Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
2.3
Rumusan tujuan pendidikan menurut UU No. 4 tahun 1950, tecatum dalam bab II
pasal 3 yang berbunyi tujuan pendidikan dan pengajaran membentuk manusia
susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Rumusan tujuan pendidikan menurut ketetapan MPR No.II tahun 1960
yang berbunyi tujuan pendidikan ialah mendidik anak ke arah terbentuknya
manusia yang berjiwa pancasila dan bertanggung jawab atas terselenggaranya
masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur material dan spiritual.
Rumusan tujuan pendidikan menurut sistem pendidikan nasional pancasila
dengan penetapan Presiden no. 19 tahun 1965 yang berbunyi tujuan pendidikan
nasional kita, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dari
pendidikan prasekolah sampai pendidikan tinggi, supaya melahirkan warga negara
sosialis Indonesia yang susila, yang bertaggung jawab atas terselenggaranya
masyarakat sosialis Indonesia, adil dan makmur baik spiritual maupun material
yang berjiwa pancasila.
Rumusan tujuan pendidkan menurut ketetapan MPRS No. 2 tahun 1960
yang berbunyi tujuan pendidikan ialah membetuk manusia pancasialis sejati
berdasarkan
ketentuanketentuan
yang
dikehendaki
oleh
pembukaan
2.4
2.5
kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan.
Menurut ahmad D. Marimba, fungsi tujuan yaitu:
1)
2)
3)
4)
Mengakhiri usaha.
Mengarahkan usaha.
Titik tolak untk mncapai tujuantujuan lain.
Memberi nilai pada usahausaha tersebut
2.6
2.6.1
Tujuan Umum
Tujuan umum ini sering disebut tujuan akhir, atau tujuan totalatau tujuan
lengkap. Tujuan umum berarti tujuan total atau tujuan yang lengkap yaitutujuan
yang pada akhirnya akan dicapai oleh pendidik terhadapanak didik yaitu
terwujudnya
kedewasaan
jasmani
dan
rohani.(Barnadib,
1989)Menurut
dan
pengalamanlangsung
yang
erat
hubungannya
dengan
yang
lain.Keenam
tujuan
tersebut
menurut
Langeveld
intinya
2.7
Suwarno
(1992)
terdapat
beberapa
pengertian
tujuan
adalah
mempertahankan
kebaikan
yang
ada
pada
pendidikan
adalah
mempertinggi
derajat
rakyat
(social
tokoh
pendidikan
2.8
berpendidikan, tidak ada suatu mahkamah pun ke mana dia dapat memajukan
pengaduan atas hukuman yang telah dijatuhkan kepada bangsa yang tidak
berpendidikan." Yukichi Fukuzawa (1835-1904) dalam bukunya berjudul
Gakumon no Susume (suatu Imbauan untuk Belajar) menulis, "Tuhan tidak
menakdirkan seorang pada tempat di atas atau di bawah seseorang yang lain.
Ini berarti bahwa kalau mereka dilahirkan, mereka sama derajatnya. Namun,
kalau kita melayangkan pandangan atas suasana manusia yang sebenarnya,
kita jumpai mereka yang pandai dan yang bodoh, mereka yang berderajat
rendah. Suasana mereka sangat berbeda seakan-akan antara awan dan lumpur.
Sebab-sebab adanya suasana demikian itu jelas sekali. Kalau seseorang tidak
menuntut ilmu, ia akan tetap dalam kegelapan, dan seseorang yang berada
dalam kegelapan adalah orang bodoh. Oleh sebab itu, perbedaan antara
pandai dan bodoh, pada hakekatnya, ditetapkan oleh pendidikan."
12) Pentingnya menilai tinggi kecerdasan, para pendiri republik ini telah
memasukkan topik pendidikan dalam konstitusi. UUD 1945 (versi
Amendemen), Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, "Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang."
13) Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, "Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia."
14) Bahkan dalam konsititusi yang telah diamendemen telah dicantumkan Sekilas
negeri ini menilai tinggi kecerdasan. Namun, apa yang telah dihasilkan dunia
pendidikan kita? Setelah lebih 64 tahun negeri ini merdeka, khususnya pada
dua dekade terakhir, dunia pendidikan kita hanya menghasilkan siswa tauran,
mahasiwa yang menjiplak, pejabat yang koruptor, warga yang masih percaya
kepada dukun, pekerja yang mau berpenghasilan tinggi tetapi tidak mau
bekerja keras, penduduk yang mudah emosi, dan berbagai karakter-karakter
buruk lainnya. Banyak berita-berita yang berkaitan dengan moral disajikan di
publik bahkan sampai ada yang berani melakukan hubungan seks di luar
nikah dan disebarkan ke publik. Jelaslah bahwa pendidikan bukanlah hanya
semata-mata
soal
anggaran.
Pendidikan
bukan
hanya
semata-mata
melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh para elit politik dan pemerintah
lewat Undang-Undang Pendidikan dan kebijakan-kebijakan pendidikan.
Pendidikan bukan hanya semata-mata melaksanakan kurikulum. Jauh lebih
penting dari itu adalah falsafah pendidikan; apa falsafah terhadap murid,
kurikulum pendidikan dan guru. Dan yang tidak bisa diabaikan juga adalah
bagaimana falsafah itu dijabarkan dalam tataran praktis. Oleh karena begitu
pentingnya menilai tinggi kecerdasan, pada halaman ini disajikan topik
seputar pendidikan. Kita akan lihat falsafah pendidikan, tujuan pendidikan,
relasi antara pendidikan dan negara, peran pemerintah dalam menentukan
kebijakan-kebijakan dalam dunia pendidikan dan lewat jalur apa pendidikan
yang baik diperjuangkan. Minimum 20 % dari anggaran belanja negara
disisihkan untuk pendidikan. Tanggung Jawab dan Peran Orang Tua dalam
Pendidikan Kisruhnya pendidikan di republik ini berkaitan dengan lemahnya
peranan orang tua dan masyarakat. Pendidikan diserahkan hampir sepenuhnya
kepada pemerintah.Minim perhatian terhadap apa yang terjadi di seputar
pendidikan baik itu guru, kurikulum dan metode pengajaran. Tidak heran
pendidikan di republik ini menghasilkan manusia-manusia yang tidak sesuai
dengan harapan. Peran orang tua dalam pendidikan tidak bisa dilepaskan dari
tugas manusia secara umum. Dari sejarah dapat dilihat bahwa tugas pokok
manusia tersimpan dalam kutipan berikut, "Beranakcuculah dan bertambah
banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi.
15) Bila dipilah, tugas pertama manusia adalah beranak cucu dan bertambah
banyak. Manusia diberi mandat untuk mempunyai keturunan yang
berkualitas; baik rohani, intelek, emosi, kehendak dan phisik yang sehat.
Dengan kata lain, manusia diperintahkan untuk menghasilkan manusia yang
seutuhnya, yaitu manusia yang mirip dengan Penciptanya. Hati, pikiran,
emosi, kehendak dan tindakannya seirama dengan hati, pikiran, emosi,
kehendak dan tindakan Penciptanya. Pendidikan di Rumah Yaitu: Pendidikan