You are on page 1of 2

22

BAB III
KESIMPULAN

Pterigium merupakan salah satu dari sekian banyak kelainan pada mata dan
merupakan yang tersering nomor dua di indonesia setelah katarak, hal ini di
karenakan oleh letak geografis indonesia di sekitar garis khatulistiwa sehingga
banyak terpapar oleh sinar ultraviolet yang merupakan salah satu faktor penyebab
dari piterigium. Pterigium banyak diderita oleh laki-laki karena umumnya aktivitas
laki-laki lebih banyak di luar ruangan, serta dialami oleh pasien di atas 40 tahun
karena faktor degeneratif. Pterigium adalah penebalan konjungtiva bulbi yang
berbentuk segitiga, mirip daging yang menjalar ke kornea, dan pertumbuhan
fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasive.
Patofisiologi pterigium antara lain karena degenerasi elastik kolagen dan
proliferasi fibrovaskular dengan permukaan yang menutupi epitel. Dimana
konjungtiva bulbi yang selalu berurusan dengan dunia luar sehingga selalu terpapar
oleh sinar matahari dan debu yang mengakibatkan penebalan konjungtiva. Selain itu
karena adanya kerusakan limbal stem cell akibat sinar UV yang menyebaban
degenerasi kolagen dan proliferasi jaringan vaskuler.
Terapi dari pterigium umumnya tidak perlu diobati, hanya perawatan secara
konservatif seperti memberikan anti inflamasi pada pterigium yang iritatif. Pada
pembedahan akan dilakukan jika piterigium tersebut sudah sangat mengganggu bagi
penderita semisal gangguan visual, dan pembedahan ini pun hasilnya juga kurang
maksimal karena angka kekambuhan yang cukup tinggi mengingat tingginya

23

kuantitas sinar UV di Indonesia. Walaupun begitu penyakit ini dapat dicegah dengan
menganjurkan untuk memakai kacamata pelindung sinar matahari.

You might also like