You are on page 1of 2

1.

Mikosis dapat dibagi menjadi dua yaitu :


a. Mikosis profunda
b. Mikosis superfisialis
2. Pembagian mikosis superfisialis dapat dibagi menjadi :
a. Dermatofitosis yang dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasinya, yaitu :
- Tinea kapitis
- Tinea barbe
- Tinea kruris
- Tinea pedis et manum
- Tinea unguium
- Tinea korporis
- Tinea fasialis
- Tinea aksilaris
b. Nondermatofitosis, terdiri atas perbagai penyakit :
- Ptiriasis versikolor
- Piedra hitam
- Piedra putih
- Tinea nigra palmaris
- Otomikosis
- Keratomikosis
3. Tiga Genus Etiologi Tinea diantaranya Micosporum, Trichophyton, dan
Epidermophyton.
4. Prinsip tatalaksana tinea 3
5. Golongan obat antijamur
a. Golongan azol
b. Griseovulfin
c. Terbinafin
6. Faktor kegagalan tatalaksana jamur 3
7. Penyebab Ptiriasis Versikoloradalah Malassezia furfur Robin
8. Perbedaan klinis Tinea dan kandidosis kutis
Tinea

Kondidosis

9. Perbedaan tatalaksana tinea dan kandidosis


Tinea

Kondidosis

10.Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis jamur


a. Pemeriksaan langsung
Pemeriksaan sediaan basah dari sampel kerokan tempat lesi yang
diletakkan di atas gelas alas kemudian ditambah 1 2 tetes larutan KOH.
Konsentrasi larutan KOH untuk sediaan rambut adalah 10% serta untuk
kulit dan kuku 20%. Setelah sediaan dicampur dengan larutan KOH,
ditunggu 15-20 menit hal ini diperlukan untuk melarutkan jaringan. Untuk
mempercepat proses pelarutan dapat dilakukan pemanasan sediaan
basah di api kecil. Pada saat mulai keluar uap dari sediaan tersebut,

pemanasan sudah cukup. Bila terjadi penguapan, maka akan terbentuk


Kristal KOH, sehingga tujuan yang diinginkan tidak tercapai. Untuk melihat
elemen jamur lebih nyata dapat ditambahkan zat warna pada sediaan
KOH, misalnya tinta Parker superchroom blue black.
b. Kerokan kulit atau usapan diperiksa
Pemeriksaan
dengan
pembiakan
diperlukan
untuk
mendukung
pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies
jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada
media buatan. Yang dianggap paling baik pada waktu ini adalah medium
agar dekstrosa Sabouraud. Pada agar Sabouraud dapat ditambahkan
antibiotic saja (kloramfenikol) atau ditambah pula klorheksimid. Kedua zat
tersebut diperlukan untuk menghindarkan kontaminasi bakterial maupun
jamur kontaminan.

You might also like