You are on page 1of 31

ILMU UKUR TANAH

&
PEMETAAN
(Pertemuan 3)
Dosen : Ellysa, ST, MT

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Pengukuran Sudut Vertikal
Tujuan :
a. Menentukan besarnya sudut tegak yang
terbentuk antara 2 titik terhadap arah mendatar
atau arah vertikal.
b. Menentukan jarak mendatar antara 2 titik (Jarak
Optis)
c. Menentukan jarak tegak antara 2 titik (Beda
Tinggi = h)

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Sistem Dasar Pengukuran Sudut Vertikal
1. Sudut yang dihitung terhadap arah mendatar
pada skala lingkaran vertikal yang disebut Sudut
Miring (helling = h)
Artinya : Bila teropong dalam keadaan mendatar, bacaan
sudut vertikal = 0o
Untuk jenis theodolit yang menggunakan helling sebagai
sudut vertikal h :
Besarnya sudut miring dengan batasan -90o h 90
h 0o bila target lebih tinggi dari pada teropong theodolit
h 0o bila lebih rendah dari pada teropong theodolit

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
2. Sudut yang dihitung terhadap arah vertikal
(tegak) pada skala lingkaran vertikal yang
disebut Sudut Zenit (Z)

Artinya : Bila teropong dalam keadaan mendatar, bacaan


sudut vertikal = 90o
Untuk jenis theodolit yang menggunakan zenit sebagai
sudut vertikal Z :
Besarnya sudut zenit dengan batasan 0o, Z, 180o dan 180o
Z 360
Z 90o atau 270o Z 270 bila target bidik lebih tinggi
dari pada teropong theodolit
Hubungan antara sudut miring helling (h) dan sudut zenit
(Z) adalah : h + Z = 90o

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Keterangan :
A, B
Dm
D
h
Z
Ti
P

= Nama titik / patok


= Jarak miring
= Jarak Datar
= Jarak vertikal / Beda tinggi
= Sudut Zenit
= Tinggi alat
= Jarak vertikal / Garis mendatar
terhadap bacaan tengah benang

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Jarak Miring
Jarak miring dengan sudut Zenit :
Dm = (Ba Bb) x 100.sin Z
Jarak miring dengan sudut helling :
Dm = (Ba Bb) x 100.cos h
Jarak Datar
Jarak datar dengan sudut Zenit :
Dm = Dm x sin Z
Dm = (Ba Bb) x 100.sin2 Z

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Jarak datar dengan sudut helling :
Dm = Dm x cos h
Dm = (Ba Bb) x 100.cos2 h
Beda tinggi antara titik A dan titik B :
h = (P + Ti) Bt
P = D x Ctg Z
P = D x 1/tan Z

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Sipat Datar Memanjang
Dilakukan apabila jarak antara dua buah titik
yang akan ditentukan beda tingginya terlalu
jauh.
Jarak antara dua buah titik dibagi menjadi jarakjarak yang lebih pendek.

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Syarat pengukuran sipat datar memanjang
Banyaknya slag tiap seksi harus genap
Sebelum dan sesudah pengukuran harus
dilakukan pemeriksaan garis bidik
Pengukuran beda tinggi dilakukan pergi-pulang
Masing-masing pengukuran tiap slag dilakukan
double stand
Pengukuran satu seksi harus selesai dalam satu
hari

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Diusahakan tiap seksi memenuhi syarat
jumlah jarak belakang sama dengan jumlah
jarak muka
Pembacaan selalu dilakukan ke rambu
belakang baru ke rambu muka
Setiap pindah slag rambu muka menjadi
rambu belakang, dan sebaliknya untuk slag
berikutnya
Selisih stand I dan stan II tidak boleh lebih
dari 2 mm

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Jarak antara rambu denganalat ukur dihitung
secara optis, yaitu :
Jarak belakang : Db = (Ba blk Bb blk)
Jarak muka
Dm = (Ba mk Bb mk)
Rambu harus diletakkan tegak lurud di atas
titik/pilar atau tatakan rambu
Beda Tinggi dihitung dengan rumus
h = Bt blk Bt mk

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Sipat Datar Profil
Sipat Datar Profil Memanjang
Teknik Pengukuran :
Pengukuran beda tinggi dilakukan pada setiap
tempat yang mengalami perbedaan relief
ketinggian dan pada titik/pilar tetap.
Pengukuran jarak dilakukan dengan pita
ukur/rantai ukur, setiap panjang 50 meter diberi
tanda untuk keperluan profil melintang.

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Sipat Datar Profil Melintang
Teknik Pengukuran :
Pengukuran profil melintang dilakukan setiap
jarak 50 m dan pada setiap titik/pilar yang
dilewati.
Pengukuran profil melintang berjarak 25 m ke
sebelah kiri dan kanan sumbu profil memanjang,
dimana pada setiap 5 m diukur ketinggiannya.

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


(KDV)
Sipat Datar Profil Melintang
Teknik Pengukuran :
Pada titik/pilar tetap yang membentuk sudut,
profil melintangnya dibuat dalam arah membagi
sudut sama besar.
Bila jarak antara titik/pilar tetap kurang dari 50
m, maka pada sisi tersebut ujung dan
pangkalnya dibuat profil melintangnya.

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Pengukuran

Poligon

Pengertian :
Poligon berasal dari kata polygon yang berarti
poly : banyak dan gon(gone) : titik.
Poligon digunakan sebagai kerangka dasar
pemetaan yang memiliki titik-titik dimana titik
tersebut mempunyai sebuah koordinat X & Y.

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Jenis Poligon
Poligon Tertutup
Poligon Terbuka Terikat Sempurna
Poligon Terbuka Tidak Terikat Sempurna
Poligon Terbuka Tidak Terikat
Poligon Dengan 2 atau Lebih Titik Referensi

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Satuan Yang Digunakan
Satuan jarak yang di pakai adalah meter,
dimana 1m = 100cm = 1000mm.
Satuan sudut adalah derajat, dimana 1derajat
sama dengan 60 menit atau 3600 detik, dan 1
putaran penuh memiliki besaran 360 derajat.
Contoh : 1265030
di baca : 126 derajat, 50 menit, 30 detik

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Metode Pengukuran Jarak

Jarak yang digunakan dalam poligon adalah jarak datar yang


dapat dihasilkan dari berbagai cara diantaranya :
Dari pengamatan sebuah pita ukur.
Dari pengamatan rambu ukur dengan theodolite.
Dari penghitungan data jarak miring dan besaran sudut
vertikal.
Dari hasil penghitungan instant oleh Total Station.

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Contoh Soal 1:
Dari gambar di samping :
ba
= 04.50 dm
bt
= 04.25 dm
bb
= 04.00 dm
V
= 300020
(V adalah hasil pengurangan
dari 90-bacaan vertikal,
karena pada keadaan datar
bacaan vertikal pada
angka 90)

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Jawaban :
d (slope distance) dapat dihitung :
d = 100*(ba-bb) *catatan (ba-bt=bt-bb)
d = 100*(4.50-04.00)
d = 100*0.50
d = 50 dm
d = 5m

Menghitung jarak datar :


hd = d*cosV
hd = 5*cos300020
hd = 4.33 m

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Contoh Soal 2:
Dari gambar di samping :
d = 89 m (jarak miring)
bv = 513040 (sudut vertikal)

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Jawaban :
sudut yang dibentuk adalah (v)
v = 90 - 513040
= 382920
jarak datar (hd)
hd = d * cosV
hd = 89 * cos 382920
hd = 69.663 meter

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Pengukuran Sudut Horizontal
Dalam pengukuran poligon, sudut yang
digunakan adalah sudut yang mempunyai
putaran searah jarum jam, jika anda membuat
sudut 90 berlawanan arah jarum jam maka
sudut yang dihasilkan adalah 270 (sesuai
dengan arah jarum jam).

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Cara pengukuran sudut dilakukan seperti
gambar di bawah ini :

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Pertama bidik target 1,
Set 0 pada bacaan horizontalnya.
Setelah itu bidik target 2
Catat bacaan horisontalnya.
Sudut yang dibentuk dari gambar di atas adalah
hasil pengurangan dari bacaan target 2
dikurangi bacaan target 1.
Jika pada bacaan target 2 sebesar 2700030
maka sudut yang di hasilkan adalah
2700030 - 000000 = 2700030

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
(dikarenakan bacaan target 1 diset nol
derajat) Ulangi sampai 2 atau 3 kali
dengan set bacaan horizontal yang
berbeda di target 1, (contoh : 30, 90).
Pengulangan ini bertujuan untuk
memperkecil kesalahan dan mengindari
human error atau salah pencatatan.

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Selain itu gunakan bacaan luar biasa dan biasa,
(satu sesi atau satu seri).
Sudut biasa
Bidik target 1.
Set nol pada bacaan horisontalnya, jangan
lupa dicatat!
Bidik target 2 dan catat bacaannya.

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Selain itu gunakan bacaan luar biasa dan biasa,
(satu sesi atau satu seri).
Sudut luar biasa
Putar 180 derajat baik vertikal ataupun secara
harisontal.
Kembali bidik target 2, tanpa mengubah hasil bacaan
horisontalnya.
Catat hasil bacaan di target 2, Hasil bacaan di target 2
seharusnya memiliki selisih kurang lebih 180 derajat
dengan bacaan target 2 saat pengukuran sudut biasa.
Setelah itu kembali bidik ke target 1, catat hasil
bacaannya.

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Contoh pencatatan hasil pengukuran beserta
penghitungan perataannya.

Pengukuran Kerangka Dasar


Horizontal (KDH)
Pada kolom Rata rata Sudut Horisontal
merupakan hasil pengurangan bacaan target 2
dikurangi bacaan target 1, sedangkan pada baris
paling bawah sendiri di kolom yang sama adalah
perataan sudut horizontal.
Pada rata rata jarak datar adalah perataan jarak
hasil pengukuran. Jadi setiap kali kita mendirikan
alat data yang kita dapat adalah 2 jarak antara
alat dan kedua target serta satu sudut yang
membentuk di tempat berdiri alat dengan kedua
target.

You might also like