You are on page 1of 14

Bab I

Pndahuluan
a. Latar belakang
Sindrom asperger atau aspergers disorder adalah gangguan perkembanganyang luas
(bagian dari gangguan perilaku, termasuk autisme).1
Sindrom asperger merupakan variasi ringan dari Autistic Disorder.
Sindrom asperger dan autisticdisorder masuk dalam satu bagian (sub grup) dari satu
kategori diagnosis yang lebih besar yang disebut Autistic spectrum disorder, terutama
di Negara-negara eropa, atau pervasive developmental disorder (PPD) di Amerika
Serikat.2

Berdasarkan

DSM

IV,

orang-orang

dengan

sindrom

asperger

menunjukan penurunan dalam interaksi sosial, pola perilaku berulang dalam minat
dan aktifitas.Tidak seperti autis, Sindrom asperger tidak menunjukan adanya
keterlambatan berbahasa, perkembangan kognitif, ataupun kemampuan menolong diri
sendiri sesuai umur.3 Nama "Asperger" berasal dari Hans Asperger, seorang dokter
Austria yang pertama kali menjelaskan sindrom ini pada tahun 1944. Hans
Asperger mendeskripsikan suatu sindrom yang dinamakan autistic psychopathy, yaitu
seseorang dengan inteligensi normal yang menunjukan penurunan kualitatif dalam
interaksi

social

dan

perilaku

yang

aneh

tanpa

keterlambatan

dalam

perkembangan bahasa. Sejak saat itu, seseorang dengan retardasi mental namun tdak
mengalami keterlambatan dalam berbahasa didiagnosis sebagai sindrom asperger, dan
seseorangyang mengalami keterlambatan berbahasa tetapi tidak mengalami retardasi
mental juga didiagnosis sindrom asperger.2,3
Bab II
Pembahasan
A. Definisi
Tulisan asli tentang gangguan Asperger pertama kali dipublikasikan diJerman
oleh Hans Asperger (1942). Menurut Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorders IV (1994, h.75) bahwa Asperger juga diklasifikasikan
sebagai gangguan perkembangan pervasif, yaitu suatu kondisi abnormal atau
gangguan perkembangan dalam interaksi sosial dan suatu keterbatasan dalam
aktivitas dan minat. Manifestasi dari gangguan itu sangat berpengaruh pada
perkembangan anak secara normal. International Classification of Disease
revisi ke-10 (dalamKaplan, dkk, 1997, h.725) gangguan Asperger dinamakan
sindroma Asperger yang ditandai oleh gangguan sosial kualitatif, adanya pola
GANGGUAN ASPERGER

Page 1

perilaku yang terbatas,tidak adanya keterlambatan bahasa dan kognitif yang


bermakna.

Menurut

Barnhill

(2002,

h.1)

Asperger

merupakan

gangguan perkembangan yang tampak lemah dalam relasi sosial, kelemahan


dalamkomunikasi non verbal, pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas
dan berulang. Handojo (2003, h.18) menambahkan pula sindrom Asperger
mirip dengan Autisma dalam hal kurang mampu berinteraksi sosial tetapi
masih mampu berkomunikasi cukup baik. Anak sering menunjukkan perilaku
tidak wajar dan minat terbatas.Attwood (2005, h.18) menyatakan pula bahwa
Asperger merupakan suatu gangguan perkembangan pada disfungsi struktur
dan sistem dalam otak yang mempunyai ciri utama kurangnya keterampilanketerampilan sisoal, keterbatasankemampuan untuk melakukan percakapan
timbal balik dan minat yang luar biasa pada subjek tertentu
B. Etiologi
Etiologi gangguan Asperger masih menjadi perdebatan. Gangguan Asperger
merupakan kondisi yang termasuk dalam spektrum autisme, sehingga
kepustakaan menyebutkan bahwa etiologinya sama. Beberapa kepustakaan
mengatakan bahwa etiologinya terkait dengan genetik dan kerusakan otak.
Sedangkan Ciaranello dan Ciaranello (1995) membagi etiologi gangguan
Asperger ke dalam dua tipe yaitu genetik dan non genetik.
Genetik
Etiologi genetik berhubungan dengan kontrol gen pada perkembangan
otak. Hubungan genetik antara autisme dan gangguan Asperger dapat
digambarkan sebagai berikut: anak yang menderita gangguan Asperger
seringkali ayahnya me-miliki kesulitan dalam interaksi sosial. Terdapat
beberapa laporan adanya transmisi keluarga pada gangguan Asperger.
Gillberg mengatakan terdapat patologi "Asperger Syndrome-like" pada
anggota keluarga terdekat dari penderita gangguan Asperger. De Long
& Dwyer menemukan gangguan Asperger pada keluarga dari anak
yang menderita gangguan autistik high functioning. Faktor genetik
menunjukkan adanya hubungan antara autisme dengan gangguan
Asperger.

GANGGUAN ASPERGER

Page 2

Sejumlah 9% anak penderita autisme mempunyai ayah sindrom


Asperger atau ciri-ciri Asperger. Secara genetik peranan kromosom
fragile-X untuk terjadinya gangguan Asperger sangat bermakna. Studi
kembar dua memberi dukungan adanya dasar genetik gangguan ini,
akan tetapi pada studi kembar tiga tidak. Jikapun dasar etiologinya
genetik, faktor lain perlu dipertimbangkan misalnya keadaan prenatal,
perinatal dan postnatal.
Non genetik
Etiologi nongenetik meliputi infeksi prenatal. Infeksi varisela dan
toxoplasmosis prenatal berhubungan dengan terjadinya gangguan ini.
Juga berhubungan dengan riwayat ibu, riwayat kehamilan dan
persalinan. Hipotiroid pada ibu selama kehamilan berkaitan dengan
terjadinya gangguan ini.Beberapa penelitian melaporkan hubungan
antara gejala gastrointestinal dengan gangguan autistik. D'eufemia dkk,
mengatakan bahwa terdapat peningkatan permeabilitas usus pada
pasien gangguan spektrum autistik. Ini memberi kesan bahwa disfungsi
gastrointestinal

berhubungan

dengan

gangguan

perkembangan

pervasif. Pemeriksaan beberapa penderita Asperger menunjukkan


adanya abnormalitas makroskopis asam amino dengan peningkatan
arginin, ornitin, histidin, treonin dan serin. Jadi memperlihatkan
adanya aminoasiduria.
Davis, Fennoy (1992) menyebutkan bahwa penyalahgunaan zat
berperan untuk terjadinya gejala spektrum autistik pada anak yang
dilahirkan. Penelitian menemukan bahwa penyalahgunaan kokain dan
zat lain dapat berhubungan dengan gangguan ini. Adanya hubungan
temporal antara vaksinasi MMR dan gangguan spektrum autistik masih
diperdebatkan.
Faktor

imunitas

nampaknya

berperan

untuk

terjadinya

gangguan Asperger. Beberapa penderita menunjukkan disfungsi atau


abnormalitas sejumlah sel T. Proses penyakitnya adalah akibat
langsung
GANGGUAN ASPERGER

dari

gangguan
Page 3

di

susunan

saraf

pusat.

Terjadi

hipometabolisme glukosa di cingulata anterior dan posterior pada


penderita gangguan spektrum autistik. Juga terlihat adanya penyusutan
volume girus cingulata anterior kanan, khususnya area Brodmann's.
Wing mengatakan ada riwayat trauma serebral pada pra, peri
dan post-natal. Gambaran pencitraan otak, memperlihatkan adanya lesi
di substansia alba girus temporal medial kanan. Beberapa penelitian
menggambarkan adanya disfungsi hemisfer kanan pada gangguan
Asperger. Juga memperlihatkan adanya abnormalitas fasikulus
longitudinal inferior, suatu serabut ipsilateral yang menghubungkan
lobus oksipitalis dan temporalis serta pola aktivitas abnormal di daerah
kortikal temporal ventral. Girus temporal medial dan sulkus temporal
superior yang berbatasan, berperan pada ekspresi wajah dan kontak
mata langsung. Disfungsi lobus frontalis memperlihatkan adanya
defisit fungsi eksekutif.

C. Epidemologi
Menurut Volkmar, prevalensi gangguan Asperger adalah 1 di antara
10.Kepustakaan lain menyebutkan 20-25 setiap 10.000 orang anak. Angka
kejadiangangguan Asperger dengan kriteria diagnosis Gillberg & Gillberg
(1989) atau dengan kriteria ICD-10 terlihat meningkat. Gillberg & Gillberg
memperkirakan peningkatan pada angka 0,26%. Pada tahun 1991 suatu
penelitian menyebutkan prevalensi gangguan Asperger 2,6-3 setiap 1000 anak.
Menurut Wing (1978)gangguan Asperger menunjukkan rasio laki-laki banding
perempuan sebanyak 15:4, sedangkan menurut Wolff & Barlow(1979) adalah
9:1. Asperger pada anak usia 7-16 tahun adalah 0,71 % ; laki-laki 0,97% dan
perempuan 0,44%.

GANGGUAN ASPERGER

Page 4

Insiden Sindrom Asperger tidak menetap, namun para ahli dalam


studi populasi konservatif memperkirakan bahwa dua dari setiap 10.000 anak
mengalamigangguan ini. Sindrom asperger lebih sering terjadi pada anak lakilaki daripada perempuan dengan perbandingan 3:1.1,5,6
D. Gambaran klinis
Tanda dan gejala dari sindrom asperger dapat berkisar ringan sampai berat.
Seseorang mungkin memiliki semua atau hanya beberapa karakteristik yang
diuraikan,1
Tanda dan Gejala Asperger sindrom meliputi:1,4,6,7
1. Masalah Sosial
- Meskipun anak-anak ini dapat mengungkapkan minat dalam
persahabatan,mereka mengalami kesulitan dalam membuat dan
-

menjaga teman-temannyadan dapat ditolak oleh rekan-rekannya


Perilaku social yang tidak tepat
Kurangnya pemahaman tanda/isyarat social.
Kesulitan memahami perasaan orang lain
Perilaku sosial yang kaku karena ketidakmampuan untuk beradaptasi
secaraspontan dengan perubahan dalam situasi social2.

2. Kelainan Pola Komunikasi


a. Bahasa tubuh yang tidak semestinya, termasuk penggunaan gerak
tubuh yangterbatas dan ekspresi wajah yang tidak ada atau tidak
pantas
b. Susah memahami komunikasi nonliteral dan tersirat
c. Gangguan dalam modulasi volume, intonasi, infleksi, dan irama
bicara
d. Berbicara yang tidak jelas (terdiri dari topik tidak berhubungan)
dan tidak langsung (memberikan detail signifikan yang berlebihan
tentang topik), seringmengeluarkan komentar yang tidak relevan.
e. Gaya bicara yang panjang lebar
f. Sulit memberi dan menerima dalam berbicar
g. Kurangnya sensitivitas tentang menyela orang lain3.
3. Aktifitas
a. Rutinitas yang tidak fleksibel; memiliki rutinitas yang berulangb. Takut/gelisah tentang perubahan, mungkin mengalami kesulitas
dari aktifitassatu ke aktifitas lainnya4.
4. Sensitivitas sensorik
GANGGUAN ASPERGER

Page 5

a. Peka terhadap suara, sentuhan, rasa, cahaya, penglihatan,


penciuman, rasa sakit,dan/atau temperature
b. Peka terhadap tekstur dari makanan5.
5. Keterlambatan kemampuan/keterampilan gerak
a. Riwayat perkembangan kemampuan gerak/motorik tertunda
b. Nampak janggal dan kurang kordinasi
E. Diagnosis
Kriteria diagnosis sindrom Asperger menurut diagnostic and statistical manual
of mental disorder (DSM) IV :
a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan
oleh sekurangnya dua dari berikut:.
i. Ditandai dengan gangguan dalam penggunaan perilaku
nonverbal multipelseperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur
tubuh, dan gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial.
ii. Gagal mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sesuaimenurut tingkat perkembangan.
iii. Gangguan untuk secara spontan membagi kesenangan,
perhatian atau prestasi dengan orang lain (seperti kurang
memperlihatkan, membawaatau menunjukkan obyek yang
menjadi perhatian orang lain
iv. Tidak adanya timbal balik sosial dan emosional.
b. Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan
stereotipik,seperti yang ditunjukkan oleh sekurang - kurangnya satu
dari berikut :
Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik,
danterbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun

fokusnya.
Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau

ritualyang spesifik dan nonfungsional.


Manerisme motorik stereotipik dan berulang (menjentik dan
mengepak-ngepak tangan atau jari, atau gerakan kompleks seluruh

tubuh).
Preokupasi persisten dengan bagian-bagian obyek.

c. Gangguan ini menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis


dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
d. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis
dalam bahasa (misalnya, menggunakan kata tunggal pada usia 2 tahun,
frasakomunikatif digunakan pada usia 3 tahun).

GANGGUAN ASPERGER

Page 6

e. Tidak

terdapat

keterlambatan

bermakna

secara

klinis

dalam

perkembangan kognitif atau dalam perkembangan ketrampilan


menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia
(selain dalam interaksi sosial), dan keingintahuan tentang lingkungan
pada masa kanak-kanak.
f. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan pervasif spesifik atau
skizofrenia

Kriteria diagnosis sindrom asperger menurut gilbergs:2

Ketidak Cakapan

Sosial (Egosentrisitas

yang

ekstrem)(setidaknya

ditunjukkan oleh dua dari empat criteria berikut):


o
Tidak mampu berinteraksi dengan rekan-rekan sebaya.
o
Tidak memiliki hasrat untuk berinteraksi dengan rekan-rekan
sebaya
Tidak memiliki apresiasi terhadap isyarat-isyarat sosial.
o
Perilakunya, secara sosial dan emosi tidak tepat.
Minat yang Terbatas(Setidaknya ditunjukkan oleh satu dari tiga criteria
o

berikut):
o
Pengabaian aktivitas-aktivitas lainnya.
o
Kepastian yang berulang.
o
Lebih banyak hafalan daripada pemahaman makna.
Rutinitas yang Berulang(Setidaknya ditunjukkan oleh satu dari criteria
berikut):
o
Pada diri sendiri, dalam aspek-aspek kehidupan.
o
Pada orang lain.
Keanehan-keanehan Ujaran dan Bahasa(setidaknya ditunjukkan oleh tiga
dari lima criteria berikut ini):
o
Perkembangan yang tertunda.
o
Bahasanya tampak ekspresif dan sempurna.
o
Bahasanya terlalu ilmiah dan formal.
o
Intonasinya ganjil dan nada suaranya aneh.
o
Pemahamannya sangat lemah, termasuk salah tafsir makna harfiah

atauimplicit.
Permasalahan-permasalahan

Komunikasi

ditunjukkan oleh satu dari lima criteria berikut ini):


o Terbatasnya penggunaan gerak atau isyarat.
o Bahasa tubuh yang kikuk atau kaku.
o Ekspresi wajah yang terbatas.
GANGGUAN ASPERGER

Page 7

nonverbal(Setidaknya

o Perilaku yang tidak tepat.


o Tatapan yang kaku dan aneh.
Kekakukan Gerak: Hasil yang buruk dari pemeriksaan perkembangan

syaraf.Keenam Kriteria ini harus terpenuhi untuk memastikan diagnosi.


F. Terapi
Banyak pendekatan-pendekatan dan terapi-terapi yang dapat digunakan
untuk menangani permasalahan anak yang menderita sindroma asperger,
antara lain :
1. Ketrampilan sosial dan komunikasi
Penderita Asperger mempunyai kecenderungan menggantungkan
diri padaaturan yang kaku dan rutinitas. Keadaan ini dapat
digunakan untuk mengembangkan kebiasaan yang positif dan
meningkatkan kualitas hidup.Strategi menyelesaikan masalah
diajarkan untuk menangani keadaan yangsering terjadi, situasi sulit
seperti terlibat dengan hal baru, kebutuhan sosialdan frustrasi.
Dibutuhkan latihan untuk mengenal situasi sulit dan memilih
strategi yang pernah dipelajari untuk situasi seperti itu.
Dan ada strategi-adalah sebagai berikut

Behavioral Modification.
Program Behavioral Modification dilakukanuntuk melatih
anak agar bersikap lebih layak dan dapat diterima
secarasosial. Dalam program ini yang diintervensi adalah :
rutinitas harian, pengendalian temper tantrum, komunikasi,
aspek emosi.

Terapi komunikasi ,
Ketrampilan sosial dan komunikasi sebaiknyadiajarkan oleh
ahli komunikasi untuk berbicara pragmatis. Keadaan
inidapat dilakukan dalam terapi dua orang atau terapi
kelompok kecil. Terapikomunikasi meliputi: perilaku
nonverbal yang sesuai (cara memandanguntuk interaksi

GANGGUAN ASPERGER

Page 8

sosial,

memonitor

dan

mencontoh

perubahan

suara),membaca kode verbal dari perilaku nonverbal orang


lain, social awareness, perspective talking skill , interpretasi
yang benar untuk komunikasi yang berarti ganda.

Kelompok self support


Kelompo self support dapat membantu penderitaAsperger.
Pengalaman kecil pada kelompok self-support memberi
kesan bahwa

individu

dengan

gangguan

Asperger

menikmati kesempatantertentu dengan orang lain. Ia dapat


mengembangkan hubungan di sekitar aktivitasnya dengan
orang

lain

untuk

membagi

perhatian.

Perhatian

khususdibuat untuk menciptakan kesempatan sosial melalui


kelompok minat.Mereka membutuhkan kasih sayang,
kelembutan hati, kepedulian,kesabaran dan pengertian. Jika
mereka mendapatkannya, sedikitnya dapatlebih terlibat
dalam masyarakat.
2. Orang tua
Orang

tua

berperan

sangat

besar

dalam

penatalaksanaan

gangguanAsperger. Beberapa strategi yang menolong orangtua


untuk menghadapianaknya :

Buatlah pembicaraan yang sederhana sesuai dengan tingkat

pengertianmereka
Buatlah instruksi yang sederhana untuk pekerjaan yang

rumit denganmenggunakan daftar atau gambar


Mencoba mengkonfirmasi apakah mereka mengerti apa
yang

dibicarakanatau

ditanyakan.

Jangan

membuat

pertanyaan yang cukup dijawab Yes/No


Jelaskan bahwa mereka harus menatap saat berbicara
dengan orang lain, beri semangat, pujian untuk prestasi,
khususnya pada saat merekamenggunakan ketrampilan
sosial tanpa disuruh.

GANGGUAN ASPERGER

Page 9

Untuk anak kecil yang tampaknya tidak mau mendengar,

berbicara dengandinyanyikan akan lebih bermanfaat.


Berilah pilihan yang dibatasi dua atau tiga pilihan
3. Pendidikan.
Sangat

bermanfaat

jika

anak

dimasukkan

ke

sekolah

yangmemahami kesulitan anak dan orangtuanya. Guru harus


menyadari bahwamuridnya mempunyai gangguan perkembangan
dan berbeda dari murid lain.Ketrampilan, konsep, prosedur yang
teratur, strategi kognitif dan norma-norma perilaku dapat diajarkan
dengan efektif. Beberapa prinsip umumsekolah agar dapat
diaplikasikan pada anak dengan gangguan Asperger :

Rutinitas kelas harus konsisten, terstruktur, dan sebisa


mungkin dapatdiramalkan. Mereka harus dipersiapkan
terlebih dahulu. Termasuk jadwalistirahat, hari libur dan

sebagainya.
Aturan diterapkan dengan seksama. Beberapa anak kaku
dengan aturan.Pedoman dan aturan diterangkan dengan

jelas, akan lebih menolong jikamelalui tulisan.


Guru mengambil kesempatan pada bidang yang menjadi
perhatian anak saat mengajar. Anak akan belajar dengan
baik dan memperlihatkanmotivasi dan perhatian yang besar

bila sesuai dengan yang dijadwalkan.


Banyak anak gangguan Asperger berespon baik secara

visual dengan alatseperti : jadwal, chart, list, gambar, dsb.


Secara umum mengajar dengan konkrit. Hindari gaya
bahasa yang sulitdimengerti seperti sarkasme, idiom dan

sebagainya.
Pastikan bahwa staf lain seperti guru olahraga, sopir bus,
petugas perpustakaan dan kafetaria mengetahui keadaan

anak
4. Pekerjaan
Dalam

pekerjaan,

manfaatkan

kemampuan

mereka

untuk

dapatmandiri. Kemandirian dalam berbagai bidang menjadi


prioritas. Penderitagangguan Asperger dilatih dan ditempatkan
GANGGUAN ASPERGER

Page 10

pada pekerjaan yang mendapatdukungan dan perlindungan dengan


demikian mereka tidak akan mengalamigangguan psikologik.
Sebaiknya pekerjaan mereka tidak melibatkan tuntutansosial yang
intensif, tekanan waktu atau membutuhkan perubahan cepat.Jangan
ditempatkan pada situasi baru yang membutuhkan pemecahan
masalah
Terapi lain.
Diberikan psikoterapi dan terapi okupasi. Psikoterapi
suportif dapatmenolong penderita agar dapat beradaptasi
dengan perasaan sedih,frustrasi dan ansietas. Keadaan yang
langsung terfokus pada pemecahanmasalah lebih berguna

daripada pendekatan ber-orientasi tilikan (nsight)


Terapi okupasi sangat dibutuhkan, diberikan oleh seorang
terapis yang berpengalaman, untuk melatih koordinasi

gerakan.
a. Nutrisi.
Nutrisi dapat menolong anak dengan gangguan Asperger.
Makanan bebas gluten dan kasein sangat dianjurkan. Hal ini
berdasarkan pada hipotesisopioid pada autisme. Mega dosis
vitamin dan mineral dianjurkan pada penatalaksanaan
ganggu-an spektrum autisme. Diet bebas fenol dan
salisilat,gula, zat aditif, jamur/fermentasi dianjurkan dengan
menggunakan rotasi diet7.
b. Integrasi sensorik.
Integrasi sensorik dilakukan pada anak gangguanspektrum
autisme dengan tujuan untuk memperbaiki sistem registrasi
dan modulasi dari berbagai input sensorik, memfasili-tasi
fungsi

regulasi,memfasilitasi

proses

dari

berbagai

input sensorik, dan membantu perkembangan praksis dan


ketrampil-an untuk memecahkan masalah

GANGGUAN ASPERGER

Page 11

Farmakoterapi
Perlu diingat bahwa tidak ada obat-obatan medis yang dapat
menyembuhgangguan AS ini, dokter akan memberikan obat bila
disertai dengan beberapa gejalalain berupa gangguan kecemasan, atau
depresi misalnya.Pemberian obat-obatan seperti jenis serotonin
risperidone, olanzapine,quetiapine , diperuntukkan untuk meredam
perilaku

agresivitas

atau self

injuries. Jenis

SSRI

lainnya

seperti fluoxetin diberikan bila disertai dengan gangguankecemasan


dan clomipramine diberikan untuk meredamkan perilaku obsesif.
G. Prognosis
Gangguan Asperger mempunyai prognosis yang lebih baik. Terdapat
perbedaan rentang keparahan dari gangguan Asperger, sehingga beberapa
kasus tidak terdiagnosis karena penderitanya hanya tampak aneh dan
eksentrik. Perempuan mempunyai prognosis yang lebih baik. Perjalanan
penyakit dan akibatnya sangat bervariasi karena IQ dan ketrampilan
berbahasanya relatif baik. Beberapa anak dapat mengikuti pendidikan secara
teratur dengan mendapat dukungan sedangkan yang lain membutuhkan
pendidikan khusus. Keadaan ini disebabkan karena gangguan dalam perilaku
dan interaksi sosial, bukan karena defisit akademik. Prediksi masa depan anak
Asperger positif. Beberapa pasien menggunakan talenta khususnya untuk
memperoleh pekerjaan yang dapat menunjang kehidupannya sendiri. Perilaku
buruk seringkali didasari ketidakmampuan mengkomunikasikan frustrasi dan
kecemasan. Pada saat remaja, mereka tidak menyadari kalau berbeda dengan
yang lain dan sering disingkirkan dalam hubungan interpersonal. Pada saat
dewasa mereka beradaptasi sangat superfisial, egosentris dan terisolasi.
Gangguan bipolar dan gangguan cemas dapat menjadi komorbiditas untuk
gangguan Asperger. Frustrasi kronis akibat kegagalan berulang apabila
berbicara dengan orang lain dan saat menjalin persahabatan menyebabkan
penderita dengan gangguan Asperger dapat menderita juga gangguan mood.
Beberapa penderita dapat mempunyai gambaran katatonik gangguan obsesi
kompulsi ide bunuh diri, temper dan gangguan menentang. Penderita
gangguan Asperger mengalami penurunan berat badan dan gangguan makan.

GANGGUAN ASPERGER

Page 12

Bab III
Kesimpulan
1. Jadi, sindrom asperger merupakan yaitu suatu kondisi abnormal
atau gangguan perkembangan dalam interaksi sosial dan suatu
keterbatasan dalam aktivitas dan minat. Manifestasi dari gangguan
itu sangat berpengaruh pada perkembangan anak secara normal,
adapun penyebabnya yaitu faktor genetik dan faktor nn genetik.
2. Terapinya
a. Orang tua
b. Pendidikan.
c. Pekerjaan
Terapi lain.
i. Nutrisi.
ii. Integrasi sensorik.
3. Gangguan Asperger mempunyai prognosis yang lebih baik.
Terdapat perbedaan rentang keparahan dari gangguan Asperger,
sehingga beberapa kasus tidak terdiagnosis karena penderitanya
hanya tampak aneh dan eksentrik.

Daftar pustaka

Volkmar FR, Klin A. Pervasive developmental disorder. Dalam: Kaplan HI,Sadock

BJ. Comprehensive Textbook of Psychiatry, 7th ed, Baltimore; hal 1218-21.


http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/02/25/2210/4/

Kenali-Ciri-Aspergers-Syndrome
Asperger
Sydrome
[

from:http://www.mayoclinic.com/health/asperger-syndrome/DS0055
Prof. Dr. Oen L. H. MSc, Dr. Erik Tapan, Dr. Budi Riyanto W, Dr. Theresa Kaunang,

internet

].

2012

septembe:Available

Sub Bagian Anak dan Remeaja, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS


Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Cermin Dunia Kedokteran,
CDC 2005, Diagnosis dan Penatalaksanaan Gangguan Asperger, hal 24-9

GANGGUAN ASPERGER

Page 13

GANGGUAN ASPERGER

Page 14

You might also like