You are on page 1of 7

Kelompok 10/S.

Ganjil/2013-2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini kebutuhan akan industri semakin
meningkat terutama dalam makanan , alat- alat
masakan maupun produk yang berkontak langsung
dengan makanan. Oleh sebab itu, maka masyarakat
semakin selektif dalam memilih produk kebutuhan
sehari-hari

dan

terhadap

lingkungan.

Surfaktan

memegang peran penting dalam bidang industri.


Perkembangan pembuatan surfaktan bukan hanya
untuk menemukan jenis baru terhadap suatu surfaktan
melainkan keramahan lingkungan adalah suatu syarat
utama (Leanon, 2015).
Surfaktan
merupakan

senyawa

oleokimia

turunan yang memiliki gugus hidrofobik ( bagian ekor,


tidak suka air ) dan hidrofilik ( bagian kepala , suka
air).

Surfaktan

merupakan

senyawa

yang

dapat

menurunkan tegangan permukaan sehingga surfaktan


dapat

digunakan

sebagai

bahan

penggumpal,

pembusaan dan emulsi dalam industri pabrik (Bastian,


2012 ).
Surfaktan

alkil

poliglikosida

(APG)

adalah

surfaktan yang banyak dibutuhkan karena surfaktan


jenis ini termasuk surfaktan yag ramah lingkungan.
Surfaktan

ini

memiliki

keunggulan

tidak

beracun

sehingga kebutuhan akan surfaktan APG meningkat,


Kebutuhan surfaktan APG ini pada tahun 2006 adalah
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS
By
Checked
Feri Wibowo
Afria Anggreini
Wan Ilham Syam
Guntur Vhiwendro
Oci Khairani

Approved

Kelompok 10/S.Ganjil/2013-2014

95000 ton sementara 45000 ton didapat dari impor


dan

diperkirakan

akan

berkembang

berikutnya( Wirawan, 2015).


SurFaktan AGP merupakan

pada

salah

tahun

satu

jenis

surfaktan non- ionik yang berguna dalam bidang


personal care, kosmetik, pemucatan kain tekstil, dan
herbisida. Hingga saat ini, pabrik surfaktan AGP yang
ada di Indonesia adalah
Pada tahun 20 konsumsi energi nasional diprediksikan mencapai 5.103
juta ton SBM (setara barel minyak). Sehingga perlu dilakukan efisiensi
pemanfaatan energi dan diversifikasi energi melalui peningkatan
pemanfaatan energi alternatif. Fakta menyebutkan, pertumbuhan
konsumsi energi final Indonesia mencapai 7% per tahun, sedangkan
pertumbuhan konsumsi energi primer mencapai 10% per tahun.
Pertumbuhan itu jauh lebih tinggi dari pertumbuhan konsumsi dunia,
2,6% per tahun. Tingginya laju konsumsi energi ini mengakibatkan
pengurasan sumber daya fosil (minyak bumi, gas alam, dan batubara)
(Ditjen EBTKE, 2010).
Metanol atau metil alkohol adalah produk industri hulu petrokimia yang
merupakan turunan dari gas alam yang digunakan oleh berbagai
industri. Hingga saat ini produksi metanol di Indonesia dihasilkan dari
gas alam dan batu bara. Perusahaan penghasil metanol di Indonesia
diantaranya adalah Pertamina dan PT. Kaltim Metanol Industri (PT. KMI)
dengan bahan baku gas alam. Pabrik metanol Pertamina berada di
Pulau Bunyu dengan kapasitas produksi 110 juta galon/tahun
sedangkan pabrik metanol PT. KMI berada di Kalimantan Timur dengan
kapasitas produksi sekitar 220 juta galon/tahun. Produksi metanol dari
Indonesia diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
antara 167.000 834.000 galon per bulan selebihnya diekspor ke
Amerika , Korea , Jepang, dan Taiwan. Saat ini kapasitas produksi
metanol dunia diperkirakan sekitar 12,5 milyar galon (37,5 juta ton)
per tahun. Jika dilihat dari jumlah ini maka produksi metanol Indonesia
hanya sekitar 2,67% dari produksi dunia.
Meningkatnya
produksi
metanol
di
Indonesia
menyebabkan
meningkatnya kebutuhan sumber daya fosil berupa gas alam. Adanya
pengurasan terhadap sumber daya fosil ini, maka perlu dicari alternatif
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS
By
Checked
Feri Wibowo
Afria Anggreini
Wan Ilham Syam
Guntur Vhiwendro
Oci Khairani

Approved

Kelompok 10/S.Ganjil/2013-2014

bahan pengganti sumber bahan baku metanol tersebut. Salah satu


sumber bahan baku alternatif untuk memproduksi metanol tersebut
berasal dari limbah biomassa sawit khususnya tandan kosong kelapa
sawit (TKS).
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil utama kelapa sawit
dunia. Disamping volume produk berupa minyak yang sangat besar
maka terdapat potensi limbah yang juga sangat besar. Seperti
diketahui, dalam proses pengolahan tandan buah segar menjadi
minyak sawit sekitar 45% bahan akan menjadi limbah padat berupa
seresah, serbuk, serabut, tempurung, dan tandan kosong. Sekitar 50%
dari limbah padat tersebut adalah tandan kosong. Pemanfaatan limbah
berupa tandan kosong sebagai bahan bakar sampai saat ini masih
sangat terbatas. Hal ini terutama disebabkan tingginya nilai kadar air
bahan serta dampak berupa polusi yang dihasilkan (Kittikun, 2000).
Pemanfaatan limbah secara sepadan akan mengurangi masalah
bahkan dapat mendatangkan keuntungan bila dapat mengotimalkan
nilai tambah limbah tersebut.
Dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa
sawit (crude palm oil, CPO), dihasilkan limbah berupa tempurung,
serabut, dan tandan kosong sawit (TKS). Setiap pengolahan 1 ton TBS
akan dihasilkan TKS sebanyak 22 23% TKS atau sebanyak 220 230
kg TKS. Jumlah limbah TKS seluruh Indonesia pada tahun 2004
diperkirakan mencapai 18.2 juta ton. Jumlah yang luar biasa besar,
namun demikian potensi ini belum dimanfatkan secara optimal.
Pembuatan metanol berbahan baku tandan kosong sawit ini selain
dapat menghasilkan metanol juga berguna dalam mengurangi limbah
dari industri kelapa sawit.

1.2. Tujuan Pra Perancangan Pabrik


Tujuan dari pra rancangan pabrik pembuatan metanol dari syngas hasil
gasifikasi tandan kosong sawit (TKS) ini adalah untuk mengaplikasikan
ilmu teknik kimia yang meliputi neraca massa, neraca energi,
spesifikasi peralatan, operasi teknik kimia, utilitas dan bagian ilmu
teknik kimia lainnya seperti aspek ekonomi dalam pembiayaan pabrik
sehingga memberikan gambaran kelayakan pra rancangan pabrik
pembuatan metanol dari syngas hasil gasifikasi tandan kosong sawit
(TKS).
Secara khusus, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan
metanol dari syngas hasil gasifikasi tandan kosong sawit (TKS) ini
adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri akan metanol
sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor metanol.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS


By
Checked
Feri Wibowo
Afria Anggreini
Wan Ilham Syam
Guntur Vhiwendro
Oci Khairani

Approved

Kelompok 10/S.Ganjil/2013-2014

1.3. Ruang Lingkup Perancangan


Ruang lingkup dari pra rancangan pabrik pembuatan metanol dari
syngas hasil gasifikasi tandan kosong kelapa sawit (TKS) adalah seperti
berikut :
Laporan I

: Mempelajari studi literatur dan basis perancangan,


pada laporan satu ini berisikan pendahuluan, deskripsi
proses yang akan dirancang, latar belakang dan tujuan
serta penjelasan tentang proses yang kita gunakan

Laporan II

: Menghitung dan menentukan neraca massa dan


neraca energy dari setiap unit alat yang ada dalam
perancangan

Laporan III

: Mempelajari spesifikasi peralatan, menghitung dan


merancang alat-alat dalam pabrik seperti reaktor, unit
Pemisahan, unit perpindahan panas, alat Aliran bahan,
Sistem utilitas dalam pabrik

Laporan IV

: Mempelajari dan menentukan


instrument diagram

Laporan V

proses

Piping

and

Manajemen pabrik
dan menentukan analisis
kelayakan ekonomi serta Executive summary

1.4. Prospek Ekonomi


Secara ekonomi metanol mempunyai dampak yang cukup berarti
terhadap perkembangan dunia karena dapat menyumbangkan
pendapatan 12 milyar USD per tahun dan dapat menciptakan lebih dari
100.000 lapangan kerja. Berdasarkan data yang dirilis CMAI pada
Agustus 2012, terlihat kebutuhan metanol dunia saat ini, tahun-tahun
sebelumnya, dan prediksi kebutuhan di masa depan sampai tahun
2016. Pertumbuhan kebutuhan metanol teramati berkorelasi positif
atau linier dengan pertumbuhan kebutuhan energi dunia. Berikut ini
merupakan gambar kebutuhan metanol di dunia (IndoAnalisis, 2012)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS


By
Checked
Feri Wibowo
Afria Anggreini
Wan Ilham Syam
Guntur Vhiwendro
Oci Khairani

Approved

Kelompok 10/S.Ganjil/2013-2014

Gambar 1.1. Kebutuhan Metanol Dunia


Berdasarkan analisis pasar dunia dan Indonesia, ada beberapa hal
yang menggambarkan prospek metanol dunia dan Indonesia,
diantaranya :
a. kebutuhan dunia dan Indonesia akan metanol terus naik
signifikan.
b. kebutuhan dunia akan metanol naik seiring dengan
kenaikan kebutuhan dunia akan energi
c. di masa depan, metanol tidak hanya dibutuhkan di berbagai
industri manufaktur, tetapi juga di industri yang berkaitan
dengan sumber daya energi, yaitu kebutuhan bahan bakar.
d. Cina merupakan negara dengan konsumsi metanol tertinggi
di dunia, dikarenakan pertumbuhan ekonomi dan
industrinya yang sangat luar biasa.
e. Volume impor metanol Indonesia cukup tinggi, sebesar 60%
volume ekspor metanol Indonesia
Berikut ini merupakan gambar perbandingan volume ekspor-impor
metanol Indonesia.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS


By
Checked
Feri Wibowo
Afria Anggreini
Wan Ilham Syam
Guntur Vhiwendro
Oci Khairani

Approved

Kelompok 10/S.Ganjil/2013-2014

(Badan Pusat Statistika, 2012)


Gambar 1.2. Perbandingan volume ekspor-impor metanol Indonesia.
Dari Gambar 1.2 dapat diamati bahwa volume impor rata-rata tiap
tahun sekitar 60% dari volume ekspor rata-rata tiap tahun. Ini
menunjukkan bahwa kebutuhan konsumsi metanol Indonesia cukup
tinggi. Tingginya kebutuhan industri dalam negeri terhadap metanol
juga menunjukkan bahwa spesifikasi produk metanol yang dibutuhkan
di dalam negeri berbeda dengan metanol yang diproduksi dalam
negeri.
Berdasarkan beberapa fakta tersebut, terlihat bahwa peluang bisnis
untuk metanol sangat prospektif dan menjanjikan. Tidak hanya untuk
pasar Indonesia, tetapi juga untuk pasar dunia. Selain itu, terlihat
bahwa negara dengan pertumbuhan ekonomi dan industri yang pesat
merupakan pasar yang menjanjikan untuk penjualan produk metanol.

Gross Profit Margin (GPM)


Kelayakan pendirian pabrik Metanol diuji secara kasar melalui Gross
Profit Margin (GPM). Gross Profit Margin (GPM) merupakan perkiraan
secara global mengenai keuntungan yang diperoleh dari penjualan
produk utama dan produk samping dikurangi dengan biaya bahan
baku, tanpa melihat biaya peralatan dan biaya operasi.
Reaksi intermediet pembentukan metanol:
CO + 2 H2CH3OH

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS


By
Checked
Feri Wibowo
Afria Anggreini
Wan Ilham Syam
Guntur Vhiwendro
Oci Khairani

Approved

Kelompok 10/S.Ganjil/2013-2014

Tabel 1.1. Perhitungan Gross Profit Margin


Satuan
CO
2 H2
CH3OH
Kmol
0,001
0,002
0,001
Molecular
28
4
32
Weight
Kg
0,028
0,008
0,032
kg/kg
0,875
0,25
1
methanol
Rp/kg
570,63
153,525
4863,235
1 kg TKS

= 33,08% berat CO (Laohalidanond, K., 2007)

1 kg TKS

= 8,9% berat H2 (Laohalidanond, K., 2007)

1 ton TKS

= Rp. 1,5 USD (bppt.go.id, 2010)

1 kg TKS

= Rp. 17,25/kg (bppt.go.id, 2010)

1 kg metanol
I USD

= 0,42289 USD/kg (bps.go.id)

= Rp. 11.500 (www.seputarforex.com, 2013)

GPM = harga jual produk - harga beli bahan baku


= [(kg produk/ kg metanol) x harga produk] - [(kg reaktan/
kg produk) x harga reaktan]
= (1 x 4863,235) - (0,25 x 153,525) (0,875 x 570,63)
= 4863,235 - 499,3 38,38
= Rp. 4325,555/kg

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari TKS


By
Checked
Feri Wibowo
Afria Anggreini
Wan Ilham Syam
Guntur Vhiwendro
Oci Khairani

Approved

You might also like