You are on page 1of 10

Anatomi dan Fisiologi Mata

1. Anatomi Mata
Kelopak
Merupakan alat pelindung mata yang paling baik, yaitu dengan membasahi mata
dan melakukan penutupan mata bila terjadi ransangan dari luar.
(Barbara C guendemann. 2005)
Konjungtiva (selaput lendir)
Merupakan selaput tipis yang menutupi selaput putih mata (sklera). Dibawah
konjungtiva terdapat pembuluh darah yang melekat pada permukaan sclera.
Konjungtiva menghasilkan bagian air mata yang disebut musin.
Sklera
Merupakan pembungkus paling luar mata. Tebalnya dibagian posterior kira-kira 1
mm dan berwarna putih seperti porselen. Sklera terdapat dibawah konjungtiva.
Kornea
Merupakan selaput bening mata yang terletak dibagian depan bola mata. Berfungsi
untuk meneruskan dan memfokuskan sinar kedalam bola mata.
Kornea dapat diumpamakan sebagai bagian yang terbesar dalam memfokuskan
sinar kamera.
Akuos Humor atau Cairan Mata
Dihasilkan oleh badan siliar dan masuk ke bilik mata depan melalui pupil. Cairan
mata memberikan makanan dan oksigen untuk mempertahankan kehidupan kornea
dan lensa.
Cairan ini dikeluarkan dari bola mata melalui anyaman trabekulum yang terdapat
dibagian tepi kornea, yang kemudian masuk kedalam kanal schlemm.
(Suzanne C Smeltzer. 2001)
Uvea
Merupakan jaringan yang mengandung pembuluh darah dalam bola mata yang
terdiri atas iris, badan siliar, koroid.
a. Iris (selaput pelangi)

Iris berwarna coklat yang terletak dibelakang kornea dan mempunyai celah
ditengah yang disebut pupil. Iris berfungsi membatasi sinar yang masuk kedalam
mata.
b. Badan siliar
Mengandung otot yang melakukan akomodasi sehingga lensa dapat mencembung.
Badan siliar menghasilkan akuos humor atau cairan mata yang akan memberikan
makanan pada jaringan dalam bola mata.
c. Koroid
Merupakan lapisan tengah pembungkus bola mata yang banyak mengandung
pembuluh darah. Lapis koroid memberikan makanan lapis luar retina.
d. Lensa
Lensa merupakan struktur transparan, tak berwarna, avaskuler dan bikonveks yang
digantung dibelakang iris oleh zonula badan silier. Kapsul anterior dan posterior
menyelimuti dan menyokong lensa. Lensa harus avaskuler agar transmisi cahaya
tetap jenih.
(Barbara J Guendemann. 2005)
2. Fisiologi Mata
Pengedipan kelopak mata akan menyebarkan selapis air mata pelumas dan
pelembab keseluruh permukaan bola mata. Refleks berkedip akan melindungi mata
dari debris atau partikel asing. Bulu mata membantu fungsi kelopak dengan
mendorong keluar debu atau debris, untuk melindungi mata eksterna dari cedera.
Aksi mekanis berkedip menghasilkan gaya isap dalam sistem nasolakrimal atas,
memudahkan pengaliran air mata.(Suzanne C smeltzer. 2001)
Ukuran bola mata hampir sama dengan bola pingpong. Sinarnya masuk kedalam
bola mata melalui kornea diteruskan oleh pupil dan berjalan menebus lensa dan
badan kaca menuju saraf penglihat. Saraf penglihat meneruskan ransangan
bayangan ke otak untuk dilihat. (Sidarta Ilyas,2004)
BAB III
Praktikum Irigasi Telinga dan Mata
A. Irigasi Telinga
1. Pengertian
Irigasi Telinga adalah proses pembilasan saluran telinga eksternal dengan air steril
atau saline steril. Hal ini digunakan untuk mengobati pasien yang mengeluh adanya
benda asing atau cerumen (lilin telinga) impaksi dalam telinga.

2. Tujuan
a. Sebagai penatalaksanaan tindakan medis evakuasi benda asing atau
serumen dari telinga dan dan membersihkan rongga telinga dari nanah dan kotoran
telinga.
b. Liang telinga bersih dari benda asing, seperti: semut atau serangga
lainnya, dan biji-bijian.
c. Telinga bebas dari kongesti dan rasa sakit.
(Suzanne C Smeltzer. 2001)
3. Indikasi
a. Untuk mengeluarkan cairan, serumen, bahan-bahan asing dari kanal audiotori
eksternal
b. Untuk mengirigasi kanal auditori eksternal dengan larutan antiseptik
c. Untuk menghangatkan atau mendinginkan kanal auditori eksternal (marwan,
2009)
4. Kontra indikasi
a. Perforasi membran timpani atau resiko tidak utuh (injuri sekunder, pembedahn,
miringitomi)
b. Terjadi komplikasi sebelum irigasi
c. Temperatur yang akstrim panas dapat menyebabkan pusing mual dan muntah.
d. Bila ada benda pengisap air dalam telinga, seperti bahan sayuran (kacang),
jangan diirigasi karena bahan-bahan tersebut mengambang dan sulit dikeluarkan
e. Klien dengan menggunakan pipa timpanotomi magnet dari logam dalm
telinganya
f. Sesudah operasi telinga
g. Bila ada perdarahan telinga
h. Hipersensitivitas
(Donna L Wong. 2008)
5. Komplikasi irigasi telinga
a. Ruptur membran timpani

b. Kehilangan pendengaran
c. Trauma atau injuru kanal telinga dalam
d. Pecah gendang telinga
e. Infeksi
f. Otitis media
g. Vertigo, mual, serta nyeri selama dan setelah prosedur (Suzanne C Smeltzer.
2001)
6. Prinsip irigasi telinga
a. Mendorong serumen keluar dengan memanfaatkan aliran balik dari air yang
sampai ke membran telinga
b. Jika serumennya penuh dan atau konsistensinya padat maka irigasi tidak dapat
dilakukan. (fireapi, 2009)
7. Alat dan bahan
a. Baki berisi alat alat yang steril :
Mangkok kecil berisi cairan dengan suhu 37
0C.
Semprit telinga atau otologik syiringe (metal). syiringe 60 ml ukuran 18 atau 20 G
dan untuk anak-anak waterpik
Pinset telinga.
Corong telinga.
Pemilin telinga.
Pengail telinga.
b. Baki berisi alat alat yang tidak steril :
Bengkok 1 buah.
Perlak dan alasnya.
Lampu spiritus.
Otoskop
Termometer

Sarung tangan
Handuk
Cooton tip untuk anak-anak
Lampu kepala
Kapas dalam tempatnya.
Ember kotoran.
(Sosya. 2011)
c. Jenis cairan yang digunakan :
NaCL 0,99%
H 2O 2

8. Prosedur kerja
a. Persiapan perawat
1) Mengecek catatan medis
2) Memeriksa kembali instruksi dokter
3) Mengkaji status pasien
b. Persiapan pasien
1) Beritahu tindakan apa yang akan dilakukan kepada klien. Dan
Jelaskan bahwa klien akan mengalami perasaan penuh, hangat, dan kadang2 tidak
nyaman saat cairan kontak dengan membran timpani
2) Klien diberitahu dalam posisi duduk. Bila klien adalah anak kecil, harus di pangku
sambil dipegang kepalanya.
c. Prosedur perawatan
1) Perlak dan alasnya dipasang pada bahu dibawah telinga yang akan dibersihkan.
2) Berikan bengkok pada pasien dan minta kerjasama pasien untuk memegang
bengkok dengan posisi di bawah telinga.
3) Pasang lampu kepala.

4) Perawat cuci tangan.


5) Perawat memakai handscoon
6) Identifikasi visual menggunakan otoskop pada telinga yang bermasalah
7) Bersihkan kotoran telinga dengan kapas, memakai pemilin kapas yang telah di
flamber terlebih dahulu.
8) Hisaplah cairan dengan menggunakan semprit
( syringe) dan keluarkan udara dari semprit.
9) Tariklah daun telinga klien ke atas kemudian ke belakang dan dengan tangan
yang lain perawat memancarkan cairan ke dinding atas dari liang telinga.
(Penyemprotan cairan harus perlahan lahan dan tepat ditujukan ke dinding atas
liang telinga agar tidak merusak membran timpani.)
10) Jika sudah bersih, keringkan daun telinga dengan kapas yang telah dipilin dan di
flamber.
11) Lihat atau periksa kembali liang telinga klien apakah sudah bersih atau belum
dengan menggunakan corong telinga.
12) Perawat cuci tangan.
13) Bersihkan alat alat.
14) Tulis hasil dalam catatan keperawatan.
15) Macam cairan dan suhu
Warna dan banyaknya cairan yang keluar.
Keadaan umum klien.
(Kozier & Erb. 2009)
A. Irigasi Mata
1. Pengertian
Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda
asing dari mata. Larutan garam fisiologis atau RL biasa dipergunakan karena
merupakan larutan isotonik yang tidak merubah komposisi elektrolit yang
diperlukan mata. Bila hanya memerlukan sedikit cairan, kapas steril dapat
dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam mata. (Sosya, 2011)
2. Tujuan Irigasi Mata

a. Mengeluarkan sekret atau kotoran, benda asing, zat kimia dari dalam mata
3. Indikasi
a. Cidera kimiawi pada mata
b. Benda asing dalam mata
c. Implamasi mata
(Suzanne C Smeltzer. 2001)
4. Kontra indikasi
a. Luka karena tusukan pada mata yang menyebabkan terkikis pada daerah mata
tersebut
5. Komplikasi
a. Kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata bila irigasi dilakukan dengan
tidak hati-hati
b. Kontaminasi silang pada mata yang sehat bila terdapat infeksi
c. Abrasi kornea dan
konjungtiva
6. Alat dan bahan
a. Anestesi topical
b. Cairan irigasi steril dengan kanula
c. Plester katun
d. Kapas
e. Bengkok
f. Handuk atau laken untuk menutupi pakaian pasien
g. Sarung tangan
(kathleen S Oman. 2008)
7. Prosedur Kerja
a. Persiapan perawat
1) Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada

2) Mencuci tangan
3) Meletakan alat alat di dekat pasien dengan benar
b. Persipan pasien
1) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakanpada keluarga / klien
3) Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
c. Prosedur perawatan
1) Pasien berbaring telentang atau duduk dengan kepala dicondongkan ke belakang
dan sedikit miring kesamping atau kearah yang mengalami gangguan. Bila pasien
duduk, mangkuk dapat dipegang oleh pasien . Bila pasien berbaring, diletakkan
sedemikian rupa sehingga dapat menampung cairan yang mengalir dari mata.
Perawat berdiri didepan pasien. (Smeltzer C Suzanne. 2001)
2) Setelah kelopak dibersihkan dengan teliti untuk mengangkat debu, sekresi dan
keropeng, kelopak dipegang terbuka dengan ibu jari dan jari satu tangan, dan mata
dibilas dengan lembut, mengarahkan aliran menjauhi hidung dan kornea.
3) Selama irigasi,
minta pasien untuk sering berkedip dan melihat kesegala arah sehingga
keseluruhan permukaan mata dapat diirigasi.
4) Cairan tidak boleh diarahkan kehidung karena ada bahaya kemungkinan akan
mengalir ke mata sebelahnya. Prosedur dilanjutkan sampai mata bebas sama sekali
dari sekresi. (Suzanne C Smeltzer. 2001)
5) Harus diingat hanya menggunakan tenaga dan dorongan yang kecil saja karena
bisa terjadi bahaya cedera. Untuk alasan yang sama, dan untuk mencegah
kontaminasi, tak ada satu bagian irigator pun yang diperbolehkan menyentuh mata,
kelopak, atau bulu mata.
6) Ketika irigasi telah selesai, mata dan pipi dikeringkan dengan kapas.
(Suzanne C Smeltzer. 2001)
Bab IV
Penutup
Kesimpulan

Serumen adalah secret kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada
kartilaginosa liang telinga. Ada dua tipe dasar, basah dan kering. Tipe basah
bersifat dominan. Ciri-ciri tipe serumen basah itu adalah basah, lengket, dan
berwarna madu yang dapat berubah warna menjadi gelap bila terpapar. Sedangkan
tipe kering bersisik seperti beras.
Liang telinga dapat tersumbat oleh serumen atau secret atau purulen. Pembersihan
liang telinga harus dilakukan dengan hati-hati, sesedikit mungkin atu jangan sampai
menyakiti pasien. Serumen dapat dikeluarkan dengan sendok serumen atau forset
alligator dengan bantuan speculum telinga. Jika cairan dalam liang telinga dapat
digunakan penghisap ataupun aplikator logam yang diberi kapas pada ujungnya
untuk membersihkannya. Jika tidak ada perforasi membrane timpani, telinga dapat
pula dibersihkan secara irigasi menggunakan air dengan suhu mendekati suhu
tubuh. Jika digunakan suhu berbeda dapat terjadi vertigo dan atau rasa tidak enak. (
George L Adams, 1997)
Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda
asing dari mata. Larutan garam fisiologis atau RL biasa dipergunakan karena
merupakan larutan isotonik yang tidak merubah komposisi elektrolit yang
diperlukan mata. Bila hanya memerlukan sedikit cairan, kapas steril dapat
dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam mata. (Sosya, 2011). Tujuan Irigasi
Mata adalah mengeluarkan sekret atau kotoran, benda asing, zat kimia dari dalam
mata.
Saran
1) Diharapkan dengan tersusunya modul praktikum KMB A ini mahasiswa dapat
melakukan irigasi mata dan telinga dengan benar, agar tidak terjadi konplikasi. Dan
dalam melakukan prosedur tersebut, mahasiswa harus memperhatikan keamanan
dan kenyamanan pasien.
2) Dan kepada perawat diharapkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan
bagi pasien dengan baik dan benar.
Daftar Pustaka
Adams, L George. 1997. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarata: EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EGC
Kathleen S Oman. 2008.
Panduan belajar keperawatan emergensi. Jakarta : EGC
Kozier & Erb. 2009. Buku ajar praktik keperawatan klinis edisi 5. Jakarta : EGC
Wong, L Donna. 2008. Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik : Volume 1. Jakarta :

EGC
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta : EGC
Guendemann, Barbara J. 2005. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif : Volume 2.
Jakarta : EGC
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta : EGC
Seprianti, Sosya Mona. 2011. Irigasi Mata. Diunggah dari
http://sosyamonaseprianti.blogspot.com/2011/06/irigasi-mata.html pada tanggal 14
oktober 2011.

You might also like