Professional Documents
Culture Documents
04
TAHUN II
16 Halaman
monthly
Sinergi Investasi
Menuju World Class
Jejak:
UAP NAN TAK KUNJUNG PADAM
Z A K Y A RS Y
AKARTA- Investasi menjadi suatu keharusan bagi setiap perusahaan yang ingin
terus berkembang. Bisa saja perusahaan
mengembangkan invstasi yang sedang dijalankan dan atau bisa juga mengembangkan unit
usaha lainya. Namun kegiatan investasi tentu membutuhkan modal yang biasanya bersumber dari
dana internal dan juga pinjaman. Itulah yang menjadi pokok pembahasan dalam kegiatan Knowledge
Management (KOMET) Pertamina yang dlaksanakan pada Kamis ( 17/14).
Kegiatan yang di buka Direktur Keuangan PT
Pertamina (Persero) Andri T Hidayat dihadiri oleh karyawan Pertamina dan anak usahanya. Sementara
yang menjadi pembicara adalah Faisal Yusra, Quality
Management Manager. Dan pembicara kedua tampil Budi Himawan, SVP Financing PT Pertamina
(Persero) yang mengurai tentang investasi pertamina.
Faisal Yusra dalam paparannya mengurai dengan sangat jelas tentang apa yang dilakukan sebelum investasi dilaksanakan. Hal pertama tentu
saja terkait pendanaan. Menurut Faisal jika secara
internal pendanaannya terbatas maka perusahaan
dapat memanfaatkan pendanaan eksternal. Namun
jika menggunakan dana eksternal maka akan ada
konsekuensi yang harus diperhitungkan secara
matang. Salah satunya interest rate yang diperhitungan dengan baik sebelum dieksekusi.
Faisal pun mencatat bahwa ke depan masih
ada perlu ada perubahan dan penyempurnaan dalam rangka mengakselerasi investasi yang lebih
cepat namun dengan perhitungan risiko yang lebih baik. Sejauh ini menurutnya terkait pengalihan
anggaran, prosenya butuh waktu yang lama karena harus disetujui RUPS. Oleh karenanya ketika
merumuskan rencana investasi hendaknya dilakukan dengan baik dan matang sehingga pengalihan
dihindarkan,demikian Faisal sambil menerangkan
ada upaya mereview AD/ART khusus terkait hal ini
agar persetujuannya lebih cepat.
Hal lain yang juga dibahas Fasial terkait metode
yang bersumber pada Standar Tata Kerja (STK).
STK sebagai pedoman tidak hanya satu ada beberapa seperti STK Investasi, STK RKAB dan lainnya
yang kesemuanya saling terkait. Tantangan ke depan
adalah bagaimana menyederhanakannya sehingga
tidak perlu dilakukan koordinasikan dengan STK lain.
Apalagi STK investasi harus selalu diperbaharui.
Faisal juga menilai untuk menjadi pemain Global,
struktur organisasi Pertamina juga perlu ada pembagian struktur dan tugas baik di level anak usaha mapun di korporat. Menurutnya selama ini dalam penyusunan rencana investasi, masih banyak kesalahan dan
kelemahan. Oleh karenanya perlu ditingkatkan termasuk terkait mitigasi terhadap kendala yang hampir selalu ada setiap tahun. Ini dapat dilakukan lewat workshop dan pengumpulan data yang lebih baik. Selama
ini sumber dan standar informasi masih beragam.
Tugas kita adalah bagaimana membangun sistem informasi yang tunggal yang bisa digunakan oleh anak
usaha,Direktorat dan korporat,jelas Faisal.
Fasilitas Produksi Field Subang. Seorang petugas melakukan pengecekan fasilitas produksi di Stasiun Pengumpul PT Pertamina EP, Subang, Jawa Barat, Rabu
(26/3/2014). Field Subang, selain terus mengoptimalkan produksi, juga menargetkan meraih PROPER emas tahun ini
uang pertemuan
Safir di Crowne Plaza
Jakarta, pada 17
Maret 2014 lalu, dipenuhi karyawan Pertamina
EP. Hari itu, karyawan yang
berasal dari Aceh hingga
Papua berkumpul di Jakarta.
Mereka datang untuk menghadiri sosialisasi Proper 2014.
Bukan sekedar sosialisasi,
kehadiran mereka menjadi penting, sebab dalam forum itu,
evaluasi terhadap keikutsertaan
di tahun sebelumnya disampaikan. Masing-masing asset juga
bisa saling belajar, apa yang sudah dilakukan asset lain.
Hari pertama di acara
yang berlangsung dua hari itu,
menghadirkan pembicara dari
Kementrian Lingkungan Hidup
(KLH) yang juga menjadi panitia proper. Sigit Reliantoro dan
Karliansyah menjadi pembicara pada hari pertama dari
dua hari penyelenggaraan.
Asset 1:
TIME IS OIL
13
Asset 5:
Ed is i Nomor 4
JEJAK
TAH UN II
Regulasi dan
Permasalahan
Panas Bumi
W W W,E N E RGITODAY.C OM
ndonesia, memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia. 40 persen potensi panas
bumi dunia ada di Negeri Kepulauan ini.
Hanya saja, pemanfaatannya, belum lebih
dari 5 persen.
Berbagai regulasi yang mengatur pengusahaan panas bumi di Indonesia terus dilakukan
perbaikan, sehingga pengembangan panas bumi
terus berkembang memanfaatkan potensi yang
demikian besar di Indonesia.
Ditandai dengan Keputusan Presiden
(Keppres) nomor 6 tahun 1974, yang diteken pada 20 Maret 1974, dengan wilayah kerja
yang masih terbatas di pulau Jawa. Perluasan
wilayah kerja panas bumi kemudian diatur dalam
Keppres nomor 22 tahun 1981 tentang kuasa
pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumber
daya panasbumi untuk pembangkit tenaga listrik
di Indonesia.
Pertamina diberi kuasa penuh untuk melakukan kegiatan pengusahaan panas bumi dan menjual hasil listrik panas bumi ke PLN. Jika Pertamina
belum mampu melaksanakan kegiatan pengusahaan tersebut, Pertamina bisa menggandeng pihak lain dalam bentuk kontrak operasi bersama
(Joint Operation Contract).
Berbagai beleid terkait pengusahaan panas bumi di Indonesia terus dibuat agar kegiatan panas bumi terus bertumbuh dengan
signifikan. Namun berbagai persoalan juga
ikut serta sehingga kegiatan penguahaan panas bumi tidak berjalan seperti harapan. Masih
banyak wilayah kerja panas bumi yang masih
mangkrak, tidak jelas nasibnya karena berbagai alasan.
Karena semua wilayah kerja panas bumi berada di wilayah hutan, baik hutan lindung ataupun
jenis hutan lainnya, sehingga kerap berbenturan
dengan institusi lain. Kementrian Kehutanan sudah memberikan keringanan kepada panas bumi
untuk kegiatan non kehutanan di wilayah hutan
lindung.
Namun tetap saja, berbagai penolakan masih terus berlangusng. Karena itu, pelaku usaha
panas bumi menguslkan perubahan UU panas
bumi. Sebab dalam belaid sebelumnya, kegiatan
panas bumi masih dikategorikan sebagai kegiatan
pertambangan.
Redaksi pertambangan panas bumi ini,
menurut mereka menjadi kendala, karena panas
bumi dianggap seperti kegiatan pertambangan
mineral atau batu bara.
Dari sisi harga, harga keekonomian listrik
atau uap panas bumi, terus mengalami perbaikan.
Pada 2011, Menteri ESDM mengeluarkan Permen
nomor 02 tahun 2011, yang mengatur patokan
harga panas bumi tertinggi yakni 9,70 US$ per
kwh dan mewajibakan PLN untuk membeli listrik
dari pengusahaan panas bumi.
Soal harga listrik panas bumi, pemerintah
juga kini sedang menyiapkan beleid baru yang
mengatur harga keekonomian listrik panas bumi,
berdasarkan wilayah kerja panas bumi.
Rencana peraturan Menteri ESDM terkait patokan harga keekonomian panas bumi terbaru ini,
setelah mendapat rekomendasi dan masukan dari
World Bank dan Asian Development Bank dalam
menetapkan harga jual listrik panas bumi, dari hasil kajian yang mereka lakukan.
Dari Kamojang di Bandung, Jawa Barat pada
1926, panas bumi kini terus menyebar ke seantero Nusantara,meski belum maksimal pemanfaatannya.
Edi si N o m o r 4
TA HU N I I
EDITORIAL
Surat
Pembaca
Industri
Migas dan
Pertumbuhan
Ekonomi
K
.
Apresiasi
Untuk CSR
Pertamina EP
egiatan Corporate
Social Responsibility
(CSR) sebenarnya
bukan suatu yang
asing di negara ini. UndangUndang No.40/2007 tentang Perseroan Terbatas
dan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal dengan
tegas mengamanatkan setiap perusahaan untuk memperhatikan tanggung jawabsosial. Namun demikian buat
saya apa yang dilakukan
anak usaha BUMN Migas,
Pertamina EP sebagai bentuk kegiatan CSR patut diapresiasi. Segala aspek diperhatikan mulai dari ekonomi,
pendidikan, kesehatan dan
lingkungan.
Ketika saya mengunjungi
salah satu wilayah operasi
Pertamina EP di Jawa Barat.
Ketika bertemu dengan masyarakat sekitar, saya mendapat cerita menarik tentang apa
yang mereka lakukan bersama
Pertamina EP. Di bidang ekonomi, perusahaan ini memilih
untuk fokus pada upaya peningkatan kemampuan masyarakat mulai dari ketrampilan sampai pada kemampuan
finansial. Mereka tidak hadir
sebagai sinterklas yang memberi uang tetapi sebagai mitra
ENERGIA
PEMIMPIN REDAKSI: Aji Prayudi (VP Legal Relations) / WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: Arya Dwi Paramita (Pjs. PR
Manager) / REDAKTUR PELAKSANA: Pandji Galuh Anoraga / REDAKSI: Hidayat Tantan, Tatan Agus RST, Humas Asset
1, Humas Asset 2, Humas Asset 3, Humas Asset 4, Humas Asset 5, Humas Pangkalan Susu, Humas Rantau, Humas Lirik,
Humas Jambi, Humas Adera, Humas Ramba, Humas Pendopo, Humas Prabumulih, Humas Limau, Humas Tambun, Humas
Jatibarang, Humas Subang, Humas Cepu, Humas Tarakan, Humas Sangatta, Humas Sangasanga, Humas Tanjung, Humas
Bunyu, Humas Sorong.
ALAMAT REDAKSI: Menara Standart Chartered Lantai 21 29, Jl Prof. Dr. Satrio 164 Jakarta Selatan.
Email: pep-redaksi@pertamina.com
Ed is i Nomor 4
ASSET 1
TAH UN II
Manajer Field Rantau Agus Amperianto sedang memberikan arahan kepada pekerja di depan WTP ( water treatment plant) Field Rantau (Tatan Agus RST)
Berkat Kerja
Keras dan Doa
Edi si N o m o r 4
ASSET 1
TA HU N I I
KILAS
Syukuran Tajak
Sumur BJG X-1
J
Fasilitas Produksi Pangkalan Susu. Field Pangkalan Susu menargetkan produksi pada 2014 sebanyak 741 BOPD untuk minyak dan 12.58 MMSCFD untuk gas. Target ini lebih tinggi dibandingkan yang dibebankan perusahaan sebesar 584 BOPD untuk
minyak dan 12.44 MMSCFD untuk gas. (Dok. Field Pangkalan Susu).
Time Is Oil
Ramba - Ramba adalah salah satu Field yang
menjadi andalan dari Asset 1 dalam mencapai
target produksi PT Pertamina EP. Melihat
performanya selama enam bulan terakhir di 2013,
saya mengapresiasi kinerja produksinya yang
meningkat tajam mampu mencapai tingkat produksi
melebihi angka 7.000 BOPD.
ambi- Setiap kesuksesan harus selalu disyukuri. Prinsip inilah yang mendasari PT Pertamina EP Field Jambi melaksanakan syukuran untuk tajak sumur BJG X-1 di lokasi sumur
pada Kamis (13/4). Hadir dalam acara yang penuh khidmat
dan sukacita ini perwakilan Pemerintah Daerah, aparat keamanan
dan masyarakat.
Untuk diketahui, pengeboran BJGX-1 adalah pengeboran kedua PT Pertamina EP Field Jambi di Tahun 2014.Direncanakan
kedalaman sumurnya mencapai 1300 meter. Sumur ini nantinya
akan menjadi sumur BJG-142 yang diharapkan memberi kontribusi pada pencapaian target produksi Field Jambi di 2014 ini.
Selain acara syukuran yang ditandai dengan pemotongan sapidan ramah tamah, juga dilakukan pernyerahan santunan untuk 32
anak yatim di wilayah Bajubang dan tidak lupa Doa untuk kelancaran aktivitas sumur BJG-X1.
Duta Green
School Berguru
di PEP Rantau
Siswa-siswi dan sejumlah guru di SDN 03 Tungkal Ilir, Banyusin. (Dok. Field Rantau)
Ed is i Nomor 4
ASSET 2
TAH UN II
Presiden Direktur Pertamina EP berdialog dengan salah seorang pekerja saat melakukan Management Walk Through di Field Prabumulh.
Memacu Produksi
dengan Kerja Cerdas
dan Kerja Ikhlas
Field Adera.
Tubagus menegaskan kepada masing-masing fungsi dan
Field agar dalam menjalankan
rencana kerja harus mempunyai
perencanaan yang matang, target
yang jelas, mempunyai komitmen
untuk kerja keras serta mau turun
kebawah, terjun ke lapangan agar
tau permasalahannya.
Ia berharap masing-masing
Fungsi dan Field dapat bekerja
sama, komunikasi, optimis dan melihat sesuatu dengan sifat yang positif, kerja keras, tetap semangat, cer-
Tingkatkan Eksplorasi
Sebelumnya, Asset 2 juga mendapat kunjungan dari SKK Migas yang
diwakili Sekretaris SKK Migas Gde
Pradnyana. Secara khusus ia meminta
Pertamina EP Asset 2 untuk terus
melakukan eksplorasi selain operasi
produksi. Kegiatan ekplorasi sangat
penting bagi industri migas nasional.
Ia berharap dukungan yang diberikan SKK Migas bisa membantu
Pertamina EP meningkatkan kinerja eksplorasi dan pengeboran guna
mengangkat cadangan hidrokarbon
yang masih tersimpan di sejumlah
struktur.
Kita akan berikan perhatian penuh
kepada teman-teman di lapangan, khususnya dari sisi anggaran sehingga kinerja eksplorasi berjalan lancar. Apalagi
potensi dan cadangan migas yang dimiliki Sumsel sangat besar, khususnya
di Pertamina EP Asset 2. Wajar jika SKK
Migas memberikan perhatian penuh
kepada Pertamina, ujar Gde.
Sementara GM Asset 2 Tubagus
Nasiruddin menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerjasama
SKK Migas untuk semua aktivitas
perusahaan.Dukungan yang diberikan, tentunya menjadi satu kekuatan
bagi manajemen dan para pekerja dalam melaksanakan amanah negara.
Kami sadar bahwa kami bekerja di
salah satu obyek vital nasional yang
punya kontribusi besar bagi pemenuhan sumber energi migas nasional, kata Tubagus.
Edi si N o m o r 4
ASSET 2
TA HU N I I
KILAS
Field Pendopo
Resmikan
Musholla Al-Iklhas
Penandatanganan MOU Pengamanan Obvitnas antara GM Asset 2 Tubagus Nasiruddin (kiri) dan Asset 2 dan Pangdam II/Sri
Wijaya yang diwakili oleh Danrem 0404 GAPO Kolonel Inf Rochadi.
ukakarya Satu lagi kegiatan sosial yang dilaksanakan PT Pertamina EP Field Pendopo.Kali ini Pertamina
EP meresmikan Musholla Al Ikhlas di Desa Ciptodadi,
Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Musi Rawas pada
(Rabu, 5/3).Untuk diketahui, musholla ini dibangun Pertamina
EP sebagai bagian dari kegiatan Corporate Social Responsiblity
(CSR) yang selesai pada akhir 2013 silam.
Mushola dibangun atas usulan dan menjadi kebutuhan masyarakat setempat.Mushola ini terletak di dusun Purwodadi,Desa
Ciptodadi dimana di daerah tersebut ada Stasiun Pengumpul Gas
Musi Timur. Tanah musholla merupakan tanah hibah salah satu
warga, Tommy Go, dengan luas 13,5 x 13,5 meter.
Kegiatan peresmian ini juga dilakukan bersamaan dengan
safari dakwah yang merupakan agenda rutin Badan Dakwah
Islam (BDI) Field Pendopo yang dilaksanakan setiap bulan di
wilayah kerja perusahaan. Tujuannya untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat di sekitar Wilayah Kerja,
sekaligus wujud kepedulian perusahaan pada pembangunan bidang keagamaan.
Pertamina EP Adera
Serahkan Bantuan
30 Unit Komputer
MWT GM Asset 2 ke
SPG Musi Barat
Ed is i Nomor 4
ASSET 3
TAH UN II
KILAS
Sepenggal Kisah
Jowo - Bombom
Sekilas
Tentang Owa
Jawa
Edi si N o m o r 4
ASSET 3
TA HU N I I
T Pertamina EP Asset 3
Subang Field terus melakukan upaya untuk meningkatkan produksi migasnya. Salah satunya dengan
me lakukan pengeboran sumur
CLU CII/1. Penajakan yang berlokasi di kecamatan Cimalaya Kulon
Karawang ini dilakukan pada 23
Maret 2014.
Untuk tahun 2014, disamping
pengeboran di CLU CII/1, kami juga
melaksanakan percepatan produksi
sumur eks Eksplorasi melalui program Put on Production (POP) sumur
Jati Asri-01(JAS-01), ujar Subang
Field Manager, Defrian Basya. Jati
Asri menyimpan cadangan terambil
yang besar, sekitar 67 MMBOE. Dari
sumur JAS-1 produksi bisa dioptimalkan sampai 1000 BOPD.
Hingga tanggal 24 Maret 2014
produksi rata-rata Subang Field
adalah sebesar 1.484 BOPD untuk minyak dan 255,612 MMSCFD
untuk gas (year to date). Pada
November 2013 Subang Field
sukses meningkatkan produksinya berkat keberhasilan program
Put on Production sumur BBS-01
Berharap Sejahtera
Dengan Budidaya
ikan air tawar
Z A K Y A RS Y
Mengandalkan
POP Sumur Jati
Asri
Fasilitas Produksi Field Subang. Untuk meningkatkan produksi, Field Subang sedang giat memonetisasi sumur eksplorasi
menjadi sumur produksi. Lapangan ini tabungan reserve yang lumayan besar yang berasal dari Struktur Bambu Gunung dan
Bambu Besar.
10
Ed is i Nomor 4
ASSET 4
TAH UN II
Field Cepu
Bintang Triwulan I
Tren positif terus dipelihatkan Field Cepu. Selama triwulan 1 tercatat sebagai
lapangan yang mencatat prosentase produksi relatif besar dari target
dibandingkan lapangan lain. Produksi rata-rata triwulan I sekitar 2.094 BOPD
atau sekitar 115% dari target Maret sebesar 2.094 BOPD. Sementara lapanganlapangan lain yang juga mencatat prosentase produksi di atas target, antara
lain Prabumulih (106%), Pendopo (109%), Jatibarang+ X-Ray (109%).
Fasiltas produksi yang dibangun Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) untuk
mengalirkan gas dari Blok Gundih. Semua gas yang dihasilkan akan dialirkan ke
PLTU Tambak Lorok. Dengan pasokan gas dari Gundih ini, diperkirakan PLN bisa
memangkas cost Rp 2,9 triliun per tahun. (Foto: Zaky Arsy)
ASSET 4
Edi si N o m o r 4
TA HU N I I
11
12
Ed is i Nomor 4
ASSET 5
TAH UN II
Bunyu
Mengejar
(Lagi)
10.000 BOPD
Meski dalam triwulan awal produksi belum
menggembirakan, semangat Bunyu tak pernah
padam. Field Manager Bunyu Rizal Wisnuwatan
terus memompa semangat anak buahnya untuk terus
memacu produksi. Janji saya kepada Presdir utk
mencapai 10.000 BOPD pada tahun 2014 ini, ujar
Rizal. Dengan tingkat produksi yang sekarang berada
di kisaran 5.500-an BOPD target yang dicanangkan
tersebut membutuhkan effort luar biasa
Presdien Direktur Pertamina EP Adriansyah (kanan) mendengarkan penjelasan seorang pekerja saat melakukan Management
Walk Through di Lapangan Bunyu pada 7 April 2014.
unyu, Pulau kecil di sebelah Timur Laut Tarakan sudah lama mewangi sebagai
penghasil migas. Potensi
minyak di sana pertama kali ditemukan Perusahaan Belanda Battafsche
Petroleum Maatchappij (BPM) pada
1896. Eksplorasi mulai dilaksanakan pada 1901 dengan melakukan
pengeboran beberapa sumur, kini
dikenal dengan sumur B-001 sampai B-016. Para pencari migas dari
seantero jagat didfatangkan. Salah
satunya adalam Wokfgang Leopuld,
eksplorasionis dari Swiss. Dia lah
yang memimpin pencarian migas.
Edi si N o m o r 4
ASSET 5
TA HU N I I
13
KILAS
K
Menyigi Rembesan
Sumur Sepaso
Sumur di Desa Sepaso, Kecamatan bengalon,
Kabupaten Timur ini bukan sumur biasa. Isinya tak
sekedar air, tapi bercampur dengan crude oil atau
minyak mentah. Sebagian warga mengolahnya dengan
peralatan sederhana.
ada (6/3) Dinas Per tambangan dan Energi Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur (Distamben Pempov.
Kaltim) menyempatkan mengunjungi tempat yang masih masuk WKP
Pertamina Asset 5 Sangatta tersebut. Pihak Distamben Pemprov Kaltim
yang hadir diwakili oleh Kepala Bidang
Migas Ir. P.R. Bantolo, M.Sc beserta
staf, H. Wagimo, Sh.
Peninjauan itu untuk menyelidiki
dugaan adanya titik sumber minyak
bumi yang muncul dan diolah secara tradisional oleh masyarakat lokal
tanpa adanya izin dari Pertamina dan
aparat berwenang. Pihak Distamben
menggandeng Distamben Kab. Kutai
Timur, Pihak Kepolisian Kutai Timur,
Deklarasi Paguyuban
Pedagang 10 K
anjung- Para pedagang di Taman 10 K yang merupakan CSR mitra binaan PT Pertamina EP Tanjung Field,
pada Rabu (26/3) mendeklarasikan paguyuban pedagang Taman 10 K. Bertempat di Gedung Mutiara Patra
Kompleks Pertamina, sebanyak 28 pedagang sepakat untuk
mendirikan paguyuban.
Dengan adanya paguyuban ini semoga menjadi wadah bagi
para pedagang di Taman 10 untuk kemajuan para pedagang yang
selama ini menjadi mitra binaan PT Pertamina Ep Tanjung Field,
ujar Manajer Field Tanjung Heragung Ujiantoro.
Jumlah pedagang yang sebelumnya merupakan pedagang
kaki lima (PKL) ini semula berjumlah sekitar 20 pedagang. Namun
pada tahun 2013, Tanjung Field menambah 8 unit kios baru. Hal
ini dilakukan mengingat tingginya antusias para PKL untuk bergabung dan adanya potensi nilai sosial-ekonomis untuk dikembangkan. Hingga kini tercatat 28 pedagang penghuni kios di
Taman 10 K yang aktif menjadi mitra binaan PT Pertamina EP
Field Tanjung.
14
Ed is i Nomor 4
FORUM
TAH UN II
Running Funneling
Sebagian bagian tidak terpisahkan dari kegiatan eksplorasi secara umum, maka dalam
upaya menjalankan proses funneling, eksplorasi
PEP, telah membuat sebuah calendar of event
(Gambar 3). COE ini, dikomunikasikan dan menjadi perhatian dan agenda bersama seluruh pekerja eksplorasi.
Selanjutnya dalam menjalankan proses
funneling, juga ditunjuk tim asesor yang terdiri
dari advisor yang ada di lingkungan eksplorasi,
technical support, serta asesor dari Direktorat
Hulu
Persiapan Funneling
Update/Reminder informasi funneling (3-4
minggu sebelumnya) ke seluruh tim (by email).
Pengumpulan dan pemeriksaan kelengkapan
data funneling
Penyusunan Jadwal
Penyiapan Ruangan Funneling
Edi si N o m o r 4
LINTAS
15
DOK . F IE L D SUBAN G
TA HU N I I
Anggrek di Taman Nasional Ciremai. Bekerja sama dengan perguruan tinggi, Field Subang melakukan konservasi flora dan fauna langka di taman nasional Ciremai, Majalengka. Salah satunya, budidaya anggrek.
enedictus W idya
Wijaya, Staff Environment Field Subang
mengakui bahwa untuk mendapatkan proper emas,
bukan perkara mudah. Butuh
waktu dan usaha yang lebih
dari biasanya. Sebab salah satu
aspek penilaian untuk mendapatkan proper emas adalah keberlanjutan dari program yang
dijalankan.
Hal tersebut juga diamini
oleh Dedi Zikrian staf CSR field
Rantau. Keduanya juga senada
bahwa secara umum,prinsipprinsip yang ada dalam proper, sejalan dengan standar
operasional yang dijalankan
perusahaan.
Karena itu, yang harus dilakukan adalah menjalankan
program dengan memperhatikan berbagai aspek yang menjadi penilaian khusus dan utama untuk bisa mendapatkan
proper emas tersebut. ini adalah tantangan untuk membuktikan bahwa berbagai program
dan kegiatan yang kita lakukan,
layak untuk mendapatkan penilaian terbaik, ucap Benedictus.
Untuk field Subang, beberapa program unggulan di anta-
16
Ed is i Nomor 4
WAWANCARA
FORUM
TAH UN II
Sigit Reliantoro
KETUA SEKRETARIAT DEWAN PROPER
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
erlebih perusahaan
yang bergerak di
sektor eksplorasi
dan ekploitasi sumber daya alam seperti minyak
dan gas bumi serta pertambangan, untuk mendapatkan
proper emas, membutuhkan
usaha yang lebih dari biasanya. Kebanyakan perusahaan yang bergerak di sektor
ini, proper hijau adalah capian
maksimal. Hal ini, karena penilaian paling dasar dari kegiatan proper adalah pada
dampak lingkungan akibat aktivitas usaha.
Apa kuncinya agar perusahaan di sektor migas bisa
mendapatkan penghargaan
tertinggi melalui proper emas,
apa saja tambahan kriteria
atau penilaian untuk proper 2014. Berikut wawancara
SINERGESIA dengan Sigit
Reliantoro, Ketua Sekretariat
Dewan Proper Kementerian
Lingkungan Hidup.
Apakah ada Kriteria
tambahan untuk penilaian
proper 2014?
Sebetulnya tidak ada
tambahan yang signifikan dibandingkan tahun lalu. Hanya
saja tahun lalu, semua criteria
sudah dibuatkan detail algoritmanya. Untuk tahun ini, untuk criteria additionalitas dan
inovasi juga mulai kita buatkan, kita develope algoritma-
Sigit Reliantoro di depan karyawan Pertamina EP, peserta sosialisasi PROPER 2014. (foto: Tatan Agus RST)
Artinya,
sesuatu
yang
bagus
harus bisa
disebarkan
ke manamana.
Karena kalau dari sisi potensi, memang masih ada potensi sekitar 3 atau 4 unit di
Pertamina EP yang berpotensi mendapatkan emas. Itulah
yang sebetulnya perlu didorong. Jangan lagi ada pameo
atau anekdot bahwa kalau
dapat (proper) biru itu urusan HSE, Hijau urusan GM kalau emas urusannya CEO,