You are on page 1of 3

Dalam satu golongan, dari Fluor sampai Iod, jari-jari atom meningkat.

Akibatnya, interaksi antar


atom semakin kuat, sehingga titik didih dan titik leleh pun meningkat. Dalam keadaan standar
(tekanan 1 atm dan temperatur 25C), Fluor adalah gas berwarna kekuningan, Klor adalah gas
berwarna hijau pucat, Brom adalah cairan berwarna merah kecoklatan, dan Iod adalah padatan
berwarna ungu-hitam. Energi ionisasi menurun dalam satu golongan , demikian halnya
keelektronegatifan dan potensial standar reduksi (Ered). Ini berarti, Flour paling mudah tereduksi
(oksidator kuat), sedangkan Iod paling sulit tereduksi (oksidator lemah).
Beberapa keistimewaan unsur Fluor yang tidak dimiliki unsur Halogen lainnya adalah sebagai
berikut :
1. Fluor adalah unsur yang paling reaktif dalam Golongan Halogen. Hal ini terjadi akibat energi
ikatan F-F yang relatif rendah (150,6 kJ/mol) dibandingkan energi ikatan Cl-Cl (242,7 kJ/mol)
maupun Br-Br (192,5 kJ/mol). Sebagai tambahan, ukuran atom F yang kecil menyebabkan
munculnya tolakan yang cukup kuat antar lone pair F-F, sehingga ikatan F-F tidak stabil dan
mudah putus. Hal ini tidak terjadi pada ikatan Cl-Cl maupun Br-Br sehingga keduanya relatif
stabil dibandingkan ikatan F-F.
2. Senyawa Hidrogen Fluorida (HF) memiliki titik didih tertinggi akibat adanya ikatan
Hidrogen. Sementara senyawa halida lainnya (HCl, HBr, dan HI) memiliki titik didih yang
relatif rendah.
3. Hidrogen Fluorida (HF) adalah asam lemah, sedangkan asam halida lainnya (HCl, HBr, dan
HI) adalah asam kuat.

Astatin yang sering digunakan sebagai perunut adalah Astatin-211 dan


karakteristiknya menyerupai iodin, sebagai perunut kelenjar tiroid. Astatin memiliki
sekitar 30 isotop, diantaranya Astatin-218 yang bisa ditemukan di dalam mineral
uranium, Astatin-215 dan Astatin-219 bisa ditemukan di dalam campuran aktinium,
dan Astatin alami yang memiliki waktu paro terlama ialah Astatin-219 dengan
waktunya selama 56 detik, Astatin-213 adalah Astatin yang memiliki waktu paro
paling sedikit, yaitu 125 nanosekon.
Sejarah

Pada tahun 1940 di University of California, Dale R. Corson, Kenneth Ross MacKenzie, dan
Emilio Segre pertama kali mensintesis/membentuk Astatin dengan membombardir Bismuth
dengan partikel alfa di dalam cyclotron. Pada percobaan tersebut diketahui bahwa zat itu
(Astatin) bersifat sangat radioaktif dan berdasarkan sifat-sifatnya yang lebih cenderung ke unsur

halogen (hampir mirip dengan iodin). Beberapa tahun sebelum Dale Corson dkk. mensintesis
Astatin, ternyata ada ilmuwan bernama Fred Allison dari Alabama Polytechnic Institute
mengklaim bahwa zat tersebut namanya Alabamine (Ab). Fred tidak mensintesisnya, namun ia
menelusuri keberadaan zat tersebut, dan ternyata..sebelum Fred Allison pun ada ilmuwan
terdahulu yang telah memprediksi keberadaan zat tersebut (astatin), yaitu bapak pembuat tabel
periodik kita, Dmitri Mendeleev. Bapak Dmitri Mendeleev memprediksi bahwa dalam unsur
halogen terdapat suatu zat yang terletak dibawah Iodin, dan beliau sementara menamainya
sebagai eka-iodine.
Dale Corson, Kenneth Mackenzie, dan Emilio Segre setelah mengetahui bahwa Alabamine yang
mereka sintesis tersebut ternyata sangat tidak stabil, maka mereka meREKLAIM nama zat
tersebut untuk yang kedua kalinya dengan sebutan ASTATIN, yang dalam bahasa yunaninya
berasal dari kata astatos yang artinya unstable alias tidak stabil.
Ternyata eh ternyata.. di belahan dunia yang lainnya ketika Dale Corson sibuk mensintesis
astatin, ternyata ada para ilmuwan dari India dan Swiss yang ikut-ikutan mengKLAIM zat
halogen terakhir tersebut. Dari India, kimiawan bernama Rajendraral De mengklaim bahwa zat
halogen terakhir tersebut bernama Dakin, sedangkan kimiawan dari Swiss bernama Walter
Minder mengkalim bahwa zat tersebut namanya Anglohelvetium.

- AgBr sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam film fotografi dan sinar X. Dalam
Prosesnya, senyawa akan tereduksi menjadi Ag dan Halogen dimana Ag akan menghitamkan
kertas.

- Senyawa bromin digunakan pada pestisida, obat-obatan dan dalam pembuatan plastik dan
tekstil tahan api.

- Etilenbromida (C2H4Br2) dicampurkan ke bensin bertimbal untuk mengikat timbal (Pb) agar
tidak melekat pada mesin.

You might also like