You are on page 1of 16

FORAMINIFERA PLANKTON

2.1 Tinjauan Umum


Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai cangkang
atau test (istilah untuk cangkang internal). Foraminifera diketemukan melimpah
sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540 juta tahun.
Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut (tidak memiliki kemampuan
renang) apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan
badan air tawar.
Foraminifera planktonik jumlah genusnya sedikit, tetapi jumlah spesiesnya banyak.
Plankton pada umumnya hidup mengambang di permukaan laut dan fosil plankton ini
dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geologi, antara lain :
o

Sebagai fosil petunjuk

Korelasi

Penentuan lingkungan pengendapan

Foraminifera plankton tidak selalu hidup di permukaan laut, tetapi pada kedalaman
tertentu ;
o

Hidup antara 30 50 meter

Hidup antara 50 100 meter

Hidup pada kedalaman 300 meter

Hidup pada kedalaman 1000 meter

Ada golongan foraminifera plankton yang selalu menyesuaikan diri terhadap


temperatur, sehingga pada waktu siang hari hidupnya hampir di dasar laut, sedangkan
di malam hari hidup di permukaan air laut. Sebagai contoh adalah Globigerina
pachyderma di Laut Atlantik Utara hidup pada kedalaman 30 sampai 50 meter,
sedangkan di laut atlantik tengah hidup pada kedalaman 200 sampai 300 meter.
Plankton adalah organisme yang hidupnya melayang atau mengambang di daerah
pelagic. Namun demikian ada juga plankton yang memiliki kemampuan renang
cukup kuat sehingga dapat melakukan migrasi harian.

Plankton dibagi menjadi dua golongan besar yaitu fitoplankton (plakton tumbuhan
atau nabati) dan zooplankton (plankton hewani).
o

Fitoplankton

Fitoplankton adalah komponen autotrof plankton. Autotrof adalah organisme yang


mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari
bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen
autotrofberfungsi sebagai produsen.
Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani, phyton atau tanaman dan
(planktos), berarti pengembara atau penghanyut. Sebagian besar fitoplankton
berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Akan tetapi, ketika
berada dalam jumlah yang besar, mereka dapat tampak sebagai warna hijau di air
karena mereka mengandung klorofil dalam sel-selnya (walaupun warna sebenarnya
dapat bervariasi untuk setiap spesies fitoplankton karena kandungan klorofil yang
berbeda beda atau memiliki tambahan pigmen seperti phycobiliprotein).
Fitoplankton ada yang berukuran besar dan kecil dan biasanya yang besar tertangkap
oleh jaringan plankton yang terdiri dari dua kelompok besar, yaitu diatom dan
dinoflagellata. Diatom mudah dibedakan dari dinoflagellata karena bentuknya seperti
kotak gelas yang unik dan tidak memiliki alat gerak. Pada proses reproduksi tiap
diatom akanmembela dirinya menjadi dua. Satu belahan dari bagian hidup diatom
akan menempati katup atas (epiteka) dan belahan yang kedua akan menempati katup
bawah (hipoteka). Sedangkan kelompok utama kedua yaitu dinoflagellatayang
dicirikan dengan sepasang flagella yang digunakan untuk bergerak dalam air.
Beberapa dinoflagellata seperti Nocticulayang mampu menghasilkan cahaya melalui
prosesbioluminesens (Nybakken, 1992).
Anggota fitoplankton yang merupakan minoritas adalah berbagai alga hijau biru
(Cyanophyceae), kokolitofor (Coccolithophoridae,Haptophyceae), dan silicoflagellata
(Dictyochaceae,Chrysophyceae). Cyanophyceae laut hanya terdapat di laut tropik dan
sering sekali membentuk permadani filamen yang padat dan dapat mewarnai air
(Nybakken, 1992).
Fitoplankton hanya dapat dijumpai pada lapisan permukaan saja karena persyaratan
hidupnya pada tempat-tempat yang mempunyai sinar matahari yang cukup untuk
melakukan fotosintesis. Mereka akan lebih banyak dijumpai pada tempat yang
terletak di daerah continental shelf dan di sepanjang pantai dimana terdapat proses
upwelling. Daerah ini biasanya merupakan suatu daerah yang cukup kaya akan
bahan-bahan organik.

Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya


mengapung atau melayang di laut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat
dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 200 m (1 m =
0,001mm).

Zooplankton

Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya


mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas
hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton
bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik
dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya, ia sangat
bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya.
Jadi,zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid
(euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod). Zooplankton dapat dijumpai mulai
dari perairan pantai, perairan estuaria, di depan muara sampai ke perairan di tengah
samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.
Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan
dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke
permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang
hidup di dasar laut (benthos) menjalani awal kehidupannya sebagaizooplankton yakni
ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat
hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau benthos.
Ukuran plankton sangat beraneka ragam, dari yang sangat kecil hingga yang besar.
Penggolongan di bawah ini diusulkan olehSieburth, (1978) yang kini banyak
digunakan.
o

Makroplankton (2-20 mm)

Contohnya adalah Pteropods; Chaetognaths; Euphausiacea (krill);Medusae;


ctenophores; salps, doliolids dan pyrosomes (pelagic Tunicata); Cephalopoda.
o

Mesoplankton (0,2-2 mm)

Sebagian besar zooplankton berada dalam kelompok ini, sepertimetazoans; copepods;


Medusae; Cladocera; Ostracoda;Chaetognaths; Pteropods; Tunicata; Heteropoda.

Mikroplankton (20-200 m)

Contohnya adalah: eukaryotic protist besar; kebanyakan phytoplankton; Protozoa


(Foraminifera); ciliates; Rotifera;metazoans muda-Crustacea (copepod nauplii)
o

Nanoplankton (2-20 m)

2.2 Ekologi Umum Foraminifera Plankton


Mikroorganisme sangat terpengaruh hidupnya oleh lingkungan tempat tinggalnya.
Dalam perjuangan untuk hidupnya, kebanyakan menjadi sangat terkhususkan dengan
cara atau kondisi tertentu.
Adapun beberapa kondisi yang mempengaruhi kehidupan mikroorganisme yang
hidup di laut khususnya plankton, yaitu :
o
Temperatur air, nilai rata-rata -2 sampai dengan +2o C untuk lautan, dan
352o C untuk lautan tertutup.
o

Salinitas/kadar garam (33-39 % untuk lautan terbuka).

Turbulensi/gelombang air.

Turbidit dan kekeruhan air laut.

Asal sedimen, ukuran butir stabilitas dan kecepatan sedimentasi.

Aspek geologi tertentu seperti vulkanisme.

Jumlah makanan yang tersedia.

o
Dominasi jenis-jenis yang lebih kuat akan mempengaruhi perbandingan
daripada mikroorganisme yang ada pada suatu tempat.

2.3 Tata Cara Pendeskripsian Plankton


Tahapan pendeskripsian foraminifera plankton dapat dilakukan beberapa hal sebagai
berikut:

2.3.1 Bentuk Test

Bentuk test adalah bentuk keseluruhan dari cangkang foraminifera, sedangkan bentuk
kamar merupakan bentuk masing-masing kamar pembentuk test. Macam-macam
pembentuk test antara lain:
o

Tabular (berbentuk tabung), contohnya Bathyspiral rerufescens.

Bifurcating (bentuk cabang), contohnya Rhabdammina abyssorum.

Radiate (bentuk radial), contohnya Astrorizalimicola sandhal.

Arborescent (bentuk pohon), contohnya Dendrophrya crecta.

Irregular (bentuk tak teratur), contohnya Planorbulinoides sp.

Hemispherical (bentuk setengah bola), contohnya Pyrgo murrhina.

Zig-zag (bentuk berbelok-belok), contohnya

Lancealate (bentuk seperti gada), contohnya Guttulina sp.

Conical (bentuk kerucut), contohnya Textularilla cretos.

Spherical (bentuk bola), contohnya Orbulina universa.

Discoidal (bentuk cakram), contoh Cycloloculina miocenica.

Fusiform (bentuk gabungan), contohnya Vaginulina leguman.

Biumbilicate (mempunyai dua umbilicus), contohnyaAnomalinella rostrata.

Biconvex (bentuk cembung di kedua sisi), contohyaRobulus nayaroensis.

Flaring (bentuk seperti obor), contohnya Goesella rotundeta.

Spiroconvex (bentuk cembung di sisi dorsal), contohnyaCibicides refulgens.

o
Umbilicoconvex (bentuk cembung di sisi ventral), contohnyaPulvinulinella
pacivica.
o

Lenticular biumbilicate (bentuk lensa), contohnyaCassidulina laevigata.

Palmate (bentuk daun), contohnya Flabellina frugosa.

Gambar 2.1 Macam-macam bentuk Test Foraminifera

2.3.2 Bentuk Kamar


o

Angular Conical

Radial elongate

Claved

Tubulospinate

Cyclical

Flatulose

Semicircular

Macam-macam bentuk kamar antara lain:


o

Spherical

Pyriform

Globular

Oved

Angular truncate

Hemispherical

Angular rhomboid

Tabular

Gambar 2.2. Macam-macam bentuk kamar foraminifera

2.3.3 Susunan Kamar


Susunan kamar foraminifera plankton dibagi menjadi:
o
Planispiral yaitu sifatnya berputar pada satu bidang, semua kamar terlihat dan
pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama. Contoh:
o
Trochospiral yaitu sifat berputar tidak pada satu bidang, tidak semua kamar
terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal tidak sama. Contohnya:
Globigerina.
o
Streptospiral yaitu sifat mula-mula trochospiral, kemudianplanispiral
menutupi sebagian atau seluruh kamar-kamar sebelumnya. Contoh: Pulleniatina.

2.3.4 Bentuk Suture


Suture merupakan garis yang terlihat pada dinding luar test, merupakan perpotongan
septa dengan dinding kamar. Suturepenting dalam pengklasifikasian foraminifera
karena beberapa spesies memiliki suture yang khas.
Macam-macam bentuk suture:
o
Tertekan (melekuk), rata atau muncul di permukaan test. Contohnya:
Chilostomella colina.
o
Lurus, melengkung lemah, sedang atau kuat. Contoh:Orthomorphina
challegeriana
o
Suture yang mempunyhai hiasan. Contohnya: Elphidium incertum untuk
hiasan berupa bridge.

2.3.5 Komposisi Test


Berdasarkan komposisi test foraminifera dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1.

Dinding Chitin/tektin

Dinding tersebut terbuat dari zat tanduk yang disebut chitin, namun foraminifera
dengan dinding seperti ini jarang dijumpai sebagai fosil. Ciri-ciri dinding chitin
adalah flexible, transparan, berwarna kekuningan dan imperforate.
Foraminifera yang mempunyai dinding chitin, antara lain :
1.

Golongan Allogromidae

2.

Golongan Miliolidae

3.

Golongan Lituolidae

4.

Beberapa golongan Astrorhizidae

5.

Dinding Arenaceous dan aglutinous

Dinding Arenaceous dan aglutinous terbuat dari zat atau mineral asing di
sekelilingnya kemudian direkatkan satu sama dengan zat perekat oleh organisme
tersebut. Pada dinding arenaceousmaterialnya diambil dari butir-butir pasir saja,
sedangkan dinding agglutinin materialnya diambil butir-butir, sayatan-sayatan
mika,spone specule, fragmen-fragmen dari foraminifera lainnya dan lumpur. Zat
perekatnya biasanya chitin, oksida besi atau zat perekat gampingan. Zat perekat
gampingan adalah khas untuk foraminifera yang hidup di daerah tropis, sedangkan
zat perekat silika adalah khas untuk foraminifera yang hidup perairan dingin.
Contoh :
o

Dinding Aglutinous : Ammobaculites aglutinous, Saccamina sphaerica

Dinding Aranaceous : Psammosphaera

3.

Dinding Siliceous

Beberapa ahli (Brady, Humbler, Chusman, Jones) berpendapat bahwa dinding silicon
dihasilkan oleh organisme itu sendiri. Menurut Glessner dinding silicon berasal dari
zat sekunder.Galloway berpendapat bahwa dinding silicon dapat dibentuk oleh
organisme itu sendiri (zat primer) ataupun terbentuk secara sekunder. Tipe dinding ini
jarang ditemukan, hanya dijumpai pada beberapa golongan Ammodiscidae dan
beberapa spesies dariMiliodae.
4.

Dinding Calcareous atau gampingan

Dinding yang terdiri dari zat-zat gampingan dijumpai pada sebagian besar
foraminifera. Dinding yang gampingan dapat dikelompokkan menjadi:

Gampingan Porselen

Gampingan porselen adalah dinding gampingan yang tidak berpori, mempunyai


kenampakan seperti pada porselen, bila kena sinar langsung berwarna putih opaque.
Contoh :Quinqueloculina Pyrgo.
o

Gamping Granular

Gamping Granular adalah dinding yang terdiri dari kristal-kristal kalsit yang granular,
pada sayatan tipis ini kelihatan gelap. Dijumpai pada golongan endothyra dan
beberapa spesies dari bradyna serta Hyperammina.
o

Gamping Komplek

Gamping Komplek adalah dinding dijumpai berlapis, kadang- kadang terdiri dari satu
lapis yang homogen, kadang-kadang dua lapis bahkan sampai empat lapis. Terdapat
pada golonganFussulinidae.
o

Gamping Hyaline

Terdiri dari zat-zat gampingan yang transparan dan berpori. Kebanyakan dari
foraminifera plankton mempunyai dinding seperti ini.

2.3.6 Jumlah Putaran dan Jumlah Kamar


Mengklasifikasikan foraminifera, jumlah kamar dan jumlah putaran perlu
diperhatikan karena spesies tertentu mempunyai jumlah kamar pada sisi ventral yang
hampir pasti, sedangkan pada sisi dorsal akan berhubungan erat dengan jumlah
putaran. Jumlah putaran yang banyak umumnya mempunyai jumlah kamar yang
banyak pula, namun jumlah putaran itu juga jumlah kamarnya dalam satu spesies
mempunyai kisaran yang hampir pasti. Pada susunan kamar trochospiral jumlah
putaran dapat diamati pada sisi dorsal, sedangkan pada planispiral jumlah putaran
pada sisi ventral dan dorsal mempunyai kenampakan yang sama.
Cara menghitung putaran adalah dengan menentukan arah perputaran dari cangkang.
Kemudian menentukan urutan pertumbuhan kamar-kamarnya dan menarik garis
pertolongan yang memotong kamar 1 dan 2 dan pula menarik garis tegak lurus yang
melalui garis pertolongan pada kamar 1 dan 2.

Gambar 2.3 Jumlah Putaran dan Jumlah Kamar

2.3.7 Aperture
Aperture adalah lubang utama dari test foraminifera yang terletak pada kamar
terakhir. Khusus foraminifera plankton bentukaperture maupun variasinya lebih
sederhana. Umumnya mempunyai bentuk aperture utama interiomarginal yang
terletak pada dasar (tepi) kamar akhir (septal face) dan melekuk ke dalam, terlihat
pada bagian ventral (perut).
Macam-macam aperture yang dikenal pada foraminifera plankton:
o

Primary Aperture Interiomarginal, yaitu:

1.
Primary Aperture Interimarginal Umbilical, adalah apertureutama
interiomarginal yang terletak pada daerah umbilicusatau pusat putaran. Contoh:
Globigerina
2.
Primary Aperture Interimarginal Umbilical Extra Umbilical, adalah aperture
utama interiomarginal yang terletak pada daerah umbilicus melebar sampai ke periperi. Contoh:Globorotalia
3.
Primary Aperture Interimarginal Equatorial, adalah apertureutama
interiomarginal yang terletak pada daerah equator, dengan ciri-ciri dari samping
kelihatan simetri dan hanya dijumpai pada susunan kamar planispiral. Equator
merupakan batas putaran akhir dengan putaran sebelum peri-peri. Contoh:
Hastigerina
o

Secondary Aperture / Supplementary Aperture

Merupakan lubang lain dari aperture utama dan lebih kecil atau lubang tambahan dari
aperture utama. Contoh: Globigerinoides
o

Accessory Aperture

Merupakan aperture sekunder yang terletak pada strukturaccessory atau aperture


tambahan. Contoh: Catapsydrax
Primary Aperture Interimarginal Equatorial
Primary Aperture Interimarginal Umbilical

Primary Aperture Interimarginal Umbilical Extra Umbilical

Gambar 2.4 Macam-macam bentuk Aperture Foraminifera

2.3.8 Ornamen
Ornamen adalah aneka struktur mikro yang menghiasi bentuk fisik cangkang
foraminifera. Hiasan ini merupakan cerminan dari upaya mikroorganisme ini dalam
beradaptasi terhadap lingkungannya. Berdasarkan letaknya hiasan dapat dibagi
menjadi:
Berdasarkan letak hiasannya dapat dibagi mejadi :
1.

Pada suture antara lain

o
Suture bridge (bentuk suture yang menyerupai jembatan), contohnya
Sphaeroidinella dehiscens
Gambar 2.5 Sphaeroidinella dehiscens
o
Suture limbate (bentuk suture yang tebal), contohnyaGlobotruncana
angusticarinata.
o

Retral processes (bentuk suture zig-zag), contohnyaElphidium incertum.

Gambar 2.6 Elphidium incertum

o
Raised bosses (bentuk suture benjol-benjol), contohnyaGlobotruncana
calcarat.

Gambar 2.7 Globotruncana calcarat.

2.

Pada umbilicus, antara lain:

o
Depply umbilicus (umbilicus yang berlubang dalam), contohnya
Globoquadrina dehiscens.

Gambar 2.8 Globoquadrina dehiscens

o
Open umbilicus (umbilicus yang terbuka lebar), contohnyaSpaerodinella
dehiscens.

Gambar 2.9 Spaerodinella dehiscens

Umbilical flap (umbilicus yang mempunyhai penutup), contohnya Robulus sp.

Gambar 2.10 Robulus sp

Ventral umbo (umbilicus yang menonjol di permukaan), contohnya

Gambar 2.11. Cibicides.

3.

Pada peri-peri antara lain

Keel (lapisan tipis dan bening), contohnya Globorotalia menardi.

Gambar 2.12. Globorotalia menardi

Spine (bentuk menyerupai duru), contohnya Hantkenina alabamensis.

Gambar 2.13. Hantkenina alabamensis

4.

Pada aperture antara lain

Lip/rim (bibir aperture yang menebal), contohnyaGlobogerina nepenthes.

Gambar 2.14. Globogerina nepenthes.

Flap (bentuk menyerupai anak lidah), contohnyaGloboquadrina dehiscens.

Gambar 2.15.Globoquadrina dehiscens.

Tooth (bentuk menyerupai gigi), contohnya Globorotalia nana.

Gambar 2.16. Globorotalia nana.

Bulla (bentuk segi enam yang teratur), contohnyaCatapydrax dissimilis

Gambar 2.17. Catapydrax dissimilis

Tegilla (bentuk yang tak teratur), contohnya Catapsydrax stainforty.

Gambar 2.18. Catapsydrax stainforty

5.

Pada permukaan test

Smooth (permukaan yang licin), contohnya Pulleniatina primalis.

Gambar 2.19. Pulleniatina primalis.


o

Punotate (permukaan bintik-bintik), contohnya Orbulina bilobata

Gambar 2.20 Orbulina bilobata

o
Reticulate (permukaan seperti sarang madu), contohnyaHedbergelina
washitensis.

Gambar 2.21. Hedbergelina washitensis.

o
Pustulose (permukaan dengan tonjolan-tonjolan bulat), contohnya
Rugoglobigerina rotundata.

o
Canceliate (permukaan dengan tonjolan yang memenjang), contohnya
Rugoglobigerina rugosa.

Gambar 2.22. Rugoglobigerina rugosa

o
Axial costae (permukaan dengan garis searah sumbu), contohnya
Amphicoryna separans.
o
Spiral costae (permukaan dengan garis searah putaran kamar), contohnya
Lenticulina costata.

Gambar 2.23. Lenticulina costata.

You might also like