You are on page 1of 3

Tabel 2.

menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan tunas berpengaruh


nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang utama, jumlah buku tanaman,
jumlah buku subur, jumlah polong, jumlah polong berisi dan jumlah biji terhadap
persentase tanpa pemangkasan pada jumlah total hasil pengamatan.
Menurut Edmond dkk. (1995) pemangkasan digunakan untuk mengatur
keseimbangan antara sumber (Source) dan pengguna (Sink) agar produksi yang di
hasilkan dapat dikendalikan sesuai dengan tujuan.

1. Pada jumlah cabang utama terdapat perbedaan pada setiap persentase perlakuan kecuali
pada perlakuan pemangkasan 10% dan pemangkasan 20% yang tidak terjadi perbedaan
jumlah cabang pertanaman. Pada variabel jumlah cabang utama pada tanaman
menunjukkan pengaruh penambahan jumlah cabang setelah dilakukan pemangkasan pada
tunas tanaman tersebut. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tunas lateral menimbulkan
terbentuknya cabang batang yang cukup banyak pada ketiak batang utama.
2. Pemangkasan pucuk batang menyebabkan pertumbuhan tunas apical terhambat sehingga
tanaman tidak terlalu tinggi dan mempunyai cabang yang banyak pada tanaman tersebut.
3. Pada jumlah buku tanaman pengaruh pemangkasan terjadi pada setiap perlakuan
pemangkasan di bandingkan dengan persentase tanaman yang tanpa pemangkasan tetapi
pada pemangkasan 30% tidak berbeda nyata dengan pemangkasan 20%.
4. Pada jumlah buku subur pengaruh pemangkasan tunas terjadi pada setiap perlakuan
pemangkasan dibandingkan dengan persentase tanpa pemangkasan, tetapi pada perlakuan
pemangkasan 10%, pemangkasan 20% dan pemangkasan 30% tidak ada pengaruh nyata
dari perlakuan tersebut.
5. Pada jumlah polong perlakuan pemangkasan berpengaruh pada perlakuan pemangkasan
20% dan pemangkasan 10% dibandingkan dengan tanpa pemangkasan tetapi pada
pemangkasan 30% tidak ada pengaruh pemangkasan dibandingkan dengan tanpa
pemangkasan, sedang pada pemangkasan 10%, pemangkasan 20% dan pemangkasan
30% tidak berpengaruh nyata pada perlakuan pemangkasan.
6. Pada jumlah polong berisi tanaman pengaruh perlakuan pemangkasan terjadi pada
pemangkasan 10% saja, sedangkan pada pemangkasan 30% dan pemangkasan 20% tidak
berpengaruh nyata dibandingkan perlakuan tanpa pemangkasan, dan pada perlakuan
pemangkasan 10% tidak berpengaruh nyata dibandingkan pemangkasan 20%. Pada
jumlah biji pengaruh perlakuan pemangkasan sama dengan pada jumlah polong berisi
tanaman.
7. Pada jumlah bobot 100 biji pengaruh perlakuan pemangkasan juga sama dengan variable
jumlah polong dan jumlah biji. Dengan adanya pemangkasan terjadi penambahan cahaya
sebesar 25% mulai akhir vegetatif dapat meningkatkan hasil sebesar 144 - 252%
(Matthew dkk., 2000).

Pemangkasan tunas ini terdapat pengaruh pada setiap variabel yang diamati, pada variabel tinggi
tanaman menunjukkan adanya pengaruh pemangkasan tunas hal ini membuktikan bahwa
semakin besar pemangkasan tunas maka akan memperlambat tinggi tanaman tersebut
dikarenakan beberapa hal salah satunya adalah hilangnya tunas apikal sebagai pusat
pertumbuhan tinggi tanaman, tinggi tanaman masih dapat terjadi tetapi hanya pada pemanjangan
ruas atau buku tanaman tersebut.
Pada variabel jumlah cabang utama pada tanaman menunjukkan pengaruh
penambahan jumlah cabang setelah dilakukan pemangkasan pada tunas tanaman
tersebut. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tunas lateral menimbulkan
terbentuknya cabang batang yang cukup banyak pada ketiak batang utama. Di lain
pihak pemangkasan pucuk batang menyebabkan pertumbuhan tunas apikal
terhambat sehingga tanaman tidak terlalu tinggi dan mempunyai cabang yang
banyak pada tanaman tersebut.
Pada perlakuan ini menunjukkan semakin besar pemangkasan maka akan
semakin meningkatkan jumlah cabang utama tanaman tersebut, hal ini dapat
dilihat pada pemangkasan 30% menunjukkan jumlah cabang utama terbaik. Tetapi
pada perlakuan ini jumlah cabang utama tidak mempengaruhi peningkatan
produksi tanaman tersebut.
Jumlah cabang merupakan salah satu karakter penunjang produksi biji
karena berpengaruh terhadap jumlah buku subur, jumlah buku total, jumlah
polong isi, jumlah polong per tanaman dan jumlah biji. Jumlah cabang pada
tanaman kedelai mempengaruhi jumlah polongnya, karena cabang yang banyak
mempunyai jumlah buku yang banyak, dan masing-masing buku dapat
menghasilkan bunga yang pada akhirnya dapat membentuk polong. Jumlah
cabang dipengaruhi oleh banyaknya fotosintat yang dihasilkan oleh daun-daun
dan organ-organ yang membutuhkan karbohidrat untuk pertumbuhan dan
respirasinya
Pada variabel jumlah buku tanaman perlakuan pemangkasan tunas
berpengaruh nyata terhadap jumlah total buku tanaman tersebut, hal ini
dikarenakan berkurangnya jumlah buku pada setiap persentase pemangkasan yang
dilakukan. Sedangkan pada variabel jumlah buku subur tanaman penurunan

jumlah buku subur terjadi pada perlakuan pemangkasan ini dibandingkan dengan
perlakuan tanpa pemangkasan.
Terdapat pengaruh nyata antar perlakuan pemangkasan tunas terhadap
variabel jumlah polong total pertanaman, jumlah polong berisi pertanaman, dan
jumlah biji pertanaman hal ini disebabkan berbedanya jumlah buku dan cabang
tanaman setiap perlakuan. Pada variabel ini menunjukkan hasil terbaik
pemangkasan dapat dilihat pada persentase pemangkasan 30% dan tanpa
pemangkasan.
Hasil penelitian terhadap variable bobot 100 biji pertanaman menunjukkan
bahwa pemangkasan tunas terbaik didapat pada perlakuan tanpa pemangkasan, ini
menunjukkan pemangkasan tunas tidak dapat menaikkan hasil produksi tanaman
tersebut. Hal tersebut karena jika pemangkasan daun yang berlebihan akan
mengganggu hasil tanaman karena pengurangan daun yang berlebihan akan

mengganggu proses fotosintesis, karena akan semakin banyak klorofil yang


hilang. Penurunan total daun ini menyebabkan produksi fotosintat berkurang,
kemudian mengakibatkan suplai fotosintat yang tidak cukup yang pada
akhirnyaakumulasi dalam biji menjadi berkurang dan berpengaruh pada
rendahnya bobot biji pertanaman.
Hasil penelitian terhadap hasil menunjukkan bahwa perlakuan tanpa
pemangkasan dan pemangkasan 30% menunjukkan hasil terbaik yang mampu
meningkatkan hasil tanaman.
Hasil produksi pada tanaman kedelai dipengaruhi beberapa faktor selain
faktor internal tanaman tersebut di pengaruhi juga oleh faktor lingkungan dari
tanaman itu sendiri. Faktor internal tersebut adalah hormon yang meliputi hormon
auksin, giberelin, asam traumalin, kalin, asam absisat dan gas etilen. Sedangkan
faktor lingkungan yaitu unsur hara, air, suhu, kelembapan dan cahaya.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemangkasan tunas apikal tidak
dapat meningkatkan hasil tanaman kedelai, tetapi pada pertumbuhan tanaman
dapat dilihat pemangkasan tunas dapat meningkatkan jumlah cabang utama tetapi
tidak pada tinggi tanaman, jumlah buku dan buku subur tanaman. Pada tinggi
tanaman pemangkasan tunas apikal akan mengalami penurunan tinggi tanaman ini
dikarenakan pemangkasan menyebabkan hilangnya tunas apikal sebagai pusat
pertumbuhan tinggi tanaman, tinggi tanaman hanya terjadi pada pemanjangan
buku pada tanaman tersebut.
Pada jumlah buku tanaman terjadi perbedaan jumlah buku tanaman
disebabkan karena pengaruh pemangkasan yang dilakukan pada jumlah buku
tanaman tersebut, karena pemangkasan tunas dilakukan berdasarkan jumlah buku
tanaman tersebut. Sedangkan pada jumlah buku subur tanaman pengaruh
pemangkasan tidak terjadi pada setiap perlakuan tanaman. Pada pengamatan hasil
tanaman kedelai terhadap pemangkasan tunas apikal, pengaruh pemangkasan
tunas apikal tidak dapat meningkatkan hasil tanaman tersebut.

You might also like