You are on page 1of 3

ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER

Rabu, 04 Maret 2009


http://veniwulandari.blogspot.com/2009/03/anatomi-sistemkardiovaskuler.html diakses tgl 25 april 2010
Diposkan oleh VENI WULANDARI di 04:17
Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid dan
terletak di dalam perikardium di mediastinum. Jantung memiliki tiga permukaan :
facies sternocostalis, diaphragmatica, dan basis cordis. Jantung dibagi oleh septa
vertikal menjadi empat ruang: atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus dexter,
dan ventriculus sinister.
Atrium dextrum terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil, auricula. Bagian
atrium di anterior berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas
serabut-serabut otot, musculi pectinati, yang berjalan melalui crista terminalis ke
auricula dextra. Pada atrium dextrum bermuara vena cava superior et inferior, sinus
coronarius, dan vena cordis minimae. Ostium atrioventriculare dextrum terletak
anterior terhadap muara vena cava inferior dan dilindungi valva tricuspidalis. Pada
atrium dextrum juga terdapat septum interatriale yang memisahkan kedua atrium.
Pada septum inilah terdapat fossa ovalis yang merupakan obliterasi dari foramen
ovale saat masih janin. (Snell, 2006)
Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dextrum melalui ostium
atrioventriculare dextrum dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci
pulmonalis. Sewaktu mendekati trunci pulmonalis rongga berubah seperti corong
yang dinamakan infundibulum. Dinding ventrikel dexter jauh lebih tebal dibangding
atrium karena ada trabecula carnae. Trabecula ini terdiri atas tiga jenis: mm.
papillares, trabecula septomarginalis (berisi bundle hiss), dan rigi yang menonjol.
Mm. papillares dengan valva tricupidalis dihubungkan oleh tali fibrosa yang disebut
chorda tendinea. (Snell, 2006)
Atrium sinistrum memiliki dinding yang paling tipis diantara seluruh jantung. Empat
vena pulmonales, dua dari masing-masing paru bermuara pada dinding posterior dan
tidak memiliki katup. Ostium atrioventricularis sinistrum dilindungi oleh valva
mitralis. (Snell, 2006)
Ventriculus sinister berhubungan dengan atrium sinistrum melalui ostium atrioventricularis yang dilindungi valva mitralis dan aorta melalui ostium aortae yang
dilindungi valva semilunaris aorta. Dindingnya paling tebal diantara seluruh jantung.
Terdapat trabecula carnae yang berkembang dengan baik, dua buah mm. papillares
yang besar, tapi tidak terdapat trabecula septomarginalis. (Snell, 2006)
Pembuluh Darah
Ada tiga macam pembuluh darah: arteria, vena, dan kapiler. Arteria membawa darah
dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh melalui cabangcabangnya. Arteri yang kecil disebut arteriola, persatuan cabang-cabang disebut
anastomosis. Vena adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung;

banyak diantaranya yang mempunyai katup. Vena yang terkecil disebut venula, vena
yang lebih besar atau muara-muaranya, bergabung membentuk vena yang lebih besar
lagi, yang biasanya membentuk satu hubungan dengan yang lain menjadi plexus
venosus. Vena yang keluar dari gastrointestinal tidak langsung menuju ke jantung
tetapi bersatu membentuk vena porta. Kapiler adalah pembuluh yang sangat kecil dan
menghubungkan arteriola dengan venula. (Snell, 2006

FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULAR


http://veniwulandari.blogspot.com/2009/03/fisiologi-sistem-kardiovaskular.html
Diposkan oleh VENI WULANDARI di 04:25
Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling
terkait. Gelombang rangsang listrik tersebar melalui nodus SA melalui sistem
konduksi menuju miokardium untuk merangsang konduksi otot. Rangsangan listrik
ini disebut depolarisasi dan diikuti perubahan listrik kembali yang disebut
repolarisasi. Respon mekaniknya adalah sistolik (kontraksi otot) dan diastolik
(relaksasi otot). Aktivitas listrik sel yang dicatat secara grafik melalui elektroda
intrasel memperlihatkan bentuk khas yang disebut potensial aksi. Dua jenis potensial
aksi utama respon cepat dan respon lambat- digolongkan berdasarkan kekuatan
depolarisasi primer, baik saluran Na+ cepat atau saluran Ca++ lambat. Potensial aksi
respon cepat ditemukan pada sel otot atrium dan ventrikel serta serabut Purkinje.
Potensial aksi respon lambat pada nodus SA dan AV. Nodus SA, nodus AV, dan
serabut Purkinje mampu melakukan eksitasi sendiri (automatisasi). Nodus SA
merupakan pacemaker jantung yang dominan dengan kecepatan intrinsik 60 sampai
100 dpm. Kecepatan intrinsik nodus AV dan serabut Purkinje masing-masing secara
berurutan adalah 40 sampai 60 dpm dan 15 sampai 40 dpm. (Wilson, 2005)
Aliran darah melalui perifer dipengaruhi oleh mekanisme pengaturan instrinsik dan
ekstrinsik. Mekanisme pengaturan ekstrinsik yang utama adalah saraf simpatis.
Pengaturan intrinsik aliran darah diatur oleh keadaan jaringan lokal dan sangat
penting dalam optimasi aliran darah ke otak dan jantung. Aliran darah melalui
pembuluh darah bergantung pada variabel yang berlawanan: perbedaan tekanan
antara dua ujung pembuluh dan resistensi terhadap aliran. Hubungan variabel ini
paling baik diyunjukkan dengan hukum Ohm: Q = P / R. Berdasarkan hukum Ohm,
aliran darah atau curah jantung, merupakan fungsi perbedaan tekanan dalam sistem
pembuluh darah (MAP dikurang RAP), dan keadaan pembuluh resisten. Dilatasi
arteriol menyebabkan penurunan resistensi dan peningkatan aliran darah. Sebaliknya,
kontriksi arteriol meningkatkan peningkatan resistensi dan penurunan aliran darah.
(Wilson, 2005)

HISTOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER


http://veniwulandari.blogspot.com/2009/03/histologi-sistem-kardiovaskuler.html
Diposkan oleh VENI WULANDARI di 04:24
Dinding jantung terdiri atas 3 lapisan dari dalam ke luar, yaitu: (1) Endokardium, (2)
Miokardium, dan (3) Epikardium. Otot jantung, yang bersifat lurik dan involunter,
berkontraksi secara ritmis dan automatis. Mereka terdapat pada lapisan miokardium.
Miokardium identik dengan tunika media pada pembuluh darah. Suatu serat otot
jantung di bawah mikroskop cahaya terlihat sebagai sejumlah sel otot jantung
(beranastomosis) yang terikat end to end (ujung-ujung) pada daerah ikatan khusu
yang disebut diskus interkalaris. Selain itu terlihat pula inti yang letaknya di tengah.
Lapisan endokardium jantung identik dengan tunika intima arteria. Lapisan ini lebih
tebal pada atrium dibanding ventricel. Pada lapisan terdalam terdapat lapisan
fibroelastis. Lapisan subendokardium merupakan jaringan pengikat longgar, pada
daerah ventricel terisi oleh modifikasi otot jantung yaitu serabut purkinye yang
merupakan sistem konduksi di jantung. ( Laboratorium histologi , 2009; Leeson,
1996 )
Pembuluh darah mempunyai selapis sel endotel yang melapisi lumennya di manapun.
Pada kapiler sel endotel ini merupakan bagian utama dindingnya. Sel endotel dinding
kapiler mempunyai bentuk pipih. Makin besar diameter kapiler, sel endotel makin
pendek dan lebar. Antara sel endotel satu dengan yang lain terdapat hubungan erat
berupa tight junction (zonula occludens). Kadang-kadang pada batas tersebut melipat
ke lumen yang disebut marginal fold. Kapiler dapat dibedakan menjadi 2 macam
yaitu tipe I (continue) dan tipe II (fenestrated). Ciri-ciri tipe I dinding kapiler utuh,
tidak mempunyai lubang atau pori-pori, membrana basalisnya utuh. Tipe II dibagi
lagi menjadi kapiler berlubang / berjendela, pada dindingnya terdapat lubang-lubang
yang ditutup oleh diafragma yang tipis, dan kapiler berpori-pori, yang pada
dindingnya berpori-pori dan tidak ditutup diafragma. Pembuluh darah arteri dapat
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu arteriol (paling kecil), arteri kecil sampai
sedang (memiliki banyak unsur otot), dan arteri besar (terdiri atas serat elastin).
Dinding arteri umumnya terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu: (1) tunika intima; (2)
tunika media; (3) tunika adventitia. Vena biasanya mengikuti pasangannya.
Dibanding arteri dinding vena lebih kendor, kurang elastis karena mengalami
pengurangan jumlah sel otot dan serabut elastis. Dinding vena banyak disusun oleh
serabut kolagen. Seperti arteri vena terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu: (1) tunika
intima; (2) tunika media; (3) tunika adventitia. Menurut ukuran vena dibedakan
menjadi : venulae, vena sedang, vena besar. ( Laboratorium histologi F, 2009;
Leeson, 1996

You might also like