You are on page 1of 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ 1
LAPORAN PSIKIATRI.............................................................................................. 2
I.

IDENTITAS PASIEN....................................................................................... 2

II.

RIWAYAT PSIKIATRI..................................................................................... 2

III.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL..................................................................7

IV.

PEMERIKSAAN FISIK.................................................................................10

V.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA............................................................11

VI.

FORMULASI DIAGNOSTIK..........................................................................12

VII.

EVALUASI MULTIAKSIAL...........................................................................13

VIII.

PROGNOSIS............................................................................................... 13

IX.

TERAPI...................................................................................................... 14

X.

PEMBAHASAN............................................................................................ 14

LAPORAN PSIKIATRI
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny.N

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tanggal Lahir / Usia : 11 Oktober 1962 / 53 tahun


Alamat

: Jl. Bangka Barat 4 no. 6, Pela Mampang, Jakarta Selatan

Suku Bangsa

: Betawi

Warga Negara : Indonesia


Agama

: Islam

Pekerjaan

: Penyapu jalan

Pendidikan Terakhir : SPPU


Status Pernikahan

: Janda

Tanggal Masuk RS

: 19 Septermber 2015

Tanggal Pemeriksaan : 02 Oktober 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRI


A. Keluhan Utama (Alloanamnesa)
Pasien terlihat gelisah dan mengamuk
B. Keluhan Tambahan
Tidak ada
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Dilakukan autoanamnesis terhadap pasien pada tanggal 02 Oktober 2015
Seorang wanita berusia 53 tahun dibawa ke rumah sakit RS POLRI karena gelisah
dan mengamuk saat ditemukan sedang mencabut akar pohon dan ranting-ranting dengan
hanya mengenakan pakaian dalam. Pasien merasa ada yang membuatnya merasa sesak di
dada, terasa panas, seperti ditusuk-tusuk dan ada suara yang menyuruhnya untuk
mencabut akar pohon untuk membuat rasa sesaknya hilang, sehingga pasien mencabut
2

akar pohon dan kemudian merasa sedikit lega. Pasien memercayai bahwa seseorang telah
melakukan guna-guna atas dirinya sehingga dia melakukan hal tersebut. Pasien merasa
seperti diguna-guna secara tiba-tiba itu saat setelah melakukan shalat dzuhur.
Saat itu pasien memiliki masalah dengan teman-teman di tempat kerjanya yang
membicarakan bahwa pasien merusak hubungan rumah tangga salah seorang teman kerja
yang menurut pasien sama sekali tidak benar, pasien juga merasa hal tersebut yang
membuat pasien merasa seperti diguna-guna. Selain itu, pasien juga merasa ada orang
yang iri kepada pasien sehingga orang itu selalu berusaha untuk berbuat jahat kepada
pasien, seperti melakukan santet ke pasien. Pasien tidak mengalami cedera, sakit atau
mengalami perawatan karena penyakit fisik dalam beberapa waktu sebelum gangguan.
Pasien juga tidak menggunakan obat-obatan selain yang diresepkan untuknya.
Selama perawatan, pasien melihat sosok ibu Megawati Soekarnoputri pada dokter
psikiatri yang berada di RS. POLRI. Pasien juga merasa dapat mengetahui mana orang
yang baik dan tidak hanya dengan melihat saja; orang yang baik akan mendatangi dan
berbicara dengannya dan orang yang tidak baik tidak akan berbicara dengannya.

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya


Pasien pernah mengalami riwayat gangguan serupa sebanyak 2 kali, di tahun 2010 dan
2013.
o Gangguan dialami pertama kali pada tahun 1993 pada saat pasien memiliki
masalah dengan suami dan kemudian memutuskan untuk berpisah (cerai).
Pada gangguan tersebut pasien merasa seperti disantet; pasien merasa ada
belalang yang dimasukkan ke dalam telinganya, besi berwarna kuning di
belakang lehernya dan kayu yang dimasukkan ke dadanya yang dicabut sendiri
oleh pasien dan hanya dapat dilihat di dalam mimpi, sehingga pasien
mengalami sulit tdur. Kemudian pasien mendapatkan petunjuk yang dirasakan
di batinnya setelah shalat tahajjud yang menyuruhnya untuk puasa agar santet
tersebut hilang. Gangguan kemudian memuncak pada tahun 2010 ketika
pasien ditemukan anaknya berjalan-jalan tengah malam tanpa tujuan dan
dibawa ke rumah sakit jiwa duren sawit. Disana pasien menjalani perawatan 1
bulan dan kemudian diberikan 4 macam obat yang berwarna biru-putih,
merah-putih, kuning dan satu lagi tidak dapat diingat oleh pasien. Saat pulang,
pasien kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa, tidak mendengar suara-

suara atau bayangan-bayangan. Pasien rutin minum obat tersebut dan kontrol
ke RSJ duren sawit 1 bulan sekali.
o Gangguan kembali kambuh pada tahun 2013 saat pasien bersama dengan
suami keduanya yang melarang pasien untuk bekerja, sementara pasien tidak
tahan jika tidak melakukan apa-apa. Pasien tidak ingat siapapun yang berada
disekitarnya dan berjalan-jalan tanpa tujuan yang jelas terutama pada malam
hari. Anak pasien membawa pasien kembali ke rumah sakit dan dirawat disana
selama 1 bulan, diberikan 2 jenis obat, tablet berwarna biru-putih dan kapsul

berwarna merah-putih yang rutin dikonsumsi sampai sekarang.


Pasien pernah meminum alkohol jenis whiskey dalam jumlah kecil saat bekerja di

sebuah Bar di Jakarta pada sekitar tahun 1980.

Riwayat obat-obatan terlarang (NAPZA) disangkal.

Riwayat penyakit berat dan cedera kepala disangkal.


E. Riwayat Kehidupan Pribadi
1.
Riwayat Prenatal
Pasien lahir sehat, cukup bulan
2.
Masa Kanak Awal
Pasien mengingat dibesarkan oleh nenek pasien sejak usia 9 bulan karena saat itu
ibunya sudah mengandung adiknya dan usia kehamilannya 3 bulan. Pasien
merasa disayang oleh nenek dan kakeknya dan merasa tidak dekat dengan
3.

ibunya.
Masa Kanak Pertengahan
Pasien merasa masa anak-anaknya seperti anak-anak pada umumnya yang

4.

mengikuti kegiatan sekolah dan memiliki teman yang banyak.


Masa Remaja
Pada usia remaja pasien merasa seperti kebanyakan remaja lainnya yang memiliki
teman yang menyayangi dan melindunginya. Teman pasien lebih banyak laki-laki
daripada wanita dan pasien merupakan sosok remaja perempuan yang tomboy

5.

saat itu.
Masa Dewasa
Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah hingga tamat SMP. Saat SD pasien tidak mengalami masalah
dan prestasinya termasuk cukup baik, tidak ada nilai merah di rapornya. Saat
SMP pasien merasa prestasinya menurun menjadi biasa-biasa saja, namun tetap
dapat mengikuti pelajaran hingga lulus. Pasien tidak melanjutkan sekolah

karena menikah dengan orang lain pada usia 17 tahun.


Riwayat Pekerjaan
Pasien pertama kali bekerja pada sebuah Bar di Jakarta sebagai pelayan.....
Riwayat Pernikahan
4

Pasien menikah pertama kali pada usia 17 tahun dengan Tn.O yang merupakan
anak ke Sembilan dari 10 bersaudara dan memiliki 2 anak bernama Tn. OS dan
Nn. S. Pernikahan mereka berakhir pada tahun 1993 setelah Tn. O selingkuh
dengan wanita lain dan bercerai. Pada tahun 2008 pasien menikah siri dengan
seorang pemulung, tn.S yang juga mengobati pasien yang sering disantet
dengan ilmu kebatinannya. Pernikahan ini tidak memberikan anak dan pasien
berpisah dengan Tn.S saat pasien mengalami kekambuhan dari gejalanya pada

tahun 2013.
Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam, dan merasa telah menjalani agamanya dengan cukup
baik.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien sebelumnya tidak pernah berbuat kriminal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merasa masa kecilnya tidak berkekurangan dan serba ada. Pasien merasa
kesulitan secara ekonomi setelah berpisah dengan suami pertamanya dan saat
ayahnya tidak dapat bekerja lagi, pasien yang bekerja untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan 9 orang adiknya.


Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal sendiri di rumah milik sendiri yang berada dekat rumah ibunya.
Pasien bekerja sebagai PPSU, yang membersihkan jalanan. Kedua anak pasien
tidak tinggal dengan pasien, namun rumah anak wanitanya berada tidak jauh
dari rumah pasien. Pasien masih bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan

ibunya.
Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merupakan wanita yang tegar dan kerap disantet atau diguna-guna oleh
orang lain yang iri dan membenci pasien. Tetapi pasien juga memiliki orangorang yang percaya dan sayang kepada pasien. Pasien sering merasa
diperlakukan secara tidak pantas oleh orang lain dan ingin membalas
perbuatannya, namun tidak dilakukan karena mengerti bahwa hal tersebut tidak
baik. Pasien menganggap bahwa penyakitnya ini akibat ulah orang lain dan
seharusnya pasien tidak dibawa ke rumah sakit jiwa agar bisa sembuh, karena
penyakit pasien ini terjadi akibat santet atau guna-guna.

Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari 10 bersaudara. Pasien dibesarkan oleh
neneknya sehingga merasa tidak begitu dekat dengan ibunya. Pasien merasa
5

keluarganya termasuk keluarga yang kasar dan keras, dan pasien merupakan
anak yang paling lembut hatinya. Pasien merasa tidak dekat dan membenci
adiknya yang ke 4 karena dianggap tidak tahu berterima kasih, pelit dan tidak
mau membantu pasien.
Genogram

Impian, fantasi, dan cita-cita pasien

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL ( 02 OKTOBER 2015)


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Wanita berusia 53 tahun, sesuai dengan usianya, warna kulit sawo matang,
berambut pendek berwarna hitam, berpakaian cukup rapih, tampak tenang dan
bersikap kooperatif terhadap pemeriksa
2. Kesadaran
a. Kesadaran Neurologik
: kompos mentis
b. Kesadaran psikologis
: jernih
3. Pembicaraan
Pembicaraan spontan, banyak bicara dan lancar. Berbicara cukup cepat, dan
volume suara cukup, Isi pembicaraan dapat dimengerti.
4. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Ketika anamnesis pasien tampak bersemangat dan pasien menangis sedih sesaat
menceritakan bagian tertentu.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif terhadap pemeriksa.
6

B. Mood dan Afek


1. Mood : fluktuatif
2. Afek
: sesuai
3. Empati : Dapat diraba rasakan oleh pemeriksa
C. Persepsi
Riwayat Halusinasi

: halusinasi auditorik (+)

dimana pasien mendengar suara yang menyuruhnya

Depersonalisasi
Derealisasi
D. Proses Pikir
1. Bentuk Pikir
2. Arus pikir

psikiatri RS POLRI
: tidak ada
: tidak ada
: Realistik

untuk mencabut akar pohon agar merasa lega


Ilusi : (+) pasien melihat sosok Megawati pada dokter

Kontinuitas
Hendaya bahasa

3. Isi Pikir
Preokupasi
Waham

Produktivitas : baik, pasien menjawab spontan saat


diberikan pertanyaan.
: sirkumstansial (+), Asosiasi longgar (+)
: tidak ada inkoherensia
: pasien merasa disantet dan diguna-guna.
: waham curiga adanya orang yang iri kepada pasien

dan ingin mencelakai pasien dan waham kebesaran dimana pasien dapat
menilai orang yang baik dan tidak hanya dengan melihat dan

kemampuannya menarik orang baik untuk berbicara dengannya.


Fobia
: tidak ada
Obsesi kompulsi : tidak ada
Ide bunuh diri
: tidak ada

F. Kesadaran dan Kognisi


1. Taraf Kesadaran dan Kesigapan
Pasien dalam keadaan kompos mentis.
2. Orientasi

Waktu: baik (pasien dapat menyatakan keadaan pagi,siang,malam)

Tempat: baik (pasien mengetahui sedang berada di RS)

Orang: baik (pasien dapat mengingat nama teman-teman di bangsal dan


dokter-dokter)

3. Daya Ingat
7

Jangka panjang
menceritakan

:
masa

baik.

(Pasien

dapat

dan

riwayat

(pasien

dapat

kanaknya

sekolahnya)

Jangka sedang

baik.

menceritakan kronologis riwayat penyakit)

Jangka pendek

baik.

(pasien

dapat

menceritakan hal yang dilakukannya seharian)

Segera

: baik. (pasien dapat mengulang kata

yang diucap pemeriksa)


4. Konsentrasi dan Perhatian
Daya perhatian baik, fokus dalam pembicaraan dalam menjawab pertanyaan
pemeriksa.
5. Kemampuan Membaca dan Menulis
Baik. Pasien dapat membaca dan menulis sesuai tingkat pendidikannya.
6. Kemampuan Visuospasial
Baik. Pasien dapat berjalan dengan baik tanpa menabrak benda-benda yang ada
disekelilingnya.
7. Pikiran Abstrak
Baik. Pasien mengerti makna kiasan dan peribahasa.
8. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik. Pasien dapat makan, minum, dan mandi sendiri.
G. Pengendalian Impuls
Baik. Pasien tidak menunjukkan agresivitas.
H. Daya Nilai dan Tilikan

Daya Nilai Sosial:


Baik. (Pasien berbaur dengan orang-orang disekelilingnya)

Uji Daya Nilai:


baik (dapat membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk)

Penilaian Realita:
8

Terganggu. (Pasien sangat yakin terhadap suara dan bayangan yang dilihatnya
itu nyata)

Tilikan:
Derajat III Pasien menyadari penyakitnya tetapi menyalahkan orang lain
dan hal lain sebagai penyebabnya.

I. Taraf Dapat Dipercaya


Pemeriksa memperoleh kesan secara keseluruhan jawaban pasien dapat
dipercaya.

IV.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan Umum

: Tampak baik

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 80x /menit

Suhu

: 36 C

Frekuensi Nafas

: 20x /menit

Bentuk Badan

: Normal

Sistem Kardiovaskular

: Bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur (-)

Sistem Respiratori

: Gerak dada selama napas normal dan simetris,


suara nafas: vesikuler +/+, Ronkhi -/-, wheezing -/-

Sistem Gastrointestinal

: Supel, Bising usus (+) Nyeri tekan (-)

Sistem urogenital

: Tidak diperiksa

Kelainan khusus lainnya : Tidak ditemukan kelainan


B. Pemeriksaan Neurologis
Gejala Rangsangan Selaput Otak
Gejala Peningkatan TIK

Mata & Pemeriksaan oftalmoskopik

Motorik
Tonus

: tidak dilakukan
: tidak ditemukan
: tidak dilakukan

: normal
9

Koordinasi
: tidak terdapat gangguan koordinasi
Turgor
: baik
Reflex fisiologis : (+)
Patologis

V.

Kekuatan otot
Sensibilitas
Fungsi-fungsi luhur
Kelainan khusus

: (-)

:
: baik
: normal
: (-)

555
555

555
5
555

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien seorang perempuan berusia 53 tahun dibawa ke RS Polri dengan


keluhan gaduh gelisah.

Pasien merasa diguna-guna yang membuat pasien merasa sesak dan ada suara
yang menyuruh untuk mencabut akar pohon untuk membuatnya lega.

Perasaan diguna-guna ini muncul tiba-tiba dan pasien merasa penyebabnya


adalah masalah pasien

dengan teman-teman

di pekerjaannya

yang

membicarakan bahwa pasien merusak rumah tangga salah satu teman


kerjanya, yang sama sekali tidak benar.

Pasien berpikir bahwa ada orang yang iri dan berusaha menyulitkan hidup
pasien.

Selama perawatan, pasien merasa melihat sosok Megawati Soekarnoputri


dalam gerak-gerik dokter psikiatri RS Polri.

Pasien merasa dapat mengetahui mana orang yang baik dan tidak hanya
dengan melihat saja; orang yang baik akan mendatangi dan berbicara
dengannya dan orang yang tidak baik tidak akan berbicara dengannya.

Pasien pernah mengalami gejala serupa sebanyak 2 kali, sehingga diberikan


obat yang masih dikonsumsi secara rutin hingga sekarang, pasien juga rutin
kontrol ke rumah sakit.

Gejala serupa dialami pasien saat memiliki masalah dengan mantan suami dan
saat suami keduanya melarang pasien untuk bekerja.
10

Pada saat diwawancarai, mood fluktuatif, afek sesuai, berbicara banyak,


spontan dan lancar.

Pada fungsi kognitif, taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan


sesuai dengan taraf pendidikan teerakhir, daya konsentrasi baik. Orientasi
(waktu, tempat, dan orang) baik. daya ingat jangka panjang, jangka pendek
dan jangka segera baik. pikiran abstrak baik, dan kemampuan menolong
sendirinya baik.

Pada persepsi pasien memiliki ilusi melihat sosok Megawati Soekarnoputri


pada dokter psikiatri dan terdapat riwayat halusinasi mendengar suara yang
menyuruh untuk mencabut akar pohon agar rasa sesak yang dirasakannya
hilang.

Pada proses pikir, tidak ditemukan gangguan bentuk pikir. Ditemukan


gangguan arus pikir berupa sirkumstansial dan asosiasi longgar. Pada isi pikir
pasien mengalami gangguan preokupasi bahwa pasien disantet atau digunaguna, waham curiga dan waham kebesaran.

Tilikan pasien derajat III pasien menyadari penyakitnya tetapi menyalahkan


orang lain dan hal lain sebagai penyebab dari penyakitnya.

FORMULASI DIAGNOSTIK

VI.

Pada pasien Ny.N dapat ditemukan adanya perubahan pola perilaku dan psikologi
yang bermakna secara klinis dan menimbulkan penderitaan (distress) dan penurunan
fungsi serta aktivitasnya sehari-hari. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami gangguan jiwa sesuai dengan definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.

Diagnosis Aksis I
Pada pasien Ny.N ini tidak ditemukannya riwayat medis, trauma kepala yang berat,
serta penggunaan zat psikoaktif sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik dan fungsi
intelektual juga tidak didapatkan kelainan sehingga diagnosis gangguan mental
organik maupun gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif dapat
disingkirkan.
Dari gambaran klinis dan status mental didapatkan:
11

a.Mood

: fluktuatif

b.Afek

: sesuai

c.Empati

: Dapat diraba dirasakan oleh pemeriksa

d.Gangguan persepsi

: riwayat halusinasi auditorik (+), ilusi (+).

e.Gangguan pikiran

: Waham curiga (+), waham kebesaran (+)

f.Tilikan

: Derajat III (saat dilakukan pemeriksaan tanggal 19


September 2015)

Berdasarkan hierarki diagnosis gangguan jiwa pada PPDGJ III, maka pada ikhtisar
penemuan bermakna pasien memiliki gejala-gejala yang sesuai dengan gangguan
skizoafektif tipe manik, yaitu terdapat waham dan halusinasi yang disertai gangguan
afek yang fluktuatif yang keduanya menonjol. Gejala yang dimiliki pasien serupa juga
dengan kriteria gangguan afektif gangguan mania dengan gejala psikotik, sehingga
dapat didiagnosis banding dengan gangguan mania dengan gejala psikotik.

Diagnostik Aksis II
Pada pasien tidak ditemukan adanya gejala-gejala retardasi mental atau kelainan
kepribadian yang bermakna.

Diagnostik Aksis III


Pada pasien ini tidak ditemukan adanya kelainan pada keadaan medis secara umum.

Diagnostik Aksis IV
Pada pemeriksaan saat ini ditemukan stressor yang berkaitan dengan lingkungan
sosial yaitu berita tidak benar yang tersebar di lingkungan kerja pasien bahwa pasien
merusak rumah tangga teman kerjanya.

Diagnosis Aksis V
Global Assessment of Functioning (GAF) scale 80-71 (saat diperiksa) dimana terdapat
gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial dan pekerjaan.

VII.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I

: F25.0 Skizoafektif tipe manik


12

Diagnosis banding: F30.2 Mania dengan gejala psikotik.


Aksis II

: Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II

Aksis III

: Tidak ada kelainan

Aksis IV

: Masalah dengan lingkungan sosial

Aksis V

: GAF scale 80-71 (saat pemeriksaan)

PROGNOSIS

VIII.

Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam

: ad bonam

Quo ad sanactionam : dubia ad malam

IX. TERAPI
Psikofarmaka
Mood stabilizer: Divalproat 1 x 500 mg
Anti-psikotik: Risperidone 2 x 3 mg

Psikoterapi
Terapi suportif

X. PEMBAHASAN
Dalam PPDGJ III dijelaskan bahwa untuk menegakkan diagnosis skizoafektif

13

You might also like