Professional Documents
Culture Documents
Mahasiswa Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk, 2Dosen STIKes Satria Bhakti Nganjuk, 3Dosen STIKes Satria
Bhakti Nganjuk.
ABSTRAK
SRI WIJAYANTI: Hubungan Mobilisasi Dini dengan Tingkat Nyeri Pada Ibu Post
Sectio Caesarea di Ruang Kemuning RSUD Nganjuk
Dampak operasi Sectio Caesarea adalah nyeri, hal ini terjadi karena adanya luka
akibat terputusnya continuitas jaringan. Salah satu cara memperlancar sirkulasi darah,
mempercepat penyembuhan luka, menurunkan nyeri adalah dengan mobilisasi dini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan tingkat nyeri
pada ibu post Sectio Caesarea di Ruang Kemuning RSUD Nganjuk.
Desain penelitian ini adalah analitik kolerasional dengan prospektif, dilaksanakan
pada tanggal 09 Maret-09 April 2015. Populasi penelitian ini adalah Ibu post Sectio Caesarea
hari pertama di Ruang Kemuning RSUD Nganjuk rata-rata per bulan sebanyak 31 ibu.
Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, dan jumlah sampel 31
responden.Variabel independen adalah mobilisasi dini dan variabel dependen adalah tingkat
nyeri. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Analisa data dengan Coefisien
Contigensi dengan tingkat signifikan 0,05.
Mobilisasi dini pada ibu post Sectio Caesarea sebagian besar dari responden
melakukan mobilisasi dini yaitu sebanyak 16 responden (51,6%). Tingkat nyeri pada ibu post
Sectio Caesarea hampir setengahnya responden mengalami tingkat nyeri berat terkontrol
yaitu sebanyak 14 responden (45,2%). Uji statistik menggunakan Coefisien Contingensi
didapatkan value = 0,017, sehingga Ha diterima. Ada hubungan mobilisasi dini dengan
tingkat nyeri di Ruang Kemuning RSUD Nganjuk.
Pasien dapat melakukan mobilisasi dini setelah 6 jam pertama post sc. Mobilisasi
yang dilakukan dengan benar seperti menggerakkan kaki, tangan serta miring kanan dan kiri
dapat mempercepat penyembuhan luka, menurunkan nyeri. Petugas kesehatan harus
memberikan motivasi dan informasi tentang mobilisasi dini kepada ibu post Sectio Caesarea.
Kata Kunci: Mobilisasi Dini, Tingkat Nyeri, Ibu post Sectio Caesarea
PENDAHULUAN
Sebagian besar pasien post Sectio
Caesarea akan merasakan nyeri yang
tingkatannya dapat berbeda-beda pada
setiap ibu (Firda, 2013). Pasien post
partum Sectio Caesarea harus diberikan
mobilisasi
dini
dengan
tujuan
memperbaiki sirkulasi, membuat nafas
dalam, mencegah kekakuan sendi
sehingga mengurangi nyeri (Kusmawan,
2003). Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan pada tanggal 27 sampai 31
Oktober 2014 di ruang Kemuning
RSUD Nganjuk, terhadap 7 ibu post
Sectio Caesarea yang dirawat enggan
melakukan mobilisasi dini dengan alasan
nyeri luka operasi.
Menurut WHO angka persalinan
Sectio Caesarea sekitar 10% sampai 15%
persalinan di negara-negara berkembang.
Di Indonesia pada tahun 2012 adalah
sekitar 921.000 dari 4.039.000 atau
sekitar 22.8% (Depkes, 2013). Di
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013
berjumlah 3.401 operasi dari 170.000
persalinan atau sekitar 20% dari seluruh
persalinan. Data survey dari Rekam
Medik RSUD Nganjuk di dapatkan hasil
rata-rata per bulan 25 ibu yang memilih
persalinan Sectio Caesarea.
Operasi
Sectio
Caesarea
menyebabkan stress pada daerah operasi.
Stress ini akibat nutrisi yang tidak
adekuat, gangguan sirkulasi, dan
perubahan
metabolisme
akan
meningkatkan
resiko
lambatnya
penyembuhan
luka
sehingga
menyebabkan nyeri tetap (Potter, 2005).
Kebanyakan pasien masih mempunyai
kekhawatiran jika tubuh digerakkan pada
posisi tertentu pasca operasi akan
menambah
nyeri.
Secara
umum
imobilisasi mengakibatkan terjadinya
trombosis, emboli, seperti luka jahitan
yang tidak menutup, infeksi pada luka
operasi,
perubahan
pada
sistem
integumen (Potter dan Perry, 2006).
Perawat mengobservasi nyeri
yang dirasakan pasien dengan melakukan
manajemen nyeri dengan teknik non
farmakologis seperti relaksasi, distraksi
dan mobilisasi dini. Jika teknik nonfarmakologis nyeri belum juga berkurang
maka
barulah
diberikan
teknik
farmakologis
dengan
pemberian
analgesik sesuai dengan resep dokter.
Pengkombinasian antara teknik nonfarmakologis dan teknik farmakologis
merupakan cara yang paling efektif untuk
menghilangkan nyeri terutama untuk
nyeri
yang
sangat
hebat
yang
berlangsung selama berjam-jam bahkan
berhari-hari (Smaltzer dan Bare, 2002).
Berdasarkan latar belakang diatas
tentang pentingnya mobilisasi dini maka
peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
mobilisasi dini dengan tingkat nyeri pada
ibu post Sectio Caesarea di ruang
Kemuning Rumah Sakit Umum Daerah
Nganjuk
METODE
Desain dan lokasi penelitian
Pada penelitian ini menggunakan desain
analitik korelasional dengan pendekatan
prospektif. Pendekatan waktu secara
longitudinal atau time period approach.
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang
Kemuning RSUD Nganjuk.
Populasi, sampling, sampel
Populasi penelitian ini adalah ibu
post Sectio Caesarea di ruang Kemuning
RSUD Nganjuk (N=31/bulan). Teknik
sampilng yang digunakan ialah Non
probability sampling dengan metode total
sampling yaitu teknik penentuan sampel
bila semua populasi digunakan bila jumlah
populasi relatif kecil (Nursalam, 2013).
didapat
adalah
Identifikasi variabel
Variabel independen dalam penelitian ini
adalah mobilisasi dini dan variabel
dependen adalah tingkat nyeri pada ibu
post Sectio Caesarea di Ruang Kemuning
RSUD Nganjuk.
Analisa data
Setelah data terkumpul kemudian
di tabulasi dalam bentuk tabel dengan
variabel yang akan diukur. Analisa data
dilakukan melalui tahap editing, koding,
tabulasi, dan uji statistik. Skala data yang
digunakan adalah data yang berjenis
nominal-ordinal maka untuk menganalisa
hubungan mobilisasi dini dengan tingkat
nyeri pada ibu post Sectio Caesarea di
Ruang Kemuning RSUD Ngajuk. Uji
hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan komputerisasi SPSS 20 for
windows dan uji statistik menggunakan
coefisien contigensi dengan tingkat
signifikasi = 0,05 dimana jika value
= 0,05 maka Ha diterima yang berarti
ada hubungan mobilisasi dini dengan
tingkat nyeri
pada ibu post Sectio
Caesarea di ruang Kemuning RSUD
Nganjuk dan jika value > = 0,05 maka
Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan
mobilisasi dini dengan tingkat nyeri pada
ibu post Sectio Caesarea.
HASIL PENELITIAN
Data umum
Dari hasil penelitian ini didapatkan
hasil dari pengolahan data demografi
bahwa dari 31 responden hampir
setengahnya berumur 31-35 tahun yaitu
14 responden (45%), sebanyak 31
responden, sebagian besar bekerja sebagai
ibu rumah tangga yaitu 21 responden
(68%), sebanyak 31 responden hampir
setengahnya berpendidikan SMA yaitu 15
responden (48%), sebanyak 31 responden
hampir setengahnya merupakan persalinan
(42%),
hampir
(81%)
Sectio
Data khusus
Tabel 1. Mobilisasi Dini pada Ibu Post
Sectio Caesarea di Ruang Kemuning
RSUD Nganjuk Tanggal 09 Maret 09
April 2015
Mobilisasi Dini
Frekuensi
%
Tidak melakukan
15
48,4
Melakukan
16
51,6
Total
31
100
Frekuensi
Tidak nyeri
3,2
Nyeri ringan
19,4
Nyeri sedang
29,0
14
45,2
Nyeri berat
terkontrol
3,2
31
100
Total
tidak
Berdasarkan
tabel
2
diatas
menunjukan bahwa dari 31 responden
hampir setengahnya yaitu 14 responden
Tidak
Ringan
Sedang Terkontrol
0,0
3,2
6,5
11
35,5
Melakukan 1
3,2
16,1 7 22,6
9,7
3,2
19,4 9 29,0 14
45,5
Tidak
Total
AplikasiKonsepdan
Proses
(2009)
Pentingnya
Mobilisasi
Dini
[Internet]
.
Bersumber
http://indonesiannursing.com [diakses tanggal 7 Oktober 2014 jam 09.00 WIB]
dari