Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelainan mental organik menunjukan suatu sindrom mental organik tertentu
dimana
etiologinya
diketahui
atau
dianggap
diketahui.
Semua
abnormalitas
dihubungkan dengan disfungsi otak yang bersifat sementara dan permanen kelainan dan
sindrom mental organic dapat dikatagorikan sebagai kronis dan akut. Kondisi
yangkronis biasanya mempunyai awitan yang cukup membahayakan meskipun tidak
tampak. Kondisi kondisi akut mempunyai awitan gejala tiba-tiba karena gangguan pada
funsi otak. Perusakan mungkin dapat pulih bersamaan dengan waktu dan tindakan, atau
dapat menjadi permanent dan progresif, tergantung pada penyebabnya.
B. Tujuan
1. Menyebutkan definisi GMO dengan benar
2. Menyebutkan pembagian GMO dengan benar
3. Menyebutkan dan menjelaskan penyebab utama Gangguan Mental akibat
Kerusakan dan Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik dengan benar
BAB II
1
LANDASAN TEORI
Otak mengendalikan semua fungsi tubuh. Otak merupakan pusat dari
keseluruhan tubuh. Jika otak sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh serta
menunjang kesehatan mental. Sebaliknya, apabila otak terganggu, maka kesehatan
tubuh dan mental bisa ikut terganggu. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang
paling penting dari seluruh organ di tubuh manusia.
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Cerebrum (Otak Besar)
2. Cerebellum (Otak Kecil)
3. Brainstem (Batang Otak)
2
Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak
Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan
gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian,
kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa
secara umum.
Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area
yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua
belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung
oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan
mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak
kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk
logika dan berpikir rasional.
2. Cerebellum (Otak Kecil)
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung
leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya:
mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan
gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan
otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat
menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut
tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu
mengancingkan baju.
3. Brainstem (Batang Otak)
4
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian
dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang.
Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung,
mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting
dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang
otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur perasaan teritorial
sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam
ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.
Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian
teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak
tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata,
pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri
badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol
funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan
pencernaan.
BAB III
6
PEMBAHASAN
A. Definisi
Gangguan mental akibat kerusakan otak dan disfungsi otak dan penyakit fisik
adalah suatu gangguan yang disebabkan oleh adanya gangguan primer atau gangguan
sekunder. Berikut adalah contoh gangguan yang dapat mengakibatkan gangguan mental
akibat kerusakan otak dan disfungsi otak dan penyakit fsik :
Epilepsy
Tumor otak
Aterosklerosis otak
Intoksikasi
B. Etiologi
1. Epilepsy
Definisi : Suatu kejang (seizure) adalah suatu gangguan patologis paroksismal
sementara dalam gangguan patologis paroksismal sementara dalam fungsi
cerebral yang disebabkan oleh pelepasan neuron yang spontan dan luas Pasien
dikatakan menderita epilepsi jika mereka mempunyai keadaan kronis yang
a. Kejang umum
Kejang tonik klonik umum mempunyai gejala klasik hilangnya kesadaran,
gerakan tonik klonik umum pada tungkai, menggigit lidah, dan inkotinensia.
Walaupun diagnosis peristiwa kilat dari kejang adalah relatif langsung, keadaan
pascaiktal yang ditandai oleh pemulihan kesadaran dan kognisi yang lambat dan
bertahap kadang-kadang memberikan suatu dilema diagnostik bagi dokter
psiktatrik di ruang gawat darurat. Periode pemulihan dan kejang tonik klonik
umum terentang dari beberapa menit sampai berjam-jam. Gambaran klinis
adalah delirium yang menghilang secara bertahap. Masalah psikiatrik yang
7
Manifestasi klinis
a. Gejala praiktal : Peristiwa praiktal (aura) pada epilepsi parsial kompleks
adalah termasuk sensasi otonomik (sebagai contohnya rasa penuh di
perut,
kemerahan,
dan
perubahan
pada
pernafasan),
sensasi
transfetihisme;
dan
yang
paling
sering,
hiposeksualitas
tampak
seperti
gejala
prodromal
skizofrenia
dan
dapat
tetap hangat dan sesuai pada afeknya, berbeda dengan kelainan yang
sering ditemukan pada pasien skizofrenik Gejala gangguan pikiran pada
pasien epilepsi psikotik paling sering merupakan gejala yang melibatkan
konseptualisasi dan sirkumstansialitas, ketimbang gejala skizofrenik
klasik berupa penghambatan (blocking) dan kekenduran (looseness),
kekerasan. kekerasan episodik merupakan masalah pada beberapa pasien
dengan epilepsi khususnya epilepsi lobus temporalis dan frontalis.
Apakah kekerasan merupakan manifestasi dan kejang itu sendiri atau
merupakan psikopatologi interiktal adalah tidak pasti. Sampai sekarang
ini, sebagian besar data menunjukkan sangat jarangnya kekerasan
sebagai suatu fenomena iktal. Hanya pada kasus yang jarang suatu
kekerasan pasien epileptik dapat disebabkan oleh kejang itu sendiri.
i. Gejala Gangguan perasaan : Gejala gangguan perasaan, seperti depresi
dan mania, terlihat lebih jarang pada epilepsi dibandingkan gejala mirip
skizofrenia. Gejala gangguan mood yang terjadi cenderung bersifat
episodik dan terjadi paling sering jika fokus epileptik mengenai lobus
temporalis dan hemisfer serebral non dominan. Kepentingan gejala
gangguan
perasaan
pada
epilepsi
mungkin
diperlihatkan
oleh
tanda
dan
gejala
klasik.
Diagnosis
banding
lain
yang
gejala
psikotik,
gejala
gangguan
mood,
perubahan
11
Pengobatan
karbamazepin ( tegretol) dan Asam valproik (Depakene) mungkin
membantu dalam mengendalikan gejala iritabilitas dan meledaknya
agresi, karena mereka adalah obat antipsikotik tipikal Psikoterapi,
konseling keluarga, dan terapi kelompok mungkin berguna dalam
menjawab masalah psikososial yang berhubungan dengan epilepsi.
Disamping itu, klinisi haru; menyadari bahwa banyak obat antiepileptik
mempunyai suatu gangguan kognitif derajat ringan sampai sedang dan
penyesuaian dosis atau penggantian medikasi harus dipertimbangkan jika
gejala gangguan kognitif merupakan suatu masalah pada pasien tertentu.
3. Tumor otak
12
neroleptika,
traqualizer
atau
anti-depresant.
Terapi
4. Aterosklerosis otak
Dindin pembuluh darah pada skelerosis menjadi kaku dank eras.
Proses ini sebenarnya relative tidak begitu menyukarkan peredaran
darah. Yang menimbulkan kesukaran ialah proses ateroskelerosis, karena
13
dianggap
sekarang
bukan
sebagai
akibat
langsung daripada usia lanjut, tetapi ada hubungan yang tidak langsung
dengan usia, yaitu dengan berlalunya waktu, maka proses ini pelan-pelan
bertambah luas dan progresif.
Daerah atrofi terdapat sekitar arteriole yang tertutup lobangnya.
Mngkin terjadi perdarahan atau emboli dengan infark, tetapi paling
sering ialah thrombosis (kira-kira 85% dari gangguan pembuluh darah
otak).
Gejala-gejala:
kepribadiannya
kita
harus
ingat
akan
14
terlepas
sehingga
timbul
pelanggaran-
pelanggaran sexual.
dengan
adanya
ateroskelerosis
umum
dengan
15
5. Intoksikasi
Psikosis dapat disebabkan karena pencernaan, penghirupan atau
kontak yang terus menerus dengan bahan-bahan toxik. Gejala-gejala
mental bukan saja tergantung pada jenis racun itu, tetapi juga pada
kepribadian, pengalaman, umur dan keadaan emosi penderita.
Bila sindrom itu akut dan jelas, maka terlihat seorang pasien yang
gelisah, mudah disugesti, bingung dalam kesadarab yang berkabut
dengan banyak halusinasi penglihatan dan pikiran paranoid.
Pada intoxikasi yang menahun terdapat kemunduran intelektual
dengan gagasan orientasi dan ingatan.
16
psikiatrik,
pemeriksaan
badaniah
dan
pemeriksaan
barbiturate,
amfetamin,alkaloid
beladona,halusinogen,
18
2.
Tremor
Bradikinesia
Hipersalivasi
mulut/rahang,
pada
waktu
tidur
gejala
tersebut
menghilang ).
Untuk penanganan efek samping dari Haloperidol ini dapat diberikan tablet
Trihexyphenidyl.
b.
4.
5.
6.
7.
perintah
dari
ajaran/kepercayaannya
sesuai
dengan
setelah
pulang
dari
rumah
sakit
dapat
mengembangkan
22
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Gangguan mental akibat kerusakan otak dan disfungsi otak dan penyakit
fisik adalah suatu gangguan yang disebabkan oleh adanya gangguan primer atau
gangguan sekunder.Adapun gangguan yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan
mental adalah epilepsy, arteosklerosis otak, tumor otak, dam intoxikas. Gejalagejala pada gangguan tersebut dapat didiagnosa menurut PPDGJ III. Adapun
penatalaksanaan secara umum untuk pasien GMO adalah dengan pendekatan
terhadap pasien dan farmakoterapi.
23