Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
yang masih dalam tahap awal memiliki prognosis lebih baik dan
dengan
teliti
setelah
pemberian
terapi,
sebab
peluang
suatu
sistem
dimana
A. ANATOMI
Sistem
perkemihan
merupakan
cm, lebarnya 6 cm, tebalnya 2,5 cm, dan beratnya sekitar 150
gram. Permukaan anterior dan posterior kutub atas dan bawah
struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui hilus adalah
kesebelas.
c. Tunika submukosa.
benzidine.
Keganasan
buli-buli
tejadi
karena
induksi
bahan
C. ETIOLOGI
mengandung
nitrosamin.
4
bahan
karsinogen
amin
aromatik
dan
menghasilkan
nitrosamin
yang
merupakan
zat
karsinogen.
N0
Tidak ada metastasis ke kelenjar getah bening
regional
N1
Metastasis pada satu kelenjar ukuran < 2 cm
N2
Matastasis pada kelenjar tunggal atau multipel
ukuran 2 5 cm
N3
Metastasi pada kelenjar ukuran > 5 cm
M Metastasis jauh
Mx
Metastasis jauh tak dapat ditentukan
M0
Tidak ada metastasis jauh
M1
Metastasis jauh
Grading :
Grade 1 : diferensiasi baik
Grade 2 : diferensiasi sedang
Grade 3 : diferensiasi buruk
Stadium
Stadium 0a
Stadium 0is
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Ta
Tis
T1
T2a,b
T3a,b
T4a
Stadium IV T4b
Any T
Any T
N0
N0
N0
N0
N0
N0
N0
N1,N,N3
Any N
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1
E. Penegakkan Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
transisional adalah:
1) Sitologi urin
bimanual
dilakukan
dan
mengalami
Pada
eksfoliasi
dalam
urin.
Sampel
sitopatologis.
penderita tumor
Oleh
karena
itu
sekarang
NMP
22,
FDP,
Telomerase
30%,
transisional.
BTAstat
test
adalah
analisis
pemeriksaan
imunokromatografi
yang adekuat.
2) Flow Cytometri
digunakan
untuk
dalam initosis
3) Assay Urin
yang
dan.
faktor antara
normal
Telomerase
adalah
suatu
enzim
4. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan Foto Polos Abdomen dan Pielografi
Intra Vena (PIV) digunakan sebagai pemeriksaan baku
pada penderita yang diduga memiliki keganasan saluran
kemih
termasuk
juga
keganasan
buli-buli.
Pada
berada
di
ureter
atau
pielum,
dan
dapat
Pemeriksaan
urografi
intravena
(IVU/IVP)
pemeriksaan
PIV,
maka
dapat
dilakukan
keganasan.
biopsi
sering
menandakan
tumor
untuk
evaluasi
penderita
dengan
pada
dilakukan
sudah
standar
mutlak
keluhan
bagian atas.
F. PENATALAKSANAAN
Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma
buli-buli adalah reseksi buli-buli transuretra atau TUR buli-buli.
atas
pleimorfik,
sel-sel
basofilik,
lonjong,
besar
sitoplasma
dengan
sedikit,
inti
yang
Interferon
Dilakukan dengan cara memasukkan zat kemoterapeutik ke
dalam buli melalui kateter. Cara ini mengurangi morbidatas
pada pemberian secara sistemik. Terapi ini dapat sebagai
profilaksis dan terapi, mengurangi terjadinya rekurensi pada
pasien yang sudah dilakukan reseksi total dan terapi pada
11
a. Ureterosigmoidostomi
b. Konduit usus
dikeluarkan
atas, ovarium.
melalui
stoma
dengan
kateterisasi
Radiasi paliatif
5. Radiasi eksterna
Pemberian
TUR
(Stadium 0 A)
Buli
G. PROGNOSIS
Karsinoma vesika urinaria superfisial mempunyai prognosis
Fulgurasi
Instilasi intravesika
Ta,T1,CIS
82-100
T2
63-83
Ajuvantivus
T3a
67-71
kemoterapi
T3b
17-57
T4
0-22
Invasif
TUR Buli
(Stadium B-C-D1)
Sistektomi/ radiasi
Metastasis
(Stadium D2)
kombinasi
Superfisial
agentatau
kemoterapi
Stadium
single
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Steinberg, GD., 2014. Bladder Cancer. [Online] Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/438262overview#a0101.
2. Escudero, DO; Shirodkar, SP & Lokeshwar VB. 2011. Bladder
Carcinogenesis and Molecular Pathways. Available at:
http://Cancer Drug Discovery and Development.
CAP, 2011. Urinary Bladder Cancer. National Cancer Institute.
USA.
3. Tanagho, EA & Annch, JW. 2008. Smith's General Urology. Ed
17. Mc Graw Hill : USA.
4. Basuki B Purnomo, Dasar-dasar Urology, Ed 1 jakarta:
penerbit CV Sagung Seto, 2000: 145-158
5. W.B, Saunders. Campbells Urology sixth edition. WB
Saunders Company. Philadelphia : 1992.
14