You are on page 1of 13

AMBLYOPIA

SETYA AJI PRIYATNA


G4A015027

DEFINISI
Amblyopia berasal dari bahasa Yunani yaitu amblyos

(tumpul) dan opia (penglihatan). Dikenal juga dengan


lazy eye
Amblyopia
adalah
penurunan
ketajaman
penglihatan,walaupun sudah diberi koreksi yang
terbaik, dapat unilateral atau bilateral (jarang) yang
tidak dapat dihubungkan langsung dengan kelainan
struktural mata maupun jaras penglihatan

PEMBAGIAN AMBLYOPIA
1. AMBLYOPIA STRABISMIK

Amblyopia strabismik diduga disebabkan karena


kompetisi atau terhambatnya interaksi antara
neuron yang membawa input yang tidak menyatu
(fusi) dari kedua mata, yang akhirnya akan terjadi
dominasi pusat penglihatan kortikal oleh mata yang
berfiksasi dan lama kelamaan terjadi penurunan
respon terhadap input dari mata yang tidak
berfiksasi

2. AMBLYOPIA ANISOMETROPIK

terjadi ketika adanya perbedaan refraksi antara kedua


mata yang menyebabkan lama kelamaan bayangan pada
satu retina tidak fokus

3. AMBLYOPIA ISOMETROPIA
Amblyopia isometropia terjadi akibat kelainan refraksi

tinggi yang tidak dikoreksi, yang ukurannya hampir sama


pada mata kanan dan mata kiri

4. AMBLYOPIA DEPRIVASI
sering disebabkan oleh kekeruhan media kongenital atau dini1,

akan menyebabkan terjadinya penurunan pembentukan


bayangan yang akhirnya menimbulkan amblyopia

PENYEBAB DIPLOPIA MONOKULER


1. Penyebab oftalmik
Penyebab oftalmik paling umum untuk diplopia monokuler adalah

kelainan refraksi yang tidak terkoreksi dan defek kornea yang lain.
- Kelainan refraksi
- Defek kornea (astigmatisme ireguler)
- Luka pada iris, iridektomi
- Katarak
- Defek makular (misal membran epiretinal, choroidal fold)
- Opasitas media refraksi
- Disfungsi kortikal serebral (diplopia monokuler bilateral)

2. Penyebab neurologis
3. Penyebab nonpatologis

PENYEBAB DIPLOPIA BINOKULER


Displacement orbital atau okuler: trauma, massa atau tumor, infeksi, oftalmopati

terkait-tiroid.
Restriksi otot ekstraokuler: oftalmopati terkait-tiroid, massa atau tumor,
penjepitan otot ekstraokuler, lesi otot ekstraokuler, atau hematom karena
pembedahan mata.
Kelemahan otot ekstraokuler: miopati kongenital, miopati mitokondrial, distrofi
muskuler.
Kelainan neuromuscular junction: miastenia gravis, botulism.
Disfungsi saraf kranial III, IV, atau VI: iskemia, hemoragik, tumor atau massa,
malformasi vaskuler, aneurisme, trauma, meningitis, sklerosis mutipel.
Disfungsi nuklear saraf kranial di batang otak: stroke, hemoragik, tumor atau
massa, trauma, malformasi vaskuler.
Disfungsi supranuklear yang melibatkan jalur ke dan antara nukleus saraf
kranial III, IV atau VI: stroke, hemoragik, tumor atau massa, trauma, sklerosis
multipel, hidrosefalus, sifilis, ensefalopati Wernicke, penyakit neurodegeneratif.

ANAMNESIS
Tiga gejala yang penting harus diketahui dengan jelas:
1. Apakah menutup salah satu mata membuat diplopia hilang? Jika seorang
pasien ragu pasien disuruh melihat sebuah objek yang ada di ruang
pemeriksaan yang tampak ganda dan menentukan apakah penglihatan ganda
menetap jika mata kanan/kiri ditutup .
2. Apakah deviasi sama pada semua arah pandangan atau oleh pemutaran
kepala dalam berbagai posisi? Hal ini untuk membedakan komitan atau
inkomitan. Jika taraf deviasi sama komitan, jika berubah/mungkin hilang
pada arah tertentu inkomitan dan diperkirakan ada masalah inervasi, paling
mungkin adalah parese otot.
3. Apakah objek kedua terlihat horizontal (bersisian) atau vertikal (atas dan
bawah)? Diplopia obliks (terpisah secara horizontal dan vertikal) dapat
dipertimbangkan sebagai manifestasi diplopia vertikal

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan refraksi dan pemeriksaan kornea, iris, lensa,

media okuler, dan retina


Pemeriksaan Pergerakan Otot Ekstraokuler
Pemeriksaan Neuromuscular Junction
Pemeriksaan Saraf Kranial III, IV, dan VI

PENATALAKSANAAN
Klinis
Menutup satu mata: menutup mata sering diperlukan, karena pasien harus

terus beraktivitas sambil menunggu intervensi.


Lensa oklusif stick-on dapat dipakaikan ke kacamata untuk meminimalkan
handicap pada penggunaan tutup mata, sambil mengaburkan satu mata untuk
meminimalkan penglihatan ganda yang mengganggu.
Prisma Fresnel: prisma ini dapat melekat ke kacamata. Meski prisma ini hanya
cocok untuk deviasi stabil yang ada di semua arah gaze, prisma ini
mengaburkan gambar dari mata itu dan berfungsi dalam banyak hal seperti
lensa oklusif. 1
Pengobatan miastenia gravis: mestinon atau agen antikolinergik kerja lama,
serta kortikosteroid

Pembedahan
Pembedahan strabismus kadang-kadang diperlukan. Resesi/ reseksi khas

jarang diindikasikan karena satu otot yang sering lemah permanen


Pembedahan transposisi (pembedahan Hummelsheim). Dengan paralisis
permanen otot rectus lateral.
Paralisis otot obliks superior Knapp: Dengan kelemahan permanen otot obliks
superior, mungkin dapat dilakukan pelemahan otot yoke mata yang lain (otot
rectus superior) juga yang merupakan antagonis direk (otot obliks inferior) pada
mata yang sama, bersama-sama dengan pemendekan otot yang terkena,
dapat meminimalkan deviasi
Kemodenervasi: Membantu mencegah kontraktur di mata dengan paresis otot
ekstraokuler,

KOMPLIKASI
Pada bayi dan balita, diplopia dapat menyebabkan

supresi atau ambliopia

You might also like