You are on page 1of 24

Defibrilasi dan

kardioversi

Defibrilator adalah alat yang dapat


digunakan untuk:

Pemantauan Gambaran Irama Jantung


Devibrilasi
Kardioversi.
Pacu Jantung Transkutan ( TCP )

Pemantauan
Gambaran Irama
Jantung

Untuk Memantau Irama JAntung


Dapat menggunaka Paddle atau
Menggunakan Elektrode dengan
Syarat:
Dinding dada Harus terbuka.
Letak Elektroda tidak menggangu
Letak paddle

Defibrilasi
Suatu tindakan pengobatan yang
menggunakan aliran listrik secara
asingkron,
tindakan ini dilakukan pada pasien
dengan fibrilasi Ventrikel (FV) atau
ventrikel takhikardi( VT ) tampa nadi
Energi yang diperlukan adalah:
Asingkron
200,200-300,360 joule ( Monofasik ),
150,150,150 Joule ( Bifasik )

Kardioversi

Suatu tindakan pengobatan dengan


menggunakan aliran listrik secara
Sinkron.
Tindakan ini dilakukan pada pasien
dengan Takikardi supra ventrikel
( SVT ), Takikardi Ventrikel nadi teraba.
Energi yang diperlukan: 100,200.300
dan 360 joule.
Beberapa penelitian melakukan
kardioversi berhasil dengan energi 50
joule pada SVT dan Fluter Atrial

Pacu Jantung transkutan


( TPC )

Pacu jantung transkutan biasa


disebut juga dengan Eksternal
pacing / Non Invasive Pacing
( NIP ) / Transchet pacing ( TP )/
eksternal transtorakal
pacing( ETP )
Alat ini bersifat sementara sampai
pacu jantung transvenous tersedia
atau penyebab bradikardi teratasi.

Defibrilasi dengan
menggunakan AED
( automatik external
defibrilator )

AED merupakan defibrilator


yanggunakan sitem komputer yang
dapat menganalisa Irama jantung,
Mengisi tingkat energi defibrilasi yang
sesuai.
Dapat memberikan petunjuk pada penolong
dengan menggunakan perintah secara lisan
untuk mengarahkan tindakan.
AED juga dapat memberikan Instruksi
secara tertulis untuk meganalisa irama dan
memberikan energi kepada pasien.

Tahanan Transtorasik
Faktor yang menentukan :
Energi.
Jumlah dan interval syok.
Fase ventilasi.
Jarak antara elektroda.
Tekanan kontak elektroda pada dada.
Rata-rata : 70 80 ohm

Ukuran elektroda.
Dewasa : 14 cm.
Anak : 8 cm.
Bayi : 4,5 cm.

Posisi Elektroda.
a. Elektroda anterior diletakkan di

kanan sternum bagian atas di


bawah clavicula, elektroda apex di
kiri putting susu dengan pusat
elektroda pada garis mid aksiler kiri.
b. Elektroda anterior disebelah kiri

prekordial dan yang lain di posterior


dibelakang jantung di infra scapula
kiri.

Prosedur
1. Defibrilasi
Maksud :
Mengakhiri takiakrdi atau fibrilasi
ventrikel.

Indikasi :

Takikardi ventrikel (kesadaran , nadi


).
Fibrilasi ventrikel.

Kontra indikasi :
Tidak ada.

Komplikasi :

Cedera miokardial
Takiaritmia
Emboli
Luka bakar

Peralatan :
-

Defibrilator.
- Pasta / gel.
Monitor jantung.
- Trolley emergency.
Ambu bag.
- Oral airway.
Alat hisap.

Prosedur :
1.Periksa takikardi atau fibrilasi ventrikel.
2.Raba nadi.
3.Hubungkan defibrilator dengan sumber
listrik.
4.Nyalakan, kontrol synchronizer off.
5.Paddle diolesi dengan pasta.
6.Set energi 200 joule.
7.Tekan tombol pengisian.
8.Letakkan paddle di atas dada.

9.Instruksikan kepada semua penolong


untuk berdiri bebas.
10.Tekan tombol pengeluaran pada
paddle secara simultan.
11.Periksa nadi dan irama jantung.
12.Jika defibrilasi tidak berhasil, segera
mesin diisi sampai 300 dan ulangi
langkah 7 sampai 11.
13.Jika defibrilasi kedua gagal, segera
mesin diisi sampai 360 Joule dan ulangi
langkah 7 sampai 11.

Follow Up :
Nilai status respirasi.
Monitor jantung.
Monitor tanda-tanda vital.
Akses intravena.
Cari pencetus takikardi atau FV.
EKG 12 lead.
Luka bakar terapi.

PERAWATAN POST DEFIBRILASI


1. Nilai KU PX.
2. Monitor EKG pasang IV line (jk blm ada)
3. Siapkan pemberian obat-obatan & obs
efeknya.
4. Beri Th. O2 sesuai keadaan Px.
5. Catat kejadian yg ada selama dilakukan
Def. A/L :
-Perubahan EKG sblm, selama &
sesudah
tindakan.

- Jumlah dan besarnya energi yg


diberikan.
DEFIBRILATOR

R YG MEMPENGARUHI KEBERHASILA
1. Lamanya terjadi VF.
2. Kondisi dan lingkungan miokard a.l:
- Hipoksia,Asidosis, Hipotermia, ggn
elektrolit, penyakit dasar jantung yg
berat.
3. Ukuran pedal
4. Letak pedal.
- Pedal 1.: Bawah klavikula kanan tepi
sternum
2.: Intercosta V Midklavikula kiri.
5. Pemberian jely pada pedal.
6. Energy yang digunakan.
Nury file
DEFIBRILATOR

17

2. Kardioversi.
Maksud :
Merubah takiaritmia ventrikel
ventrikel dan supraventrikel
irama sinus.

Indikasi :
Kardioversi elektif.
Takiaritmia supraventrikel yang tidak
stabil dan tidak responsif terhadap
obat-obatan.

Kardioversi emergency.
Takiaritmia ventrikel.

Kontraindikasi :
Keracunan digitalis.
Hipokalemia dan hipomagnesia.
Fibrilasi atau flutter atrium dengan AV block
komplit.

Komplikasi :
Aritmia.
Cedera miokard.
Depresi atau henti napas ok obat-obat
sedasi.
Emboli.
Luka bakar.

Peralatan :

Kardioverter-defibrilator.
Monitor EKG.
Mesin EKG 12 lead.
Pasta / gel.
Trolley emergency.
Alat hisap.
Ambu bag.
Terapi oksigen.
Oral airway.
Alat pacing emergency.

Prosedur :
1.Informed consent.
2.Puasa.
3.Jalur intravena.
4.Posisi terlentang.
5.Periksa tanda vital, orientasi, respirasi,
nadi perifer.
6.Lepas gigi palsu.
7.Oksigenasi.

9.Siapkan alat untuk kardioversi.


Hubungkan dengan sumber listrik.
Nyalakan.
Hubungkan pasien dengan
kardioverter.
Aktifkan synchronizer.
10.Berikan sedasi.
11.Paddle dilesi dengan gel / pasta.
12.Pilih tingkat energi (100 joule).
13.Aktifkan tombol pengisian.
14.Letakkan paddle diatas dada pasien.

15.Cek irama pada monitor EKG dan


nyalakan pada gelombang R.
16.Berdiri bebas.
17.Tekan tombol pengeluaran secara
simultan.
18.Cek nadi, tanda vital, irama jantung
pada EKG.
19.Ulangi langkah 11 sampai 18 jika syok
pertama tidak berhasil dengan
menaikkan energi menjadi 200 J, 300 J
sampai 360 J

Follow up :
Setelah kardioversi periksa :
Irama EKG.
Tanda-tanda vital.
Jalan napas.
Respirasi.
Luka bakar terapi.
Monitor EKG pasien terus menerus paling
sedikit 2 jam setelah kardioversi.

You might also like