You are on page 1of 37

REFERAT

JUMLAH KASUS PSORIASIS POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN


TAHUN 2013 2015 DIHUBUNGKAN DENGAN JENIS KELAMIN, USIA,
TEMPAT TINGGAL, PASIEN UMUM DAN PASIEN NON UMUM ( BPJS,
ASKES, JAMKESMAS) SERTA VARIABEL KETIDAKTERATURAN
KONTROL

Pembimbing
dr.Doddy Suhartono, Sp.KK

Disusun Oleh :
Widya Mutiara Sherly
030.11.308

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT


UMUM KARDINAH TEGAL
PERIODE 29 JUNI 10 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa

: Widya Mutiara Sherly

NIM

: 030.11.308

Bagian

: Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Judul Referat

: Jumlah Kasus Psoriasis Poliklinik Kulit dan Kelamin Tahun 2013-2015


Dihubungkan dengan Jenis Kelamin, Usia, Tempat Tinggal, Pasien
Umum dan Pasien Non Umum (BPJS, Askes, Jamkesmas), serta
Variabel Ketidakteraturan Kontrol.

Pembimbing

: dr.Doddy Suhartono, Sp.KK

Tegal , Juli 2015

dr.Doddy Suhartono, Sp.KK

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya saya dapat
menyelesaikan tugas referat ini tepat pada waktunya.
Dalam rangka memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin di RSU Kardinah Tegal, salah satu tugas nya adalah referat yang berjudul JUMLAH
KASUS PSORIASIS POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN TAHUN 2013 2015
DIHUBUNGKAN DENGAN JENIS KELAMIN, USIA, TEMPAT TINGGAL, PASIEN UMUM
DAN PASIEN NON UMUM ( BPJS, ASKES, JAMKESMAS) SERTA VARIABEL
KETIDAKTERATURAN KONTROL.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
dr.Doddy Suhartono, Sp.KK selaku pembimbing referat, atas bimbingannya dan juga dukungan
dari teman-teman di bagian kulit yang telah banyak membantu dalam penyelesaian referat ini.
Akhir kata disadari, bahwa penyajian referat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan, semoga referat ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak, khususnya di bagian Ilmu Penyakit Kulit.

Tegal, Agustus 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I
Pendahuluan...........................................................................................................................1
BAB II
Tinjauan Pustaka....................................................................................................................2
BAB III
Jumlah kasus psoriasis poliklinik kulit dan kelamin
RSUD Kardinah Tegal tahun 2013-2015 ..............................................................................13
BAB IV
Kesimpulan ...........................................................................................................................26
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 27

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penyakit kulit adalah salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia. Di
kota Tegal sendiri, penyakit kulit merupakan salah satu dari sepuluh penyakit besar yang
dilaporkan oleh delapan puskesmas di kota Tegal.
Penyakit kulit dan kelamin merupakan fenomena gunung es, hanya sebagian kecil
penderitaan yang berobat ke dokter, kurang dari 20% dengan rincian 17% datang ke dokter
umum, 3% datang ke dokter spesialis kulit dan kelamin, sedangkan 80% masyarakat dengan
sakit kulit dan kelamin untuk tidak berobat.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kardinah sebagai fasilitas umum milik pemerintah
Kota Tegal merupakan salah satu pilihan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan,
tidak terkecuali untuk mendapatkan pengobatan penyakit kulit dan kelamin.
Referat ini bertujuan untuk mengetahui pola penyakit yang terdapat di poliklinik penyakit
kulit dan kelamin. Referat ini merupakan tulisan yang bersifat deskriptif.

2. Bahan dan Cara


Bahan yang digunakan adalah data pasien rawat jalan bagian penyakit kulit dan kelamin
dari tahun 2013-2015 ( 2 tahun ).
Data ditabulasi sebagai berdasarkan jumlah kasus psoriasis, jenis kelamin, usia, tempat
tinggal, pasien umum, pasien non umum ( BPJS, askes, jamkesmas ) serta variabel
ketidakteraturan kontrol. Setelah itu dilakukan analisis data dari pasien rawat jalan tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Psoriasis


Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif,
ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar,
berlapis-lapis dan transparan disertai fenomena tetesan lilin, auspitz, dan kobner.1 Fenomena
kobner (isomorfik), tanda ini tidak khas hanya kira-kira 47% yang positif dan didapat pula pada
penyakit lain misalnya liken planus dan veruka plana juvenilis. 2 Psoriasis adalah salah satu
penyebab stress. Pada penderita psoriasis yang mendapat tekanan, akan menyebabkan stress
psikologis, frustasi dan kecemasan. Pada penderita psoriasis kadang-kadang merasa nyeri, tidak
nyaman, keterbatasan gerak, gatal-gatal, kekeringan kulit, kulit mengelupas terutama yang
terkena kulitnya. Penyakit psoriasis dapat mengganggu penderita psoriasis dari segi penampilan
fisik secara psikologis yang dapat berdampak menurunkan hidup kualitas penderita. Penyakit ini
tidak menular, tidak menyebabkan kematian tapi dapat menyebabkan gangguan kosmetik
karena mempengaruhi penderita secara kejiwaan akibat perubahan kulit berupa sisik yang
tebal.2

2.2 Epidemiologi
Kasus psoriasis makin sering dijumpai. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan
kematian, tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, terlebih-lebih mengingat bahwa
perjalanannya menahun dan residif.1
Insiden pada orang kulit lebih tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Di Eropa
dilaporkan sebanyak 3-7 %, di Amerika Serikat 1-2 %, sedangkan di Jepang 0,6 %. Pada bangsa
berkulit hitam, misalnya di Afrika, jarang dilaporkan, demikian pula bangsa Indian di Amerika.1
Insiden pada pria agak lebih banyak daripada wanita, psoriasis terdapat pada semua usia,
tetapi umumnya pada orang dewasa.1

2.3 Etiopatogenesis
Faktor genetik berperan. Bila orangtuanya tidak menderita psoriasis risiko mendapat
psoriasis 12%, sedangkan jika salah salah seorang orangtuanya menderita psoriasis risikonya
mencapai 34 39 %. Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe : psoriasis tipe I dengan
awitan dini bersifat familial, psoriasis tipe II dengan awitan lambat bersifat nonfamiliar. Hal lain
yang menyokong adanya faktor genetik ialah bahwa psoriasis berkaitan dengan HLA. Psoriasis
tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57, dan Cw6. Psoriasis tipe II berkaitan dengan
HLA-B27 dan Cw2, sedangkan psoriasis pustulosa berkolerasi dengan HLA-B27.1
Faktor imunologik juga berperan. Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan
pada salah satu dari tiga jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen (dermal), atau keratinosit.
Keratinosit psoriasis membutuhkan stimulisi untuk aktivasinya. Lesi psoriasis matang umumnya
penuh dengan sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan
sedikit sebukan limfositik dalam epidermis. Sedangkan pada lesi baru umumnya lebih banyak
didominasi oleh limfosit T CD8. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya
bertambah. Sel Langerhans juga berperan pada imunopatogenesis psoriasis. Terjadinya
proliferasi epidermis diawali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen
oleh sel Langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat, hanya
3 4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari. Nickoloff (1998) berkesimpulan
bahwa psoriasis merupakan peyakit autoimun. Lebih 90% kasus dapat mengalami remisi
setelah diobati dengan imunosupresif.1
Berbagai faktor pencetus pada psoriasis yang disebut dalam kepustakaan, diantaranya
stres psikis, infeksi fokal, trauma (fenomena Kobner), endokrin, gangguan metabolik, obat, juga
alkohol dan merokok. Stres psikis merupakan faktor pencetus utama. Infeksi fokal mempunyai
hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis ialah psoriasis gutata, sedangkan
hubungannya dengan psoriasis vulgaris tidak jelas. Pernah dilaporkan kasus-kasus psoriasis
gutata yang sembuh setelah diadakan tonsilektomia. Umumnya infeksi disebabkan oleh
Streptococcus. Faktor endokrin rupanya mempengaruhi perjalanan penyakit. Puncak insiden
psoriasis pada waktu pubertas dan menopause. Pada waktu kehamilan umumnya membaik,
sedangkan pada masa pascapartus memburuk. Gangguan metabolisme, contohnya hipokalsemia
dan dialisis telah dilaporkan sebagai faktor pencetus. Obat yang umumnya dapat menyebabkan
3

residif ialah beta-adrenergic blocking agents, litium, antimalaria dan penghentian mendadak
kortikosteroid sistemik.1
2.4 Gejala Klinis
Keadaan umum tidak dipengaruhi, kecuali pada psoriasis yang menjadi eritroderma.
Sebagian penderita mengeluh gatal ringan. Tempat predileksi pada skalp, perbatasan daerah
tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah
lumbosakral, serta glans penis. Pada kasus 30% pasien juga menyerang sendi.1
Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama
diatasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema
yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan
berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi : lentikular, nummular,
atau plakat, dapat berkonfluensi. Jika seluruhnya atau sebagian besar lentikular disebut psoriasis
gutata, biasanya pada anak-anak dan dewasa muda dan terjadi setelah infeksi akut oleh
Streptococcus .1

Gambar : Eritema tertutup skuama kasar bertumpuk batas tegas.


Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik). Kedua
fenomena yang disebut lebih dahulu dianggap khas, sedangkan yang terakhir tak khas, hanya
kira-kira 47% yang positif dan didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus dan
veruka plana juvenilis.1
Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan,
seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Cara menggores dapat
dengan pinggir gelas alas. Pada fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik
yang disebabkan oleh papilomatosis. Cara mengerjakannya demikian : skuama yang berlapis
lapis itu dikerok, misalnya dengan pinggir gelas alas. Setelah skuamanya habis, maka
4

pengerokan harus dilakukan perlahan-lahan, jika terlalu dalam tidak akan tampak perdarahan
yang berbintik-bintik, melainkan perdarahan yang merata. Trauma pada kulit penderita
psoriasis, misalnya garukan, dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis
dan disebut fenomena Kobner yang timbul kira-kira setelah 3 minggu.1
Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku, yakni sebanyak kira-kira 50%, yang
agak khas ialah yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar. Kelainan
yang tak khas ialah kuku yang keruh, tebal, bagian distalnya terangkat karena terdapat lapisan
tanduk di bawahnya (hiperkeratosis subungual) dan onikolisis.1
Di samping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula
menyebabkan kelainan pada sendi (arthritis psoriatik), terdapat pada 10-15% pasien psoriasis.
Umumnya pada sendi distal interfalang. Umumnya bersifat poliartikular, tempat predileksinya
pada sendi 30-50 tahun. Sendi membesar, kemudian terjadi ankilosis dan lesi kistik subkorteks.
Kelainan pada mukosa jarang ditemukan dan tidak penting untuk diagnosis sehingga tidak
dibicarakan.1

2.5 Bentuk Klinis


Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis :1
1. Psoriasis vulgaris
Bentuk ini ialah yang lazim terdapat karena itu disebut vulgaris, dinamakan pula tipe
plak karena lesi-lesinya umumnya berbentuk plak. Psoriasis vulgaris yang paling
sering ditemukan pada kurang lebih 90% pasien. Gambaran khas nya adalah plakat
eritematosa berbatas tegas, berskuama dan tersebar simetris dan terdapat di daerah
ekstensor ekstremitas ( terutama siku dan lutut ), skalp, lumbosakral bawah, bokong
dan genital. Daerah lain yang dapat terkena adalah periumbilikus dan lipatan
intergluteal. Luas lesi sangat bervariasi, sedangkan bentuk dan distribusi setiap plakat
hanya sedikit berubah. Skuama dibentuk terus-menerus. Lesi dapat diawali terbatas di
skalp selama bertahun-tahun. Lesi kecil maupun besar dapat meluas dan
berkonfluensi membentuk plakat atau plakat lebih besar sehingga membentuk
gambaran khas (psoriasis geografika/girata). Kadang terdapat penyembuhan sentral
parsial sehingga membentuk psoariasis anular, keadaan ini sering dihubungkan
dengan penyembuhan atau prognosis yang baik. Kelainan klinis lain telah dijelaskan
5

tergantung dari morfologi lesi, sebagian besar terdapat hiperkeratosis. Patogenesisnya


tidak begitu diketahui tetapi mungkin muncul dari inhibisi sintesis prostaglandin.
Pada anak terdapat bentuk papul folikular berkelompok dan bentuk linear mengikuti
garis blaschko.5

Gambar : Psoriasis vulgaris


2. Psoriasis gutata
Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya mendadak dan
diseminata, umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran nafas bagian atas
setelah influenza atau morbili, terutama pada anak dan dewasa muda. Selain itu juga
dapat timbul setelah infeksi yang lain, baik bakterial maupun viral.
3. Psoriasis inversa (psoriasis fleksural)
Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor sesuai dengan
namanya.
4. Psoriasis eksudativa
Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, tetapi pada bentuk
ini kelainannya eksudatif seperti dermatitis akut.
5. Psoriasis seboroik (seboriasis)
Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan
dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak
lunak. Selain berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik.
6. Psoriasis pustulosa
Ada 2 pendapat mengenai psoriasis pustulosa, pertama dianggap sebagai penyakit
tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Terdapat 2 bentuk psoriasis
pustulosa, bentuk lokalisata, dan generalisata. Bentuk lokalisata, contohnya psoriasis
6

pustulosa palmo plantar (Barber). Sedangkan bentuk generalisata, contohnya


psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch).
a. Psoriasis pustulosa palmoplantar (Barber)
Penyakit ini bersifat kronik dan residif, mengenal telapak tangan atau telapak kaki
atau keduanya. Kelainan kulit berupa kelompok-kelompok pustul kecil steril dan
dalam, di atas kulit eritematosa, disertai rasa gatal.
b. Psoriasis pustulosa generalisata akut (von zumbusch)
Sebagai faktor provokatif banyak, misalnya obat yang tersering karena
penghentian kortikosteroid sistemik. Obat lain contohnya, penisilin dan
derivatnya (ampisilin dan amoksisilin) serta antibiotik betalaktam yang lain,
hidroklorokuin, kalium jodida, morfin, sulfapiridin, sulfonamide, kodein,
fenilbutazon, dan salisilat. Faktor lain selain obat, ialah hipokalsemia, sinar
matahari, alkohol, stress emosional, serta infeksi bacterial dan virus.
Penyakit ini dapat timbul pada penderita yang sedang atau telah menderita
psoriasis. Dapat pula muncul pada penderita yang belum pernah menderita
psoriasis.
Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala umum berupa
demam, malese, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin
eritematosa. Setelah beberapa jam timbul banyak plak edematosa dan eritematosa
pada kulit yang normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustule miliar pada
plak-plak tersebut. Dalam sehari pustul-pustul berkonfluensi membentuk lake of
pus berukuran beberapa cm.
Kelainankelainan semacam itu akan terus menerus dan dapat menjadi
eritroderma.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukositosis (leukosit dapat mencapai
20.000/l), kultur pus dari pustule steril.
7. Eritroderma psoriatik
Eritroderma psoriatic dapat disebabkan oleh pengobatan topical yang terlalu kuat atau
penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak
tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal universal. Ada kalanya lesi
psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih
meninggi.
2.6 Kelainan Sendi pada Psoriasis (Artritis Psoriatik)2

Biasanya penderita mengalami inflamasi sendi interfalang distal (DIP) disertai dengan
erosi dan absorpsi dari falang terminal sakrolitiasis terserangnya sendi interfalang proksimal
(PIP) jari kaki dan reduksi tulang falang jari tangan sendi membesar kemudian terjadi ankilosis.
Biasanya pada pasien Artritis Psoriatik faktor
2.7 Pemeriksaan pada pasien psoriasis meliputi :3
-

Dermatologis : paling umum adanya macula eritematosa, papul dan plak, daerah

yang terlibat pada kulit bervariasi tergantung bentuk psoriasis.


Okuler : adanya ektropion dan trikiasis, konjungtivitis dan hiperemia konjungtiva,

dan kekeringan kornea, blepharitis.


Muskuloskeletal : adanya kekakuan, nyeri sendi, berdenyut, bengkak, sendi yang
paling sering terkena adalah jari kaki, jari tangan, pergelangan lutut serta
pergelangan kaki.

2.8 Histopatologi
Psoriasis memberikan gambaran histopatologi yang khas yakni parakeratosis dan
akantosis pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut abses munro. Selain
itu terdapat pula papilomatosis dan vasodilatasi di subepidermis.1

2.9 Diagnosis
Diagnosis psoriasis dengan pemeriksaan histopatologis dijumpai lesi hyperkeratosis,
parakeratosis, akantosis, dan hilangnya stratum granulosum. Aktivitas mitosis sel epidermis
tampak begitu tinggi, sehingga pematangan keratinisasi sel-sel epidermis terlalu cepat dan
stratum korneum tampak menebal. Dalam stratum korneum ditemukan kantong-kantong kecil
berisi sel radang polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikroabses Monroe.4
Diagnosis juga berdasarkan gambaran klinis secara keseluruhan. Penyakit ini berlangsung
kronis dengan lesi makula eritematus simetris khas, ditutupi oleh skuama kasar berlapis-lapis,
transparan pada tempat-tempat klasik. Tanda pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan fenomena
tetesan lilin, Auspitz sign, dan Koebner (isomorfik). Kedua fenomena yang disebut lebih dahulu
dianggap khas, sedangkan yang terakhir tidak khas, hanya kira 47% yang positif dan didapati
pula pada penyakit lain. Misalnya liken planus dan veruka plana juvenilis. Fenomena tetesan lilin
8

ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang digores,
disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Cara menggores dapat dengan pinggir gelas alas. Pada
fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik bila skuama dikupas lapis demi lapis
yang disebabkan oleh papilomatosis. Trauma pada kulit penderita psoriasis, misalnya garukan
dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut fenomena kobner
yang timbul kira-kira setelah 2 minggu.5

Gambar : Auspitz sign pada psoriasis


Pada kasus psoriasis gutata dapat ditemukan riwayat infeksi tenggorokan karena
streptokokus. Riwayat psoriasis pada keluarga juga membantu, khususnya bila hanya lesi awal
yang ditemukan. Cari lekukan kuku sebagai temuan tambahan diagnosis. Terkadang diperlukan
biopsy untuk membedakan penyakit psoriasis ini dari penyakit papulo skuamosa lainnya.
Spesimen biopsy diambil dari lesi yang belum diobati dan yang paling berkembang.
Selain pemeriksaan fisik kulit dan biopsi, pemeriksaan laboratorium lain juga perlu
dilaksanakan untuk mencari faktor penyebab atau pencetus penyakit ini atau mencari penyakit
lain yang menyertai psoriasis, seperti pemeriksaan gula darah, kolesterol untuk penyakit diabetes
mellitus.5
2.10 Diagnosis Banding
Jika gambaran klinisnya khas, tidaklah sukar membuat diagnosis. Kalau tidak khas, maka
harus dibedakan dengan beberapa penyakit lain yang tergolong dermatosis eritroskuamosa.1
Pada diagnosis banding hendaknya selalu diingat, bahwa pada psoriasis terdapat tanda-tanda
yang khas yakni skuama kasar, transparan serta berlapis-lapis, fenomena tetesan lilin, dan
fenomena Auspitz.1

Pada stadium penyembuhan telah dijelaskan, bahwa eritema dapat terjadi hanya di
pinggir hingga menyerupai dermatofitosis. Perbedaannya ialah keluhan pada dermatofitosis gatal
sekali dan pada sediaan langsung ditemukan jamur.1
Sifilis stadium II dapat menyerupai psoriasis dan disebut sifilis psoriasiformis. Penyakit tersebut
sekarang jarang terdapat, perbedaannya pada sifilis terdapat sanggama tersangka, pembesaran
kelenjar getah bening menyeluruh, dan tes serologic untuk sifilis positif.1
Dermatitis seboroik berbeda dengan psoriasis karena skuamanya berminyak dan kekuningan dan
bertempat predileksi pada tempat yang seboroik.1
2.11 Pengobatan Psoriasis
Sampai saat ini penyakit psoriasis belum diketahui penyebabnya secara pasti sehingga
belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan secara total penyakit psoriasistetapi dapat
membantu untuk mengontrol gejala dari penyakit tersebut.5
2.12 Pengobatan promotif
Menenangkan pasien dan memberikan dukungan emosional adalah hal yang sangat tidak
terhingga nilainya. Menekankan bahwa psoriasis tidak menular serta suatu saat akan mengalami
psoriasis akan remisi spontan dan tersedianya pengobatan yang bervariasi untuk setiap bentuk
dari psoriasis.5

2.13 Pengobatan preventif


Menghindari atau mengurangi faktor pencetus, yaitu stres psikis, infeksi fokal, endokrin, seta
pola hidup lain yang dapat meningkatkan resiko penurunan sistem imun seperti seks bebas
sehingga bisa tertular penyakit AIDS.5
2.14 Pengobatan kuratif:
Topikal:
1. Preparat ter mempunyai efek anti radang. Ada tiga jenis:

Fosil Iktiol/Kurang efektif untuk psoriasis,


Kayu (Oleum kadini dan oleum ruski) Sedikit memberikan efek iritasi
Batu Bara (Liantar dan Likuor karbonis detergen); Pada Psoriasis yang telah menahun
lebih baik digunakan ter yang berasal dari batu bara dengan konsentrasi 2-5% dimulai
10

dengan konsentrasi rendah, jika tidak ada perbaikan konsentrasi dinaikkan. Supaya lebih
efektif, maka daya penetrasinya harus dipertinggi dengan cara menambahkan asam
salisilat dengan konsentrasi 3% atau lebih. Untuk mengurangi daya iritasinya, dapat
dibubuhi seng oksida 10% sebagai vehikulum dalam bentuk salap.
2. Kortikosteroid; Harus dipilih golongan kortikosteroid yang potensi dan vehikilumnya baik
pada lokasinya misalnya senyawa flour. Jika lesinya hanya beberapa dapat pula disuntikkan
triamsinolon asetonid intralesi. Pada setiap muka didaerah lipatan digunakan krem. Di tempat
lain digunakan salap. Pada daerah muka lipatan dan genitalia eksterna dipilih potensi sedang.
Bila digunakan potensi kuat pada muka dapat memberikanefek samping, diantarnya
teleangiektasi, sedangkan di lipatan berupa striae atrofikans. Pada bagian tubuh dan ekstremitas
digunakan salap dengan potensi kuat atau sangat kuat bergantung pada lama penyakit. Jika telah
terjadi perbaikan potensi dan frekuensinya dikurangi.5
3. Ditranol (Antralin); Konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2%-0,8% dalam pasta atau salap.
Penyembuhan biasanya terjai dalam waktu 3 minggu.5
4. Etetrinat (Tegison,Tigason); digunakan bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat
-obat lain. Dosis bervariasi. Pada bulan pertama diberikan 1 mg/kg berat badan. Jika belum
terjadi perbaikan dosis dapat di naikkan menjadi 0,5 mg/kg berat badan.5
5. Pengobatan dengan penyinaran; Digunakan sinar ultraviolet artifisial, di antaranya sinar A
sebagai yang dikenal sebagai UVA. Sinar tersebut dapat digunakan tersendiri atau kombinasi
dengan psoralen (8-metoksipsoralen,metoksalen) dan disebut PUVA atau bersama-sama dengan
preparat Ter yang dikenal sebagai pengobatan cara Goeckeman.5
2.15 Pengobatan Sistemik.
Kortikosteroid hanya dapat digunakan pada psoriasis eritrodermik, psoriasis pustulosa
generalisata dan psoriasis artrits. Dosis permulaan 40-60 mg prednison sehari. Jika telah sembuh
dosis di turunkan perlahan-lahan, kemudian diberi dosis pemeliharaan. Penghentian obat secara
mendadak akan menyebabkan kekambuhan dan dapat terjadi psoriasis pustulosa generalisata.
Obat Sitostatik biasanya digunakan Metotreksat pemberian per os 2 hari berturut-turut dalam
seminggu dengan dosis sehari peroral :12,5 mg. Dapat pula di berikan secara intramuskuler
dengan dosis 15-25 mg/minggu. Efek samping pada hati, ginjal dan sumsum tulang belakang.
Levodova. Dosis 2 x 250 mg -3 x 500 mg, efek samping berupa mual muntah, anoreksia,
hipotensi, gangguan psikis dan pada jantung. DDS (Diamino Difenil Sulfan) dipakai sebagai
11

pengobatan psoriasis pustulosa tipe barber dengan dosis 2 x 100 mg sehari. Efek samping anemia
hemolitik, methemoglobin dan agranulositosis.5
2.16 Pengobatan psikologis
Psikoterapi digunakan untuk membenahi pikiran dan dari pikiran inilah mampu untuk
mengontrol kondisi tubuh. Terapi relaksasi seperti meditasi juga mampu untuk mengendalikan
emosi yang memicu stres dan menekan kemunculan dan tingkat keparahan psoriasis. Selain itu
cognitive behavior therapy CBT) juga efektif digunakan untuk merubah pola pikir negatif
penderita dengan menghadirkan pandangan dan pemikiran baru bahwa penderita tidak
mengalami sakit lebih parah disbanding dirinya.5
2.17 Prognosis
Psoriasis tidak menyebabkan kematian tetapi bersifat kronik dan residif.Penyakit psoriasi
tidak sembuh sama sekali sehingga seolah-olah penyakit ini dapat timbul kembali sepanjang
hidup. Memperhatikan tanda dan gejala biasanya membutuhkan terapi seumur hidup. Penyakit
psoriasis biasanya menjadi lebih berat dari waktu ke waktu tetapi tidak mungkin untuk muncul
dan menghilang.5

BAB III
JUMLAH KASUS PSORIASIS POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUD
KARDINAH TEGAL TAHUN 2013 2015

Berdasarkan jumlah kasus psoriasis di RSUD Kardinah Tegal menurut jumlah pasien adalah :

Jumlah Kasus Psoriasis pada Tahun 2013 2015 di Poliklinik Kulit Kelamin
RSUD Kardinah Tegal
Bulan

Kunjungan Lama

Jumlah Kasus Baru

Jumlah

12

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

47
53
53
61
58
48
17
27
38
31
26
27

4
6
5
6
7
2
3
2
3
0
3
1

51
59
58
67
65
50
20
29
41
31
29
28

Jumlah Kasus Psoriasis Tahun 2013-2015


Kunjungan Lama
Jumlah Kasus Baru
67
65
59
58 61
58
53
53
51
48 50
47
17 20
4

27 29

Jumlah

38 41

31 31

26 29 27 28
3

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2013-2015
yang melakukan kunjungan lama terbanyak adalah pada bulan april sebanyak 67 kali, sedangkan
jumlah kasus baru terbanyak adalah pada bulan mei sebanyak 7 kali.
Jumlah Kasus Psoriasis Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013-2015

Bulan
Januari
Februari

Laki

Jenis Kelamin
Perempuan
3
3

0
3
13

Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

2
2
3
1
1
0
1
0
0
0

3
4
4
1
2
2
2
0
3
1

Jumlah Kasus Psoriasis Tahun 2013-2015 Berdasarkan Jenis Kelamin


4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Jenis Kelamin Laki Jenis Kelamin Perempuan

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2013-2015
dilihat dari jenis kelamin yang terbanyak yaitu pada bulan april dan mei berjenis kelamin
perempuan.
Jumlah Kasus Psoriasis Berdasarkan Usia Tahun 2013-2015

Bulan
Januari
Februari
Maret
April

5 thn- 14
thn

15 thn - 24
thn
1
0
0
0

1
0
1
1

Usia
25 thn - 44
45 thn - 64
thn
thn
1
4
3
2

1 thn-4
thn
0
1
1
1

> 65
thn
1
0
0
1

0
0
0
0
14

Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe
r
Oktober
November
Desember

0
0
1
1

2
1
0
0

3
0
1
1

2
1
1
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
1

0
0
1
0

0
0
0
0

2
0
1
0

0
0
0
0

1
0
1
0

Jumlah Kasus Psoriasis Tahun 2013-2015 Berdasarkan Usia


7
6

Usia > 65 thn

Usia 1 thn-4 thn

Usia 45 thn - 64 thn

Usia 25 thn - 44 thn

Usia 15 thn - 24 thn

Usia 5 thn- 14 thn

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2013-2015
dilihat dari usia yang terbanyak adalah pada usia 25 tahun 44 tahun.
Tahun 2013

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli

Kunjungan Lama
14
20
20
8
19
10
11

Jumlah Kasus Baru


1
3
3
2
4
1
3

Jumlah
15
23
23
10
23
11
14
15

Agustus
September
Oktober
November
Desember

19
15
13
18
12

1
1
0
1
1

20
16
13
19
13

Jumlah Kasus Psoriasis Tahun 2013


25
20
Kunjungan Lama

15

Jumlah Kasus Baru


10

Jumlah

5
0

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2013 yang
melakukan kunjungan lama terbanyak adalah pada bulan februari dan maret sebanyak 20 kali,
sedangkan jumlah kasus baru terbanyak adalah pada bulan mei sebanyak 4 kali.
Jumlah kasus psoriasis berdasarkan jenis kelamin

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September

laki
1
0
2
1
2
0
1
0
0

Jenis kelamin
perempuan
0
3
1
1
2
1
2
1
1
16

Oktober
November
Desember

0
0
0

0
1
1

Jumlah Kasus Psoriasis Tahun 2013 Berdasarkan Jenis Kelamin


3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Jenis kelamin laki

Jenis kelamin perempuan

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2013 dilihat
dari jenis kelamin yaitu pada bulan februari adalah jenis kelamin perempuan.
Jumlah kasus psoriasis berdasarkan usia

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

5 thn-14 thn 15 thn -24 thn


1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0

Usia
25 thn -44 thn 45 thn -64 thn 1 thn-4 thn
0
0
0
2
0
0
1
1
0
1
1
0
1
2
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0

17

Jumlah Kasus Psoriasis Tahun 2013 Berdasarkan Usia


2.5
2

Usia 5 thn- 14 thn


Usia 15 thn - 24 thn

1.5

Usia 25 thn - 44 thn

Usia 45 thn - 64 thn


Usia 1 thn-4 thn

0.5
0

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2013 dilihat
dari usia yang terbanyak adalah pada usia 25 tahun 44 tahun di bulan februari dan usia 45
tahun 64 tahun di bulan mei.
Tahun 2014

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Kunjungan Lama
18
15
16
22
16
17
6
8
23
18
8
15

Jumlah Kasus Baru


2
2
1
2
2
0
0
1
2
0
2
0

Jumlah
20
17
17
24
18
17
6
9
25
18
10
15

18

Jumlah Kasus Psoriasis Tahun 2014


25
20
Kunjungan Lama

15

Jumlah Kasus Baru

10

Jumlah

5
0

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2014 yang
melakukan kunjungan lama terbanyak adalah pada bulan september sebanyak 23 kali, sedangkan
jumlah kasus baru rata-rata sebanyak 2 kali adalah pada bulan januari, februari, april, mei,
september dan november.
Jumlah kasus psoriasis berdasarkan jenis kelamin

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Laki
1
2
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0

Jenis Kelamin
Perempuan
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
2
0

19

Jumlah Kasus Psoriasis Tahun 2014 Berdasarkan Jenis Kelamin


2
1.5
1
0.5
0

Jenis Kelamin Laki Jenis Kelamin Perempuan

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2014 dilihat
dari jenis kelamin yaitu pada bulan februari adalah jenis kelamin laki dan pada bulan november
adalah jenis kelamin perempuan.
Jumlah kasus psoriasis berdasarkan usia

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe
r
Oktober
November
Desember

5 thn-14
thn
0
0
0
0
0
0
0
1

15 thn -24
thn
1
0
0
0
1
0
0
0

Usia
25 thn - 44
thn
1
1
1
1
1
0
0
0

0
0
0
0

0
0
1
0

0
0
0
0

45 thn - 64
thn
0
1
0
0
0
0
0
0

1 thn-4
thn
0
0
0
1
0
0
0
0

> 65
thn
0
0
0
0
0
0
0
0

1
0
0
0

0
0
0
0

1
0
1
0

20

2
1.8
1.6
1.4

Usia > 65 thn

1.2

Usia 1 thn-4 thn

Usia 45 thn - 64 thn

0.8

Usia 25 thn - 44 thn

0.6

Usia 15 thn - 24 thn

0.4

Usia 5 thn- 14 thn

0.2
0

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2014 dilihat
dari usia rata-rata berjumlah 1 pasien dari setiap rentang umur pasien dari setiap bulannya.
Tahun 2015

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni

Kunjungan Lama
15
18
17
31
23
21

Jumlah Kasus Baru


1
1
1
2
1
1

Jumlah
16
19
18
33
24
22

21

Jumlah Kasus Psoriasis Tahun 2015


Kunjungan Lama

Jumlah Kasus Baru

Jumlah

33
19

16
1
15
Januari

1
18
Februari

18
1
17
Maret

31

April

24

22

23

21

Mei

Juni

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2015 yang
melakukan kunjungan lama terbanyak adalah pada bulan april sejumlah 31 kali dan jumlah kasus
baru sejumlah 2 kali.
Jumlah kasus psoriasis berdasarkan jenis kelamin

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni

Laki

Jenis Kelamin
Perempuan
1
1
0
0
0
1

0
0
1
2
1
0

22

Jumlah Kasus Psoriasis Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Laki Jenis Kelamin Perempuan
2

Januari0

Februari
0

Maret
0

April
0

Mei
0

Juni 0

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2015 dilihat
dari jenis kelamin yang terbanyak yaitu pada bulan april adalah jenis kelamin perempuan dan
untuk jenis kelamin laki-laki rata-rata berjumlah 1 pasien pada bulan januari, februari, dan juni.
Jumlah kasus psoriasis berdasarkan usia
Usia
5 thn- 14
Bulan
Januari
Februar
i
Maret
April
Mei
Juni

1 thn-4

thn
0
0
0
0
0
0

15 thn - 24 thn 25 thn - 44 thn 45 thn - 64 thn thn


0
0
0
0
0
1
0
0

1
1
0
1
0

0
0
0
0
1

> 65
thn
1

0
0
0
0
0

0
0
0
0
0

23

6
5
4

Juni

April

Februari

Mei
Maret
Januari

1
0

Berdasarkan jumlah pasien di poli kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tahun 2015 dilihat
pada usia 25 tahun 44 tahun yaitu bulan februari, maret, mei rata-rata berjumlah 1 pasien.
Jumlah Kasus Psoriasis di Poliklinik Kulit Kelamin Tahun 2013-2015 pada Pasien Umum
dan Pasien Non Umum ( BPJS, askes, jamkesmas )

BPJS
17

Umum
41

Askes
26

Jamkesmas
19

Kasus Psoriasis

Jamkesmas; 18%

BPJS ; 17%

Askes ; 25%
Umum; 40%

24

Pada jumlah kasus psoriasis di RSUD Kardinah Tegal poli kulit dan kelamin bahwa yang
terbanyak adalah pasien yang melakukan pengobatan umum dimana berjumlah 41 pasien (40%)
lalu diikuti askes, jamkesmas dan BPJS.
Berdasarkan pada tempat tinggal pasien yang menderita psoriasis dari tahun 2013-2015
diantaranya adalah :
1.
Trayeman, Kabupaten Slawi
2.
Songgomlor Kabupaten Brebes
3.
Kabupaten Jatirawa
4.
Kaligangsa Kabupaten Brebes
5.
Kabupaten Lebeteng
6.
Kabupaten Pangkah
7.
Kabupaten Tegalsari
8.
Kajegwei Kabupaten Pagarbarang
9.
Tembok luwung
10.
Tawas, Kota Tegal bahari
11. Karang wuluh, Kabupaten
Suradadi
12. Karang wuluh, Kabupaten
Suradadi
13.
Kabupaten Tegalsari
14.
Kertayaso, Kabupaten Kramat
15. Karang wuluh, Kabupaten

25

Suradadi
16.
Purponegoro, Kabupaten Brebes
17.
Mantaya Kabupaten Kramat
18.
Gabus , Kabupaten Tegal Timur
19.
Kabupaten Dukuhturi
20.
Pangabean, Kabupaten Dukuhturi
21. Sultan Hasanuddin Cabaweh,
Migona Kabupaten Tegal
22.
Sindoro, Kabupaten Kramat
23.
Siwangkuk, Kabupaten Wonosari
24.
Pesansunan, Kabupaten Wonosari
25.
Hajasari, Kabupaten Suradadi
26.
Sumur pagar, Kabupaten Tegal
27.
Cibunar, Kabupaten Balapulang
28.
Bandana, Kabupaten DukuhSari
29. Karang wuluh, Kabupaten
Suradadi
30.
Surpurna, Kabupaten Dukuhsari
31.
Grogol, Kabupaten Dukuhsari
32.
Jl.Nanas, Kota Tegal Bahari
33.
Kabupaten Palada tula
26

34. Pamengger, Jatibarang Kabupaten


Brebes
35.
Karang malang, ketanggyngan
36.
Kabupaten Slawi
37.
Sindoro, Kabupaten Mejasem
38.
Timur-timur, Kabupaten Tegal
39. Banjaratma, Bulakamba
Kabupaten Brebes
40.
Kabupaten Harjosari
41.
Kabupaten Cabawan
42.
Kabupaten Brebes
43.
Pangsiunan, Kabupaten Panggung
44.
Kabupaten Harjosari
45.
Kabupaten Tekmung
46.
Pesurungan, Kabupaten Kidul
47.
Sigambir, Kabupaten Brebes
48.
Bulakuaru, Kabupaten Taruh
49.
Margun, Kabupaten Tarub
50.
Kesambi, Kabupaten Margasari
51.
Sindang, Kabupaten Dukuhwaru
52. Kabupaten Brebes
27

53.
Kabupaten Dukuhwaru
54.
Banja, Kabupaten Brebes
55.
Meja, Kabupaten Kramat
56.
Bumiayu Kabupaten Brebes
57.
Kabupaten Dukuhsari
58.
Kota Ragugunting
59.
Gabus, Kota Tegal Bahari
60. x gangsa Gaul, Ngidam Kota
Tegal
61.
Dukuh Kulong, Kabupaten Talang
62.
Kabupaten Mindaka Tarub
63.
Giriya santun , Kabupaten Pacul
64. Tunggara, Kabupaten Kedung
Banteng
65.
Kuayuan , Kabupaten Tarub
66.
Kebasan, Kabupaten Talang
67.
Tajung Barat, Kabupaten Kramat
68. Gembong Kulon, Kabupaten
Talang
69.
Kajang , Kabupaten Talang
70.
Kedung Sukun, Kabupaten Adwi
28

71.
Lebaksiu, Kabupaten Tegal
72. Bogares Kidul, Kabupaten
Pangkah
73. Sumur Panggang, Margadana
Kota Tegal
74.
Suradadi, Kabupaten Surdadi
75. Karanghanya, Kabupaten
Dukuhturi
76.
Cibunar, Kabupaten Balapulang
77.
Kota Kalimati
78. Bogares Kidul, Kabupaten
Pangkah
79. Kalibakung, Kabupaten
Balapulang
80.
Lawatan, Kabupaten Dukuhturi
81.
Kabupaten Panggung
82.
Kabupaten Bandasari
83.
Jl.Timor Timor Kota Tegal
84.
Kemantian, Kabupaten Kramat
85.
Jl.Sultan Hasanuddin Kota Tegal
86.
Jl.Merpati Kota Tegal
87.
Jl.Puter Kota Tegal
88.
Lebaksiu, Kabupaten Tegal
89. Banjaratma, Kabupaten
29

Bulakamba
90. Mejasem, Kabupaten Timur
Kramat
91.
Jembayat, Kabupaten Margasari
92.
Jl.bakti, kota Tegal bahari
93.
Kabupaten Kaladawa
94.
Kabupaten Panggung baru
95.
Grogol, Kabupaten Dukuhturi
96.
Jl.Salatiga Kota Tegal
97.
Kubang pati, Kabupaten Kertasana
98.
Jl.Sidoro, Kabupaten Kramat
99.
100.
101.
102.
103.

Pagangan, Kabupaten Dukuhturi


Jatimulya, Kabupaten Suradadi
Jatinangor, Kabupaten Suradadi
Blubuk, Kabupaten Dukuhwaru
Kabupaten Bandasari

30

Jumlah kasus psoriasis di poliklinik kulit kelamin tahun 2013-2015 berdasarkan variabel
ketidakteraturan kontrol
Keteraturan Kontrol
1 minggu

BPJS
27

Asuransi / Umum
Askes
8

Ketidakteraturan

BPJS

Askes

Umum

Kontrol
< 1 minggu

1 2 minggu

>2 minggu

20

Umum
4

Berdasarkan keteraturan kontrol pada pasien psoriasis ditinjau dari pasien umum dan non
umum (BPJS dan askes) bahwa pasien yang menggunakan BPJS yang mengalami keteraturan
kontrol pada 1 minggu berjumlah 27 pasien, untuk askes berjumlah 8 pasien, untuk umum
berjumlah 4 pasien. Untuk ketidakteraturan kontrol < 1 minggu pada pasien BPJS berjumlah 3
pasien, untuk pasien askes berjumlah 5 pasien, untuk pasien umum berjumlah 9 pasien. Dilihat
untuk ketidakteraturan kontrol 1 2 minggu pada pasien BPJS berjumlah 6 pasien, untuk pasien
askes berjumlah 8 pasien dan pasien umum berjumlah 8 pasien. Untuk ketidakteraturan kontrol >
2 minggu pada pasien BPJS berjumlah 1 pasien, untuk pasien askes berjumlah 4 pasien dan
pasien umum berjumlah 20 pasien

BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan data kasus jumlah pasien psoriasis di poli kulit dan kelamin RSUD Kardinah
Tegal pada tahun 2013-2015 berjumlah 103 pasien dimana pada tahun 2013 dominannya adalah
pasien berjenis kelamin perempuan, usia 25 tahun 44 tahun dan 45 tahun 64 tahun serta
kunjngan lama sebanyak 20 kali dan jumlah kasus baru sebanyak 4 kali, kemudian pada tahun
2014 adalah pasien berjenis kelamin laki laki dan perempuan, usia sendiri berjumlah sama dari

semua rentang usia, serta kunjungan lama sebanyak 23 kali, sedangkan jumlah kasus baru ratarata sebanyak 2 kali, lalu pada tahun 2015 adalah jenis kelamin laki - laki dan perempuan, usia
yang dominan adalah 25 tahun 44 tahun, sedangkan untuk kunjungan lama sebanyak 31 kali
dan jumlah kasus baru sebanyak 2 kali.
Pada tahun 2013-2015 yang melakukan kunjungan lama terbanyak adalah pada bulan
april sebanyak 67 kali, sedangkan jumlah kasus baru terbanyak adalah pada bulan mei sebanyak
7 kali, bulan april dan mei berjenis kelamin perempuan, usia yang terbanyak adalah pada usia 25
tahun 44 tahun.
Pada pasien yang psoriasis sendiri yang tergolong pasien umum berjumlah 41 pasien dari
103 pasien yang dimana selebihnya pasien tersebut menggunakan BPJS, askes serta jamkesmas
yang artinya bahwa pengobatan terbanyak pada pasien psoriasis adalah pasien umum (40%).
Berdasarkan tempat tinggal dari pasien tersebut, dapat disimpulkan ada beberapa
kabupaten besar di kota Tegal yang menunjukkan asal daerah pasien diantaranya kabupaten
brebes, kabupaten dukuhturi, kabupaten dukuhwaru, kabupaten suradadi, kabupaten kramat,
kabupaten wonosari dll.
Untuk

keteraturan kontrol didapatkan bahwa pasien yang menggunakan BPJS

melakukan kontrol rutin sesuai yang dijadwalkan sebanyak 27 pasien di badingkan pada pasien
askes 8 pasien dan pasien umum 4 pasien. Sedangkan yang melakukan ketidakteraturan kontrol
dari > 1 minggu adalah pasien umum sebanyak 9 pasien, 1-2 minggu adalah pasien umum dan
pasien yang menggunakan askes yaitu sebanyak masing-masing 8 pasien, > 2 minggu adalah
pasien umum sebanyak 20 pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda Adni, Hamzah Mochtar, Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6.
Jakarta:FKUI,2013.
2. Sinaga Dameria. Pengaruh stress psikologi terhadap pasien psoriasis. Jurnal ilmiah
WIDYA 2013;1:129-134.
3. http://www.medscape.com/resource/psoriasis. Acessed on 20 july 2014.
4. Harahap M. Ilmu penyakit kulit. Jakarta: Hipokrates; 2000: 116-126.
5. Cantika SA. Hubungan derajat keparahan psoriasis vulgaris terhadap kualitas hidup
penderita. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro.2012.

You might also like