Professional Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. Y
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 32 tahun
Tanggal Lahir
: 04 Desember 1982
Agama
: Islam
: Sunda / Indonesia
Status Pernikahan
: Menikah
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk RS
A. Keluhan Utama
Pasien marah-marah tidak jelas sebabnya sejak 2 minggu SMRS
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien diantar ke Poliklinik Psikiatri oleh suaminya. Pasien sering marahmarah tanpa sebab yang jelas, mudah tersinggung, sering teriak-teriak, pasien juga
sudah dianggap mengganggu lingkungan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien sering
merusak peralatan rumah tangga, berbicara terus, tertawa sendiri, terkadang
menyanyi, sulit tidur di malam hari dan curiga terhadap orang-orang di sekitarnya.
Pasien merasa bahagia dan selalu bersyukur kepada Allah akan karunia
yang diberikan-Nya dalam hidup pasien. Pasien mengaku bahwa pasien mulai
sakit seperti ini sejak keponakan kesayangannya meninggal 3 tahun yang lalu
akibat kecelakaan lalu lintas. Sejak saat itu, pasien merasa sering dikunjungi
arwah keponakannya tersebut dan ia berpesan untuk menjaga anaknya dan
mengikhlaskan kepergiannya. Arwah tersebut juga mengatakan bahwa suami
pasien sering memukuli anak bungsu pasien di rumah. Arwah tersebut berwujud
seorang laki-laki menyerupai keponakannya, mengenakan baju Koko putih dan
sarung hitam. Pasien juga mengaku sering dikunjungi kakeknya yang tinggal di
Mekkah dan sakti mandraguna saat pasien lalai sholat ataupun ibadah.
Pasien tidak merasa sakit jiwa, hanya sakit darah tinggi saja. Namun suami
pasien menganggap pasien sakit jiwa dan sudah menjadi aib keluarga. Saat
diwawancara, pasien dapat membaca beberapa ayat alquran, bernyanyi dengan
riang lagu Cintai Aku Karena Allah dan mengaku lagu tersebut adalah
karangannya sendiri. Setiap kali terdengar suara klakson, pasien mengatakan
bahwa suara itu menyuruhnya diam dan agar tidak banyak bicara karena akan ada
keluarganya yang mati, dan tercium oleh pasien bau bangkainya seperti halnya
memakan daging saudara sendiri.
Pasien merasa hidupnya berkecukupan, suami bekerja sebagai TNI
dan pasien ikut membantu mencari nafkah dengan berjualan baju. Pasien
mengaku hubungan dengan suaminya baik-baik saja. Tetapi suaminya sering
melakukan kekerasan pada pasien karena menyangka pasien selingkuh. Pasien
pernah dibacok di lengan kiri dan dilempar pecahan kaca di lengan kanan.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya
Pasien sudah pernah dirawat di RSMM karena gangguan jiwa pada tahun
2000, saat itu pasien menjalani pengobatan karena sering marah-marah tanpa
sebab juga. Saat tiba di rumah, pasien tidak rutin minum obat yang diberikan oleh
dokter psikiatri.
2. Riwayat Penyakit Medis Lainnya
5.Masa-masa Dewasa
Riwayat Pendidikan
Pasien hanya menjalani pendidikan di madrasah ibtidaiyah sampai tingkat
5, tidak meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan pasien tidak
ingin sekolah lagi.
Riwayat Pekerjaan
Pada tahun 2010 pasien pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga
dan juga buruh cuci di Depok, namun hanya bekerja sampai setahun kemudian
berhenti karena tidak betah dan kembali lagi ke kampung halamannya.
RiwayatPernikahan/Berpacaran/ Berpasangan/Psikoseksual
Pasien menikah sudah 2 kali. Pernikahan yang pertama menikah dengan
orang Lampung. Saat itu, ketika suami ingin membawa pasien untuk tinggal di
Lampung, ayah pasien tidak mengizinkan, karena ayah pasien tidak rela
anaknya pergi jauh dari dirinya. Karena hal ini pasien kemudian diceraikan
oleh suami yang pertama. Pada pernikahan yang pertama pasien tidak
dikaruniai anak. Kemudian pada tahun 2003, pasien menikah lagi dengan orang
Aceh. Pada pernikahan ini, pasien dikaruniai 3 orang anak, anak pertama lakilaki umur 8 tahun, anak kedua laki-laki umur 5 tahun, dan anak ketiga
perempuan umur 15 bulan. Pada tahun 2011, pasien ditinggal oleh suaminya
yang menikah lagi.
Riwayat Agama
Pasien merupakan pemeluk agama Islam. Pasien sesekali ikut pengajian.
Semenjak sakit, pasien tidak melaksanakan sholat 5 waktu. Pasien sering marah
ketika disuruh sholat.
Aktivitas Sosial
Pasien sesekali mengikuti pengajian yang diadakan di kampungnya.
Pasien jarang berinteraksi dengan tetangga.
Pasien ingin segera keluar dari rumah sakit karena tidak betah dengan
suasananya, dan ingin bertemu dengan anaknya.
4. Persepsi lingkungan terhadap dirinya
Keluarga pasien merasa ada yang berubah dengan pasien sejak 2 tahun
yang lalu, karena perilakunya tidak kunjung membaik meskipun sudah
dibawa ke orang pintar sehingga pasien dibawa ke RSMM.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 8 November 2013 :
A. DeskripsiUmum
1. Penampilan
Pasien seorang perempuan berpenampilan sesuai umur, bentuk badan
sedang, berkulit sawo matang. Pada saat pemeriksaan pasien memakai
kerudung berwarna hitam, kaos lengan panjang berwarna pink dan celana
panjang berwarna abu-abu.
2. Kesadaran
Pasien kompos mentis.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Selamapemeriksaanpasienmenjawab semua pertanyaan pemeriksa, dan
dapat duduk dengan tenang.
4. Pembicaraan
Pasien berbicara lancar, intonasi dan volume sedang,artikulasijelas,
intensitassuarasedang.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien menunjukkan sikap yangkooperatif.
B. Mood dan Afek
Mood
: hipotim
Afek
: terbatas
Keserasian
: tidak serasi
C. Gangguan Persepsi
7
Pasien memiliki riwayat halusinasi auditorik berupa mendengar suarasuara berupa perintah dan suara temannya yang sudah meninggal berkomentar,
juga halusinasi visual berupa melihat kuntilanak. Saat ini halusinasi sudah
tidak ada.
D. Pikiran
Proses dan Bentuk Pikir : koheren
Isi Pikir
: waham kejar
E. Kesadaran dan Kognisi
1. Taraf Kesadaran: Compos mentis
2. Orientasi
Waktu
: Baik ,pasienmengetahuihari, tanggaldantahun
saatditanya oleh pemeriksa.
Tempat: Baik, pasienmengetahuidimanaiaberada
sekarang.
Orang
: Baik, pasienmengenalipemeriksa saat ditanya
siapa nama pemeriksadannamakeluarganya.
3. Daya Ingat
Segera:Baik, pasien dapat menyebutkan nama - nama benda yang
disebutkan oleh pemeriksa berupa pulpen,
kursi, baju.
Jangka Pendek: Baik, pasien dapat mengulang 3kata yang
Jangka menengah
disebutkan sebelumnya.
: Baik, pasien dapat menceritakan kegiatan
Jangka Panjang
masa
pasienkesulitan
menghitung
pengurangan
100
pemahaman
terhadap
Berat Badan
Tinggi Badan
IMT
Kulit
Kepala
Rambut
Mata
THT
Gigi dan mulut
Leher
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
: 60 kg
: 165 cm
: 22 kg/m2
: Sawo matang, kesan normal
: Tidak ada deformitas
: Tidak berambut
: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
: deviasi septum pada hidung (-),tenggorok tidak ada
kelainan.
: gigi geligi lengkap, gingsul, Oral Hygiene cukup
baik
: Pembesaran KGB (-)
: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop(-)
: Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/: Datar, lemas, bising usus (+) normal
: Akral hangat, edema (-)
B. Status Neurologis
1. GCS
2. Kaku kuduk
3. Pupil
4. Kesan parase nervus kranialis
5. Motorik
: 15 (E4,V5,M6)
: (-)
: Bulat, isokhor, reflex cahaya
langsung-tak langsung +/+
: (-)
:Kekuatan dan tonus baik,
rigiditas (-), spasme (-),
hipotoni
gangguan
(-),
eutrofi,
keseimbangan
menyakitinya, susah tidur, sering keluyuran malam hari, berbicara, dan tertawa
sendiri, menyendiri, pendiam, malas melakukan aktivitas, pernah menyakiti
anaknya sendiri dan pernah melukai diri sendiri. Gejala seperti ini terjadi sejak
tahun 2011 semenjak ditinggal nikah suaminya. Tidak ada riwayat gangguan
medis lainnya, tidak ada riwayat konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obat
terlarang. Pada pemeriksaan fisik secara umum dalam batas normal. Pada
pemeriksaan status mental, pasien seorang perempuan berpenampilan sesuai
umur, kompos mentis, kooperatif, mood hipotim, afek terbatas, tidak serasi, proses
dan bentuk pikir koheren, isi pikir berupa waham kejar, orientasi baik, daya ingat
baik, konsentrasi terganggu, perhatian, kemampuan membaca dan menulis baik,
pikiran abstrak dan kemampuan visuospasial terganggu, intelegensia, kammpuan
menolong diri, dan pengendalian impuls baik. Daya nilai sosial dan uji daya nilai
baik. Penilaian realita terganggu. Tilikan derajat 2.
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna
dan khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi)
dalam berbagai fungsi psikososial dan pekerjaan. Terdapat pula penderitaan
(disstres) yang dialami oleh pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien
mengalami gangguan jiwa.
1. Diagnosis Aksis I
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala,
riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara
langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Berdasarkan
pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum yang dapat
mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan yang bermakna
yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental organik
(F00-09) dapat disingkirkan.
Pada pasien tidak ditemukan riwayat penggunaan zat psikoaktif
dan
alkohol dari anamnesis. Sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
11
2. Diagnosis Aksis II
Berdasarkan anamnesis, didapatkanperilaku pasien yang cenderung
menyendiri dan pendiam sesuai dengan ciri kepribadian skizoid.
3. Diagnosis aksis III
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan.
4. Diagnosis aksis IV
Berdasarkan anamnesis, permasalahan berkaitan dengan keluarga.
5. Diagnosis Aksis V
Berdasarkan skala Global Assesment of Functioning (GAF) dalam satu
tahun terakhir atau the highest level past year (HLPY) didapatkan nilai 50
(gejalaberat, disabilitas berat). Skala GAF pada saat pemeriksaan (current)
didapatkan nilai 50(gejala berat, disabilitas berat).
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: F20.0Skizofrenia Paranoid
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
3x5mg
Chlorpromazine
1x100mg
Trihexyphenidyl
3x2mg
2. Psikoterapi :
Psikoterapi dilakukan bersamaan dengan pemberian psikofarmaka,
dilakukan terhadap pasien dan keluarga.
Terhadap Pasien
Pasien
diberikan
kesempatan
seluas-luasnya
untuk
dukungan
terhadap
halpositif
yang
dilakukan pasien.
Selainitu,
harus
dijelaskan
pula
bahwa
Terhadap Keluarga
13
X. PROGNOSIS
Faktor yang mendukungprognosis :
1. Keluarga yang sangat mendukung pengobatan pasien.
Faktor yang memperburukprognosis :
1.
2.
3.
4.
5.
Prognosis
Quo ad vitam
: Bonam
Quo ad funtionam
: Bonam
14
Quo ad sanactionam
: Dubia ad bonam
15