Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi
yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Definisi ini
membuktikan bahwa bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram
mempunyai kontribusi terhadap kesehatan yang buruk ( Winkjosastro,
2007).
Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan
masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian
Bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, yaitu tercatat 50 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 2003, ini memang bukan gambaran
yang indah, karena masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan
negara- negara di bagian ASEAN, dan penyebab kematian bayi
terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh kematian
perinatal sekitar 2 -27% disebabkan karena BBLR.
Pembangunan sektor kesehatan bertujuan untuk mewujudkan
manusia yang sehat, cerdas, dan produktif yang menyentuh seluruh
proses
kehidupan
manusia
mulai
dari
kandungan
dengan
dari
berpenghasilan rendah. Lebih dari dua per tiga kematian adalah BBLR
yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Secara global
diperkirakan terdapat 25 juta persalinan pertahun dimana 17%
diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di Negara
berkembang.
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah
satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi
khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat
mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya
sehinggamembutuhkan biaya perawatan yang tinggi. Angka kejadian di
Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu
optimal
fetal
growth.
Avaliable
from
Last
update
:January 2007).
Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu
daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi
di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka
BBLR sekitar 7,5 %.
Untuk provinsi Sulawesi tenggara pada tahun 1999 tercatat
bayi dengan status BBLR sebesar 10,80 % ( Badan Pusat
Statistik/BPS, 1999 ) dan data di Ruang Bayi Rumah Sakit Umum
Daerah ( RSUD ) provinsi Sulawesi tenggara tahun 2003 dari 1228
persalinan terhadap 144 yang lahir BBLR ( 15,10 % ) tahun 2005 dari
persalinan 1362 terdapat 172 yang lahir BBLR ( 15,10 % ) pada tahun
2006 periode januari sampai september dari 948 kelahiran terdapat
144 kasus BBLR ( 15, 18 % ).
paling
berharga
dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
1. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). BBLR
biasa terdiri atas BBLR kurang bulan atau bayi lahir prematur
dan BBLR cukup bulan atau lebih bulan dengan hambatan
pertumbuhan intra uterine (IUGR). BBLR kurang bulan atau
premature khususnya yang masa kehamilannya, biasanya mengalami
penyulit
seperti
sebagainya,yang
gangguan
apabila
nafas,
tidak
ikterus,
dikelola
infeksi
sesuai
dan
dengan
kurva
pertumbuhan
intrauterin
dari
10
b.
dapat
meningkat.
Pemberian
11
menghisap
cairan
lambung.
sebaiknya
frekuensi
yang
sedikit
lebih
demi
sering.
Refleks
pemberian
sedikit,
ASI
tetapi
merupakan
memasang
sonde
menuju
lambung.
leukosit
masih
kurang
dan
sehingga
tidak
terjadi
persalinan
12
yaitu:
faktor
ibu,
faktor
janin,
faktor
ibu
misalnya
toksemia
gravidarium,
Faktor
janin,
meliputi
hidramnion,
13
kulit
banyak
terlihat,
menelan
serta
reflek
batuk
Mum
sempurna
s. Kulit nampak mengkilat dan licin
2.) Komplikasi Penyakit pada BBLR
Selain itu masalah yang sering terjadi pada BBLR
adalah
sindrom
gangguan
pernafasan
idiopatik,
14
dalam
tubuhnya,
dengan
akibat
makin
prematur
menghasilkan
surfaktan
memadai,
sehingga
seringkali
dalam
alveolinya
tidak
jumlah
yang
tidak
tetap
mengempis
akibatnya
terjadi
kelainan
lainnya
dan
pada
15
oksigen;
jika
penyakitnya
berat,
secara
langsung
melalui
sebuah
terhadap
perdarahan
(perdarahan
pencernaan
mungkin
akan
membatasi
jumlah
16
makanan/cairan
yang
diberikan,
sehingga
bayi
muntah.
Pada
awalnya,
jumlah
makanan/cairan
yang
atau
bersifat
sementara),
yang
masih
kemampuan
belum
matang
makan
dan
dan
dapat
fungsi
karena
kemampuan
17
yang
serius
yang
berubah-ubah,
bisa
tinggi
dismaturitas
ialah
setiap
keadaan
yang
18
19
selama
kehamilan
dan
persalinan.
Hasil
20
umumnya
dipertahankan
normal,
kecuali
pada
dengan
BBLR
sebagian
besar
(86%)
21
ini
disebabkan
karena
pertumbuhan
dan
22
untuk mengembangkan
atau
meningkatkan
23
Pendidikan
banyak
menentukan
sikap
berbagai
masalah
dalammenghadapi
dan
tindakan
misalnya
menceret
misalnya
kesedian
menjadipeserta
latar
belakang.
Pendidikan
lebih
tinggi
24
ini
sangat
25
oksigen,mencegah
infeksi,
serta
mencegah
Oleh
sebab
itu
sempurnanya
pemberian
nutrisi
26
mengandung 20 kalori per 30 ml air atau sekurangkurangnya bayi mendapat 110 kal/kg berat badan per
hari.
c. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh
sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan
dengan ketat pada setiap hari.
7. Pencegahan BBLR
Pada kasus berat lahir rendah (BBLR) pencegahan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala
minimal 4 kali selamakurun waktu kekamilan dan dimulai
sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga
beresiko, terutama faktor resiko yang mengarah melahirkan
bayiBBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk
pada institusi pelayanankesehatan yang lebih mampu.
b. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu hamil
untuk merawat danmemeriksakan kehamilan dengan baik
dan teratur dan mengkonsumsi makananyang bergizi
sehingga dapat menanggulangi masalah ibu hamil resiko
tinggisedini mungkin untuk menurunkan resiko lahirnya bayi
berat badan lahirrendah.
27
merekadapat
meningkatkan
akses
terhadap
yang
erat
dalam
28
dalam
masa
kehamilannya
dan
melahirkan
yang
mencapai
ukuran
dewasa.
Akibatnya
diragukan
29
lamamnya
seseorang
hidup.
Umur
berkembang sejalan dengan berkembangnya biologis atau alatalat tubuh manusia. Umur ibu sangat mempengaruhi suatu
kesuksesan persalinan. Dalam kurun reprodaksi sehat dianjurkan
agar umur ibu untuk hamil antara 20-35 tahun.
Usia ibu dibawah 20 tahun cenderung mempunyai factor
resiko yang tinggi untuk terjadinya komplikasi kehamilan. Pada
penelitian bakketeig dan Hoffman, kelompok yang memiliki resiko
tersebar persalinan preterm adalah ibu yang berusia kurang dari
20 tahun.
Cunningham dan leveno melaporkan bahwa wanita yang
berusia lebih dari 35 tahun memperlihatkan peningkatkan
30
memperoleh
sirkulasi
makanan
kejanin
yang
akan
D. Kerangka Konsep
Umur ibu
Keterangan
Kejadian BBLR
:
: Variabel yang diteliti
: Hubungan variable yang diteliti
31
E. Hipotesis
Berdsarkan pada masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka
konsep maka hipotesis yang di ajukan yakni:
1. Ha (Hipotesis Alternatif)
Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR
2. Ho (Hipotesis Null)
Tidak ada hubungan umur ibu dengan kejadian BBLR
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
32
Faktor
Resiko +
retrospektif
BBLR (Kasus)
Faktor
Resiko
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan di lakukan di ruang delima II RSU Provinsi
Sulawesi Tenggara pada tanggal maret juni 2012.
C. Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh bayi yang lahir dan
tercatat dalam buku register di ruang delima RSU Provinsi
Sulawesi Tenggara periode juni desember 2011 berjumlah 1546
orang bayi
2. Sampel
Sampel penelitian adalah seluruh bayi yang lahir dan
tercatat dalam buku register di ruang delima RSU Provinsi
33
34
random
sampling,
dengan
menggunakan
rumus
jumlah
(Notoatmodjo, 2005)
D. Definisi Opetrasional Dan Kriteria Obyektif
1. Variabel terikat
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang umur kehamilan.
Kriteria objektif :
BBLR yaitu jika berat badan bayi pada saat lahir kurang dari
2500 gram.
Tidak BBLR yaitu jika berat badan bayi pada saat lahir lebih dari
2.
2500 gram.
Variebel bebas
Umur ibu adalah usia ibu yang dihitung berdasarkan ulang
tahun terakhir yang tercantum dalam berkas rekam medik.
Kriteria obyektif:
Tidak beresiko: Usia ibu 20-35 tahun
35
36
Faktor resiko
+
Jumlah
BBLR
Kasus
Ea
Ec
Ea + Ea
Kontrol
Eb
Ed
Eb + Ed
Jumlah
Ea + Ea
Ec + Ed
Ea+EB+Ec+Ed
Jumlah baris
(Arikunto,
2006)
e=
x jumlah kolom
Setelah itu nilai X2 hitung di bandingkan dengan nilai X 2 tabel pada
Jumlah total sampel
taraf signifikan 0,05 (95%) sedagkan derajat kebebasan pada tabel
adalah (b-1) (k-1) di mana b adalah baris dan k adalah kolom.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan sebagai berikut:
1. Apabila X2 hitung > X2 tabel Ho di tolak atau Ha diterima artinya
ada pengaruh antara variabel independen dengan dependen.
2. Apabila X2 hitung kurang dari X2 tabel Ho di terima atau Ha
ditolak artinya ada pengaruh antara variabel independen
dengan dependen (Candra, 2008).
H. Penyajian Data
Data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
yang kemudian dinarasikan. Sehingga memberi gambaran tentang
hubungan umur ibu bersalin dengan kejadian BBLR di ruang delima II
RSU Provinsi Sulawesi Tenggara 2011.
37
DAFTAR PUSTAKA
38