Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hasni, 2010, Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah, cetakan kedua, Rajagrafindo
Persada, Jakarta, hal.42
penyangga antara ekosistem sungai dan daratan, agar fungsi sungai dan kegiatan
manusia tidak saling terganggu.
Membangun rumah di sepanjang sempadan sungai bukan hal yang baru.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia karena sebagai tempat
bagi manusia untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya.
Rumah merupakan salah satu bentuk lingkungan buatan. Pengaturan tentang
rumah diatur dalam UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman yang menggantikan UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman. Dalam Pasal 1 angka 7 UU No. 1 Tahun 2011 ditentukan bahwa
rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak
huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya,
serta aset bagi pemiliknya.
Mewujudkan tempat tinggal yang layak huni dilakukan dengan adanya
suatu proses pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan
permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas
terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah,
pendanaan dan sistem pembiayaaan, serta peran serta masyarakat. Proses-proses
tersebut merupakan satu kesatuan sistem dari perumahan dan kawasan
permukiman.
Tujuan perumahan dan kawasan permukiman diatur dalam Pasal 3 UU No.
1 Tahun 2011. Salah satu tujuan penyelenggaraan perumahan dan kawasan
5
TENTANG
RENCANA
UMUM
TATA
RUANG
KOTA
SUNGAI
PERLINDUNGAN
CODE
FUNGSI
DALAM
RUANG
KAITANNYA
BERDASARKAN
DENGAN
PERATURAN
10
F. Batasan konsep
1. Penggunaan tanah adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang
merupakan bentukan alami maupun buatan manusia (Pasal 1 PP No. 16 Tahun
2004 Tentang Penatagunaan Tanah).
2. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang
layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dam martabat
penghuninya, serta aset bagi pemiliknya (Pasal 1 angka 7 UU No. 1 Tahun
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman).
3. Sempadan sungai adalah ruang di kiri dan kanan palung sungai di antara garis
sempadan dan tepi palung sungai untuk sungai tidak bertanggul, atau di antara
garis sempadan dan tepi luar kaki tanggul untuk sungai bertanggul (Pasal 8 PP
No. 38 Tahun 2011 Tentang Sungai).
4. Fungsi ruang adalah kegunaan suatu ruang. Fungsi sempadan sungai sebagai
ruang penyangga antara ekosistem sungai dan daratan agar fungsi sungai dan
kegiatan manusia tidak saling terganggu (Pasal 5 ayat 5 PP No. 38 Tahun
2011 tentang Sungai). Fugsi sempadan sungai sebagai kawasan lindung (Pasal
100 ayat 1 huruf a Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Yogyakarta)
11
G. Metode penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris. Penelitian hukum
empiris adalah penelitian yang dilakukan yang berfokus pada perilaku
masyarakat hukum. Penelitian ini dilakukan secara langsung kepada
responden dan narasumber sebagai data primer, dan bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder sebagai data sekunder.
2. Sumber data
Sumber data yang dipergunakan yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden
dan narasumber.
b. Data sekunder terdiri dari :
1) Bahan hukum primer :
a) UUD 1945
b) Undang-Undang Pokok-pokok Agraria (UUPA)
c) UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
d) UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
e) PP No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
f) PP No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
12
Sunggono Bambang, 1997, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 118
14
Soerjono Soekamto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Pers, Jakarta, hlm 32.
16
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang tinjauan tentang penatagunaan tanah,
penataan ruang, sungai, rumah tinggal, dan hasil penelitian.
BAB III PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
17