You are on page 1of 3

HASIL

Sebanyak 56 pasien dirawat selama periode inklusi. Dari keseluruhan, 20 peserta


memenuhi persyaratan untuk penelitian. Setelah inklusi, dua pasien membaik keadaannya
sehingga latihan menggunakan tilt-table tidak lagi relevan selain itu terdapat dua pasien tidak
kooperatif pada pengukuran tekanan darah karena menferita distonia berat. Sehingga, total
pasien terdaftar 16 orang. Semua pasien menerima rehabilitasi standar selama mereka tinggal
di departemen berdasarkan kemampuan yang mereka miliki termasuk mobilisasi.
Pasien dengan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 1. Lima belas dari pasien yang menerima
pengobtanan baik secara langsung atau tidak langsung memiliki efek samping yang
mempengaruhi pengaturan postur al denyut jantung dan tekanan darah.

Reaksi ortostatik
Lima belas dari 16 pasien tidak dapat menyelesaikan 20 menit latihan meurpakan gejala yang
diamati di tiga kesempatan ketika diarahkan untuk posisi berdiri pada tilttable (Tabel 2). Hanya
satu pasien memiliki

hanya satu kendala karena reaksi ortostatik dan kemudian

menyelesailkan latihan 20 menit. Rata-rata waktu sebelum terjadinya gejala selama tilt-test
pertama, kedua, dan ketiga adalah 244 234, 277 257 dan 155 67 detik. masing-masing
(semua nilai adalah rerata standar deviasi).
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam periode ini antara tiga perekaman (Tabel 2). Hanya
19% dari reaksi ortostatik terjadi pada kemiringan 30o , 37% pada 60o dan 44% pada 80o.
Stimulus dan tonus otot
Ada perbedaan yang signifikan antara rerata proporsi waktu saat mata pasien terbuka pelama
periode pemantauan dan intervensi. Proporsi waktu sebelum intervensi adalah 22,1% dari 30
menit sesuai periode menit ke 7. (Rentang: 0-77%). Selama perawatan, periode rerata pasien
membuka mata adalah 9,5 menit. Waktu intervensi rata-rata keseluruhan sekitar 15 menit.,
yang berarti bahwa mata pasien dipertahankan terbuka untuk rata-rata 66% (kisaran: 0-100%; p
<0,01) dari periode intervensi (Tabel 3).
Skor modus dari MAS tidak berbeda sebelum dan setelah perawatan (Tabel 3).

DISKUSI
Penelitian ini mengilustrasikan tantangan pasien dalam melakukan mobilisasi dengan
sub-akut ABI berat menggunakan tilt-table tanpa perangkat bertumpu terpadu. Sebagian besar
pasien selama reaksi ortostatik mengalami intervensi dan tidak dapat menyelesaikan 20 menit
latihan mobilisasi
Temuan baru mengunkapkan meskupun mereka mengalami kegagalan untuk tetap
dalam posisi tegak untuk waktu yang lama, pasien dapat membuka mata mereka dalam periode
yang secara signifikan lebih lama pada posisi miring tegak daripada dalam posisi terlentang,
yang menunjukkan bahwa pasien lebih terangsang dalam posisi ini. Tidak ada perubahan
dalam tonus otot yang diamati setelah pelatihan.
Hanya satu pasien yang

berhasil mempertahankan kepala tegak selama 20 menit.

Penelitian kami menegaskan bahwa hasil Luther dkk yang juga menemukan masalah dengan
intoleransi ortostatik pada sembilan pasien yang sangat mirip dengan pasien yang
berpartisipasi dalam penelitian kami . Terdapat perbedaan kecil dalam intoleransi ortostatik (7
menit. Di Penelitian oleh Luther dkk berbanding 4 min. 30 detik padapenelitian kami) [12].
Waktu untuk gejala intoleransi ortostatik adalah penting. Pertanyaannya apakah dapat periode
rerata interventi cukup sebagai pengobatan yang efektif untuk pasien masih belum terjawab
Jika tujuan pelatihan tilt-table adalah untuk mencegah kontraktur, sebuah penelitian telah
mengindikasikan bahwa berdiri 30 menit cukup cukup sebagai latihan [7] Penelitian Luther [12]
dan hasil ini mendukung bahwa intensitas latihan ini sulit dijangkau pasien karena mengalami
intoleransi ortostatik. Di sisi lain, untuk penelitian oleh Chang dkk studi menemukan bahwa 5
menit berdiri secara signifikan dalam meningkatkan ventilasi paru [6]. Hal ini sangat mirip
dengan yang diamati dalam penelitian ini (4 menit 30 detik)
Sebuah perbedaan yang signifikan pada waktu mata terbuka (cth : terstimulus) yang
diamati sebagai akibat langsung dari mobilisasipada tilt-table. Kami mengusulkan bahwa waktu
peningkatan

mata terbuka adalah penting secara klinis. Sebuah studi oleh Elliot dkk

mendukung gagasan ini , seperti yang mereka amati pada 12 pasien di VS atau MCS selama
20 menit sambil berdiri di tilt-table untuk reaksi yang terkait dengan kesadaran. Delapan pasien
menunjukkan reaksi positif termasuk "mata terbuka" [16]. Oleh karena itu, intensitas yang lebih
dari berdiri (yaitu durasi yang lebih lama) mungkin bermanfaat.

Pada pasien dengan ABI berat, reaksi ortostatik terjadi mungkin karena kerusakan pada
batang otak atau sudah lama imobilisasi. Telah diketahui tilt head-up mengaktifkan tiga dari
mekanisme yang bertanggung jawab untuk adaptasi kardiovaskular terhadap postur tegak.
Penekanan pelepasan vasopressin dan sistem renin-angiotensin-aldosteron serta stimulasi
pengeluaran peptide natriuretik telah dihubungkan dengan

intoleransi ortostatik karena

inaktivitas, seperti tirah baring berkepanjangan[17-19]. Verheyden dkk berhasil Meningkatkan


intoleransi ortostatik pada pasien sinkop yang dimediasi secara neural dengan pelatihan tilttable [20]. Hal tersebut lalu dihipotesiskan

Bahwa protokol pengobatan dengan head-up

berulang pada pelatihan kemiringan dapat meningkatkan toleransi ortostatik melalui mekanisme
ini bahkan dengan pasien ABI berat.
Kami mengamati tidak ada perubahan dalam tonus otot. Kebanyakan pasien dengan
nilai "0" sebelum pengobatan dan tren tidak signifikan dalam hasil kami menunjukkan skor yang
lebih rendah setelah mobilisasi pasien dengan hasil lebih dari "0". Hasil dapat berbeda dalam
kelompok pasien dengan skor awal yang lebih tinggi.
Kami membandingkan pengukuran dasar rata-rata selama pembacaan sekali pada posisi
miring. Kami menemukan hal ini perlu karena kami harus merespon reaksi pasien tentang
tekanan darah, karena kami tidak memiliki data dari perfusi serebral aktual, yang pening dalam
nilai klinis
Dalam penelitian ini, proporsi waktu pada saat

pasien membuka mata digunakan

sebagai pengukuran sederhana untuk tingkat rangsangan. Metode alternatif untuk penilaian
rangsangan dapat dipilih, namunpada penilitian ini tidak dapat diatur. Meski demikian,hasil
kami menunjukkan bahwa di masa depan hal ini mungkin menarik untuk dibandingkan dengan
tes lain untuk mengukur rangsangan atau kesadaran.
Hanya tiga pasien dengan obat yang secara langsung mempengaruhi tekanan darah
termasuk satu pasien yang menyelesaikan protocol latin. Karena kami tidak dapat
menghentikan obat pasien, hal ini adalah potensi bias.

You might also like