You are on page 1of 1

BERITA TERKINI

Ondansetron Vs Domperidone untuk Penanganan


Muntah pada Anak dengan Gastroenteritis

astroenteritis
sering
dianggap
penyakit ringan, akan tetapi masih
menjadi salah satu penyebab terbesar kesakitan dan kematian anak di dunia.
Terhitung sebanyak 1,87 juta kematian pada
anak di bawah usia 5 tahun atau 19% dari
seluruh kematian anak disebabkan oleh
gastroenteritis.1
Virus masih merupakan penyebab utama
gastroenteritis pada anak, baik di negara
maju maupun di negara berkembang.
Dua mekanisme utama yang terjadi pada
gastroenteritis adalah:1
Kerusakan vili usus, yang menyebabkan
malabsorpsi isi lumen usus dan akhirnya
menuju pada terjadinya diare osmotik
Pelepasan toksin yang terikat pada reseptor spesifik dari sel usus dan menyebabkan
pelepasan ion klorida ke lumen usus sehingga
menyebabkan diare sekretorik
Gejala-gejala yang sering timbul pada anak
dengan gastroenteritis diantaranya1: diare,
muntah, nyeri perut, tanda-tanda infeksi lain
(demam, batuk, nyeri menelan, dll), gangguan
makan dan anak sering merasa haus.
Muntah sering mengganggu terapi pemberian cairan rehidrasi oral (oral rehydration
therapy/ORT). Penanganan yang baik terhadap gejala muntah pada anak dengan
gastroenteritis tidak hanya memberikan
kenyamanan pada pasien tetapi dapat membantu saat pemberian makan secara oral,
menurunkan pemberian terapi intravena,
dan menurunkan lama rawat inap. Beberapa
obat anti-muntah (anti-emetik) banyak digunakan pada anak dengan gastroenteritis
diantaranya prochlorperazine, promethazine
hydrochloride, dan metoclopramide. Akan
tetapi obat anti-muntah tersebut mempunyai efikasi terbatas dan menimbulkan efek
samping. Sampai saat ini, belum ada panduan

untuk terapi farmakologi muntah pada anak


dengan gasteoenteritis.2
Domperidone merupakan derivat benzimidazole dan merupakan antagonis dopamin
yang bekerja pada chemoreceptor trigger
zone. Domperidone banyak digunakan pada
penanganan muntah pada anak, walaupun studi yang mendukung pemberian
domperidone pada anak dengan gastroenteritis masih sangat terbatas. Sebuah
studi tersamar ganda, membandingkan
penggunaan domperidone 30 mg dan
metoclopramide 10 mg secara suppositoria
pada anak dengan gastroenteritis yang
disertai muntah. Hasil studi ini adalah
domperidone supositoria merupakan pilihan
lebih baik dalam kasus muntah pada anak
dan tidak ada efek samping yang ditemukan
dalam 24 jam.2,3
Ondansetron merupakan antagonis serotonin
(subtype 3) yang disetujui sebagai terapi mual
dan muntah karena kemoterapi, radioterapi,
ataupun pasca-operasi. Dibandingkan antagonis dopamin, ondansetron memiliki efek
samping ekstrapiramidal yang lebih besar,
tetapi efikasi dalam mengatasi muntah
lebih baik. Ondansetron juga banyak dipakai
sebagai terapi muntah pada anak dengan
gastroenteritis akut. Studi penggunaan
ondansetron untuk muntah pada anak
dengan gastroenteritis masih sedikit. Sebuah
studi dengan desain acak, tersamar ganda,
dengan kontrol plasebo menilai penggunaan
ondansetron secara oral dalam mengatasi
muntah pada anak (usia 5 bulan8 tahun)
dengan gastroenteritis. Subyek diberi
ondansetron 0,2 mg/kgBB atau plasebo
dan dinilai frekuensi muntahnya selama
8 jam setelah pasien masuk. Dari studi ini
disimpulkan bahwa ondansetron efektif
menurunkan frekuensi muntah pada 8 jam
pertama maupun 24 jam setelahnya.2,4

Sebuah studi terbaru ingin membandingkan ondansetron dibandingkan domperidone


untuk penanganan muntah pada anak
dengan gastroenteritis akut karena sebelumnya belum ada studi semacam ini.
Studi ini menggunakan desain acak dan
open-label membandingkan ondansetron oral
disintegrating tablet (ODT) dengan suspensi
domperidone dalam mencegah muntah pada
subyek 71 anak berusia di bawah 15 tahun
dengan gastroenteritis akut yang secara
acak mendapatkan:2
Ondansetron (2 mg untuk anak dengan
berat badan <15 kg, 4 mg untuk anak dengan
berat badan 15-30 kg, dan 8 mg untuk anak
dengan berat badan >30 kg) atau
Domperidone (2,5 mg untuk anak dengan
berat badan <15 kg, 5 mg untuk anak dengan
berat badan 15-30 kg, dan 10 mg untuk anak
dengan berat badan >30 kg)
Primary outcome studi ini adalah proporsi
pasien pada tiap kelompok yang tidak
mengalami muntah dalam 24 jam setelah
mulainya terapi. Hasilnya:2
Primary outcome tercapai pada 62%
pasien pada kelompok ondansetron dan 44%
pasien pada kelompok domperidone (p=0,16)
Pasien di kelompok domperidone menerima dosis terapi lebih sering dalam 24 jam
setelah mulainya terapi dibandingkan pada
kelompok ondansetron (p=0,01)
Tidak ada efek samping yang terjadi pada
kedua kelompok
Dari studi ini didapatkan bahwa ondansetron
dianggap alternatif sebanding yang aman
terhadap domperidone yang sering dipakai
pada anak dengan gastroenteritis akut
yang disertai muntah. Masih dibutuhkan uji
klinik dengan skala besar mengenai efikasi
dari kedua terapi farmakologi tersebut untuk
muntah pada anak dengan gastroenteritis
akut.2  (AYN)

REFERENSI:
1.
2.

Levine A, Bachur R. Pediatric Gastroenteritis. Medscape [Internet]. 2013 Apr 08 [cited 2014 Feb 18]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/801948-overview
Rerksuppaphol S, Rerksuppaphol L. Randomized study of ondansetron versus domperidone in the treatment of children with acute gastroenteritis.J Clin Med Res. 2013 Dec;5(6):460-6. doi:
10.4021/jocmr1500w. Epub 2013 Oct 12.

3.

Van Eygen M, Dhondt F, Heck E, Ameryckx L, Van Ravensteyn H. A double-blind comparison of domperidone and metoclopramide suppositories in the treatment of nausea and vomiting
in children. Postgrad Med J. 1979;55 Suppl 1:36-9.

850

CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014

You might also like