You are on page 1of 3

Antibacterial Activity of Alpinia galanga (L) Wild Crude Extracs.

Pendahuluan
Tumbuhan telah banyak digunakan diseluruh dunia sebagai obat obatan dan obat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit sejak zaman dahulu kala. Menurut ahli farmasi, negara
berkembang juga telah menerapkan sistem pengobatan secara tradisional, dengan penggunaan
lebih dari 1400 tanaman herbal. Tumbuhan adalah sumber produk farmasi yang berharga
yang mampu menarik perhatian dari etnofarmakologi diseluruh dunia. Banyak tumbuhan
yang digunakan dalam dunia farmasi dikarenakan tumbuhan memiliki metabolit sekunder
yang membentuk senyawa senyawa yang dapat berperan sebagai antimikrobia. Senyawa
senyawa ini diketahui sebagai zat aktif mereka, misalnya komponen fenolik yang merupakan
bagian dari minyak esensial, demikian juga dengan senyawa tanin. Minyak esensial dari
senyawa aromatik dan tanaman obat memperoleh perhatian tertentu sebagai agen alami yang
berpotensi untuk pengawetan makanan karena diketahui memiliki efektivitas terhadap
berbagai mikroorganisme. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa laporan telah
dipublikasikan mengenai komposisi dan sifat biologi (antimikrobia, antioksidan, antikangker,
efek stimulasi pada sistem imun) dari ekstrak zingiberaceae. Meskipun sejumlah antimikrobia
telah diisolasi dan dipelajari, namun perlu dilakukannya pengembangan dan penemuan lagi
tentang antimikrobia karena banyak bakteri yang semakin resistensi terhadap obat/antibiotik
yang telah ada.
Alpinia galanga. Languas galanga biasanya disebut lengkuas, termasuk dalam keluarga
zingiberaceae merupakan tanaman herba yang terdapat berbagai tempat di India dan Asia
Tenggara. Pada negara Thailan dan beberapa negara lain di Asia biasanya menggunakan
Alpinia galanga sebagai bahan tambahan untuk makanan (bumbu masak) dimulai sejak
zaman dahulu kala. Rimpang Alpinia galanga dapat diketahui dapat digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit seperti rematik, radang selaput lendir, bau mulut dan bisul,
whooping colds in children, infeksi tenggorokan dan deman. 1-Acetoxychavicol acetate,
sebuah komponen/kandungan dari Alpinia galanga yang diketahui memiliki aktivitas
antimikrobia yang sangat baik. Minyak esensial dari rimpang Alpinia galanga telah diketahui
memiliki aktivitas inhibitor terhadap dermatofit tertentu, jamur berfilamen, dan khamir.
Menurut penelitian Suganya dan Sombat diketahui bahwa potensi tinggi aktivitas antioksidan
dan antimikrobia pada minyak Alpinia galanga dikarenakan karena adanya kandungan
senyawa, yaitu 1,8-cineole, 4-allyphenil acetate, dan -bisabolene di dalam minyak esensial.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa aktif yang berperan sebagai
antimikrobia dengan menggunakan berbagai jenis pelarut seperti metanol, dietil eter, aseton,
dengan dalam bagian tanaman Alpinia galanga yang berbeda (akar, rimpang, dan daun) dan
untuk membandingkan aktivitasnya terhadap patogen pada manusia. Senyawa Alpinia
galanga ketika diekstraksi dalam pH yang asam akan beraktivitas terhadap patogen. Ekstrak
akan menunjukan spektrum yang luas terhadap mikroorganisme. Semua aktivitas dari ekstrak
akan dibandingkan dengan pelarut terbaik, metanol digunakan untuk gas kromatografi dan
analisis GC-MS.

Metode
Chemical and Reagents
Amikacin, Mueller-Hilton Agar (MHA), Mueller-Hilton broth yang disuplai oleh Himedia
India. Metanol, aseton, dan dietil eter untuk analisa/HPLC yang disuplai oleh Merck.
Persiapan Ekstrak
Tumbuhan Alpinia galanga dipilih dari AG Biotek, Hyderabad. Tumbuhan dicuci dan
dibersihkan dan dibagi kedalam tiga bagian tumbuhan, yaitu rimpang, akar dan daun.
Kemudian dikeringkan (di oven) pada suhu 60 0 C selama 24 jam untuk menghilangkan kadar
air, dan kemudian ditumbuk halus menjadi bubuk menggunakan blender elektrik. Delapan
belas ekstrak dipe
Kultur Bakteri
Penelitian ini menggunakan gabungan bakteri gram negatif dan bakteri gram positif sebagai
mikroorganisme patogen. Bakteri gram positif yaitu :

Bacillus subtilis MTCC 2391,

Enterococcus faecalis, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus epidermis. Bakteri gram


negatif yaitu Enterobacter aerogene, Enterobacter cloacae, Escherichia coli MTCC 1563,
Klebsiella

pneumaniae,

Pseudomonas

aeruginosa

MTCC

6642,

dan

Salmonella

typhimurium. Kultur MTCC diperoleh dari IMTECH, Chandigarh dan mikroorganisme uji
lainnya dikumpulkan sebagai isolat klinis dari rumah sakit Global, Hyderabad, India. Uji
kemurnian semua kultur menggunakan metode standar uji mikrobiologi. Kultur bkteri
dikembangbiakan didalam media MHA miring (Himedia, India). Pada suhu 4 0 C dengan sub
kultur selama 15 hari. Masing masing strain bakteri dihidupkan kembali dengan

memindahkannya dari media miring kedalam media MHB (Mueller Hinton Broth), kemudian
dikulturkan semalam pada suhu 37 0 C sebelum dilakukan uji antimikrobia.
Penentuan Aktivitas Antibakteri
Aktivitas antibakteri dari ekstrak tanaman ditentukan dengan metode difusi agar. Mueller
Hinton agar dituangkan kedalam cawan petri dan diberi koloni sebanyak 10 6 dengan satuan
(cfu)/ml bakteri. Pada MHA dibuat sumur dengan bantuan bor, dengan diameter 8 mm. Tiap
tiap sumur diberikan dengan ekstrak tumbuhan yang berbeda beda pada konsentrasi 500
g dalam masing masing pelarut dengan amikasin sebagai kontrol positif. Amikasin adalah
antibiotik yang berspektrum luas yang aktif terhadap bakteri gram negatif dan beberapa
bakteri gram positif. Amikasin juga merupakan antibiotik berspektrum luas yang kerjanya
dengan menghambat sintesis protein. Konsentrasi amikasin yang digunakan adalah 50 g.
Zona penghambatan disekitar sumur diukur setelah 24 jam di inkubasi pada suhu 37 0 C.
Sensetivitas beberapa jenis mikrobia terhadap ekstrak tanaman ditentukan dengan mengukur
zona penghambatan disekitar sumur. (termaksud ) . Semua percobaan ini dilakukan dengan
tiga kali pengulangan dan hasil diwujudkan.
Penentuan Konsentrasi Minimum Penghambatan dan Konsentrasi Minimum Bakteri
Konsentrasi penghambatan minimum ditentukan dengan metode dilusi cair (broth dilution).
Dua kali lipat pengenceran ekstrak krud dimana antibiotik sebagai kontrol positif (akamisin)
yang disediakan dalam MHB. Suspensi langsung dari bakteri

You might also like