You are on page 1of 7

M.

AditaPutra
1314071035
Teknik Pertanian/Tugas Listrik dan Elektronika
IC-741 dan IC-555
IC-741

IC LM741
LM741 adalah salah satu IC (Integrated Circuit) Op-Amp (Operational Amplifier) yang
memiliki 8 pin. IC Op-Amp ini terdapat 2 jenis bentuk, yaitu tabung (lingkaran) dan kotak
(persegi), tetapi yang umum adalah yang berbentuk persegi. Op-Amp banyak digunakan
dalam sistem analog komputer, penguat video/gambar, penguat audio, osilator, detector dan
lainnya. LM741 biasanya bekerja pada tegangan positif/negatif 12 volt, dibawah itu IC tidak
akan bekerja. Setiap pin/kaki-kaki pada IC LM741 mempunya fungsi yang berbeda-beda,
keterangan pin/kaki-kaki LM741 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Op-Amp LM741 dapat membuat beberapa fungsi rangkaian seperti gambar berikut.

Macam-macam rangkaian yang dapat dibentuk LM741

Detektor Penyilang Nol: mendeteksi tegangan-tegangan di atas nol

Detektor Taraf Tegangan (positif dan negatif): mendeteksi tegangan-tegangan acuan


pada tegangan positif maupun negatif yang sudah kita tentukan.

Penguat (Buffer): memperkuat amplitudo pada pulsa output nya.

Penguat 2 Tingkat: seperti rangkaian Buffer, tetapi mengalami 2 kali penguatan.

Pembangkit Isyarat: untuk membangkitkan pulsa

Rangkaian Diverensial: untuk pengukuran pengendalian instrumentasi dan penguat


sinyal-sinyal yang sangat lemah.

Rangkaian Instrumentasi: untuk memperbaiki penguat differensial.

IC-555
Pembangkit pulsa IC 555 merupakan chip yang didesain khusus untuk pembangkit pulsa
yang dapat diatur mode kerjanya, sehingga dapat membentuk suatu multivibrator dan timer.
Pembangkit pulsa IC 555 banyak dikembangkan oleh beberapa pabrik, dimana tiap pabrik
memiliki kode produksi masing-masing tetapi tipe 555 selalu disebutkan sebagai contoh
SE555, NE555, LM 555, MN 555, CA555, SN72555, MC14555 dan untuk versi dual dengan
tipe 556.
Rangkaian internal pembangkit pulsa IC 555 terdiri dari beberapa blok diantaranya, pembagi
tegangan menggunakan resistor, 2 unit komparator, RS flip-flop, penguat tegangan, dan
transitor discharge. Dengan bagian internal tersebut maka dengan IC 555 dapat dibangun
suatu rangkaian multivibrator ataupun timer dengan sangat sederhana. Rangkaian internal
pembangkit pulsa IC 555 dapat dilihat pada gambar blok diagram IC 555 berikut.
Blok Diagram Internal Pembangkit Pulsa IC 555

Pembagi tegangan pada IC 555 terdiri dari tiga resistor 5 KOhm. Jaringan dihubungkan
secara internal ke +VCC dan ground. Tegangan yang ada di resistor bagian bawah adalah

sepertiga VCC. Tegangan pada titik tengah pembagi tegangan sebesar dua pertiga harga
VCC. Titik dua pertiga VCC ini berada pada pin 5 dan titik ini didesain sebagai pengontrol
tegangan.
Dua buah komparator pada IC 555 merespon sebagai rangkaian saklar dengan tegangan
referensi dihubungkan pada salah satu masukan pada masing-masing komparator. Tegangan
yang diberikan pada masukan yang lain akan memberikan permulaan terjadinya perubahan
pada keluaran jika tegangan tersebut berbeda dengan tegangan referensi. Komparator yang
berada pada dua pertiga VCC dimana pin 5 dihubungkan ke tengah resistor pembagi dengan
input yang lain dihubungkan dengan pin 6 yang disebut sebagai input threshold. Saat
tegangan pada pin 6 naik melebihi dua pertiga VCC, keluaran komparator akan menjadi
positif. Ini kemudian diberikan pada bagian reset dari input flip-flop.
Komparator 2 berfungsi sebagai referensi sepertiga dari VCC. Input non-inverting
komparator 2 dihubungkan dengan bagian bawah jaringan pembagi tegangan resistor. Pin 2
eksternal dihubungkan dengan input inverting komparator 2 dan disebut sebagai input trigger.
Jika tegangan pemicu lebih rendah dari sepertiga VCC, keluaran komparator akan berharga
positif kemudian diberian pada input set dari flip-flop.
Flip-flop IC 555 termasuk jenis RS flip-flop yang memiliki input set dan reset dengan satu
output. Saat input reset positif maka output akan positif. Tegangan positif pada set akan
memberikan output menjadi negatif. Output flip-flop tergantung pada status dua input
komparator.
Output flip-flop diberikan ke output melalui penguat inverting dan transistor discharger.
Output dihubungkan dengan pin 3 dan transistor discharger dihubungkan dengan pin 7.
Beban yang dipasang pada terminal 3 akan membaca apakah output berada pada +VCC atau
ground, tergantung kondisi isyarat input. Arus beban maksimum dari IC 555 adalah 200 mA
dapat dikontrol oleh terminal keluaraan. Beban yang tersambung pada +VCC akan mendapat
energi saat pin 3 berubah ke ground dan sebaliknya untuk bebena yang terhubung ke ground
akan mendapat energi saat output IC 555 bernilai +VCC.
Transistor Q1 disebut discharge transistor, output flip-flop dihubungkan pada basis Q1 . Saat
flip-flop set (positif), akan membuat Q1 mendapat bias maju. Pin 7 terhubung ke ground
melalui Q1. Saat flip-flop reset (negatif), akan membuat Q1 mendapat bias mundur sehingga

membuat pin 7 open circuit sehingga pin 7 pembangkit pulsa IC 555 mempunyai dua kondisi,
terhubung close circuit dan open circuit.

IC 555 sangat banyak dijumpai sebagai komponen utama pewaktu (timer) dan pembangkit
pulsa (pulse generator). Hal ini disebabkan karena selain harganya yang murah, juga karena
IC 555 sangat mudah dalam perancangan dan stabil saat digunakan.

IC 555 diperkenalkan pertama kali oleh Signetics (diakuisisi oleh Philips) pada tahun 1971
dengan nama asli SE555/NE555 dan mendapat sebutan "The IC Time Machine". Nama 555
sendiri diambil dari penggunaan 3 buah resistor 5-kohm yang terdapat di dalam atau sebagai
penyusun IC ini. Secara keseluruhan IC 555 tersusun atas 2 komparator tegangan, 1 flip-flop
bistable, 1 transistor pembuangan (discharge), dan 3 resistor pembagi tegangan.
IC 555 memiliki 8 pin yang fungsinya masing adalah :

Pin 1 (GROUND) :
Merupakan titik 0V komponen

yang dihubungkan dengan ground rangkaian atau ground

supply. Pin ini ditunjukkan oleh titik (notch) yang terdapat pada badan komponen.
Pin 2 (TRIGGER) :
Merupakan salah satu input komparator bagian bawah yang akan dibandingkan dengan input
lain pada komparator tersebut yang telah direferensikan nilainya sebesar 1/3 tegangan supply
(Vs). Jika input trigger berubah dari HIGH ke LOW dan besarnya kurang dari 1/3 Vs maka
komparator bagian bawah ini akan mengaktifkan flip-flop sehingga akan dihasilkan output IC
555 dalam kondisi HIGH. Pin trigger ini mempunyai impedansi yang sangat besar, yaitu >
2M
Pin 3 (OUTPUT) :
Output IC 555 dinyatakan pada pin ini.
Pin 4 (RESET) :
Digunakan untuk membuat output IC 555 dalam kondisi LOW (reset) untuk semua kondisi
input. Reset akan terjadi saat pin ini diberikan tegangan sebesar 0,7V.
Pin 5 (CONTROL) :
Merupakan salah satu input komparator bagian atas dimana input lain dari komparator adalah
pin Threshold pada IC 555. Pin ini digunakan untuk mengatur tegangan ambang (threshold)
yang telah diatur secara default sebesar 2/3 tegangan supply (Vs). Biasanya pin ini jarang

digunakan dan saat tidak digunakan pin ini dihubungkan pada titik ground rangkaian melalui
sebuah kapasitor 0,01uF yang berguna untuk mengurangi gangguan noise (desah).
Pin 6 (THRESHOLD) :
Saat tegangan input pin ini berubah dari LOW ke HIGH dan besarnya lebih dari 2/3 tegangan
supply (Vs) maka komparator bagian atas akan mereset flip-flop sehingga akan dihasilkan
output IC 555 dalam kondisi LOW.
Pin 7 (DISCHARGE) :
Merupakan jalur pembuangan arus yang berasal dari kaki kolektor transistor NPN yang
terdapat pada IC 555. Pin ini biasanya dihubungkan pada sebuah kapasitor yang juga
berfungsi untuk mengatur pewaktuan (timing) IC 555.
Pin 8 (VCC) :
Sebagai input sumber tegangan DC yang digunakan untuk mengaktifkan IC 555. Sumber
tegangan yang dapat digunakan sebesar 5V 15V
Dalam aplikasi rangkaiannya, IC timer 555 mempunyai 3 mode operasi dasar, yaitu :
MonostableOutput rangkaian monostable hanya berupa satu pulsa (HIGH) saja, yaitu saat
input sinyal yang diumpankan pada pin trigger berubah dari kondisi HIGH ke LOW.
Rangkaian monostable juga biasa disebut dengan rangkaian one-shoot.
AstableOutput rangkaian astable berupa gelombang kotak yang berosilasi pada frekuensi dan
periode tertentu, tergantung dari komponen RC yang digunakan.
BistableOutput rangkaian bistable mempunyai 2 kondisi output yang dipengaruhi oleh input
pada pin trigger dan reset. Atau dapat dikatakan, output rangkaian bistable serupa dengan
output rangkaian astable yang dioperasikan secara manual tanpa menggunakan komponen RC
sebagai pengatur pewaktuan (timing).

You might also like