You are on page 1of 16

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:
Kolaborasi Lintas Kesehatan melalui Kamsopey (Kampanye, Sosialisasi, dan
Penyuluhan) dalam Pencegahan KLB (Kejadian Luar Biasa) Difteri
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:
Rahma Hulyeni
1111012097/2011
Desi Eryon
1111012020/2011
Intan Novita Sari
1111013020/2011
Jihan Shasika Rani 1111013044/2011
Khiratul Azizi
1211012023/2012

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
RINGKASAN
PENDAHULUAN
GAGASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim

i
ii
iii
iv
1
2
5
6
7
11
12

iii

RINGKASAN

Difteri adalah penyakit menular yang dapat dicegah melalui imunisasi. Imunisasi
DPT (Difteri Pertusis Tetanus) dilakukan saat bayi berusia 6-8 minggu, lalu pada usia 5
tahun. Selanjutnya, di usia 12 tahun diberikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid).
Tenaga kesehatan perlu mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa beberapa anak
akan mengalami demam ringan setelah mendapat imunisasi DPT, karena itu anak yang
punya riwayat kejang dan demam sebaiknya diberikan vaksin DTaP. Oleh karena itu tenaga
kesehatan benar-benar harus tahu duduk persoalan penyakit KLB difteri ini, sehingga
terhindar dari kematian akibat difteri.
Untuk itu diperlukan kolaborasi tenaga kesehatan yang bertujuan untuk membantu
pemerintah dalam pencapaian pencegahan difteri dalam bentuk kampanye sosialisasi dan
penyuluhan terhadap imunisasi difteri karena difteri merupakan penyakit yang serius. Dokter
akan mengobatinya dengan segera dan apoteker harus agresif dengan obat-obatan, sedangkan
tenaga kesehatan yang lainnya juga harus tau apa yang akan dikerjaannya sesuai bidangnya
masing-masing.
Selanjutnya kolaborasi tenaga kesehatan ini dapat memberikan materi PHBS kepada
masyarakat dalam bentuk penyuluhan lebih lanjut. Sehingga tercipta masyarakat yang
terhindar dari KLB difteri dan kolaborasi kesehatan yang solid.

iv

Kolaborasi Lintas Kesehatan melalui Kamsopey (Kampanye, Sosialisasi, dan


Penyuluhan) dalam Pencegahan KLB (Kejadian Luar Biasa) Difteri
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Corynebacterium diphteriae. Toksin difteri ini menyebabkan paralisis otot dan miokarditis,
yang berhubungan dengan tingginya angka kematian.
Berdasarkan data Kota Padang pada Januari 2015, sebanyak lima orang dinyatakan
suspect difteri dan telah dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil Padang.
Sementara pada tahun 2014 kasus difteri ditemukan pada dua kecamatan, yaitu Koto Tangah
dan Kuranji.
Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itu, penulis ingin
melakukan kolaborasi tenaga kesehatan melalui kampanye sosialisasi dan penyuluhan
terhadap imunisasi difteri untuk orang tua yang memiliki anak usia 2 bulan hingga 15 tahun.
Diharapkan dengan diadakannya kegiatan ini, tidak ada lagi orang tua yang menolak untuk
melakukan imunisasi pada anaknya. Kegiatan ini juga mengajak masyarakat untuk hidup
sehat mulai dari kebiasaan mencuci tangan yang benar, sanitasi yang lancar, pembuangan
sampah, jamban dan hal lain yang kondisional terhadap lingkungan tersebut.
Selain kegiatan di atas, demi terhindarnya KLB (Kejadian Luar Biasa) Difteri, perlu
dilakukan workshop terhadap tenaga kesehatan mulai dari dokter, apoteker, perawat, dll.
Kolaborasi baik dari segi diagnosa, pengobatan, perawatan pasien, kualitas vaksin seperti
penyimpanan vaksin, dsb.
Sehingga tidak hanya kesiapan masyarakat dalam pencegahan KLB Difteri, tetapi
juga kesiapan tenaga kesehatan dalam berkolaborasi demi menciptakan lingkungan yang
sehat dan terhindar dari KLB lainnya.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah memicu mahasiswa yang ada di setiap
perguruan tinggi di Indonesia berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya melaksanakan
kampanye sosialisasi dan penyuluhan terhadap imunisasi difteri. Dalam hal ini, mahasiswa
dituntut untuk berpikir kritis terhadap isu-isu kesehatan yang dihadapi di tengah masyarakat
demi menciptakan lingkungan yang sehat dan terhindar dari KLB (Kejadian Luar Biasa)
lainnya.

GAGASAN
Kondisi kekinian
Difteri merupakan penyakit menular berbahaya yang mudah menular dan menyerang
terutama daerah saluran pernafasan bagian atas. Gejala obstruksi jalan nafas yang tampak
adalah sesak nafas, disfoni sampai afoni, stridor inspirasi, retraksi otot di suprasternal,
supraklavikula, epigastrial, dan interkostal, dan apabila tidak mendapat terapi yang adekuat
pasien akan gelisah dan sianosis karena hipoksia.
Penularan biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang sehat dan juga bisa
ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi. Serangan difteri sering terjadi
dikalangan penduduk miskin yang tinggal di tempat berdesakan, memperoleh fasilitas
pelayanan kesehatan terbatas, dan mempunyai pengetahuan serta pendidikan rendah.
Kematian umumnya terjadi pada individu yang belum mendapat imunisasi. Vaksin imunisasi
dapat menjadi upaya mencegah menyebarnya virus mematikan itu. Namun, banyak yang
harus diedukasi dalam pelaksanaan imunisasi ini.
Sebelum era imunisasi, difteri merupakan penyebab kematian tinggi di antara anakanak di dunia. Umur yang rentan penyakit tersebut dimulai dari dua bulan sampai 15 tahun.
Setelah program pengembangan imunisasi yang menyeluruh / Expanded Program
Immunization (EPI) dilaksanakan dengan pemberian toksoid difteri, difteri hampir hilang
terutama di negara maju. Indonesia telah melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi
(PPI) sesuai dengan EPI sejak tahun 1976, dan telah melaksanakan vaksinasi dengan tiga
dosis DPT pada bayi dengan cakupan yang tinggi.
Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi yang efektif dalam menurunkan angka
kematian dan kesakitan bayi dan balita. Keberhasilan program ini harus didukung antara lain
oleh: cakupan yang cukup tinggi dengan pembetian vaksin yang poten, rantai dingin yang
baik dalam proses penyimpanan vaksin dan peran serta masyarakat secara aktif.
Tidak hanya kepada masyarakat, tenaga kesehatan juga harus aktif dan peduli
terhadap imunisasi ini. Vaksin harus ditangani sebagaimana mestinya agar tetap mempunyai
potensi yang baik sehingga dapat menimbulkan imunitas yang cukup tinggi. Keadaan yang
sering menyebabkan kerusakan vaksin adalah suhu yang tinggi, pembekuan dan sinar
matahari. Oleh karena itu, vaksin harus disimpan dalam keadaan dingin sesuai dengan
kebutuhan. Perlu dilakukan edukasi terhadap tenaga kesehatan terkait penyimpan vaksin agar
dicapai efektivitas imunisasi yang akan diberikan oleh masing-masing pos pelayanan
imunisasi.
Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni menyelenggarakan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa juga dituntut untuk terlibat aktif
dalam pengabdian kepada masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Namun, pada kenyataannya, masih banyak mahasiswa yang hanya datang
ke kampus hanya sekedar untuk kuliah saja.saja. Hal ini tentu tidak sesuai dengan peran
2

mahasiswa sebagai agent of change dan pencapaian Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
sesungguhnya. Mahasiswa juga berperan dalam mempertinggi persentase angka kesehatan
masyarakat sekurang-kurangnya untuk masyarakat sekitar kampus sendiri. Oleh karena itu,
mahasiswa di tuntut untuk memiliki kepedulian terhadap kesehatan masyarakat sekitar.
Solusi yang Pernah Diajukan
Berbagai upaya dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk mempersempit penyebaran virus penyebab difteri tersebut. Antisipasi
awal yaitu melakukan imunisasi Difteri Pertusis dan Tetanus (DPT) kepada anak dibawah
usia lima tahun.. Pemerintah telah mengerahkan tenaga medis untuk melakukan imunisasi
dan Puskemas serta Posyandu, Paud, TK dan SD dijadikan tempat imunisasi. Untuk anak
jalanan, pemerintah mengerahkan Dinas Sosial dan Satuan Polisi Pamong Praja untuk
melakukan imunisasi. Pemerintah akan terus melakukan pemantauan, untuk pelaksanaan
imunisasi tahap kedua dan ketiga, sehingga difteri benar-benar dapat tercegah.
Gagasan yang Baru Diajukan
Dalam upaya menciptakan lingkungan yang sehat dan terhindar dari KLB (Kejadian
Luar Biasa) Difteri, ada beberapa hal yang bisa dilakukan mahasiswa di kampusnya. Wacana
tersebut dapat diimplementasikan dengan dibentuknya suatu komunitas intra kampus yang
terdiri dari mahasiswa yang peduli dan terlibat aktif dalam pembangunan kesehatan secara
umum khususnya pada lingkungan kampus. Mahasiswa kesehatan yang mewakili institusi
perguruan tinggi bersama institusi kesehatan membuat program pencegahan dan
pemberantasan difteri dengan menggalakkan program imunisasi, mengedukasi tenaga
kesehatan dalam penyimpanan vaksin yang benar, dan penyuluhan tentang difteri.
Masyarakat juga harus aktif dalam pemberian imunisasi bagi anaknya dan mencari informasi
tentang difteri.
Pihak-pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan
-

Dosen: Dosen sebagai pembimbing mahasiswa, yang jauh lebih berperan dalam
penyiapan pengetahuan mahasiswa, menyiapkan kurikulum yang pastinya sesuai
dengan dunia kerja, menata seapik mungkin kurikulum pendidikan agar dapat
memudahkan apoteker berada di dunia kerja.
Perguruan Tinggi sebagai fasilitator dalam berbegai kegiatan komunitas.
Dinas Terkait membantu dalam hal-hal yang menuntut perbaikan sikap dan tingkah
laku yang didik dan dilatih dalam pelatihan.

Langkah-Langkah yang Dapat Dicapai


Kolaborasi lintas kesehatan ini bertujuan untuk membantu pemerintah dalam
pencapaian pencegahan difteri dalam bentuk kampanye sosialisasi dan penyuluhan terhadap
imunisasi difteri. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Sosialisasi terkait dengan dibentuknya komunitas lintas kesehatan di area kampus


Pembentukan komunitas lintas kesehatan
Pelatihan bagi anggota-anggota komunitas sebelum program dilaksanakan
Sosialisasi dan bekerjasama dengan lembaga terkait
Mempraktekkan pelatihan tersebut di tengah masyarakat untuk memberikan
kontribusi dalam pembangunan kesehatan masyarakat berupa kampanye sosialisasi,
penyuluhan terhadap imunisasi difteri, pemberian informasi, serta hal yang berkaitan
dengan isu-isu kesehatan.

KESIMPULAN
Gagasan yang diajukan
1. Difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Corynebacterium diphteriae
2. Vaksin imunisasi dapat menjadi upaya mencegah menyebarnya KLB (Kejadian Luar
Biasa) difteri. Namun, banyak yang harus diedukasi dalam pelaksanaan imunisasi ini.
3. Kondisi kekinian yang terjadi ditengah-tengah mahasiswa yang ada di Indonesia
menuntut agar dapat berfikir secara kritis dan solutif menemukan ide-ide terbaru
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa kesehatan
perlu membuat suatu komunitas lintas kesehatan dalam area kampus.
4. Tidak hanya kepada masyarakat, tenaga kesehatan juga harus aktif dan peduli
terhadap imunisasi ini.
5. Manfaat dari program ini adalah kolaborasi lintas tenaga kesehatan dalam
melaksanakan kampanye sosialisasi dan penyuluhan terhadap imunisasi difteri.

DAFTAR PUSTAKA

Antara. 2015. http://www.antaranews.com/berita/477090/padang-nyatakan-klb-penyakitdifteri


Bappenas. 2011. http://www.bappenas.go.id/files/1913/5229/9628/laporan-pencapaiantujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia-2011__20130517105523__3790__0.pdf
Kemdikbud. 2012. http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/sites/default/files/UUPT-12-thn2012.pdf
Kompasiana.2013.

http://sosbud.kompasiana.com/2013/08/09/peran-mahasiswa-kesehatanmasyarakat-sebagai-agen-mdgs-583032.html
Okezone. 2015. http://news.okezone.com/read/2015/02/20/340/1108284/dua-kabupaten-disumbar-terkena-wabah-difteri
Padek. 2015. http://www.koran.padek.co/read/detail/18841

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota


KETUA PELAKSANA
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap
2
Jenis Kelamin L/P
3
Program Studi
4
Tempat dan Tanggal Lahir
5
E-mail
6
Nomor Telepon/ HP

Rahma Hulyeni
Perempuan
S1 Farmasi
Padang, 2 Januari 1994
rahmahulyeni@rocketmail.com
085263656394

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

SDN
Padang

SD
SMP
Percobaan SMPN 7 Padang

1999-2005

2005-2008

SMA
SMAN
Padang
IPA
2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah/
No
Judul Artikel Ilmiah
Seminar

10

Waktu dan
Tempat

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No

Jenis Penghargaan

ANGGOTA PELAKSANA 1
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap
2
Jenis Kelamin L/P
3
Program Studi
4
Tempat dan Tanggal Lahir
5
E-mail
6
Nomor Telepon/ HP

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tahun

Desi Eryon
Perempuan
S1 Farmasi
Padang, 3 Desember 1993
desieryon@rocketmail.com
08994684592

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

SD
SMP
SDN 05 Kuranji SMPN 18 Padang
Padang
1999-2005

2005-2008

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah/
No
Judul Artikel Ilmiah
Seminar

SMA
SMAN 5 Padang
IPA
2008-2011

Waktu dan
Tempat

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No

Jenis Penghargaan

ANGGOTA PELAKSANA 2
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap
2
Jenis Kelamin L/P
3
Program Studi
4
Tempat dan Tanggal Lahir
5
E-mail
6
Nomor Telepon/ HP

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tahun

Intan Novita Sari


Perempuan
S1 Farmasi
Padang, 8 November 1992
Intannovitasari_08@yahoo.com
08972664770

B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

1999-2005

SMP

2005-2008

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah/
No
Judul Artikel Ilmiah
Seminar

SMA
IPA
2008-2011

Waktu dan
Tempat

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No

Institusi Pemberi
Penghargaan

Jenis Penghargaan

ANGGOTA PELAKSANA 3
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap
2
Jenis Kelamin L/P
3
Program Studi
4
Tempat dan Tanggal Lahir
5
E-mail
6
Nomor Telepon/ HP

Tahun

Jihan Shasika Rani


Perempuan
S1 Farmasi
Padang, 8 Oktober 1993
jihanshasikarani@rocketmail.com
085363074291

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

SDN
Padang

SD
03

1999-2005

SMP
SMA
Alai Mts PGAI Padang MAN 2 Padang

2005-2008

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah/
No
Judul Artikel Ilmiah
Seminar

IPA
2008-2011

Waktu dan
Tempat

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tahun

10

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas


No
1.

Nama (NIM)

Bidang Ilmu

Alokasi Waktu
Uraian Tugas
(jam/minggu)
Mengkoordinir
8 jam/minggu

Rahma Hulyeni
(1111012097)

Farmasi

2.

Desi Eryon
(1111012020)

Farmasi

8 jam/minggu

3.

Intan Novita Sari


(1111013020)

Farmasi

8 jam/minggu

4.

Jihan Shasika Rani


(1111013040)

Farmasi

8 jam/minggu

5.

Khiratul Azizi
(1211012023)

Farmasi

8 jam/minggu

semua kegiatan,
memimpin rapat,
penanggung jawab
kegiatan, dan
penanggung jawab

Merekap semua
data yang
ditugaskan dan
memikirkan inovasi
terbaru
Pengeditan tulisan
jika ada kesalahan
dalam penulisan
Mengurus
administrasi dan
pengumpulan data
Mencari data yang
diperlukan

11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS ANDALAS
KANTOR PUSAT TATA USAHA, LIMAU MANIS PADANG - 25163
Telp/PABX: 0751-71181, 71175, 71086, 71087, 71699; Fax. 71085, 71301
website: http://www.unand.ac.id email: rektor@unand.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA


Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Program Studi
Fakultas

: Rahma Hulyeni
: 1111012097
: Farmasi
: Farmasi

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GT saya dengan judul:


Kolaborasi Lintas Kesehatan melalui Kamsopey (Kampanye, Sosialisasi, dan
Penyuluhan) dalam Pencegahan KLB (Kejadian Luar Biasa) Difteri
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai
oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Padang, 6 Maret 2015

12

You might also like