Professional Documents
Culture Documents
R
DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh :
Dewi Rahmawati
201420461011056
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Etiologi
Penurunan dua komponen sel darah tersebut dapat terjadi jika
terdapat kelainan hematologi maupun kelainan organ yang berhubungan
dengan sel darah. Bisitopenia dapat menggambarkan suatu proses yang
dilalui sebelum terjadinya pansitopenia.
Penurunan leukosit
Penurunan trombosit
Suplai oksigen
terganggu
Penurunan imunitas
tubuh
Risiko perdarahan
Ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Risiko infeksi
Intoleransi aktivitas
4. Manifestasi Klinis
a. Penurunan Kadar Eritrosit :
- Kelelahan
- Kelemahan
- Pusing
- Penurunan kinerja fisik
b. Penurunan Kadar Leukosit :
Rentan mengalami infeksi
c. Penurunan Kadar Trombosit :
Risiko perdarahan
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. Jika penyebab dicurigai berasal dari keganasan dapat dilakukan BMA
(Bone Marrow Aspiration)
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditujukan untuk mencari penyebab.
a. Transplantasi sel darah
b. Pemberian antibiotik untuk pencegahan infeksi
c. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas meliputi nama, umur, dan jenis kelamin
b. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Aktivitas/istirahat
Gejala:
keletihan,
kelemahan,
malaise
umum,
kehilangan
latihan rendah.
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda: takikardia/takipneu; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat.
Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
e. Sirkulasi
- Gejala: riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI
-
Riwayat
endokarditis
infektif
kronis.
Palpitasi
(takikardia kompensasi).
Tanda: TD: peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan
nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia: abnormalitas EKG,
depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T;
takikardia.
Bunyi jantung: murmur sistolik (DB).
Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada
pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku: mudah patah, berbentuk seperti
sendok (koilonikia) (DB).
2. Diagnosa keperawatan
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
b. Risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan
sekunder (penurunan kadar hemoglobin dan leucopenia).
c. Risiko perdarahan dengan faktor risiko
3. Intervensi
Diagnosa
Keperawatan
Intoleransi aktivitas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
antara suplai dan
NOC
Activity Tolerance
NIC
Energy Management
Kriteria hasil:
1.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
Tentukan
penyebab
dari
intoleransi
aktivitas yang dialami
kebutuhan oksigen
pasien
apakah
penyebab berasal dari
faktor fisik, psikologis,
atau motivasi.
Observasi
adanya
pembatasan
pasien
dalam
melakukan
aktivitas.
Monitor nutrisi dan
sumber yang adekuat.
Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik
dan
emosi
secara
berlebihan.
5. Monitor
respon
kardiovaskuler
terhadap
aktivitas
(takikardi,
disritmia,
dispnea, diaphoresis,
pucat, atau perubahan
hemodinamik).
6. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan.
7. Bantu pasien untuk
mendapatkan alat bantu
aktivitas yang sesuai
seperti kursi roda, krek.
Infection Control
Risiko
infeksi
dengan faktor risiko
ketidakadekuatan
pertahanan
sekunder
(penurunan kadar
hemoglobin
dan
leucopenia)
Risk Control
Kriteria hasil:
1.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x7 jam pasien
2.
akan:
1. Bebas dari tandatanda infeksi
2. Mendemonstrasikan
tindakan yang dapat
dilakukan
untuk
mencegah infeksi
Kaji
kondisi
kulit
pasien meliputi warna,
kelembaban,
tekstur,
dan turgor kulit.
Lakukan
tindakan
pencegahan
standar
pada semua pasien dan
gunakan sarung tangan
jika melakukan kontak
dengan
darah,
membran mukosa, kulit
yang tidak utuh, atau
3.
4.
5.
6.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Monitor
hasil
pemeriksaan
laboratorium
yang
mengindikasikan
perdarahan
meliputi
hemoglobin,
hematokrit, dan PT
(prothrombin time).
Periksa
tanda-tanda
vital.
Monitor
obat-obatan
yang
dapat
menyebabkan
peningkatan
perdarahan misalnya
aspirin.
Berikan vitamin K
secara
oral
atau
intravena
jika
diperlukan.