You are on page 1of 3

A.

Proses Menua
Penuaan dapat didefinisikan sebagai suatu hal fisiologis di mana proses tersebut merupakan hal
yang genetik, suatu terminasi yang tak terelakkan dari pertumbuhan normal. Manusia lanjut usia yang
biasa dikenal sebagai istilah manula merupakan tahap akhir siklus kehidupan dari perkembangan
normal yang dialami dan tidak dapat dihindari oleh setiap individu.

1.

Teori Penuaan

Salah satu teori proses aging yang diterima secara luas adalah teori Neuroendokrin yang
menguraikan tentang jaringan biokimia yang kompleks yang mengatur pelepasan hormon oleh tubuh
manusia. Hipotalamus melepaskan hormon yang mempunyai bermacam reaksi berantai yang akan
menstimulasikan organ-organ untuk melepaskan hormon yang akan menstimulasikan pelepasan hormon
lain, dan selanjutnya menstimulasikan fungsi-fungsi tubuh. Proses menua menyebabkan penurunan
dalam produksi hormon, sehingga menyebabkan berkurangnya kemampuan tubuh untuk mengatur dan
memperbaiki bagian yang rusak.
Teori wear and tear menyatakan bahwa tubuh dan selnya mengalami kerusakan karena
penyalahgunaan dan penggunaan yang berlebihan. Organ-organ seperti hati, lambung, ginjal, kulit dan
lain-lainnya diracuni dengan toksin yang terdapat dalam makanan dan lingkungan, asupan lemak, gula,
kafein, alkohol dan nikotin yang berlebihan, sinaran ultra-violet dari matahari dan banyak lagi faktor
fisikal dan tekanan emosi yang dihadapi oleh tubuh badan manusia.
Menurut Harman (1972) yang memperkenalkan teori radikal bebas, dimana mitokondria
bertanggungjawab atas kebanyakan reaksi radikal bebas yang berlaku dalam sel-sel. Mitokondria
menghasilkan radikal bebas secara terus-menerus sepanjang hidup manusia. Komponen dalam sel
tersebut merupakan pengguna oksigen untuk menghasilkan energi dan secara automatis terlibat dalam
menghasilkan radikal bebas spesis oksigen, reactive oxygen species (ROS). ROS dihasilkan apabila
radikal bebas yang dihasilkan dari aktifitas tubuh, terpapar dengan molekul oksidan dari lingkungan
(polusi, radiasi), nutrisi atau keadaan patologis. ROS (contoh ; H2O2, O2-, OH) dapat mengubah DNA,
protein dan membran fosfolipid. Reaktifitas dari setiap radikal bebas adalah bervariasi namun dapat
menyebabkan kerusakan yang parah pada molekulmolekul biologis, terutama DNA, protein dan lemak.

2.

Fisiologi proses penuaan secara umum


Tahapan hidup manusia dibagi kepada infancy (lahir 2 tahun),childhood (3 12 tahun), early
adulthood (20 39 tahun), middle adulthood (40 64 tahun), late adulthood (65+ tahun) dan kematian,
atau berhentinya fungsi dari organ yang vital.
Proses penuaan terjadi dalam dua bentuk, yaitu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.
Perubahan yang dapat dilihat seperti rontoknya rambut serta perubahan warna dari hitam menjadi
putih, kulit yang berkerut dan kendur, berkurangnya daya pendengaran dan penglihatan, berkurangnya
stamina, dan lain-lain. Menurut Janssen (2005), perubahan yang tidak dapat dilihat adalah sistem
internal seperti system kardiovaskular, yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan serangan jantung,
berkurangnya kapasitas paru, sistem pencernaan dan lain-lain.
Perubahan-perubahan penting yang terjadi adalah perubahan pada kulit merupakan manifestasi
penuaan yang paling mudah dilihat. Kerutan dan kulit yang kendur disebabkan oleh kurangnya lemak
subkutan, meningkatnya kolagen dan elastin yang terfragmentasi dan tidak elastik. Pada pembuluh
darah, jumlah kolagen meningkat dan menjadi kurang elastis, pembuluh arteri menjadi kaku, tekanan
darah sistolik dan denyut nadi cenderung meningkat. Sering ditemukan arterosklerosis. Vaskularisasi
yang berkurang menyebabkan memburuknya nutrisi dan pemberian oksigen ke jaringan.

Pada gigi, proses penuaan yang terjadi adalah kalsifikasi fibrillar pada pulpa yang terjadi lebih
dari 90% gigi tua, dan lesi umum yang berlaku pada gigi tua adalah kalsifikasi pada arteriol. Biasanya
kalsifikasi yang terjadi lebih banyak pada bagian akar dari pulpa jika dibandingkan bagian koronal.
Pada sistem muskulo-skeletal, terjadi atropi secara keseluruhan pada massa otot di mana
jaringan lemak dan jaringan ikat kolagen menggantikan sebagian serat-serat kontraktil otot. Akibatnya
terjadi kemunduran kekuatan, kelenturan, stamina serta tonus otot ketika melakukan aktifitas. Sebagai
contoh, implikasi yang berlaku pada sistem pernafasan di mana kekuatan otot yang berkurang
menyebabkan manula bernafas secara dangkal. Kehilangan kalsium dan massa tulang yang menurun
sejalan dengan usia, akan menyebabkan osteoporosis di mana terjadi penurunan dimensi tulang
sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah fraktur. Tulang vertebra yang mengalami kalsifikasi akan
mengakibatkan perubahan postural tubuh.
Perubahan normal yang berlaku pada sistem kardiovaskular berupa atropi pada otot jantung
terutama ventrikel kiri, kalsifikasi pada vulva jantung, kehilangan elastisitas pada dinding arteri
(arteriosclerosis) serta deposit-deposit yang bertumpuk di dalam arteri(atherosclerosis). Akibatnya
terjadi penurunan cardiac output, sensitifitas baroreseptor serta automatisitas nodus SA. Seterusnya
suplai darah yang semakin lemah akan mengakibatkan penurunan stamina, fungsi ginjal dan hati yang
semakin lemah serta berkurangnya suplai oksigen dan energi ke sel-sel seluruh tubuh.
Secara umum terjadi kemunduran sejumlah organ sejalan dengan meningkatnya usia. Seperti
otak, hati, ginjal, kelenjar saliva, semua perubahan ini dimulai dari sel atau jaringan seperti ginjal
dengan meningkatnya usia terjadi kerusakan sebagian dari nefron atau dengan kata lain glomeruli yang
abnormal sehingga fungsi dari ginjal akan menurun, osmolariti urine berkurang. Penurunan fungsi
sekresi meningkatkan retensi sampah produk metabolisme dan memiliki potensi penyebab terjadinya
kerusakan skala rendah sel-sel di seluruh tubuh.
Dengan meningkatnya usia, sistem imun secara umumnya akan berkurang efektifitasnya
sehingga akan meningkatkan resiko terhadap penyakit akibat infeksi, berkurangnya kemampuan
melawan penyakit, penyembuhan luka menjadi lambat, dan berkembangnya penyakit autoimun serta
kanker.
Pancaindera merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia untuk mengumpulkan
informasi dan mengantisipasi dalam interaksi sosial. Perubahan yang dapat berlaku adalah pada mata
(penglihatan), telinga (pendengaran), hidung (pembauan) dan lidah (pengecapan).

B. Mata Kabur
Pada orang muda, hipermetrop dapat diatasi dengan kontraksi muskulus siliaris. Dengan
bertambahnya usia hipermetrop laten menjadi lebih manifest karena hilangnya cadangan akomodasi.
Namun bila terjadi sklerosis nukleus pada lensa, hipermetrop menjadi berkurang atau terjadi miopisasi
karena proses kekeruhan di lensa dan lensa cenderung lebih cembung.
Perubahan astigmat mulai terlihat pada umur 10-20 tahun denganastigmat with the rule 75,5%
dan astigmat against the rule 6,8%. Pada umur 70-80 tahun didapatkan keadaan astigmat with the
rule 37,2% dan against the rule 35%. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan astigmat antara lain
kornea yang mengkerut oleh karena perubahan hidrasi pada kornea, proses penuaan pada kornea.
Penurunan daya akomodasi dengan manifestasi presbiopia dimana seseorang akan kesulitan
untuk melihat dekat dipengaruhi oleh berkurangnya elastisitas lensa dan perubahan pada muskulus
siliaris oleh karena proses penuaan.

C. Gangguan Pendengaran
Seperti dikemukakan terdahulu gangguan pendengaran merupakan suatu keadaan yang
menyertai lanjutnya usia. Dengan makin lanjutnya usia terjadi degenerasi primer di Organ Corti berupa

hilangnya sel epitel saraf yang dimulai pada usia pertengahan. Juga dilaporkan bahwa keadaan yang
sama terjadi pula pada serabut aferen dan eferen sel sensorik dari kokhlea. Terjadi pula perubahan
pada sel ganglion spiralis di basal kokhlea. Disamping itu juga terdapat penurunan elastisitas membrane
basalis di kokhlea dan membrana timpani.
Di samping berbagai penurunan yang terjadi pada organ pendengaran, pasokan darah dari
reseptor neuro-sensorik mungkin mengalami gangguan, sehingga baik jalur auditorik dan lobus
temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia.Dari penjelasan di atas terlhat bahwa gangguan
pendengaran pada usia lanjut dapat disebabkan oleh berbagai sebab, disamping kenyataan bahwa jenis
kelainan pendengaran itu sendiri yang juga bisa berbagai jenis.

D. ARTHRITIS

You might also like