You are on page 1of 23

Case Report

Nadia Vinka Lisdianti


1061050189

Propanolol
Obat antihipertensi,
pencegahan migrain

angina,

aritmia,

dan

Komposisi:
Propranolol
10;
tiap
Propranolol HCl 10 mg
Propranolol
40;
tiap
Propranolol HCl 40 mg

tablet

mengandung

tablet

mengandung

Propanolol
Farmakologi:
Propranolol adalah suatu obat penghambat betaadrenoseptor yang terutama digunakan untuk
terapi takiaritma dan antiangina. Propranolol
memiliki khasiat menghambat kecepatan konduksi
impuls dan mendepresi pembentukan fokus
aktopik. Perbedaannya dengan kinidin adalah
Propranolol tidak memiliki efek antikolinergik,
sehingga
tidak
mengakibatkan
takikardia
paradoksal.

Propranolol
Indikasi:
Angina
Aritmia
Hipertensi
Pencegahan migrain

Kontraindikasi:
Penderita asma bronkial dan penyakit paru obstruktif
menahun yang lain.
Penderita asidosis metabolik (diabetes militus ).
Penderita dengan payah jantung termasuk payah jantung
terkompensasi dan yang cadangan kapasitas jantung kecil.
Kardiogenik syok.
Bila ada "atrio-ventricular (A-V) blok " derajat 2 dan 3.

Propranolol
Dosis:
Dewasa :
Angina : oral 10 - 20 mg, 3 - 4 kali sehari, setiap 3 - 7 hari
dosis dapat ditingkatkan.
Aritmia : oral 10 - 20 mg, 3 - 4 kali sehari, dosis dapat
ditingkatkan bila diperlukan.
Hipertensi : oral 20 mg, 3 -4 kali sehari atau 40 mg , 2 kali
sehari, bila diperlukan dosis dapat ditingkatkan.
Migrain : oral 20 mg, 3 - 4 kali sehari, bila diperlukan dosis
dapat ditingkatkan.
Anak-anak :
Aritmia : oral 0,5 mg/kg BB perhari dibagi 3 - 4 kali
pemberian.
Hipertensi : 1 - 3 mg/kg BB/hari dibagi 3 kali pemberian.

Propranolol
Efek Samping:
Kardiovascular : bradikardia, gagal jantung kongestif,
blokade
A-V,
hipotensi,
tangan
terasa
dingin,
trombositopenia, purpura, insufisiensi arterial.
Susunan saraf pusat : rasa capai, lemah dan lesu ( paling
sering), depresi mental/insomnia, sakit kepala, gangguan
visual, halusinasi.
Gastrointesnial : mual, muntah, mulas, epigastric distress,
diare, konstipasi ischemic colitis, flatulen.
Pernafasan : bronkospasme.
Hematologik
:
diskarasia
darah
(trombositopenia,
agranulositosis).
Lain-lain: gangguan fungsi seskual, impotensi, alopesia,
mata kering, alergi.

Propranolol
Peringatan dan Perhatian:
Jangan diberikan pada wanita hamil dan menyusui kecuali bila sangat
dibutuhkan.
Bagi penderita yang minum Propranolol dan akan dibius (anestesi
umum) harus diberitahukan kepada dokternya.
Bila terjadi bradikardia dan hipotensi maka Propranolol harus dihentikan,
bila perlu ditanggulangi dengan injeksi intravena 1 - 2 mg atropin dan
bila perlu dilanjutkan dengan suatu stimulans beta-reseptor seperti
misalnya injeksi intravena mula-mula 25ug isoprenalin atau injeksi
intravena 0,5mg orciprenalin.
Hati-hati bila diberikan pada penderita renal failure
Hati-hati bila digunakan bersama obat antiaritmia lain.
Keamanan dan keefektifan pada anak-anak belum diketahui dengan
pasti.
Hati-hati bila diberikan pada penderita gangguan fungsi hati, non-alergic
bronchospasm (seperti : bronkitis kronis, emfisema), bedah mayor,
diabetes, hipoglikemia, thyrotoxicosis, wolff parkinson white syndrome).

Propranolol
Interaksi Obat:
Aluminium
hidrosida
gel
mengurangi
absorpsi
Propranolol didalam usus.
Etanol memperlambat absorpsi Propranolol
Fenitoin, fenobarbital dan rifampin mempercepat
klirens Propranolol
Bila diberikan bersama klorpromazin akan menaikkan
kadar kedua obat tersebut didalam plasma.
Klirens antipirin, lidokain dan teofilin akan berkurang
bila diberikan bersama dengan Propranolol.
Simetidin akan mengurangi metabolisme Propranolol di
dalam
hati,
memperlambat
eliminasi
dan
meningkatkan kadar di dalam plasma.

Insulin
Insulin disintesis oleh sel pulau Langerhans dari proinsulin.
Indikasi penggunaan insulin eksogen:
Diabetes tipe I
Diabetes tipe II jika pilihan terapi lain tidak dapat mengontrol
kadar glukosa darah
DM gestational dan penderita DM yang hamil
Ketoasidosis diabetikum
Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik
Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang
memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan
energi yang meningkat
Gangguan fungsi hati atau ginjal yang berat
Kontraindikasi atau hipersensitivitas terhadap obat hipoglikemik
oral

Insulin
Jenis insulin:
Fast acting
Intermediate acting
Long acting

Insulin
Fast acting; absorbsi cepat, digunakan untuk
mengontrol glukosa darah selama makan dan
untuk mengoreksi glukosa darah yang tinggi
Rapid Acting Insulin Analogs (Insulin Aspart, Insulin
Lyspro, Insulin Glulisine)
Onset kerja 5-15 menit
Puncak kerja 1-2 jam
Durasi kerja 4-6 jam
Regular Human Insulin
Onset kerja jam 1 jam
Puncak kerja 2-4 jam
Durasi kerja 6-8 jam

Insulin
Intermediate acting; absorbsi lebih lambat,
namun bertahan lebih lama, digunakan untuk
mengontrol glukosa darah selama malam hari
saat puasa dan diantara waktu makan
NPH Human Insulin
Onset 1-2 jam
Puncak kerja 4-6 jam
Durasi kerja >12 jam
Pre Mixed Insulin; NPH + Regular Human Insulin
atau Rapid Acting Insulin Analog

Insulin
Long acting; absorbsi lambat, memiliki efek
yang stabil sepanjang hari, digunakan untuk
mengontrol glukosa darah selama malam hari
saat puasa dan diantara waktu makan
Long Acting Insulin Analogs (Insulin Glargine,
Insulin Detemir)
Onset 1 jam 2 jam
Durasi kerja 12-24 jam (Insulin Detemir) atau 24
jam (Insulin Glargine)

Insulin
Dosis

Insulin
Efek Samping
Hipoglikemia
Lipoatrofi
Lipohipertrofi
Alergi sistemik atau lokal
Resistensi insulin
Edema insulin
Sepsis

Sliding Scale Insulin


The term sliding scale refers to the progressive
increase in the pre-meal or nighttime insulin dose, based
on pre-defined blood glucose ranges. Sliding scale insulin
regimens approximate daily insulin requirements.
Common sliding scale regimens:
Long-acting insulin (glargine/detemir or NPH), once or twice a
day with short acting insulin (aspart, glulisine, lispro, Regular)
before meals and at bedtime
Long-acting insulin (glargine/detemir or NPH), given once a
day
Regular and NPH, given twice a day
Pre-mixed, or short-acting insulin analogs or Regular and
NPH, given twice a day

The general principles of sliding scale therapy:


The amount of carbohydrate to be eaten at each
meal is pre-set.
The basal (background) insulin dose doesnt
change. You take the same long-acting insulin
dose no matter what the blood glucose level.
The bolus insulin is based on the blood sugar level
before the meal or at bedtime
Pre-mixed insulin doses are based on the blood
sugar level before the meal

A typical sliding-scale insulin regimen calls for a


progressive increase in the amount of premeal and
bedtime insulin (if the patient is eating), with the
calculated dose of insulin to be administered based
only on the patients finger-stick blood sugar taken at
that point in time. Patients typically have finger-stick
blood sugars done every 6 hours or prior to meals and
before bedtime. Premeal blood glucose levels do not
accurately predict the insulin needed at that time but
rather reflect the activity of insulin previously given. If
rapid-acting insulin is given with the previous meal and
its effects last only three or four hours, then the patient
may experience high blood glucose levels for several
hours prior to the next dose of insulin being given.

Rather than being proactive in preventing wide


fluctuations in blood glucose levels, slidingscale insulin regimens are reactive and work to
treat hyperglycemic episodes after they have
already occurred. Insulin administered in
response to current blood glucose alone can
compound a prior dosing error, which can lead
to significant fluctuations in high and low blood
glucose levels. The risk of hypoglycemia is of
significant concern since administering insulin
doses without regard to meal intake and other
factors can result in excessive doses of insulin
being administered.

You might also like