sudah tau mana jantan dan betina dan siikan masih sendiri-sendiri, masukan aja langsung di bikin sepasang
keaquarium breed tersebut (40cm-40cm tinggi 40cm) .akan kelihatan discus tersebut mana yang jadi pasangan dan mana
yang tidak jadi pasangan ,ini cepat sekali dalam tempo 4 atau 5hari telor langsur turun dan menempel di media pvc
tersebut. penjelasan : yang jadi pasangan , siikan akan saling menggerakan badan nya naik turun dan menggetarkan
badannya sama-sama dan mulai mem bersihkan media pvc ( menggigit-gigit pvc tersebut )itu menandakan udah jadi
penjodohan. jikalau siikan mulai bertempur atau yang jantan mengejar- ngejar betina dalam tempo 1 hari, itu tandanya
ikan tidak menjodoh.dan ikan harus dipisah kan segera.
Pengalaman saya yang lainnya, saya belum tau ikan yang mana jantan dan betina. begini.... siapkan aquarium yang
bersekat (sekat kaca bisa dibuka tutup ) OK.... Masukan 2 discus di sebelah sekat yang penyimpanan ukuran sekatnya
aga besar, dan masukan lagi 1 discus disamping sekat yang ukurannya sempit. dengan cara ini ,menurut pengalaman
saya , kalau siikan menjodoh dalam tempo 1 hari / 2hari telor akan cepat turun . target penjodohan sama seperti
penjelasan tadi diatas ( berantem atau dikejar-kejar tandanya tidak menjodoh.
Pemijahan
Setelah dimasukan sepasang ikan ke aquarium ukuran 40cm-40cm tinggi40cm,dalam tempo 3-5 hari akan keluar telur
menempel di media pvc tersebut,sebaiknya pengalaman saya , media pvc yang udah ada telurnya , setelah satu hari
dikasis ram kawat pelindung , pengalaman lagi : telur dielus-elus sama betina /dijaga /dilindungi, ditiup-tiup dan dikipaskipas . kalau ada yang mendekat apa saja selalu dimakan terutama cacing yang putih kecil ( ga tau namanya ? naon
etateh nya ) saking sayang nya sama telur , kalau ada yang rusak atau jamuran ,betina selalu memakannya dan terlena /
terbiasa atau kemakan semua telurnya , dan hilang telur semuanya (enak ya... telur sendiri hee he he he... ).dan setelah 2
hari telur akan menetas,sebagian jamuran .jangan heran kalau induk nya memakan larva tersebut , tapi bukan
memakannya hanya memindahkan posisi atau membersihkan sisa-sisa telur yang menempel pada larva tersebut. ke4
harinya larva akan mulai berenang dan mulai menempel sebagian ke induknya. pengalaman lagi ; setelah menempel
semua larva-larva tersebut ke induknya terutama kebanyakan menempel pada induk yang condong gelap ,dalam jangka
6-7 hari saya selalu mencabut salah satu induk nya, terutama induk yang terang dan membiarkan indukan yang gelap
untuk mengasuh anaknya ( baby sister ). kenapa ya... kalau didiam kan terus bersama sering terjadi : bertengkar
berebutan mengasuh , dan keluar telur lagi dan si induk memakan anaknya sendiri karena mengganggu telurnya ( cape
deh deeeeeeeeeh..... ) .sebelumnya indukan juga dikasih makan tidak seperti biasanya / dikurangan setengahnya.dan
larva pun hanya makan dari kulit/ lendir yang menempel pada badan indunya. terus selanjutnya hari ke 10 ,saya mulai
mengasih makanan tambahan buat larva, saya kasih kutu air. setelah 2 minggu atau lebih (lihat kondisi larva )saya kasih
cacing lembut. asik dan nikmat melihat anak discus yang menempel di badan induk discus ( rasakan saja nikmat
tersendiri .. huahhhh ha haha ha ha ha........ ).
Perawatan anak discus
Setelah satu bulan saya selalu mencabut si indukan tersebut dan mendiamkan anakannya , dengan mengasih makanan
cacing lembut hidup didiamkan kira-kira jangan sampai ga ada makanan di aquarium ( supaya cepat besar ).seterusnya
selingan mengasih cacing beku yang di kerut sama pisau kater supaya aga lembut.setelah 2 bulan bisa dijual ( jadi duit
deh ..... ).
Tambahan
Untuk pengurasan/ penggantian air di usakan jangan lebih dari 3 hari ok... semoga bermangpaat dan menjadi masukan
buat anda yang membaca terima kasih wassallam.

sekalian, kalau ada yang minat beli discus atau exportir / penyalur atau tukan jualan ikan lainnya hubungi phon :
081321258004 , di tunggu. discus yang di breed antara lain snak skin , red melon , dan blu diamond. terimakasih dan
wassallam lagi.......( cukup ah )

TERNAK DISCUS BANDUNG Phon : 081321258004

Rabu, 03 Agustus 2011


Memelihara ikan Discus dalam Aquascaping air tawar
Label: Kolom Hobby dan Kegemaran

Dimensi 100 cm x 50 cm x 50 cm
( Dokumentasi akuarium pribadi Dean Lugisto )
1 Agustus 2011

Tulisan ini saya dedikasikan kepada mereka yang baru saja ingin memelihara ikan Discus
tetapi bingung harus memulai dari mana agar ikan Discus mereka bisa bertahan hidup dan
sehat dalam perkembangannya.
Tulisan ini saya muat dari hasil mempelajari Blog mereka yang sudah memelihara ikan discus
selama bertahun- tahun bahkan beberapa diantara mereka sukses membiakkanya.

Saya membeli 3 ekor ikan Discus diawal bulan Agustus 2011. Jenisnya ialah seekor Redmelon
Discus yang dipasok langsung dari Medan - Sumatera Utara, dan sepasang Leopard Discus
yang saya peroleh dengan harga relatif murah di Pasar Ikan Hias - Sumenep Jakarta Pusat.
Redmelon berhasil saya dapatkan dengan harga Rp. 200.000/ekor dari harga awal yang
dipatok Rp. 300.000/ekor dengan ukuran kurang lebih satu handphone Blacberry. Ikan ini saya
pesan dari kaskus.com dan ternyata memiliki toko di daerah Grogol - Jakarta Barat dan dari
paket yang mereka berikan memang benar tertera ikan ini dikirim dari Medan - Sumatera
Utara ke Jakarta. Ikan yang dibiakkan dari daerah Batam, Medan dan Singapore menurut
hobiis yang berpengalaman merupakan Discus yang terbaik dari segi fisik. Seekor ikan Discus
dapat dinyatakan indah dan mahal harganya apabila badannya berbentuk bundar bulat persis
seperti roda cakram. Jadi bentuk fisik hendaknya yang paling dahulu diperhatikan sebelum
memilih motif batik dibadan ikan. ( Tentu saja dengan tidak mengabaikan selera masingmasing hobiis dan kesehatan si ikan )

Sedangkan sepasang Leopard Discus saya dapatkan dengan harga cukup murah, sekitar Rp.
100.000/ekor dengan ukuran sama dengan kotak rokok. Ikan ini saya peroleh dari Pasar Ikan
Hias Sumenep - Jakarta Pusat. Bentuk ikannya tidak bundar sekali seperti roda cakram yang
diidam- idamkan hobiis, tetapi agak berbentuk cenderung segitiga, namun sebagai pemula,
supaya enggak shock kalau ikan mahal saya mati, saya memilih aman untuk mencoba dari
yang paling sesuai budgetnya dikantong saya.

Sepasang Leopard Discus pilihan saya


( Foto berasal dari google.com )

Seekor Redmelon Discus pilihan saya


( Foto berasal dari google.com )

Memelihara ikan Discus dalam Aquascaping

Google.com menginformasikan kepada saya, bahwa ikan Discus adalah jenis yang terentan
terkena berbagai virus dan bakteri yang apabila sekali terjangkit, harus segera dikarantina
serta diganti airnya 85% ( maksimal ). Jadi sesungguhnya saya agak nervous memelihara ikan
Discus saya didalam Aquascape Tawar yang sudah sukses saya pelihara selama 2 tahun
belakangan ini, sebab apabila jika iya benar ikan discus saya terinfeksi nanti suatu hari, akan
repot jadinya bagi saya untuk membersihkan keseluruhan akuarium guna membersihkan
bakteri dan virusnya. Tapi toh saya memberanikan diri untuk mencoba. Saya cukup rajin
mengurus akuarium dan jarang lalai dalam perihal membersihkan serta mengganti air.

Saya mengganti air akuarium saya ( foto terpampang dibagian paling atas ) sebanyak 60%
setiap seminggu sekali, saya memilih waktu siang hari, sebab suhu air tersebut adalah yang
paling ideal bagi ikan Discus yang nyaman dengan suhu hangat ketika kita mengganti air.

Selain daripada dimaksudkan untuk membersihkan akuarium dari kotoran ikan yang
mengendap, pergantian air secara rutin juga untuk memastikan tumbuhan yang hidup
didalam akuarium mendapat pasokan Co2 yang dimanfaatkan tumbuhan untuk tumbuh dan
memaksimalkan proses fotosintesis mereka. Saya tidak menggunakan tabung Co2 untuk
memasok suplai kebutuhan tumbuhan saya, sehingga mengganti air secara rutin sebanyak
40% - 60% terbukti ampuh selama 2 tahun saya melakukan ini.

Selain itu saya juga rajin menambahkan pupuk cair yang berkualitas agar tumbuhan saya
tetap tumbuh maksimal, tidak menguning, dan tidak mati sehingga harus repot
menggantinya dengan yang baru meskipun harga tumbuhan air tawar relatif murah dan
terjangkau. Saya menggunakan jenis tumbuhan Anubias yang terkenal kuat dan tidak mudah
mati. Anubias tersebut saya ikat dengan benang disebuah bongkahan kayu bakau yang lazim
digunakan hobiis untuk mendekor akuarium air tawar.

Anubias sebagai tumbuhan hias bersama Ikan Discus

Anubias menurut pendapat pribadi saya, merupakan tumbuhan air yang paling cocok untuk
dipelihara dalam akuarium air tawar bersama dengan kelompok ikan Discus karena mudah
dibersihkan dan diangkat dari permukaan air apabila jika suatu hari anda harus
membersihkan keseluruhan akuarium dari virus dan bakteri yang kerap menyerang ikan
Discus kesayangan anda. Ia juga akan tumbuh dengan baik dan subur didalam suhu air yang
relatif hangat : 25 derajat celcius - 30 derajat celcius, syaratnya adalah rajinlah memberikan
pupuk cair agar tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang.

Jenis pupuk cair pilihan saya adalah Macro-Gro buatan negara Belanda. Pupuk jenis ini
terbagi 2 : yang berwarna merah untuk digunakan setiap hari dan yang berwarna hijau untuk
digunakan setiap kali anda mengganti air akuarium. Pupuk cair ini mudah ditemukan di tokotoko ikan hias lokal, harganya berkisar antara Rp. 30.000/botol - Rp. 60.000/botol tergantung
dari kehebatan anda menawar, jumlah stok yang tersedia, serta jumlah mililiter setiap botol.
Perhatikan tanda expired yang tertera. Jangan dibeli apabila segel rusak dan tidak
mencantumkan tanggal expired. Kenakalan beberapa penjual pupuk cair ini bisa
menyebabkan malapetaka bagi akuarium anda apabila anda tidak teliti. Jangan lupa bahwa
pupuk cair ini mengandung bahan kimia sehingga berbahaya apabila rusak dan perhatikan
cara pemakaian sesuai petunjuk yang tertera.

Pupuk cair Macro-Gro pilihan saya

Makanan dan trik mengganti makanan bagi ikan


Discus

Lazimnya ikan Discus mengkonsumsi jentik nyamuk ( encuk ), kutu air atau cacing darah. Jika
anda jijik dengan ketiga organisme diatas, maka anda bisa memilih yang sudah dibekukan
atau menggantinya dengan pelet.

Ikan Discus membutuhkan protein dalam jumlah cukup tinggi agar dapat tumbuh maksimal
dan menghasilkan warna yang kontras dan mengeluarkan motif batik ditubuhnya.

Umumnya ikan Discus yang kita beli di toko- toko, sudah terbiasa mengkonsumsi cacing beku
atau jenis makanan beku lainnya. Mereka sudah terbiasa karena sang penjual pastinya ingin
mengeluarkan warna terbaik dari sang ikan agar mudah laku dan bisa dipatok dengan harga
tinggi. Jadi ikan Discus sudah terbiasa dan tidak akan menolak jenis makanan beku apabila
ikan yang anda beli sehat, dan tidak mengalami stress. Namun banyak kasus yang sering
terjadi adalah makanan beku yang kita berikan ternyata tidak steril karena ketika sebelum
dibekukan dan dijual, cacing- cacing ini berasal dari air yang kotor sehingga ikutan beku
dalam paket makanan dan menjadi bakteri serta virus yang akan menyerang tubuh dan
insang Discus begitu bakteri ini berakumulasi dalam air akuarium anda serta melipat
gandakan jumlah teman- teman bakteri dan virus menyebalkan ini.

Makanan beku berupa cacing darah yang saya jelaskan

Cacing darah beku jika dicairkan dalam air

Anda bisa melakukan langkah preventif dengan rajin mengganti air sebanyak 60% setiap
minggu untuk mencegah agar bakteri ini untuk sempat berkembang biak dalam akuarium,
pastikanlah kotoran- kotoran dari ikan terangkat maksimal, gosok juga kaca anda dengan
sponge agar bakteri yang menempel pada kaca hanyut dalam air dan masuk kedalam filter
dan gunakanlah lampu penerang bercahaya Kelvin sebagai pengganti cahaya matahari untuk
mematikan kuman, virus dan bakteri berbahaya lainnya.

Jadwal mengganti air dan metode diatas ini terbukti efektif dan sangat direstui oleh hobiis
berpengalaman. Saya pribadi memilih melatih Discus saya agar cepat mau makan makanan
yang berupa pelet sehingga saya tidak perlu ketakutan akan epidemik dari virus serta bakteri
yang terkontaminasi dalam makanan beku. Banyak sekali pelet berkualitas dengan merek
berbeda- beda dan variatif harganya untuk menunjang ikan yang sehat dan mampu
menghasilkan warna maksimal pada tubuh sang ikan. Pilihan saya untuk bulan pertama ialah
merek Tetrabits Complete buatan Jerman. Komposisi pelet ini paling ideal bagi Discus yang
baru saja anda beli karena menu dalam sebutir pelet relatif seimbang bagi tumbuh kembang
sang ikan dan mengandung Bioactive agar ikan mempunyai imun terhadap penyakit- penyakit
berbahaya. Untuk mempercepat pertumbuhan atau untuk menghasilkan warna luar biasa
pada tubuh ikan Tetra menawarkan beberapa produk lainnya yang diformulasikan khusus bagi
tubuh ikan Discus.

Tetrabits Complete adalah pilihan pertama saya

Tetra Prima untuk tumbuh pesat serta berkembang biak

Tetra Colorbits adalah makanan lanjutan untuk memaksimalkan warna ikan Discus

Mohon untuk memastikan agar anda tidak memberi makanan terlalu banyak kepada ikan
( baik makanan beku maupun pelet ) - terutama pelet. Sebab ikan hias mempunyai
kebiasaan untuk terus menyantap makanan yang kita berikan dengan lahap, sehingga kita
mengira makannya belum cukup, padahal hal ini menyebabkan kematian mendadak pada
ikan sebab kantung perut ( pencernaannya ) menjadi pecah karena kebanyakan makan.
Cobalah merendam beberapa butir kecil pelet kedalam segelas air, lalu tinggalkanlah selama
1-2 jam lalu perhatikan pelet yang anda rendam. Ukurannya akan menjadi 3-5 kali lipat
ukuran semula! Itulah yang menyebabkan pecahnya perut ikan dan menewaskannya! Jadi
berilah ikan kesayangan anda makanan secara bijaksana.

Trik agar ikan mau menyantap Tetrabits ( Pelet )


padahal biasanya makanan beku :
Campurkan sedikit makanan beku dengan Tetrabits yang dihaluskan kedalam setengah
gelas air. Tunggu beberapa menit sampai Tetrabits nya mengembang dan menyerap bau dari
makanan beku. Lalu segera masukkan kedalam akuarium agar ikan bingung memilih yang
mana ketika makanan tersebut larut dalam akuarium dan tidak mempunyai pilihan agar main
langsung santap saja baik itu Tetrabits maupun makanan beku ( cacing beku ).

Setelah mencicipi rasa Tetrabits ia akan mulai membiasakan diri dan mulai mengerti bahwa
itu adalah makanan baginya. Ikan mungkin masih menolak atau ditelan tapi dimuntahkan
kembali. Hal ini wajar mengingat ini adalah jenis pakan baru baginya. Ulangi secara rutin dan
sabar. Dalam waktu kurang dari seminggu dijamin ikan anda akan mulai terbiasa
mengkonsumsi Tetrabits atau pelet apapun yang anda berikan.

Tips bagi mereka yang tidak menggunakan water


heater dalam akuarium :
Akuarium saya tidak menggunakan water heater, tetapi saya mengatur sedemikian rupa
sehingga air dalam akuarium saya bertahan di 28 derajat celsius pada siang hari dan 27
derajat celcius pada malam hari setiap hari secara stabil.

Saya juga tidak mempunyai alat pengatur Ph atau keasaman air, sehingga saya
mengandalkan ikan Angelfish atau Manfish sebagai polisi hansip untuk memperingatkan saya
jika Ph saya ada yang salah. Ikan Manfish dan Angelfish terkenal paling rapuh terhadap
perubahan Ph atau keasaman, jadi jika Manfish atau Angelfish saya mendadak bengong, saat
itulah saya akan sibuk menyelamatkan Discus saya dengan mulai mengecek akuarium saya
dari A - Z.

Ketiga ikan Discus saya yang asli dan bukan berasal dari gambar internet

Berikut saya masukkan kronologi cara ikan Discus beradaptasi supaya hobiis pemula enggak
parno sama kesehatan ikannya dan panik lalu kena serangan jantung karena ketakutan ikan
mahalnya mati mendadak. Hehehehehe .....

Hari 1 : Adaptasikan suhu dengan cara memasukkan ikan yang masih terbungkus plastik
kedalam air akuarium selama 15- 20 menit. Buang 50% air dalam plastik dan masukkan ikan
serta air dalam plastik kedalam akuarium dengan lembut. Ikan akan pasif pada awal
berkenalan dengan rumah barunya dan mencari tempat yang tidak terlalu terang. Jangan
diberi makan dahulu. Pastikan tidak ada ikan penggangu dalam akuarium. Biarkanlah mereka
beristirahat.

Hari 2

: Ikan masih pasif tetapi menunjukkan respon kesehatan yang baik dalam
berenang. Jika terdapat lebih dari seekor ikan, mereka akan selalu berkerumun bersama dan
hilir mudik dalam kelompok. Ini adalah ciri asli ikan Discus. Anda justru harus waspada jika
ada ikan Discus yang memilih menyendiri dan tidak bergabung bersama kawan- kawannya.
Mungkin ikan tersebut sakit sehingga perlu dirawat, tapi jangan terburu- buru dalam
mengambil keputusan, kemungkinan besar ikan tersebut masih stres atau terintimidasi oleh
ikan yang lebih besar sehingga takut. Sebaiknya ikan tidak diberi makan terlebih dahulu.

Hari 3 : Mulai lapar dan sesekali mematok dasar akuarium dari sisa- sisa makanan yang
bisa ia dapatkan. Anda boleh mulai memberi mereka makanan. Makanan beku ataupun pelet,

pilihannya berada ditangan anda. Jangan panik jika mereka belum mau makan. Cobalah
dengan makanan beku berupa cacing beku terlebih dahulu sebelum anda memaksanya
memakan pelet. Bau dari cacing beku yang mencair dalam air akan merangsang ikan agar
mau makan.

Hari 4

: Mulai biasakan mengatur jam- jam untuk diberi makanan. dan mulailah
mengadaptasikan jenis makanan apapun pilihan makanan yang anda tentukan untuk berikan.
Seharusnya ikan mulai aktif hilir mudik dengan tenang dan kalem. Jaga kualitas air serta
pakan mereka maka ikan akan tumbuh sehat, memiliki warna dan motif tubuh yang menarik
serta sehat dan jauh dari penyakit.

Semoga informasi ini bermanfaat dan selamat menikmati keindahan dari ikan Discus dalam
dekorasi tanaman hias pilihan anda ....

Foto dokumentasi pribadi Dean Lugisto

apa yg anda lakukan saat manfish anda memberikan signal tidak sehat? langkah2 apa yg hrs diambil
utkmenyelamatkan discus anda? please reply ke email saya herrysus@yahoo.com. thanks atas
bantuannya,informasi anda bener2 berharga bg sy yg pnewbie soal discus :)
Dean Lugisto15 Mei 2012 05.21

Yang harus anda lakukan sebenarnya, cobalah mengganti air dengan kalem jika ikan anda terlihat
agak tidak sehat. Ganti sebanyak 30 persen dari kapasitas air akuarium anda. Jika dalam semalam
ikan tidak menunjukkan gejala kebaikan, harus segera diangkat lalu dikarantina. Karantina ikan
diskus harus selalu menggunakan aerotor yang tidak berisik supaya ikan tidak stress, lalu usahakan
suhu air harus diantara 30 - 32 celcius. Anda bisa membeli termometer air dengan murah dan cukup
mudah ditemukan, begitu juga dengan penghangat air buatan, bisa dibeli di toko ikan dengan harga
kurang dari 60.000 rupiah.
Ingat untuk tidak lekas panik, dan smbarangan memasukkan cairan obat- obatan. Jika masih
ikanmenunjukkan gejala tidak sehat, barulah menggunakan jenis obatan cair sesuai dengan tata cara
penggunaan yang tertera dilabel. Konsultasikan kepada penjual obat ditoko ikan langganan anda.
Saya tidak berani sembarang menyarankan padahal belum ketahuan apa penyakit ikan anda.
Pengalaman saya Diskus mayoritas penyakitnya hanyalah stres, jadi pengendalian stres seharusnya
mampu mengembalikan kesehatan ikan yang saya miliki lebih dari setahun ini. SALAM

Beef Heart
Beef heart atau jantung sapi telah digunakan sebagai pakan ikan sejak tahun 1950-an. Kamudian
populer menjadi pakan diskus sejak akhir 1950-an. Pada saat itu, jantung sapi dihidangkan dalam

bentuk murni dengan hanya dihaluskan saja kemudian dibekukan. Pilihan kenapa jantung sapi adalah
karena kaya protein dan murah atau bahkan gratis. Di negara asal pakan ini di"temukan" benda ini
termasuk limbah.
Pemberian jantung sapi secara terus menerus pernah menimbulkan kasus terjadinya kemandulan pada
diskus. Namun kemudian kasus ini mendapatkan jawaban. Setelah ditelusuri, ternyata kasus
tersebut muncul akibat adanya akumulasi hormon tertentu pada otot-otot dan jaringan jantung sapi
yang dikonsumsi. Hormon tersebut diduga berasal dari obat-obatan yang diberikan kepada sapi yang
bersangkutan secara intensif untuk mencegah atau mengobati penyakit.
Satu hal yang perlu diingat bahwa jantung sapi, dan bagian tubuh hewan mamalia lainya (hati atau
daging) bukan merupakan pakan alami ikan (diskus). Orang tentu tidak akan membayangkan bahwa
jantung sapi, hati, atau bagian tubuah lainnya terapung-apung di sungai-sungai di hutan Amazon
sehingga menjadi pakan diskus sehar-hari. Pemberian jantung sapi, hati, atau bagian tubuh mamalia
lainnya akan memberikan sumbangan beberapa tipe asam lemak yang salah atau tidak sesuai untuk
ikan. Dengan pertimbangan tersebut maka berbagai resep beef heart pun banyak dimodifikasi dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan ikan yang mencukupi dan berimbang. Bahan pun tidak lagi berupa
jantung sapi, tapi juga bahan lain yang diketahui banyak mengandung protein tinggi, rendah kadar
lemak dan tentu saja murah, diantaranya adalah hati sapi, dan daging kanguru. Untuk
mengkompensaikan kemungkinan tipe asam lemak yang salah, dicampurkan pula daging dari hewan
akuatik lainnya seperti ikan dan atau udang. Berikut adalah salah satu resep yang telah dipakai
penulis selama ini. Hasilnya sangat memuaskan. Meskipun demikian tidak ada jaminan bahwa hal
yang sama bisa berlaku ditempat lain, karena berbagai keragaman yang ada terutama dalam
keragaman kualitas bahan yang digunakan. Resep tersebut bisa dimodifikasi disesuasikan dengan
kebutuhan ikan dan ketersediaan bahan baku yang ada, serta mengacu pada prinsip dasar yaitu
murah!
Bahan yang diperlukan:
1 kg jantung sapi segar, atau hati segar, atau daging kanguru segar. Bersihakan dari segala lemak,
pilih bagian yang tidak berlemak saja.
500 g daging udang atau ikan (kalau tidak ada udang) sebagai sumber omega3 (rebus selama 10-15
menit, apabila tidak yakin kesehatan dari daging ikan/udang tersebut)
1-2 sendok makan wortel halus (sebagai sumber beta carotene), bisa digantikan bahan lain yang juga
memiliki kadar beta carotene lumayan seperti tepung paprika
2 sendok makan tepung spirulina (sebagai sumber vitamin dan astaxhantin untuk mencerahkan warna)
2 sendok teh multivitamin (bisa digunakan multi vitamin sirup untuk
anak-anak seperti Pentavite Infant Vitamins dari Roche)
Cara Pembuatan:
Potong jantung/hati/daging berbentuk dadu (3-4 cm) lalu tiriskan diatas kertas tisue. Lebih kering
bahan lebih baik.
Giling bahan baku sebentar dalam blender dengan pisau sedang
Kemudian tambahkan bahan lainnya.
Giling hingga relatif halus (ukuran butiran tidak lebih besar dari 3 mm).
Untuk burayak bisa dibuat lebih halus lagi.
Tambahkan bahan pengikat (gelatin) secukupnya, aduk hingga merata. (cara penggunaan gelatin
mohon diperhatikan pada kemasan produk yang digunakan)
Masukkan campuran ini dalam kantung plastik, lalu ratakan hingga ketebalannya kurang lebih 1 cm.
Ukuran kantung plastik disesuaikan dengan keperluan, sebut saja untuk sekali pemberian pakan.
Bekukan dalam freezer.
(Untuk pengobatan penyakit akibat cacing atau parasit internal lain seperti hexamita bisa ditambahkan
5-7 siung bawang putih, pada campuran diatas)
http://o-fish.com/BeefHeart.htm

Pada dasarnya tidak ada patokan untuk resep beefheart.


Umumnya hanya jantung (bisa ditambah hati), namun ada yang menambahkan
sayuran tertentu seperti wortel, bayam, dll. Juga ditambahkan kuning telur atau bisa
juga ditambahkan telur udang untuk ikan jenis merah, dengan tujuan lebih praktis.

Kemudian diikat dengan agar-agar atau gelatin. Namun jika menambahkan buat
pewarna seperti astaxanthin, harus diingat, jangan menggunakan agar2 yang habis
dimasak karena asta akan rusak jika terkena panas.
Mengapa ikan anda tidak mau makan resep yang lain. Hal ini bukan diakibatkan oleh
resep yang tidak bagus/jelek. Namun karena ikan tersebut tidak terbiasa, apalagi jika
ikan dibeli pada ukuran 2 inch keatas dan tidak pernah diberi beefheart.
Trik untuk memberikan beefheart dapat dilakukan dengan memberikan beefheart
secara perlahan setiap pagi, pada saat mereka lapar2nya. Jangan diberikan apa2
paling tidak untuk 2-3 jam kedepan, lakukan itu secara kontinue, maka ikan akan
terbiasa dan akan memakan beefheart tersebut.
mo nambahin bung harry nih, Biasanya beefheart diberikan karena mudah
diberi/ditambahkan makanan suplemen seperti vitamin-2, spirulilna, axta, obat-2an,
juga kandungan protein dan besinya tinggi. Tapi jangan jadikan beefheart sebagai
makanan exklusif yang diberikan setiap hari dalam jangka waktu yg lama. biasakan
memberi makan bervariasi, mungkin beefheart-bloodworm-beefheart-bloodworm.
Atau kalo berani kasih juga tubifex sekali-2, tapi harus yakin didapat dari sumber yg
baik dan sudah disucihamakan.
Campuran dalam beefheart, itu beragam, tergantung kebutuhan. Pada umumnya,
wajib dikasih vitamin A, B1-B12, C, E, K, D. oh iya vit A,D,E & K larut dalam lemak, yg
lain larut dalam air. Ada juga yg kasih spirulina atau axthasantin, buat mempertegas
warna, ada juga yg kasih Calcium, buat tulang dan sisik. ada juga kasih bawang putih,
agar cacing pada mati, ada juga yg kasih bayam & wortel, sumber vitamin, mineral
dan serat. Kalo saya biasanya dari 2-3 Kg, saya sisihkan 500 g, untuk dicampurkan
Antihelmintic (pembunuh cacing parasit) dan immunostimulant (Perangsang
kekebalan tubuh), untuk diberikan selama 3 hari berturut-2 sebulan sekali (artikelnya
baca di majalah Indodiscus, yg InsyaAllah akan terbit bulan depan). Kalo baca dari
berbagai sumberdi internet, ada juga yg kasih paprika, kulit udang, dll.
Yang penting adalah, bagaimana kita memenuhi kebutuhan makan ikan Discus
kesayangan kita dengan gizi yg berimbang, agar tidak kekurangan atau kelebihan
salah satu unsur.
Pemberian pakan hidup (live food) kadang merupakan pemandangan yg
mengasyikkan.

Live food, atau makanan dalam keadaan hidup, banyak sekali, antara lain:
Jentik-2 nyamuk, cacing sutra (tubifex), kutu air, larva lalat buah (dorsophila
melanogester), cacing tanah (lumbricus sp.), artemia, dll. Binatang-2 ini banyak
mengandung elemen-2 gizi yg diperlukan oleh Discus
Namun.... anda perlu perhatikan sumber/asal live food. Cacing tubifex misalnya, dari
comberan yg kotor atau dari tempat yg terpolusi limbah dan logam berat, ini sangat
berbahaya kalo diberikan ke Ikan Discus yg kita sayangi. Jangan sangka kalau Artemia
yg mahal itu jaminan tidak ada limbah logam beratnya lho!
Kalau yakin tidak tercemar limbah, tapi engga yakin dg kebersihan, bisa diberikan
treatment khusus pada binatang tsb, seperti direndam dilarutan acriflavine atau PK,
dll, tergantung daya tahan binatang tsb terhadap obat-2 tsb.
Kalau mau lebih yakin lagi, anda bisa membudidayakan live food sendiri. Misalnya

lalat buah (lihat artikel live food, bagian Wingless fruit fly) atau cacing tanah/merah
(lumbricus rubellus) atau udang air tawar.

Wah.... kalo detail komposisi resep, biasanya tiap breeder punya rahasia masing-2.
Karena saya bukan breeder profesional, jadi saya akan share sama pak Dermawan.
Catatan: resep ini adalah kreasi saya saja berdasarkan apa yg saya baca dari berbagai
sumber, serta pengalaman teman-2 di Indodiscus. Jadi resep saya bukan resep
mutlak, dan tidak ada salahnya kalau pak Dermawan punya komposisi sendiri.
1 Kg Jantung sapi tanpa lemak dan urat (kalo ada sedikit-2 engga apa-2) digiling
dengan gilingan tangan (untuk Discus Dewasa) atau Blender dengan pisau khusus
daging (untuk burayak < 3 inch)
100 mg Vit B1
100 mg Vit B6
100 mg Vit B12
Vit A (saya lupa ukuran iu-nya yang jelas sedikit saja engga sampe 1000 iu)
50 mg Vit E
750 mg Vit C
di giling/tumbuk halus, dicampurkan ke gilingan daging
kalau perlu 500 mg spirulina (untuk ikan warna biru)
kalau perlu 500 mg naturose astaxantin (untuk ikan warna merah)
Saya rasa cukup untuk pertumbuhan ikan saya, karena saya mem-variasikan
makanan dengan bloodworm 1:1, beberapa hari sekali kasih cacing tanah (kalo
ketemu di kebon belakang)
Iqbal...
Tambahan, buat astaxanthin kalau natural memang dosis 1/2 gram sampai satu gram, namun
untuk naturose astaxanthin karena natural perlu dosis yang lebih tinggi kurang lebih 3-5
gram per kg pakan.
Racikan saya seperti umum kecuali saya tambahkan hati dan diikat dengan agar2. Vitamin, C,
E, B12, SPirulina, asta.

Pemberian Pakan Pada Ikan Diskus

Pakan Ikan Diskus, Cara Pemberian Pakan Pada Ikan Diskus, Pemberian Pakan Pada Ikan Diskus,
Makanan
Ikan
Diskus.
Diskus akan tumbuh dengan baik jika diberi pakan yang sesuai. Pakan yang bisa diberikan antara
lain :

1. Pakan Alami

Infusoria dan Rotifera

Infusoria dan rotifera merupakan jenis mikroorganisme yang sering digunakan sebagai pakan burayak ikan.
Rendaman air jerami atau pupuk kandang sudah dapat berperan sebagai habitat kedua mikroorganisme ini.
Dengan mata telanjang, keduanya akan tampak seperti bintik-bintik putih yang bergerak dipermukaan air yang
sedang mengalami proses pembusukan hebat. Infusoria merupakan salah satu kelas filum Protozoa. Jenis yang
sering kita jumpai berada pada subkelas Ciliata, yaitu kelompok binatang bersel satu yang memiliki bulu getar.
Ukurannya berkisar 80-350 mikron. Rotifera merupakan salah satu kelas pada filum tochelminthes. Ukuran
tubuhnya ralatif lebih kecil, yaitu berkisar 50 300 mikron.
Kutu Air

Kutu air termasuk janis udang-udangan renik yang masih primitif. Jenis yang paling terkenal adalah moina yang
berukuran 500-1.000 mikron dan Daphnia yang berukuran 1.000 5.000 mikron. Sama halnya dengan Infusoria
dan rotifera, kutu air juga menyenangi habitat perairan yang sedang mengalami pembusukan hebat.
Artemia

Artemia dikenal sebagai brine shrimp juga termasuk dalam kelas udang-udangan primitif. Hidup secara planktonik
diperairan yang berkadar garam cukup tinggi (antar 15 300 per mil)artemia dewasa yang dapat mencapai ukuran
1 2 cm dapat dijadikan pakan bagi diskus muda maupun dewasa. Artemia memiliki nutrisi yang tinggi yaitu
protein 50% dan lemak 25% juga dinilai sebagai pakan alami yang steril dan bebas bibit penyakit.
Cacing Tubifex

Pengunaan cacing tubifex atau cacing sutera sering dianggap penyebab kegagalan memelihara diskus, karena
dipanen dari tempat yang kotor dan hampir dipastikan membawa bibit penyakit dan mengandung banyak senyawa
berbahaya seperti logam berat. Namun sebenarnya, cacing tubifax dapat dijadikan sumber pakan yang patut
diperhitungkan karna kaya akan berbagai mineral, lemak, dan protein.
Bloodworm

Bloodworm adalah larva dari lalat Chironomus, yang memilki kebiasaan bertelur diperairan yang berkadar nitrat
atau sedang mengalami pembusukan yang hebat. Bloodworm dapat digunakan dalam keadaan hidup atau sudah
dibekukan.
Jentik nyamuk

Penggunaan jentik nyamuk sebagai pakan diskus harus dicermati. Usahakan dalam pemberian pakan ini dalam
jumlah yang sekali makan dalam jumlah yang normal, karna jentik yang tidak termakan akan menjadi nyamuk
dewasa.
Telur udang
Jenis telur udang yang sering dipakai untuk pakan ikan adalah udang galah dan lobster. Setelah dicuci bersih, telur
ini dapat diberikan secara langsung kepada diskus atau dicampurkan dengan pakan buatan. Butiran telur yang
halus ini sangat cocok diberikan pada siskus sejak burayak berukuran 0,5 inci.

Telur udang memang mengandung pigmen-pigmen seperti astaxanthin, cantaxanthin, lutein, dan karoten yang
dapat berfungsi sebagai pemngakit warna alami.

2. Pakan Buatan

Pakan Komersial
Pakan ini di rancang dalam bentuk butiran-butiran kecil yang secara perlahan-lahan akan tenggelam seperti Tetra
Bits atau Diskusbits. Jenis pakan ini memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan dapat digunakan untuk memberi
makan diskus berukuran 1 inchi hingga dewasa. Namun pakan ini akan membuat pertumbuhan diskus akan lebih
lama walaupun dapat menghasilkan diskus yang baik dan berkualitas.
Burger diskus
Burger diskus atau sering disebut hambur merupakan hasil olahan berbagai macam bahan makanan yang akhirnya
menjadi pakan dengan komposisi nutrisi yang tepat.

Komposisi Pembuatan Burger

Protein &
Lemak

%Karbohidrat &
serat

%Aditif

Jantung
6 WortelBayamTaug 3 VitaminMineralPer 5
sapiDaging 5 eTepung
0 ekatAir
ikanUdangK gandumdll
erang
LautDaging
kepiting dll

Dalam membuat burger, bahan-bahan seperti jantung sapi dan daging ikan terlebih dahulu dibersihkan dari seratserat kasar sehingga didapatkan bagian dagingnya saja. Hal ini untuk mencegah munculnya gangguan pencernaan
pada diskus. Jika menggunakan udang, kerang laut, ataupun daging kepiting sebagai sumber protein dan lemak,
pastikan bagian kulit, cangkang dan bagian-bagian yang sulit dicerna telah dibuang. Setelah bersih , bahan-bahan
tersebut digiling menggunakan blender hingga didapatkan bentuk pasta. Begitupun sayuran yang dijadikan
karbohidrat dan serat. Bagian sayuran yang dibersihkan, seperti batang, daun yang mongering, bagian pangkal,
bagian yang mengering dan membusuk. Lalu dihancurkan dengan cara, dicincang halus, diparut, digiling, atau
diblender.

Bahan makanan yang telah menjadi bentuk pasta tersebut kemudian dicampur dan diaduk hingga merata. Pada
tahap ini baru ditambahkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang telah ditentukan. Perlu dicermati, dalam
pemilihan suplemen ini, usahakan untuk menggunakan bahan yng komposisinya mencakup berbagai vitamin dan
mineral esensial. Vitamin untuk anak dalam bentuk cairan dapat digunakan, begitu pula produk vitamin dan
mineral bagi hewan ternak yang mudah didapatkan di poultry shop.

Apakah anda tahu ikan discus??? Ikan ini badannya bulat tapi tipis, warnanya
bermacam-macam. Pernah saya bahas sedikit di sini.
Sekarang saya ingin bahas tentang makanan apa yang bagus untuk ikan discus ini.

Ikan discus adalah ikan yang cukup sensitif, kadang kita perlu pasang heatersupaya
suhu airnya tetap stabil. Supaya ikan anda tetap sehat dan warnanya makin cerah,
tentu harus diperhatikan kadar PH air dan yang ga kalah penting adalah makanannya.

Cacing beku
Biasanya ikan discus yang masih kecil bagusnya diberi pakan berupa cacing beku
untuk membantu pertumbuhannya. Nanti setelah lumayan besar, segera beralih ke
makanan berbentuk pellet. Selain mudah untuk menyimpannya, makanan yg
berbentuk pellet lebih banyak mengandung vitamin yang bagus untuk membantu
menjaga warna ikan supaya tetap cerah. Salah satunya yaitu Tetra bits.

Tetrabits Complete...
Tetrabits adalah salah satu makanan ikan discus yang berbentuk pellet granule. Pellet
ini tenggelam ke dalam air dan bisa diberikan kepada semua jenis ikan discus. Bukan
hanya untuk ikan discus saja, pellet ini juga bisa untuk ikan jenis lain selain discus
bahkan ikan-ikan kecilpun bisa memakannya.

Selain pellet tetra bits, bisa juga diberikan pakan berupa burger. Burger ini
maksudnya jelas bukan hamburger yg dijual KFC yaaa :mrgreen:
Burger adalah jantung sapi yang diblender, lalu dibekukan supaya tahan untuk
disimpan lebih lama. Bisa juga ditambahkan obat untuk membantu menaikan warna
ikan supaya makin indah dan mempesona. Tentang obat untuk membantu
mencerahkan warna ikan, dulu sudah pernah saya bahas di sini.
Cukup segitu saja pembahasan singkat tentang makanan yang bagus untuk ikan
discus, semoga ikan-ikan yang anda rawat tetap sehat dan lincah.
Sekian sekilas info, semoga berguna.

You might also like