Professional Documents
Culture Documents
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 22 Mei sampai dengan 9 Juni
2015 di sekolah dasar siaga bencana (SSB) dan sekolah dasar non siaga
bencana. Sekolah dasar siaga bencana yaitu SD Negeri 2 Banda Aceh dan SD
Negeri 13 Banda Aceh serta sekolah dasar non siaga bencana yaitu SD Negeri
20 Banda Aceh dan SD Negeri 27 Banda Aceh dengan jumlah responden 169
orang siswa sekolah dasar kelas IV sampai kelas VI. Dari hasil penelitian akan
diketahui perbedaan antara kesiapsiagaan bencana gempa bumi-tsunami pada
siswa sekolah dasar siaga bencana dan sekolah dasar non siaga bencana di
Banda Aceh, maka diperoleh data sebagai berikut:
1. Data Demografi Responden
Data demografi responden siswa sekolah dasar dalam penelitian ini
dibagi menjadi dalam dua kelompok yaitu sekolah siaga bencana dan
sekolah non siaga bencana yang meliputi umur, jenis kelamin, pengalaman
mengikuti penyuluhan kebencanaan dan jenis bencana yang pernah dialami.
Distribusi data demografi responden dapat dilihat pada tabel 5.1 dan 5.2
berikut.
a. Data Demografi Responden di Sekolah Dasar Siaga Bencana (SSB)
Berikut ditampilkan data demografi responden di sekolah dasar
siaga bencana (SSB)
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Data Siswa
Sekolah Dasar Siaga Bencana (SSB) di Banda Aceh Tahun 2015 (n = 85)
No
Data
Frekuensi
Persentase
50
9 Tahun
10 Tahun
11 Tahun
12 Tahun
Umur
Total
2
3
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Total
Pernah mengikuti
Ya
pelatihan
Tidak
kebencanaan
Total
Jenis bencana
Gempa bumi
yang pernah
Tsunami
dialami
Longsor
Banjir bandang
Gempa bumi &
tsunami
Gempa bumi &
longsor
Gempa bumi &
banjir bandang
Gempa bumi,
tsunami & banjir
bandang
7
28
25
25
85
44
41
85
77
8.2
32.9
29.4
29.4
100
51.8
48.2
100
90.6
9.4
85
100
43
50.6
9.4
1.2
2.4
22
25.9
2.4
2.4
5.9
100
Total
85
Sumber: Data Primer (diolah 2015)
Berdasarkan tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak
dalam penelitian ini berada dalam rentang umur 11 dan 12 tahun masing
masing sebanyak 50 orang (58,8 %). Responden terbanyak berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 44 orang (51,8 %). Selain itu responden yang pernah
mengikuti pelatihan kebencanaan hampir seluruhnya dengan jumlah 77
orang (90,6 %). Jenis bencana terbanyak yang pernah dialami responden
adalah gempa bumi-tsunami sebanyak 22 responden (25,9 %).
51
Data
Umur
Frekuensi
Persentase
9 Tahun
10 Tahun
11 Tahun
12 Tahun
13
28
41
2
84
15.5
33.3
48.8
2.4
100
Laki-Laki
Perempuan
37
47
84
44
56
100
Ya
28
21.4
Tidak
56
78.6
84
100
Gempa bumi
44
52.4
Tsunami
4.8
Longsor
1.2
Banjir bandang
Gempa bumi &
tsunami
Tsunami & Banjir
bandang
Gempa bumi &
banjir bandang
Gempa bumi,
tsunami & longsor
Gempa bumi,
tsunami & banjir
3.6
24
28.6
1.2
1.2
2.4
1.2
Total
2
3
Jenis Kelamin
Total
Pernah mengikuti
pelatihan
kebencanaan
Total
Jenis bencana
yang pernah
dialami
52
bandang
Gempa bumi,
tsunami, longsor,
& banjir bandang
1.2
Total
84
100
Sumber: Data Primer (diolah 2015)
Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak
dalam penelitian ini berada dalam rentang umur 11 tahun sebanyak 41 orang
(48,8 %). Responden terbanyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 47
orang (56 %). Selain itu responden yang pernah mengikuti pelatihan
kebencanaan hanya 18 orang (21,4 %). Jenis bencana terbanyak yang
pernah dialami responden adalah gempa bumi sebanyak 44 responden (52,4
%).
2. Analisa Univariat
a. Kesiapsiagaan Bencana Sekolah Dasar Siaga Bencana (SSB) di
Banda Aceh Tahun 2015
Hasil pengolahan data untuk kesiapsiagaan bencana di sekolah
dasar siaga bencana (SSB) dikategorikan baik apabila x = 80-100 dan
kurang baik x < 80. Hasil pengkategorian dapat dilihat pada tabel 5.3
berikut:
Tabel 5.3
Kesiapsiagaan Bencana Siswa di Sekolah Dasar Siaga Bencana
(SSB) di Banda Aceh Tahun 2015 (n = 85)
Kategori
Mean
SD
Min
Max
Kesiapsiagaan Bencana
88,98
5,03
69,70
100
53
Mean
SD
Min
Max
Kesiapsiagaan Bencana
69,95
7,52
51,50
81,80
54
perbedaan
Jenis Sekolah
Mean
SD
P-Value
Sekolah Dasar Siaga Bencana
88,97
5,03
(SSB)
0,000
2 Sekolah Dasar Non Siaga
69,95
7,51
Bencana (NSSB)
Sumber: Data Primer (diolah 2015)
Berdasarkan uji statistik, didapatkan P-value 0,000 yang berarti Pvalue (0,000) < (0,05) sehingga hipotesa null ditolak yang berarti ada
perbedaan kesiapsiagaan bencana antara Sekolah Dasar Siaga Bencana
(SSB) dan Sekolah Dasar Non Siaga Bencana (NSSB) di Banda Aceh
Tahun 2015.
Tabel 5.5 menunjukkan rata-rata kesiapsiagaan pada SD siaga
bencana sebesar .... dengan standar deviasi sebesar ...., sementara rata-rata
kesiapsiagaan bencana pada SD Non siaga bencana sebesar .... dengan
standar deviasi ..... Selanjutnya diketahui bahwa ada perbedaan yang
signifikan kesiapsiagaan bencana pada siswa SD siaga bencana dan Non
Siaga Bencana dengan p-value 0,000.
Perbedaan kesiapsiagaan bencana di Sekolah Dasar Siaga Bencana
(SSB) dan Sekolah Dasar Non Siaga Bencana (NSSB) di Banda Aceh
Tahun 2015 dapat di lihat dari empat parameter yang akan di jelaskan
sebagai berikut:
55
56
sekolah dasar non siaga bencana diperoleh nilai mean ( x ) = 87,38. Hasil
pengkategoriannya dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut:
Tabel 5.7
Perbedaan Kebijakan Sekolah Dasar Siaga Bencana (SSB)
dan Sekolah Dasar Non Siaga Bencana (NSSB)
di Banda Aceh Tahun 2015
No
1
Jenis Sekolah
Mean
SD
P-Value
Sekolah Dasar Siaga
100
0,00
0,000
Bencana (SSB)
2
Sekolah Dasar Non Siaga
87,38
9,70
0,000
Bencana (NSSB)
Sumber: Data Primer (diolah 2015)
Berdasarkan uji statistik, didapatkan P-value 0,000 yang berarti
P-value (0,000) < (0,05) sehingga hipotesa null ditolak yang berarti ada
perbedaan kebijakan antara Sekolah Dasar Siaga Bencana (SSB) dan
Sekolah Dasar Non Siaga Bencana (NSSB) di Banda Aceh Tahun 2015.
c. Perbedaan Perencanaan Kesiapsiagaan Bencana di Sekolah Dasar
Siaga Bencana (SSB) dan Sekolah Dasar Non Siaga Bencana (NSSB)
di Banda Aceh Tahun 2015
Hasil pengolahan data untuk perencanaan kesiapsiagaan bencana
di sekolah dasar siaga bencana diperoleh nilai mean ( x ) = 91,06 dan di
sekolah dasar non siaga bencana diperoleh nilai mean ( x ) = 50,71. Hasil
pengkategoriannya dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut:
Tabel 5.8
Perbedaan Perencanaan Kesiapsiagaan Bencana di Sekolah Dasar
Siaga Bencana (SSB) dan Sekolah Dasar Non Siaga Bencana
(NSSB) di Banda Aceh Tahun 2015
No
1
Jenis Sekolah
Sekolah Dasar Siaga
Bencana (SSB)
Mean
SD
P-Value
91,06
14,64
0,000
57
Tabel 5.9
Perbedaan Mobilisasi Sumber Daya di Sekolah Dasar Siaga
Bencana (SSB) dan Sekolah Dasar Non Siaga Bencana (NSSB)
di Banda Aceh Tahun 2015
No
1
Jenis Sekolah
Mean
SD
P-Value
Sekolah Dasar Siaga
100
0,00
0,000
Bencana (SSB)
2
Sekolah Dasar Non Siaga
67,38
9,71
0,000
Bencana (NSSB)
Sumber: Data Primer (diolah 2015)
Berdasarkan uji statistik, didapatkan P-value 0,000 yang berarti
P-value (0,000) < (0,05) sehingga hipotesa null ditolak yang berarti ada
58
59
(2009, p.31) dan Siti dan Sudaryono (2010, p.5) juga menyebutkan
sekolah memegang peranan penting dalam upaya awal pencegahan dan
mitigasi bencana serta memberdayakan anak-anak untuk memahami
tanda-tanda peringatan bencana sehingga pencegahan bencana menjadi
salah satu fokus di sekolah.
Konsistensi seluruh warga sekolah untuk selalu meningkatkan
kesiapsiagaan
juga
merupakan
salah
satu
penyebab
tingginya
60
LIPI-UNESCO/ISDR
(2006,
p.327)
mengenai
.kajian
61
pengetahuan,
kemauan,
sikap,
keterampilan,
serta
62
dengan sekolah lainnya. Hal ini di sebabkan karena siswa pada sekolah
siaga bencana umumnya sudah mengetahui dan mampu melakukan
penyelamatan jiwa jika terjadi gempa bumi-tsunami. Konsorsium
Pendidikan Bencana (2008) menyebutkan kesiapsiagaan sebagai salah
satu upaya yang dibangun untuk mengantisipasi dan mengelola
ancaman untuk meminimalisasi dampak atau resiko bencana di sekolah.
Namun, terdapat juga diantara sekolah siaga bencana tersebut yang
tidak secara berkesinambungan melaksanakan program pengurangan
resiko bencana maupun sekolah yang tidak menerapkan kesiapsiagaan
bencana
menyebabkan
indeks
kesiapsiagaan
menjadi
rendah
gempa
bumi-tsunami
pada
sekolah
tersebut
baik
63
64
65
ini
penting
sebagai
faktor
predisposisi
sebagai
66
67
68
Tahun
2015
Ditinjau
Dari
Parameter
Perencanaan
Kesiapsiagaan
Hasil pengolahan data untuk perbedaan perencanaan kesiapsiagaan
bencana di sekolah dasar siaga bencana berdasarkan tabel 5.8 diperoleh
nilai mean ( x ) = 91,06 yang dapat dikategorikan baik dan di sekolah
dasar non siaga bencana diperoleh nilai mean ( x ) = 50,71 dan
dikategorikan kurang baik.
Selain itu uji statistic menunjukkan, didapatkan P-value 0,000 yang
berarti P-value (0,000) < (0,05) yang berarti ada perbedaan parameter
perencanaan kesiapsiagaan bencana antara Sekolah Dasar Siaga
Bencana (SSB) dan Sekolah Dasar Non Siaga Bencana (NSSB) di
Banda Aceh Tahun 2015.
Perencanaan kesiapsiaagaan bertujuan untuk menjamin adanya
tindakan cepat dan tepat guna pada saat terjadi bencana dengan
memadukan dan mempertimbangkan sistem penanggulangan bencana di
daerah dan disesuaikan kondisi wilayah setempat. Bentuk atau produk
dari
perencanaan
ini
adalah
dokumen-dokumen,
seperti
protap
69
70
juga
melakukan
kerjasama
dengan
penyelenggaraan
71