Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
LAPORAN KASUS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Agustus 2015
UROLITH
Oleh :
Radina
C11111901
C11111896
Julham Soamole
C11111258
0808013593
Pembimbing Residen
dr. Mira Maya Kumala
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. dr. Bachtiar Murtala, Sp. Rad (K)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2015
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :
Nama :
1. Radina
(C11111901)
(C11111896)
3. Julham Soamole
(C11111258)
(0808013593)
Pembimbing Residen
Dosen Pembimbing
dr. Mira Maya. K Prof. Dr. dr. Bachtiar Murtala, Sp.Rad (K)
Mengetahui,
Kepala Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
I.
KASUS PENDERITA
1. IDENTITAS PASIEN ...............................................................
2. ANAMNESIS ...........................................................................
4. LABORATORIUM ...................................................................
5. RADIOLOGI ............................................................................
6. DIAGNOSIS .............................................................................
12
7. TERAPI ....................................................................................
12
13
2. EPIDEMIOLOGI .....................................................................
16
3. ANATOMI ...............................................................................
17
4. ETIOPATOGENESIS................................................................
23
5. KLASIFIKASI .........................................................................
24
6. KOMPOSISI ...........................................................................
25
30
8. GAMBARAN RADIOLOGI....................................................
31
38
10. PENATALAKSANAAN
11. KOMPLIKASI .........................................................................
III.
40
43
DISKUSI
1. RESUME KLINIS ...................................................................
44
44
49
I.
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
No. Rekam Medik
Alamat
Ruang Perawatan
Tanggal MRS
A. Anamnesis
Keluhan utama
:
Nyeri pinggang
Riwayat penyakit sekarang :
Dialami sejak 1 bulan yang lalu sebelum masuk RSWS. Memberat
sejak 1 minggu yang lalu dan bertambah nyeri saat beraktifitas.
Nyeri pinggang dirasakan hilang timbul. Pasien ada riwayat
B. Pemeriksaan Fisis
Status Generalis :
Sakit Sedang / Gizi cukup / Compos mentis
Status Vitalis :
Tekanan Darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
: 110/80 mmHg
: 80 x/menit
: 20 x/menit (Tipe : Thoracoabdominal)
: 36.8oC (Axilla)
Status Lokalis :
Regio Costovertebralis Dextra
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
Regio Suprapubik
Inspeksi
Palpasi
Penis
Inspeksi
Palpasi
.
Skrotum
Inspeksi
Palpasi
Perineum
Inspeksi
Palpasi
Bimanual Palpation
Handschoen
C. Laboratorium
Jenis Pemeriksaan
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
Hasil
5.88
2.92
8.6
25.3
86.6
29.5
Nilai Rujukan
4 - 10 x 103/Ul
4 - 6 x 106/Ul
12 - 16 g/dL
37 - 48%
76 - 92 pl
22 - 31 pg
MCHC
34.0
32 - 36 g/dl
249
4.8
0.3
63.1
18.9
12.9
150 - 400x103/uL
1.00 - 3.00 x 103/uL
0.00 - 0.10 x 103/uL
52.0 - 75.0 sel
20.0 - 40.0
2.00 - 8.00
108
<140 mg/dl
Ureum
50
10-50 mg/dl
Kreatinin
1.90
Asam Urat
SGOT
SGPT
Warna
19
15
Kuning
(++)50
< 38 U/L
< 41 U/L
Kuning
Fungsi
Ginjal
Kimia
Darah
Fungsi Hati
Darah
Urin Rutin
Bilirubin
Urobilinogen
Keton
Protein
Nitrit
Glukosa
Ph
Berat Jenis
Leukosit
Vit. C
RBC/ul
Negatif
Normal
Negatif
10 mg/dl
Negatif
Negatif
6.0
1.015
(+++) 500
WBC/ul
Negatif
Negatif
Negatif
Normal
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
4.5-8.0
1.005-1.035
Negatif
Negatif
D. Pemeri
E. Ksaa
Kesan :
Azotemia
Leukosuria
Hematuria
D. Pemeriksaan Radiologi
Kesan :
Nefrolith bilateral
Vesicolith
Spondylosis Lumbalis
Scollosis lumbalis sinistroconvex
10
GB : kontraktil
Lien : Bentuk, ukuran, dan densitas dalam batas normal tidak
tampak mass/cyst.
Pankreas : bentuk, ukuran, dan densitas dalam batas normal.Tidak
abdominalis)
Tampak scoliosis sinistroconvex dengan osteofit pada hampir seluruh
vertebra lumbalis
Kesan :
Nephrolith bilateral
Vesicolith
Scoliosis lumbalissinistroconvex dan spondylosis lumbalis
E. Diagnosis
Tampak nefrolith bilateral, vesicolith dan scoliosis lumbalis
sinistroconvex
F. Terapi
NaCl 0,9% 500 ml / 8 jam
Ceftriaxone inj IV 1 gr 2x1 vial
Ketorolac inj IV 30 mg/ml 3x1 amp
II.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Urolith
11
Urolith adalah batu yang terdapat pada saluran kemih .(2) Urolith
dapat terdiri atas batu ginjal (Nefrolith), batu ureter (Ureterolith), batu
buli-buli (Vesicolith), dan batu uretra (Urethrolith). Urolith yang kami
maksud dalam judul laporan kasus ini adalah batu ureter (Ureterolith).(2)
Nefrolith adalah renal calculus atau batu ginjal.(2) Batu gnjal
merupakan keadaan tidak normal di dalam ginjal dan mengandung
komponen Kristal dan matriks organic. Lokasi batu ginjal dijumpai
khas di kaliks atau pelvis dan bila akan keluar dapat terhenti di ureter
atau di kandung kemih. Batu ginjal sebagian besar mengandung batu
kalsium. (3)
Gambar 4a
Gambar 4b(4)
(a) Tampak batu berbentuk staghorn memenuhi Sistem Pelvokalises.
(b) Tampak bayangan radioopag berbentuk staghorn pada kedua ginjal.
12
Batu primer atau batu yang memang berasal dari vesika urinaria
Batu sekunder yaitu batu dari ginjal yang turun ke vesika urinaria(7)
Gambar 6a
(a) Tampak batu didalam vesika urinaria.
Gambar 6b(4)
13
2. Epidemiologi
Batu saluran kemih menurut tempatnya digolongkan menjadi batu
ginjal dan batu kandung kemih. Batu ginjal merupakan keadaan tidak
normal di dalam ginjal dan mengandung komponen kristal serta matriks
organik. Lokasi batu ginjal dijumpai khas di calyx atau pelvis dan bila
akan keluar dapat terhenti di ureter atau di kandung kemih. Batu ginjal
sebagian besar mengandung batu kalsium. Batu oksalat, kalsium
oksalat, atau kalsium fosfat secara bersama dapat dijumpai 65-85% dari
jumlah keseluruhan batu ginjal, jenis batu tersebut juga dapat terbentuk
di ureter maupun di buli-buli. Dari 96 batu saluran kemih ditemukan
batu dengan kandungan asam urat tinggi, bentuk murni sebesar 25%
dan campuran bersama kalsium oksalat/ kalsium fosfat sebesar 79%,
sedangkan batu kalsium oksalat / kalsium fosfat sebesar 73%. (3)
Di Negara maju, batu pada saluran kemih banyak dijumpai pada
saluran kemih bagian atas, sedangkan di negara berkembang lebih
banyak dijumpai batu kandung kemih. Peningkatan kejadian batu pada
saluran kemih bagian atas terjadi di abad-20, proporsi batu ginjal
dijumpai relatif meningkat dibanding proporsi batu kandung kemih.
Sekitar 80% pasien batu ginjal merupakan batu kalsium, dan
kebanyakan terdiri dari kalsium oksalat atau agak jarang sebagai
kalsium fosfat (3)
Sedangkan hubungan antara nefrolitiasis dan infeksi saluran kemih
adalah kompleks dan sulit dianalisis baik secara fisiopatologi maupun
dari sudut pandang klinisnya. Saat ini, kebanyakan penelitian lebih
fokus pada bakteri yang membantu perkembangan terjadinya batu di
ginjal. Secara khusus, batu ginjal terdiri atas 2 kelompok besar, yaitu: (8)
batu kalsium yang dikarakteristikkan dengan batu oksalat dan batu
fosfat
batu non-kalsium yang terdiri dari batu urat, batu cystine, batu
bentuk jarang, batu yang infeksius, batu yang terdiri dari trifosfat,
amonium, dan magnesium (batu struvit).
14
a. Ren
Ren ada dua buah, berada di sebelah kiri dan kanan columna
vertebralis. Berbentuk seperti kacang merah dengan ukuran panjang 11
cm, lebar 6 cm, dan tebal 3 cm. Ukuran berat kira-kira 135-150 gram.
Berwarna agak kecoklatan. Mempunyai ekstremitas cranialis (polus
cranialis) dan ekstremitas inferior (polus caudalis), facies anterior, dan
facies posterior, kedua saluran tersebut bertemu pada margo lateralis
dan margo medialis. Kira-kira pada pertengahan margo medialis
terbentuk suatu cekungan yang dinamakan hilum renale, yang
merupakan tempat masuknya arteri renalis dan serabut-serabut saraf,
serta tempat keluarnya vena renalis dan ureter. Secara relatif ren pada
anak-anak lebih besar daripada orang dewasa. Ren ikut bergerak dengan
gerakan repsirasi. (1)
Struktur ren terdiri atas cortex renalis dan medulla renalis yang
masinga-masing berbeda warna dan bentuk. Cortex renalis berwarna
15
16
b. Ureter
Ureter adalah suatu saluran yang dibentuk oleh jaringan otot polos
dengan ukuran 25-30 cm, menghubungkan ren dengan vesica urinaria.
Terletak retroperitoneal, sebagian berada pada cavum abdominis disebut
pars abdominalis, dan sebagian lain berada dalam cavitas pelvis disebut
pars pelvica. Kedua bagian ini kurang lebih sama panjang, merupakan
kelanjutan dari pelvis renalis, meninggalkan ren melalui hilum renale,
berada di sebelah dorsal vasa renalis, berjalam descendens pada
permukaan m.psoas major. (1)
Ureter dexter berada di sebelah dorsal duodenum pars descendens
dan menyilang radix mesenterii di bagian dorsal. Ureter menyilang
arteri iliaca communis atau pangkal arteri iliaca externa, berjalan di
sebelah ventro-caudal arteri iliaca interna lalu menyilang arteri
umbilicalis serta vasa obturatoria dan nervus obturatorius di sebelah
medialnya. Selanjutnya berjalan sepanjang dinding lateral pelvis, lalu
membelok ke medial menuju ke dinding dorsal vesica urinaria. (1)
Kedua ureter bermuara ke dalam vesica urinaria dengan jarak 5 cm
satu sama lain. Berjalan obliq sepanjang 2 cm di dalam dinding vesica
urinaria sebelum bermuara ke dalam vesica urinaria. Muara terseut
berbentuk lubang yang pipih disebut ostium ureteris yang pada vesica
urinaria yang kosong berjarak 2,5 cm satu sama lain, sedangkan pada
vesica urinaria yang terisi penuh jarak antara kedua muara tersebut
adalah 5 cm. Ureter menyempit di tiga tempat, masing-masing pada
tempat peralihan pelvis renalis menjadi ureter, ketika menyilang arteri
iliaca communis, dan ketika bermuara ke dalam vesica urinaria. (1)
17
c. Vesica Urinaria
Vesica urinaria adalah sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan
ikat dan otot polos, berfungsi sebagai tempat penyimpanan urin.
Apabila terisi hingga 200-300 cc, maka akan timbul keinginan untuk
miksi. Dalam keadaan kosong, bentuk vesica urinaria agak bulat.
Terletak di dalam pelvis. Pada wanita, letaknya lebih rendah daripada
pria(1)
Dalam keadaan kosong, vesica urinaria mempunyai 4 buah dinding,
yaitu facies superior, facies infero-lateralis (dua buah), dan fascies
posterior. Facies superior berbentuk segitiga dengan sisi basis
menghadap ke arah posterior. Facies superior dan facies inero-lateralis
bertemu dibagian ventral membentuk apex vesicae. Facies infero-lateral
satu sama lain bertemu di anterior membentuk sisi anterior yang bulat
dan dibagian inferior membentuk collum vesicae. Facies posterior
membentuk fundus vesicae (basis vesicae). (1)
18
d. Urethra
Merupakan suatu saluran fibromuskuler yang dilalui oleh urine
keluar dari vesica urinaria. Saluran ini menutup apabila kosong. Pada
pria uretra dilalui juga oleh semen (spermatozoa). Ada beberapa
perbedaan antara urethra feminina dan masculina. (1)
Urethra Feminina
Panjang urethra feminina 4 cm, terletak dibagian anterior vagina.
Muaranya disebut ostium uretrae externum, berada di dalam vestibum
vaginae, diventralis dari ostium vaginae, di antara kedua ujung anterior
labia minora. Berjalan melalui diafragma pelvis dan diafragma
urogenitale. Pada dinding dorsal terdapat suatu lipatan yang menonjol ,
membentuk cristra uretralis. Urethra difiksasi pada os.pubis oleh
serabut-serabut ligamentum pubovesicale. (1)
Urethra Masculina
Dimulai dari collum vesicae, mempunyai ukuran panjang 20cm,
berjalan menembus glandula prostate, diafragma pelvis, diafragma
urogenitale, dan penis. Urethra masculina dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu pars prostatica, pars membranacea, dan pars spongiosa. (1)
19
20
5. Klasifikasi Batu
Batu saluran kemih dapat di klasifikasikan berdasar ukuran, lokasi, dan
karakteristik X-Ray.(10)
Ukuran batu
21
Ukuran batu selalu memberikan satu atau dua dimensi, bertingkattingkat dan ukuran dapat mencapai sampai 5, 5-10, 10-20 dan > 20
mm diameter terlebar
Lokasi batu
Batu dapat diklasifikasikan berdasarkan posisi anatomi : proximal,
tengah, distal calyx; renal pelvis; proximal, tengah, distal ureter,
Radiopak
Semi radiopak
Radiolusen
Calcium oxalate
Magnesium
Uric acid
dihydrate
ammonium
phosphate
Calcium oxalate
Apatite
Ammonium urat
Cystine
Xanthine
monohydrate
Calcium phosphates
2,8Dihydroxyadenine
Drug Stone
6. Komposisi Batu
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium
oksalat atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat
(MAP), xanthyn, dan sistin, silikat dan senyawa lainnya. Data mengenai
kandungan/komposisi zat yang terhadap kemungkinan timbulnya batu
residif.(4)
Batu Kalsium
22
23
rat
24
pada penderita BSK Batu struvit lebih sering terjadi pada wanita
daripada laki-laki. Infeksi saluran kemih terjadi karena tingginya
konsentrasi ammonium dan pH air kemih >7. Pada batu struvit
volume air kemih yang banyak sangat penting untuk membilas
(4)
1. Teori Supersaturasi
25
2. Teori Infeksi
Teori terbentuknya BSK juga dapat terjadi karena adanya infeksi
dari kuman tertentu. Pengaruh infeksi pada pembentukan BSK
adalah teori terbentuknya batu survit dipengaruhi oleh pH air
kemih > 7 dan terjadinya reaksi sintesis ammonium dengan
molekul magnesium dan fosfat sehingga terbentuk magnesium
ammonium fosfat (batu survit) misalnya saja pada bakteri pemecah
urea yang menghasilkan urease. Bakteri yang menghasilkan urease
yaitu Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas, dan Staphiloccocus. Teori pengaruh infeksi lainnya
adalah teori nano bakteria dimana penyebab pembentukan BSK
adalah bakteri berukuran kecil dengan diameter 50-200 nanometer
yang hidup dalam darah, ginjal dan air kemih. Bakteri ini tergolong
gram negatif dan sensitif terhadap tetrasiklin. Dimana dinding pada
bakteri tersebut dapat mengeras membentuk cangkang kalsium
kristal karbonat apatit dan membentuk inti batu, kemudian kristal
kalsium oksalat akan menempel yang lama kelamaan akan
membesar. Dilaporkan bahwa 90% penderita BSK mengandung
nano bakteria. (11)
Menurut Hardjoeno (2006), diduga dua proses yang terlibat
dalam BSK yakni supersaturasi dan nukleasi. Supersaturasi terjadi
jika substansi yang menyusun batu terdapat dalam jumlah yang
besar dalam urine, yaitu ketika volume urine dan kimia urine yang
menekan pembentukan menurun. Pada proses nukleasi, natrium
hidrogen urat, asam urat dan kristal hidroksipatit membentuk inti.
Ion kalsium dan oksalat kemudian merekat (adhesi) di inti untuk
membentuk campuran batu. Proses ini dinamakan nukleasi
heterogen. Analisis batu yang memadai akan membantu memahami
mekanisme patogenesis BSK dan merupakan tahap awal dalam
penilaian dan awal terapi pada penderita BSK.(11)
26
7. Gambaran Klinis
Manisfestasi klinik adanya batu dalam saluran kemih
bergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan edema. Ketika batu
menghambat aliran urine, terjadi obstruksi yang dapat mengakibatkan
terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta
ureter proksimal. Infeksi biasanya disertai gejala demam, menggigil,
dan dysuria. Namun, beberapa batu jika ada gejala tetapi hanya sedikit
dan secara perlahan akan merusak unit fungsional (nefron) ginjal, dan
gejala lainnya adalah nyeri yang luar biasa ( kolik).Gejala klinis yang
dapat dirasakan yaitu : (16)
a. Rasa Nyeri
Lokasi nyeri tergantung dari letak batu. Rasa nyeri yang berulang
(kolik) tergantung dari lokasi batu. Bila nyeri mendadak menjadi
akut, disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebratal, tidak
jarang disertai mual dan muntah, maka pasien tersebut sedang
mengalami kolik ginjal. Batu yang berada di ureter dapat
menyebabkan nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar
ke paha dan genitalia. Pasien sering ingin merasa berkemih, namun
hanya sedikit urine yan keluar, dan biasanya air kemih disertai
dengan darah, maka pasien tersebut mengalami kolik ureter.(16)
b. Demam
Demam terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah
sehingga menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas
normal. Gejala ini disertai jantung berdebar, tekanan darah rendah,
dan pelebaran pembuluh darah di kulit. (16)
27
c. Infeksi
BSK jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi sekunder
akibat obstruksi dan statis di proksimal dari sumbatan. Infeksi yang
terjadi di saluran kemih karena kuman Proteus spp, Klebsiella,
Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan Staphiloccocus. (11)
d. Hematuria dan kristaluria
Terdapatnya sel darah merah bersama dengan air kemih (hematuria)
dan air kemih yang berpasir (kristaluria) dapat membantu diagnosis
adanya penyakit BSK. (16)
e. Mual dan Muntah
Obstruksi daluran kemih bahian atas (ginjal dan ureter) seringkali
menyebabkan mual dan muntah (11)
8. Gambaran Radiologi
a. Foto BNO
Pada tahap awal pemeriksaan radiologis traktus
urinarius, dibutuhkan foto BNO untuk menilai dengan baik
apakah ada abnormalitas pada tulang-tulang; batas-batas soft
tissue dari hati, limfe, dan regio psoas; dan keadaan gas pada
usus; dan juga ada atau tidaknya kalsifikasi. Pada kasus tertentu,
seperti pada kasus kali ini, secara khusus kita harus
memperhatikan kalsifikasi pada regio dimana ginjal, ureter dan
vesica urinaria berada.(13)
28
Berdasarkan lokasi, urolith dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu nefrolith
(batu ginjal), ureterolith (batu ureter), vesikolith (batu vesica urinaria), dan batu
uretrolith (batu uretra).(4). Pada foto BNO akn didapatkan gambaran urolith
sebagai berikut :
29
Gambar 12a(4)
Gambar 12b(4)
Gambar 12c(4)
Gambar 12d(4)
30
Gambar 12e(4)
(c) Tampak bayangan radioopak pada regio lumbal sinistra setinggi CV L4.
(d) Tampak bayangan radioopak berbentuk lamelar pada rongga pelvis.
(e) Tampak bayangan radioopak berbentuk oval pada penis.
31
Gambar 13a(1)
Gambar 13b(1)
Gambar 13c(1)
Ultrasonography (USG)
Pada prinsip pemeriksaan ultrasonografi adalah menangkap
gelombang bunyi ultra yang dipantulkan oleh organ-organ yang
berbeda kepadatannya. Pemeriksaan ini tidak invasif dan tidak
32
Gambar 14a(5)
Gambar 14b(5)
33
Gambar 15(5)
34
9. Diagnosis Banding
a. Cholelithiasis
Sekresi empedu memungkinkan hati untuk mengeluarkan
bilirubin, xenobiotic, dan kolesterol (sebagai kolesterol bebas serta
garam-garam empedu). Kolesterol akan dilarutkan dalam oleh
garam-garam empedu dan lesitin yang disekresikan secara
bersamaan, supesaturasi getah empedu dengan kolesterol atau
garam bilirubin akan meningkatkan pembentukan batu.(14)
Gambaran ultrasound dari kolesistitis akuta adalah
penebalan fokal kandung empedu, dinding kandung empedu
menebal, lapisan sonolusen di dalam dinding kandung empedu dan
distensi kandung empedu. (14)
Gambar 16(3)
Tampak bayangan radioopak pada hypocondrium dextra.
35
Gambar 17(4)
Gambaran kalsifikasi pada kelenjar prostat.
c. Kalsifikasi uterus
Fibroid merupakan tumor yang banyak dijumpai,
disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan yang jinak dari otot polos
dan jaringan lunak. Pada gambaran radiologi akan tampak
kalsifikasi, uterus yang membesar, dengan batas luar terdistorsi,
dan massa yang berlobul dan bulat dengan ekogenisitas yang
bervariasi, baik yang bersifat miometrial, pedunculated, maupun
subendometrial.(20)
36
Gambar 18(6)
Tampak bayangan radioopak yang menunjukkan
kalsifikasi pada fibroid uterus.
10. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang
berukuran lebih kecil yaitu dengan diameter kurang dari 5 mm,
karena diharapkan batu dapat keluar tanpa intervensi medis.
Dengan cara mempertahankan keenceran urine dan diet makanan
tertentu yang dapat merupakan bahan utama pembentuk batu
(misalnya kalsium) yang efektif mencegah pembentukan batu atau
lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Setiap pasien
BSK harus minum paling sedikit 8 gelas air sehari.(10)
Analgesia dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan
mengusahakan agar batu dapat keluar sendiri secara spontan.
Opioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu petidin hidroklorida atau
obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan naproxen dapat
37
ESWL (
38
Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal
untuk mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu, dan
kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat
yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut
dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit
(perkutan). Beberapa tindakan endourologi tersebut adalah (10)
(a) PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha
mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran ginjal
dengan cara memasukan alat endoskopi ke sistem kalies
melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau
dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
(b) Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra
dengan memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke
dalam buli-buli.
(c) Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan
memasukan alat ureteroskopi per-uretram. Dengan
memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter
maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui
39
b.
c.
d.
11. Komplikasi
Batu ginjal yang tidak diterapi akan memberikan
komplikasi sebagai berikut, yaitu : (19)
40
III. DISKUSI
1. Resume Klinis
Seorang pria berusia 59 tahun masuk RS dengan keluhan nyeri
pada pinggang kanan yang dirasakan sejak + 1 bulan SMRS. Nyeri
memberat ketika beraktifitas sejak 1 minggu yang lalu dan dirasakan
hilang timbul. Tidak ada warna kemerahan pada air kencing namun pasien
memiliki riwayat kencing berpasir dan mengeluh nyeri di akhir buang air
kecil. Dari hasil pemeriksaan fisis didapatkan pasien sakit sedang, gizi
cukup, kesadaran compos mentis GCS 15 (E4M6V5). Tanda vital: tekanan
darah: 110/80 mmHg, nadi: 80 x/menit, pernapasan: 20 x/menit, , suhu:
36.8C. Adanya nyeri ketok RCV sinstra (+).
Dalam pemeriksaan urinalisis, ditemukan adanya kandungan
patologik, yaitu darah, protein dan leukosit dalam urin. Pemeriksaan
darah dalam batas normal.
Pemeriksaan radiologi pada foto polos abdomen, tampak multiple
bayangan radioopak berbentuk staghorne pada regio hypocondrium dextra
setinggi CV L1-L2, pada region hypocondrium sinistra dengan ukuran
terbesar 0.38 x 0.38 cm dan pada rongga pelvis berbentuk lamellar dengan
ukuran 3.1 x 2.4 cm. Tampak osteofit pada aspek lateral pada CV L2-L3
Dari anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan laboratorium, serta
pemeriksaan radiologi dapat ditentukan diagnosa definitif Nefrolith
bilateral dan Vesicolith.
41
2. Neurogenic Bladder
42
Batu Primer
Vesikolitiasis
Neurogenic Bladder
Batu Sekunder
43
Gambar 20
44
Kesimpulan
1.Berdasarkan lokasi, batu terletak di ginjal (nefrolith) bilateral yang
berbentuk staghorn dan vesica urinaria (vesicolith) yang berbentuk
lamellar.
2. Berdasarkan opasitas, batu yang tampak pada gambaran radiologi adalah
radioopak yang berarti komposisi batu tersebut adalah kalsium.
45
DAFTAR PUSTAKA
46
47
48