You are on page 1of 2

3.

Pemeriksaan Klinis
Sebelum pasien anak duduk dikursi gigi sangat penting untuk menentukan umur pasien dilihat
dari tingginya dan tingkat kedewasaannya secara umum. Hal ini juga dapat memberikan indikasi
terhadap potensi tumbuh dimasa mendatang. Apabila pasien ditemani oleh orang tua, genetik
oklusi keluarga juga penting untuk diperhatikan (misalnya diastema medial). Tujuan pemeriksaan
tersebut adalah untuk mencatat dan mengengevaluasi aspek facial, oklusal dan fungsional dari
pasien untuk melengkapi diagnosa. Pemeriksaan ekstraoral yang diikuti pemeriksaan intraoral
harus dilakukan.
A. PEMERIKSAAN DALAM MULUT (INTRA ORAL)
Pemeriksaan dalam rongga mulut meliputi aspek-aspek yang sangat penting dan mempengaruhi
hasil perawatan. Aspek-aspek tersebut adalah:
Keadaan gigi-geligi
Kelainan posisi gigi
Kebersihan mulut;
Gusi
Frenulum labial
Lidah;
Jaringan Lunak langit-langit (mukosa palatal)
Tonsil (amandel)
Garis tengah (median)
Jarak gigit vertikal
Jarak gigit horisontal
Gigitan silang
Celah antar gigi (diastema)
Kurva Spee
B. PEMERIKSAAN RADIOGRAFI (FOTO RONSEN)
Pemeriksaan foto ronsen yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan menggunakan foto
ronsen panoramik. Kegunaan pemeriksaan foto ronsen panoramik adalah:
1. Melihat hubungan antara gigi-gigi pada satu rahang dan hubungan gigi-gigi rahang atas
dengan rahang bawah.
2. Melihat tahap perkembangan gigi tetap dan resorbsi akar gigi sulung. Informasi
perkembangan gigi diperlukan untuk memberikan informasi mengenai perkembangan oklusi gigi
dan waktu yang tepat untuk perawatan.
3.
Melihat ada tidaknya kelainan patologis.
Pemeriksaan panoramik sangat membantu untuk menilai apakah suatu prosedur dental
diperlukan sebagai langkah awal sebelum melakukan perawatan ortodontik. Berbagai struktur
abnormal dapat ditemukan dalam pemeriksaan ini.
C. ANALISA SEFALOMETRI
Analisa sefalometri terbagi dalam pemeriksaan sefalometri lateral dan frontal. Adapun kegunaan
pemeriksaan sefalometri adalah untuk:

Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial

Mendiagnosa kelainan kraniofasial;

Mempelajari profil wajah;

Merencanakan perawatan ortodonti;


Evaluasi hasil perawatan ortodonti;

Merencanakan dan mengevaluasi hasil perawatan bedah ortognati;

Analisa fungsi sendi rahang; dan

Untuk tujuan penelitian.


D. ANALISA FOTOGRAFI
Fotografi profil (pandangan samping) dan frontal (pandangan depan) dilakukan untuk
menganalisa hubungan antara jaringan keras di sekitar wajah dengan kontur jaringan
lunak. Analisa profil dapat menjadi bahanpertimbangan apakah pasien akan dilakukan prosedur
pencabutan gigi atau tidak. Analisa frontal memberikan informasi wajah yang simetris atau tidak.
Pada keadaan wajah yang tidak simetris, akan menjadi bahan pertimbangan apakah akan
dikoreksi hanya secara ortodonti, atau perlu kombinasi dengan pembedahan. (Eka, 2012).
E.
ANALISA MODEL STUDI
Analisa model studi adalah penilaian tiga dimensi terhadap gigi geligi pada rahang atas maupun
rahang bawah, serta penilaian terhadap hubungan oklusalnya. Kedudukan gigi pada rahang
maupun hubungannya dengan geligi pada rahang lawan dinilai dalam arah sagital, transversal,
dan vertikal (Rakosi dkk, 1993).
Menurut White (1996) model studi sebagai salah satu komponen penting dalam perawatan
ortodonti dibuat dengan beberapa tujuan dan kegunaan, yaitu sebagai titik awal dimulainya
perawatan, untuk kepentingan presentasi, dan sebagai data tambahan untuk mendukung hasil
pemeriksaan klinis. Para praktisi menggunakan model studi bukan hanya untuk merekam
keadaan geligi dan mulut pasien sebelum perawatan tetapi juga untuk menentukan adanya
perbedaan ukuran, bentuk, dan kedudukan gigi geligi pada masing-masing rahang serta
hubungan antar gigi geligi rahang atas dengan rahang bawah. Data yang lengkap mengenai
keadaan tersebut lebih memungkinkan jika dilakukan analisa pada model studi.
F. PERSIAPAN ANALISA MODEL STUDI
Untuk keperluan diagnosa ortodonti, model studi harus dipersiapkan dengan baik dan hasil
cetakan harus akurat. Hasil cetakan tidak hanya meliputi seluruh gigi dan jaringan
lunak sekitarnya, daerah di vestibulum pun harus tercetak sedalam mungkin yang dapat
diperoleh dengan cara menambah ketinggian tepi sendok cetak hingga dapat mendorong
jaringan lunak di daerah tersebut semaksimal mungkin, sehingga inklinasi mahkota dan akar
terlihat. Jika hasil cetakan tidak cukup tinggi, maka hasil analisa tidak akurat. Model studi
dengan basis 4 segi tujuh, yang dibuat dengan bantuan gigitan lilin dalam keadaan oklusi sentrik
serta diproses hingga mengkilat, akan memudahkan pada saat analisa dan menyenangkan
untuk dilihat pada saat menjelaskan kasus kepada pasien.(Proffit, 2000)
Macam-macam Analisa Model Studi
Analisa model studi secara umum dilakukan dalam tiga dimensi yaitu dalam arah sagital,
transversal, dan vertikal. Penilaian dalam arah sagital antara lain meliputi: hubungan molar
pertama, kaninus, dan insisif tetap, yaitu maloklusi kelas I, kelas II, atau kelas III Angle; ukuran
overjet, prognati atau retrognati maksila maupun mandibula, dan crossbite anterior. Penilaian
dalam arah transversal antara lain meliputi: pergeseran garis median, 5 asimetri wajah, asimetri
lengkung gigi, dan crossbite posterior. Penilaian dalam arah vertikal antaralain meliputi: ukuran
overbite, deepbite, openbite anterior maupun posterior, dan ketinggian palatum. (Rakosi dkk,
1993)

You might also like