Professional Documents
Culture Documents
KOMPLEKSOMETRI
Iflakhatul Ulfa
Email: ifla.ulfa75@gmail.com
Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Abstrak
Telah dilakukan percobaan pemeriksaan bahan baku ZnO secara titrasi
kompleksometri. Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Zat
pengompleks yang digunakan pada praktikum ini yaitu EDTA (Ethylene Diamine
Tetra Acetate) dan ion logamnya yaitu Zn2+ dengan menggunakan indikator
indikator eriochrome black T. EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina
polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat
berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus
karboksilnya. Seng (Zn) merupakan jenis logam yang cukup tahan terhadap
serangan udara dan air pada temperatur ruang, namun pada suhu tinggi logam ini
dapat bereaksi dengan oksigen di udara menghasilkan oksida dalam bentuk ZnO.
Indikator yang digunakan adalah EBT yang bekerja pada pH basa. Hasil
perhitungan kadar ZnO yang didapatkan adalah 91,9 %.
Kata kunci : kompleksometri, ZnO, EDTA, indikator EBT, logam.
Abstract
Experiments have been carried out inspection of raw materials ZnO in
complexometric titration. Complexometric titration is a titration based on the
formation of complex compounds (complex ions or salts which are difficult to
ionizing). Complexing agent used in this lab is EDTA (Ethylene diamine tetra
acetate) and the metal ion is Zn 2+ using Eriochrome black T indicator indicator
EDTA, is one kind of amine polycarboxylic acid. EDTA is actually a seksidentat
ligands that can be coordinated with a metal ion via both nitrogen and fourth
carboxyl group. Zinc (Zn) is a type of metal that is quite resistant to attack by air
and water at room temperature, but at high temperatures the metal can react with
oxygen in the air produces oxides in the form of ZnO. The indicator used is the
EBT working on alkaline pH. The calculation result obtained ZnO content is
91.9%.
Keywords: complexometry, ZnO, EDTA, EBT indicator, metal.
Pendahuluan
Praktikum kali ini dilakukan
(Nugroho, 2010).
kompleksometri.
praktikum
ini
yaitu
Tujuan
untuk
logam
seperti
aluminium,
kuantitatif
zink
reaksi
menggunakan
pembentukan
(kompleksometri)
serta
prinsip
dengan
cara
gravimetri
kompleks
dapat
penyaringan,
pencucian,
persyaratan.
Adapun
prinsip
bobot
praktikumnya
yaitu
Titrasi
kompleksometri,
titrasi
langsung,
asetat dinatrium
titrasi kompleksometri.
bahan
piezoelektrik
semikonduktor,
dan
pyroelektrik.
konstan.
mempunyai
sifat
Sekarang
dan
telah
yang umumnya
seperti
halnya
Khopkar
(2002),
berdasarkan
persenyawaan
pembentukan
kompleks
(ion
pembentukan
kompleks
molekul
ataupun
netral
terdisosiasi
kompleks
tingkat
demikian
kelarutan
tinggi.
dikenal
sebagai
kelatometri,
seperti
menyangkut
penggunaan
titrasi
yang
EDTA
Suatu
EDTA
molekul,misalnya
dapat
parsial
pematahan
EDTA
sempurna
tanpa
kompleks
dalam
(Khopkar, 2002).
koordinasi
penyumbang
ion-ion
pembentukan
yang
atomoksigen
penentuan
titrasi
dan
ion-ion
dasar
reaksi
logam
secara
kompleksometri
umumnya
dimana
EDTA
bereaksi
Sebagian
besar
kompleksometri
titrasi
mempergunakan
dan
logamnya
yang
tentu
saja
mempunyai
berbeda
dengan
disebut
indikator
yang
digunakan
Buret
Gelas kimia
pada
umumnya
berwarna
Erlenmeyer
Pipet tetes
Gelas ukur
Corong
menandakan
bahwa
titrasi
Pipet volume
III
Eriochrom
(NaEDTA),
Black
analitik
Prosedur
T,
Neraca
III
atau
larutan
Na2EDTA
dilarutkan
1,5
pembuatan
ZnO,
atau tidak.
L.
kemudian
Selanjutnya
100 ml.
dan
dibandingkan
dengan
Hasil
Pembakuan
larutan
Na2EDTA
dengan
menggunakan
larutan
ZnSO4,
yaitu
dipipet
dengan
Hasil
titrasi
menunjukan
bahwa
ml
larutan
buffer
salmiak,
titran,
dicatat
volume
(Gandjar, 2007).
4 N. Lalu ditambahkan
Kompleks
Hg-B
>>>
EDTA2- B + Hg-EDTA +
EDTA2
EDTA2- + Zn2+
pH
EDTA + 2H+
10.
ditambahkan
Sebelum
dititrasi
terlebih
dahulu
Zn-
(Gandjar, 2007).
3. Reaksi
Pembentukan
6.
Larutan ZnO
Larutan
Zn(NH3)
ditambahkan
ZnO
Zn + NH Zn(NH3)++
indikator EBT
berubah
sesepora
warna
++
menjadi
2008).
ungu
No Perlakuan
Hasil
1.
ZnO ditimbang
Bobot ZnO
sebanyak 250 mg
250 mg
ZnO dilarutkan
ZnO larut
dengan HCl 4N
dalam HCl
sebanyak 5 ml
4N
Ditambahkan
Larutan
aquadest ad 50
ZnO
ml
sebanyak
2.
3.
7.
8.
50 ml
warna
Larutan ZnO
Larutan
dititrasi dengan
ZnO
larutan Na-
berubah
EDTA yang
warna
sudah dibakukan
menjadi
secara diplo
biru muda
Volume Na-
Kadar ZnO
EDTA dicatat
diketahui
sebesar
dihitung
Perhitungan
bening
(larut)
4.
5.
Larutan ZnO
Larutan
dinetralkan
ZnO
dengan NH4OH
berubah
sampai pH netral
menjadi
(pH7)
berwarna
No
Kadar
Vol.
ZnO
ZnO
(%)
(ml)
N.NaED
TA (M)
Vol.
NaEDT
A (ml)
keruh
1.
90,93
50
0,047
60,1
Larutan ZnO
Larutan
2.
91,85
50
0,047
60
ditambahkan 2,5
ZnO
warna
ZnSO4
menjadi
bening
ZnSO4
91,9%
Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan
pemeriksaan bahan baku ZnO secara
titrasi
kompleksometri.
praktikum
ini
Tujuan
yaitu
untuk
menggunakan
prinsip
pembentukan
(kompleksometri)
kompleks
serta
dapat
logam
dengan
zat
yaitu
Zn2+.
Sebelum
sebelumnya
dilakukan
dititrasi
langsung
dengan
larutan
Na2EDTA.
Etilendiamin
aminopolikarboksilat
yang
bermuatan
dan
akan
membentuk
menghasilkan
warna
yang
negatif
EDTA
yang
mampu
merupakan
ligan
dan
keempat
gugus
dua
molekul.
digunakan
terlebih
atom
koordinasi
Larutan
EDTA
harus
dahulu
per
yang
distandarisasi
karena
EDTA
EDTA
sebagai
senyawa
komplek
karena
dipilih
pembentuk
reaksi
EDTA
EDTA
senyawa
merupakan
asam
Penggunaan
buffer
pada
mencegah
terjadinya
etanol
reaksi:
larut
dalam
asam
reaksi
95%,
terjadi
indikator
logam
hitam
indikator
hitam
dapat
eriokrom,
eriokrom
dilepaskan
kesetimbangan
pembentukkan
akan
terdisosiasi
dapat
stabil
untuk
dinatrium EDTA.
titrasi
kompleks
maka
dapat
berlangsung
kerja
Eriochrom
indicator
Black
logam
(EBT)
jika
Pada
indikator
dibandingkan
reaksi
logam
beraksi
kompleks
dengan
EDTA
terlepas
dan
Digunakan
pelarut
terbentuk ZnSO4.
HCl
sebagai
Setelah
didapat
larutan
sangat
berpengaruh
Simpulan
Pada
disimpulkan bahwa:
dalam
perhitungan
kurang
memenuhi
ini
terhadap
praktikum
kali
ini
dapat
dengan
ditetapkan
secara
kadar
kuantitatif
kompleks
(kompleksometri)
dapat
sebesar
91,9%.
yaitu
Dimana
kemurnian
Farmakope
yaitu 99%-100,5%.
yang
dapat
mnguraikan
serta
digunakan,
kestabilan
dan
ini
Indonesia
tidak
IV
Daftar Pustaka
Day, R.A, dan Underwood A.L.
Erlangga.
RI.
1979.
Farmakope
W.
Analitik
1993.
Ilmu
Dasar.
Kimia
Jakarta
Erlangga.
Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar
Kimia Analitik. Jakarta: UIPress.
Krisnadwi.
2014.
Kompleksometri.
Titrasi
Tersedia
online
di
http://bisakimia.com/2014/09/02
/titrasi-kompleksometri/ [diakses
19 September 2015].
Levie,
R.
Titration.
2010.
Potentiometric
tersedia
online
di
http://www.titrations.info/
[diakses 19 September 2015].
Nugroho, Papto. 2010. Massa Depan
Cerah dari ZnO. Tersedia online
di
http://tatok.staff.ugm.ac.id/?p=3
18
(diakses
September 2015)
tanggal
23
Lampiran
Larutan ZnO setelah dititrasi dengan larutan Na2EDTA (warna larutan menjadi
warna biru)