Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG............................................................................................. 3
1.2
PERMASALAHAN ............................................................................................... 4
1.3
TUJUAN .............................................................................................................. 4
1.4
1.5
1.6
1.7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kerja
praktek
merupakan
salah
satu
cara
bagi
mahasiswa
untuk
ditempuh
oleh
mahasiswa
sebagai
salah
satu
persyaratan
dalam
1.2 PERMASALAHAN
Adapun yang menjadi permasalahan di dalam penulisan ini, antara lain
sebagai berikut:
buku buku dan literatur serta beberapa jurnal internet yang dapat membantu
dalam pembahasan topik.
2. Studi lapangan
Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mendatangi
objek penulisan secara langsung, dalam hal ini dilakukan pengamatan
terhadap pelaksanaan/metode pelaksanaan pekerjaan finishing di lapangan
pada proyek pembangun SEAFDEC jakabaring palembang.
3. Konsultasi
Metode konsultasi yang dilakukan berupa diskusi terhadap pihak
pelaksana pembangunan proyek gedung SEAFDEC jakabaring palembang
dan juga diskusi dengan dosen pembimbing.
B. Jenis Data
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini memerlukan data pendukung
yang akurat dan objektif yang berhubungan dengan objek sebagai bahan
masukan untuk diolah lebih lanjut. Terdapat dua jenis data menurut cara
memperolehnya:
Data Primer
Merupakan data yang dikumpulkan oleh perorangan atau organisasi
langsung melalui objeknya, didapatkan melalui pengamatan langsung
di lapangan, tanya-jawab dengan pekerja, mandor, kontraktor, dan
pengawas lapangan.
Data Sekunder
Berupa data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa hasil
publikasi atau data yang sudah dikumpulakn pihak lain atau instansi
tertentu. Data dari buku-buku serta internet sehingga menjadi referensi
yang sesuai dengan objek yang akan dibahas.
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Secara garis besar sitematika pembahasan dalam penyusunan laporan ini
dapat diuraikan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
PROYEK
PEMBANGUNAN
SEAFDEC JAKABARING
TEORI
PRAKTEK
PERKULIAHAN
LAPANGAN
BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK
dan
pengembangan.
Merupakan
kegiatan
penelitian
yang
pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis atau pemilik
proyek dan spesifikasi yang ada. Dalam pelaksanaan proyek pemilik proyek dan
pelaksana
yang
diterima
dan
kewajiban
yang
harus
dilaksanakan sesuai dengan batasan waktu yang telah disetujui bersama antar
pemilik proyek dan pelaksana proyek.
Dalam kerja praktek ini, penulis melakukan kerja praktek di bawah arahan
dari PT.CIRIAJASA MANDIRI, yang mana PT.CIRIAJASA MANDIRI
ini sendiri
1. Nama proyek
3. Nilai Kontrak
: Rp 26.265.000.000,00
4. Konsultan Pengawas
5. Konsultan Pelaksana
: PT. Sangkuriang
: Sungai Buayo
Selatan
Barat
: Tanah kosong
Timur
Sriwijaya
10
BANGUNAN UTAMA
1. Gedung Kantor Balai Riset
2. Bengkel Penelitian/Workshop
3. Gedung Aquarium
4. Musholla
5. Parkir Sepeda Motor
6. Parkir Mobil
7. Pos Jaga
8. Plaza
9. Greenbelt
10. Shelter Mobil
11
11. Auditorium
12. Genset dan Gardu Listrik
13. Retaining Wall
14. Selasar
B. SARANA- SARANA PENDUKUNG
1. Pembangunan jalan konstruksi aspal dan parkir konstruksi beton
2. Pagar dan Gerbang Masuk
3. Perkerasan, Tanaman & Lampu Taman
4. Saluran Drainase
5. Landskap (Taman- taman, termasuk lampu taman)
4. Tinggi Bangunan SEAFDEC Gedung 1 : 15,85 meter
5. Struktur Bangunan
12
pelaksanaan pada suatu proyek yang saling berhubungan erat dalam melakukan
kegiatan-kegiatannya.
Dalam berbagai bidang pekerjaan, struktur organisasi merupakan suatu
kelengkapan yang sangat penting, sama halnya dengan pekerjaaan yang
berhubungan dengan pembangunan konstruksi. Struktur organisasi ini sangat
diperlukan guna menjamin kelancaran dan kesuksesan dari pembangunan suatu
proyek.
Struktur organisasi juga merupakan bagian dari manajemen atau pengelolaan
suatu proyek, dimana manajemen itu sendiri adalah suatu cara pengelolaan suatu
kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu. Didalam manajemen unsur-unsur yang
terkait antara lain :
13
Organization,
yaitu
pengorganisasian
suatu
proyek,
dimana
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas
Kontraktor
Pelaksana
Manager Proyek
Pekerja
Adapun
14
Pemilik
mempunyai
suatu
keinginan
untuk
membangun
serta
2. Konsultan Perencana
Tim atau perorangan yang diberi tugas untuk mendesain tugas
yang diberikan oleh owner. Pada perencana ini yang bertugas sebagai
perencana adalah PT. Sangkuriang
3. Konsultan Pengawas
Pada bagian pengawas lapangan diberi tanggung jawab untuk
mengawasi kerja para pekerja dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
di lapangan. Pengawas pada bangunan ini bertanggung jawab pada
pengerjaan konstruksi, utilitas dan pengerjaan yang lainnya. Pengawas
Lapangan pada kegiatan ini adalah PT.Ciriajasa CM.
4. Kontraktor
Kontraktor merupakan perusahaan atau badan hukum yang telah
memenuhi persyaratan administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah
disiapkan oleh Pemerintah Repulik Indonesia yang ditunjuk oleh pemberi
15
16
OWNER
KEMENTRIAN KELAUTAN
DAN PERIKANAN
PENGAWAS UMUM
PROYEK:
PT.CIPTA KARYA
KONSULTAN
PENGAWAS/MK
PT.CIRIAJASA CM
KONTRAKTOR:
PT. KARYA BISA
KONSULTAN
PERENCANA :
PT. SANGKURIANG
17
ADMINISTRASI PROYEK
SYARIKIN
KONTRAKTOR
PT.KARYABISA
PROJECT ENGINEER
STRUKTURAL
ANDHIKA
PENGAWAS
STRUKTURAL
PROJECT ENGINEER
ARSITEKTURAL
PT.SANGKURIANG
KEPALA TUKANG
PENGAWAS
ARSITEKTURAL
TUKANG
PROJECT ENGINEEER
MECHANICAL
PENGAWAS ME
18
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 FINISHING
Pengertian Finishing
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan terbitan Pustaka Jakarta tahun 1990, penyelesian adalah suatu
proses menyelesaikan suatu pekerjaan atau tahapan akhirr dari suatu
pekerjaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian finishing adalah
suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan atau tahapan akhir suatu
pekerjaan bangunan yang menggunakan material dan bahan tertentu dan
dengan tahapan dan proses tertentuPelaksanaan tahapan pekerjaan finishing
bangunan memerlukan penellitian didapat hasil akhir yang memuaskan
sesuai dengan gambar kerjanya dan banngunan dapat digunakan sesuai
dengan fungsinya. Finishing interior dan eksterior bangunan sebagai tahapan
akhir pekerjaan meliputi finishing lantai, plafond, tangga, pengecatan,
furniture, finishing kusen pintu dan jendela, railing tangga, dinding partisi dll.
3.2 DINDING
Definisi dinding adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai
pemisah antara ruangan luar dengan ruangan dalam, melindungi terhadap
intrusi dan cuaca, penyokong atap dan sebagai pembatas ruangan satu
dengan ruangan lainnya, berfungsi pula sebagai penahan cahaya panas dari
matahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk menghindari gangguan
binatang.
Menurut Ir. Tono Setiadi dinding merupakan salah satu elemen vertikal/tegak
bangunan, berupa bidang, dan berfungsi sebagai penutup atau batas
ruangan.
Pengertian dinding dalam kamus besar bahasa indonesia adalah
penutup sisi samping (penyekat) ruang, rumah, bilik, dsb (dibuat) dr papan,
anyaman bambu, tembok.Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding
bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).
19
Fisikal :
Arsitektual :
Kemungkinan optimasi penampilan fungsional dan aspek visual dan
emosional.
Aspek peninjauan :
Tata letak dan optimasi nilai-nilai estatik keruangan, warna, pola,
tekstur, keharmonisan hubungan dengan elemen lain.
20
Keterangan
Pemasangan dinding menggunakan adukan
(spesi) dari campuran semen (PC) dengan
pasir yang dicampur air, dengan ukuran 1:5.
Kemudian kedua belah sisi dinding dilapis
dengan plesteran.
21
Bata Pres
Batako
Beton Blok
Selcon
Beton/Bata
Kerawang
Blok Kaca
(Glass Block)
tembus pandang
Untuk
metode
pelaksanaan
pembuatan
dinding
bata
meliputi
pembuatan
dinding
bata
atau
pemasangan
dinding
bata
peralatan ini, pekerjaan tidak akan sempurna dan dengan sendirinya akan
membuat waktu yang banyak terbuang. Antara peralatannya adalah:
1. Alat-alat untuk persiapan pekerjaan :
a. Bak/drum perendam bata.
b. Bak/drum penampung air.
c. Saringan pasir (dari anyaman kawat).
d. Kotak penakar bahan.
e. Alat pengangkut bahan (kereta dorong)
2. Alat-alat untuk pengadukan mortar :
a. Sekop pengaduk.
b. Wadah/kotak pengaduk manual, atau.
c. Mesin pengaduk atau Cangkul pengaduk.
3. Alat-alat untuk pasangan bata :
a. Alat pengangkut adukan (kotak, ember, kereta dorong).
b. Wadah adukan (drum, kotak).
c. Sendok aduk.
d. Palu pemotong bata.
e. Profil kayu.
f. Penarik benang kayu/pelat logam.
g. Mistar kontrol.
h. Sifat datar (water pass/slang).
i.
Unting-unting.
j.
melebihi
ketebalan
bata,
bersihkan
segera
sebelum
mengeras;
24
25
3.3 KERAMIK
3.3.1 Pengertian Keramik
Namun,
Jika
dibandingkan
pengaplikasian
cat
dan
lantai
dibandingkan
memiliki
keramik
permukaan
yang
dipakai
yang
sedikit
sebagai
lebih
penutup
kasar
dinding.
Mula mula, pilih dan sediakan space yang ingin di hiasi keramik.
27
besaran
keramik,
potong
hingga
sesuai.
Lakukan
Buat pola yang jelas agar tidak perlu mereka-reka posisi peletakan
keramik.
Keramik Teraso.
Keramik Teraso banyak dipergunakan pada jaman dahulu sebagai
bahan penutup lantai. Keramik teraso dengan motif-motif memiliki nuansa
etnik yang sangat kuat, sehingga banyak dipergunakan pada bangunan
gallery atau restoran yang menggunakan style klasik. Biasanya, teraso
memiliki ukuran 20x20cm, tetapi teraso dapat juga dipergunakan dalam
bentuk yang dihancurkan dan dicetak langsung pada area yang dikehendaki.
Sumber : tegelkunci.blogspot.com
Keramik biasa.
Keramik ini adalah jenis yang paling mudah ditemui, bahkan tersedia
hingga ke toko-toko bahan bangunan kecil yang tersebar di berbagai tempat.
Keramik jenis ini membunyai base berupa keramik yang terbuat dari tanah liat
yang dipanaskan dalam suhu tinggi. Barulah di atas base coklat tersebut
ditampahkan lapisan warna dan motif sesuai desain. Untuk keramik lantai
ukuran yang tersedia mulai 3030, 4040, 5050, 6060, dan 80x80cm. Motif
tersedia dalam banyak pilihan yang bisa dibilang hampir tak terbatas dan
Harganya pun bervariasi.
28
GAMBAR 4 KERAMIK
Sumber: mustangcorps.com
Homogenous Tile.
Keramik jenis ini biasa disebut granit tile. Yaitu tiruan granit yang
dibuat di pabrik. Berbeda dengan keramik biasa, keramik jenis ini mempunyai
lapisan yang sama pada seluruh bagian keramik. Bedanya hanyalah, bagian
bawahnya dibuat kasar untuk kekuatan menempelnya media perekat,
sementara pada bagian atas dipoles halus dan diberi lapisan pelindung.
Granit tile ini biasanya hanya tersedia pada ukuran besar, 6060 s/d
100x100cm. Harganya lebih mahal dari keramik biasa.
Sumber: ecvv.com
Granit Alam. Granit alam tidak dibuat di pabrik, melainkan diperoleh dari
penambangan. Setelah ditambang, granit alam dibelah setebal kira-kira 2cm,
29
dan dipotong-potong sesuai ukuran. Keramik jenis ini bisa sesuai dengan
ukuran yang dikehendaki. Tetapi tentu saja semakin besar ukuran yang kita
pesan, akan semakin mahal harganya dan ukuran ini juga terbatasi oleh
transportasi ke lokasi.
Sumber: http://2.bp.blogspot.com
Berdasarkan jenis tepinya, keramik dibedakan menjadi:
frame (garis berwarna putih yang tidak tertutup desain sepanjang sisi
keramik). Permukaan keramik juga biasanya sedikit bergelombang atau istilah
yang biasa kami gunakan adalah wavy. Hal ini karena pada saat produksi,
proses pemberian glaze yang berupa cairan terkadang tidak menyebar
secara merata.. Pada keramik non cutting ini, keramik yang telah jadi tidak
memperoleh perlakuan tambahan dalam hal ukuran, dan langsung dipacking
untuk dipasarkan. Bila kita perhatikan keramik jenis ini, seakan-akan
mempunyai batas pinggir tipis yang berwarna putih.
Sumber: http://jumpinjack8.wordpress.com
30
Keramik cutting.
Keramik cutting biasanya lebih siku dan ukuran satu sama lainnya
lebih presisi karena dipotong lagi dengan mesin. Cirinya adalah bagian sisi
permukaannya berbentuk siku atau rata. Sementara keramik uncut pada
bagian sisi permukaannya terlihat cembung atau melengkung. Proses
pembuatan keramik cutting sama persis dengan keramik jenis non cutting.
Bedanya adalah, sebelum dipacking dan dipasarkan, keramik jenis cutting
melalui proses pemotongan dengan tujuan menghilangkan bagian pinggirnya.
Dengan proses tersebut diperoleh keramik yang seakan-akan tidak memiliki
pinggir, sehingga memiliki tampilan yang mirip dengan granit tile dan granit
alam.
Perbedaan aplikasi kedua jenis keramik ini adalah
31
Sumber : jaya-prima.blogspot.com
3.3.2 Penggunaan
32
Alumunium Composite panel memiliki sifat dan daya tahan yang kuat
terhadap air dan berbagai macam cuaca,oleh karna itu Alumunium Composite panel
banyak digunakan sebagai panel pelapis dinding dari suatu bangunan baik di in door
maupun out door, selain untuk aplikasi dinding Alumunium Composite Panel juga
dapat di gunakan dalam berbagai macam aplikasi salah satunya sebagai perangkat
interior dan eksterior.
Aluminium composite panel, membuat gedung lebih menawan dan terkesan mewah.
33
Sumber : tukangbata.blogspot.com
Keunggulan Pemakaian ACP dibanding bahan lain jika ditelaah lebih lanjut
adalah:
o Tahan cuaca dan tahan air
o Memiliki tampilan estetika yang bagus
o Beratnya yang lebih ringan dengan kekuatan yang lebih tinggi
o Tahan karat
o Biaya perakitan yang lebih murah karena berkurangnya jumlah
komponen perakitannya dan tidak memerlukan baut-baut
penyambung,
o Dilapisi aluminium yang dapat diwarnai dengan bermacam
macam warna ataupun dengan warna metalik serta dapat juga
memakai pola warna imitasi dari material seperti kayu dan
marmer
o Mudah dalam pemasangan
o Membuat tampak depan yang lebih trendy.
o Harga Aluminium Composite Panel yang terjangkau
Terdapat pula beberapa kekurangan dalam pemakaiannya:
o Nad yang tidak dapat dihilangkan (harus menjadi pertimbangan
ekspresi fasad yang ingin dicapai)
34
o Untuk bentuk yang relatif lurus, material ini dapat menjadi pilihan
yang sangat tepat namun untuk bentuk melengkung harus
dipertimbangkan dengan bijak karena akan terbentuk patahanpatahan
Sumber : artikelproperti.blogspot.com
35
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN
yang
sedang
berjalan
meliputi
pekerjaan
dinding,
pekerjaan
kolom,pengerjaan pagar, balok, plat lantai, finishing toilet dan pemasangan keramik.
Namun dalam pembahasan pelaksanaan pekerjaan ini, lingkup pekerjaan yang
dapat ditulis hanya meliputi; pekerjaan dinding, pekerjaan finishing toilet, dan
finishing acp, dikarenakan saat pelaksanaan kerja praktek, kegiatan kerja praktek
yang telah cukup seperti dalam ketentuan yang ada serta terdapat banyaknya
perubahan desain dari desain awal dan kemunduran dari jadwal yang sudah
ditentukan sebelumnya. Selain itu juga dikarenakan lingkup pekerjaan pada proposal
terdahulu yang hanya sebatas pekerjaan finishing saja. Oleh sebab itu, lingkup
pekerjaan yang dapat ditulis hanya meliputi; pekerjaan dinding, pekerjaan finishing
toilet, dan finishing acp pada gedung SEAFDEC Jakabaring Palembang.
batu
bata,
pekerjaan
plesteran
hingga
pekerjaan
penghalusan/pengacian.
4.1.1 Pekerjaan Pemasangan Dinding
36
Persiapan bahan
Alat dan Bahan
Fungsi
Meteran
Untuk
mengukur
dimensi
yang diperlukan.
Centong Semen
Gerobak sorong
bata,
serta
mengangkut semen.
Ember
Cangkul
Alat
pengangkut
dan
pengaduk
Pasir
37
Semen
Air
Untuk
memicu
proses
dan
memberikan
Bahan
utama
penyusun
dinding bata
Paku
Untuk
memaku
merekatkan
kayu
dan
pada
dinding
Papan kayu
Benang nilon
Membantu
mensejajarkan
bata
TABEL 1 ALAT DAN BAHAN PEMASANGAN DINDING BATA, SUMBER: DOK. PRIBADI
38
7. Mulailah
pemasangan
pada
lapis
pertama
yang
didahului
oleh
Terus susun
bata
Fungsi
Sebagai pengaduk dan meratakan
permukaan semen
Air
Semen
Ember
Gerobak sorong
41
Roskam kayu
Digunakan
untuk
meratakan
aplikasi plester
Skafolding
Kayu
Sebagai pembatas
42
a) Pemlesteran
pada
dinding
permukaan
padat
Basahi
43
Gunakan
skafolding
untuk
mencapai
fungsi
Sebagai bahan acian
44
Ember
Air
Centong semen
Roskam Besi
Meratakan
dan
menghaluskan
permukaan acian
Untuk
kering
menghasilkan
acian
pada
permukaan
secara detail
Skafolding
Untuk
membantu
bekerja
di
45
ketinggian
tertentu,
membantu
2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas
tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air
acian.
3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat
kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
4. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini
dimaksudkan agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding
dengan menggunakan cetok.
6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus.
7. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara
menyiram air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
keretakan dinding.
8. Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu
untuk melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.
a.pengertian
gambar gambar pemasangan keramik toilet menunjukkan secara
umum tata letak keramik, dan pengerjaannya menyesuaikan kedaaan
lapangan.
b. shop drawing
fungsi
dari
shop
drawing
pemasangan
keramik
ini
adalah
starting point dari pemasangan keramik yang berguna untuk memberi arahan
pada pekerja. Selain itu shop drawing juga berguna untuk memerikan
petunjuk mengenai dimensi keramik, serta pola susunan keramik.
c. Peralatan yang dibutuhkan
Fungsi
Ember
Keramik
Palu Karet
Membantu
meratakan
pemasangan
keramik
Semen
Air
mengeras
Pasir
Waterpass
Meteran
Mengetahui
ukuran
pasti
dari
pemasangan keramik
Benang nilon
Centong semen
Busa
Menghaluskan
permukaan
adonan
semen
49
Penggosok kayu
50
51
53
fungsi
Menskrup bagian yang di perlukan
Bor skrup
Memotong ACP dengan bagian yang
panjang
Slotter
Untuk
membantu
pekerja
melakukan
Scaffolding
Sebagai
Bahan
utama
pemasangan
finishing eksterior
54
Besi hollow
Skrup
55
56
57
A1
A2
A3
58
yang sesuai dengan rencana kerja dan syarat syarat serta spesifikasi teknis yang
ada pada pemasangan bata.
A4
A5
A6
A7
A8
59
A11
A10
A9
60
A12
A15
A14
A13
61
A17
A18
A19
A16
A22
A20
A21
62
A25
A23
A24
63
B11
B10
B1
B2
B3
terdapat
keretakan yang lebih dari 10cm. Serta pemelesteran pada titik B4-B9
64
B5
B4
B6
B9
B8
B7
65
B15
B12
B14
B13
66
B17
B18
B19
B16
B22
B20
B21
67
B25
B23
B24
terdapat
keretakan yang lebih dari 5cm. Melakukan Pengecekan kembali pada proses
pemelesteran yang telah dilakukan sebelumnya untuk melihat apakah terjadi
keretakan pada dinding, dan mengecek kerusakan kerusakan lain, agar dapat
diantisipasi sebelum meneruskan pengerjaan ke tahap berikutnya. Terdapat sedikit
keretakan pada dinding B5 tetapi keretakan berukuran tidak lebih dari 5cm.
14) Pada Hari jumat 20 juni 2014:
Melakukan Pengecekan kembali pada proses pemelesteran yang telah
dilakukan sebelumnya untuk melihat apakah terjadi keretakan pada dinding, dan
68
69
c11
c10
c1
c2
c3
70
C5
C4
C6
C9
C8
C7
71
C15
C12
C14
C13
72
C17
C16
C18
C19
C20
C21
73
C25
C22
C23
C24
Pengecekan
kembali
pada
proses
yang
telah
dilakukan
sebelumnya untuk melihat apakah terjadi keretakan pada dinding, dan mengecek
kerusakan kerusakan lain, agar dapat diantisipasi sebelum meneruskan pengerjaan
ke tahap berikutnya. Hasil: tidak terdapat kerusakan dinding yang signifikan
Pengecekan
kembali
pada
proses
yang
telah
dilakukan
sebelumnya untuk melihat apakah terjadi keretakan pada dinding, dan mengecek
74
75
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembahasan pekerjaan yang ditulis dalam laporan ini merupakan seluruh
pekerjaan struktur dan beberapa pekerjaan finishing
pada SEAFDEC
Perkerjaan plesteran
Pembersihan
permukaan
dinding bata
Persiapan
alat
dan
bahan
material
Pekerjaan membuaat adukan
plesteran
Pekerjaan
sebagai
membuat
tolak
kepalan
ukur
saat
plesteran
Pekerjaan
plesteran
Pekerjaan pengacian
Pekerjaan
pembersihan
permukaan
Persiapan
alat
dan
bahan
material
77
Pekerjaan
membuat
pasta
acian
Pekerjaan meratakan adukan
pasta pada permukaan dinding
yang telah diplester
Pekerjaan Finishing
1
Perendaman keramik
Persiapan
alat
dan
bahan
material
Pekerjaan pengukuran
Pekerjaan membuat adukan
Pekerjaan plester acak
Pekerjaan
pemasangan
Pemasangan
Dinding
Keramik
Perendaman keramik
Persiapan
alat
dan
bahan
material
Pekerjaan pengukuran
Pekerjaan membuat adukan
Pekerjaan plester acak
Pekerjaan
pemasangan
Dinding
Batu Bata
Pada
proyek
seafdec
Palembang,
siar-siar
Menurut
RKS,
Seluruh
Pemasangan
dilapangan
menggunakan
campuran
bata/
1pc:5ps
bata
merah,
menggunakan
campuran
78
pasangan
bata
batu
trasram
akan
terlebih
digunakan,
dahulu
harus
bata
yang
dipasang
akan
dianjurkan
dibasahi
atau
direndam
terlebih dahulu.
Menurut
teori
sebaiknya Pada
pelaksanaannya
adukan plesteran 1 Pc : 3
Pc : 3 Ps terkadang 1 Pc : 4
dinding,
pertemuannya.
agar
tahan
terhadap benturan
Aplikasi
tergantung
acian
dari
plesteran.
sangat .Kualitas
kualitas
baik
plesteran
akan
yang
menghasilkan
Sebelum
harus
halus
kering
dan
tidak
sehingga
akan
menghemat
acian.Jika
bahan
pasir
yang
penyusutan
sehingga
yang
plesteran
79
Acian
Seharusnya
dilakukan
menimbulkan
acian.
Acian
untuk dinding
setelah
luar
bisa
maka
dapat
retak
pada
dilakukan
minggu
dari
dilaksanakannya plesteran.
Pekerjaan Finishing
Pemasanga Menurut teori, perbandingan Proyek seafdec Palembang
n Lantai
menggunakan adukan 1 Pc
keramik
keramik 1 Pc : 3 Ps atau
lebih
PS,
kemudian
semen
Pemasanga Menurut
n Dinding
menggunakan adukan 1 Pc
Keramik
pemasangan keramik 1 Pc :
3 Ps
PS,
kemudian
semen
Acp
mesin
slot
harus mengoptimalkan
pekerjaan
rekomondasi
pabrik
pemotongan
acp
80
81
Kesimpulan
Semen sebagai bahan pengikat dalam pembuatan aduk dan beton
secara langsung dapat mempengaruhi nilai teknis dan ekonomis dari
bangunan sehubungan dengan kualitas, harga dan proporsi campuran yang
digunakan. Pada pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding, jenis-jenis
semen yang digunakan harus mempunyai karakteristik tertentu dan memenuhi
spesifikasi sesuai dengan fungsinya antara lain mudah dikerjakan, panas
hidrasi rendah dan tidak terjadi retak. Fungsi adukan dalam pasangan bata
antara lain sebagai pengikat antara bata yang satu dengan yang lain,
disamping dapat menghilangkan jarak dari permukaan batanya untuk
menyalurkan beban. Sedangkan fungsi adukan dalam plesteran untuk
meratakan permukaan dinding dan melindunginya dari pengaruh cuaca.
Adapun beberapa hal yang umumnya terjadi pada hasil pekerjaan pasangan
bata dan plesteran dinding disebabkan kurang memahami teori mencampur
adukan dan rencana kerja
82
83
84
85
86
87
GAMBAR 44 POTONGAN AA
88
89
90
91
92
93
94
95
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
BAGAN
TABEL
98
DAFTAR PUSTAKA
DK. Ching, Francis. 2001. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta : Erlangga.
khedanta.wordpress.com, cara pemasangan bata. 2014-10-14
Jurnal Perkuliahan Struktur dan Konstruksi I Teknik Arsitektur UNSRI.
Jurnal Perkuliahan Teknologi Bangunan Teknik Arsitektur UNSRI
Randing S., Teknologi Adukan dan Pasangan Dinding, Bandung. 1985.
Departemen Pekerjaan Umum, Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plesteran, SK SNI No. , Bandung. 1993.
PDF American Standard Testing Method (1990), Standar Specification for Aplication
of Portland Cement Based Plaster, ASTM C-926-90.
99