You are on page 1of 14

TASK READING

ADHD/ADD

OLEH :
KELOMPOK 4

Cahya khaerany

(010. 06. 0024)

Kadek Rupa Widhiatmika

(010. 06. 0022)

Iga Nurwani

(010. 06. 0027 )

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah hasil
diskusi kami di semester ganjil pada modul KESEHATAN JIWA ini dengan bahasan ADHD
DAN ADD . Dimana dalam penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa Kedokteran
Unizar dapat memahami isi dari makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi mahasiswa.
Tidak lupa juga kami mengucapakan terima kasih kepada para dosen yang menjadi
tutor yang membimbing kami selama melaksanakan diskusi ini,juga teman-teman dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah hasil diskusi kami ini sehingga kami
dapat menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan bagi kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangannya
sehingga kami menginginkan saran dan kritik yang membangun dalam menyempurnakan
makalah ini.

Mataram, 17 September 2012

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang .
b. Rumusan masalah
c. Tujuan .
BAB II PEMBAHASAN
a. Definisi
b. Klasifikasi..........................................................................................................
c. Etiologi ..,.....
d. Patofisiologi .....
e. Tanda dan gejala.
f. Diagnosis .
g. Penatalaksanaan
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian dilakukan oleh Sowell bersama dengan Bradley Peterson, M.D., the
Suzanne Crosby Murphy Associate Professor of Psychiatry di Columbia University
dan the New York State Psychiatric Institute, kepada 27 anak-anak dengan
ADD/ADHD dan membandingkannya dengan 46 anak-anak tanpa ADD/ADHD.
Hasilnya, di struktur otak bagian frontak cortex bagian kiri dan kanan anakanak ADD/ADHD memiliki ukuruan yang lebih kecil. Hal ini juga terjadi di bagian
frontal dan temporalnya. (UCLA Laboratory of Neuro Imaging)

Bagian abu-abu (gray matter) lebih besar di otak bagian posterior temporal dan
inferior parietal cortice pada anak-anak ADD/ADHD. Padahal bagian ini
diidentifikasikan sebagai pengendali perhatian dan kontrol impuls.

Brain wave anak-anak ADD/ADHD.


Manusia memiliki 4 brain wave di mana keempatnya akan aktif pada orang
yang normal. Secara umum keempatnya adalah sebagai berikut:
Beta: Alert dan perhatian.
Alpha: Relaks.
Theta: Deep meditation.
Delta: Deep sleep.
Pada anak dengan ADD/ADHD, mereka memiliki Brain wave Beta yang
sangat rendah. Beta yang membuat seseorang bisa termotivasi melakukan sesuatu,
beta membuat seseorang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan sebuah
pekerjaan, beta untuk mengingat dan memperhatikan instruksi yang diberikan oleh
orang lain, beta untuk membuat rencana, beta akan membuat seseorang mengetahui
keberadaan dirinya di sebuah ruangan. Tanpa Beta seseorang akan merasa seperti
mengambang dan tidak memiliki kesadaran akan ruang.
Brain wave mereka didominasi oleh high Theta. Tapi merupakan bad Theta
bukan Theta yang muncul pada saat seseorang sedang meditasi dalam. Theta yang
tinggi membuat anak-anak ADD/ADHD tidak bisa fokus dan perhatian. Theta juga
yang membuatnya terus-menerus berada di gelombang alam bawah sadar yang
merupakan tempat penyimpanan emosi. Karena itu dia tidak memiliki kemampuan
untuk mengendalikan emosi yang keluar dari alam bawah sadarnya. Seseorang
membutuhkan Beta untuk berpikir dan mengerem emosinya dan menjadi memiliki

pengendalian. Anak-anak ADD/ADHD memiliki Theta yang sangat tinggi sehingga


emosinya

mudah

meledak,

celakanya

dia

tidak

memiliki

Beta

untuk

mengendalikannya.

Di gambar di atas menunjukkan area kana di kedua bidang terlihat kosong.


Mestinya itulah tempat untuk gelombang Beta untuk anak-anak normal. Namun,
perhatikan, penderita ADD/ADHD tidak memiliki Beta dan memiliki Theta yang
sangat tinggi yaitu di gambar sebelah kiri yang menunjukkan amplitudo yang tinggi.

B. RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan tentang definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
diagnosis, serta penatalaksanaan dari ADHD ADD.
C. TUJUAN
Diharapkan agar mahasiswa/mahasiswi Kedokteran khususnya Kedokteran
Universitas Islam Al-Azhar mengetahui dan memahami Task Reading ini yang
berjudul ADHD DAN ADD
BAB II
PEMBAHASAN
A. ADHD dan ADD

DEFINISI
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder,
sedangkan ADD singkatan dari Attention Deficit Disorder.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth
Edition (DSM-IV)

adalah gangguan perkembangan kondisi yang ditandai

rentang perhatian yang buruk dan distraktibilitas

dengan atau tanpa

hiperaktivitas, gangguan harus ada sekurangnya 6 bulan gangguan bidang


Akademik dan sosial serta terjadi sebelum usia 7 tahun.
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, adalah
perhatian buruk atau pendek dan impulsiv tidak sesuai pada umur anak,
beberapa anak juga menunjukkan hiperaktif.
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) juga dikenal sebagai attention
deficit disorder (ADD) merupakan gangguan yang biasanya terjadi pada masa
kanak-kanak. Gangguan macam ini dapat berupa respon spontan yang bisa
dilihat dari gerakan, perkataan juga perhatian.
EPIDEMIOLOGI
USA : angka insiden pada anak umur sekolah berkisar antara 3-7%, di Inggris
memiliki angka kurang dari 1% . Di negara Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar
5-10%. Pada anak-anak ADHD lebih sering terjadi pada anak laki disbanding
perempuan dengan perbandingan 3:1 Pada dewasa sex ratio tidak berbeda jauh.
ADHD merupakan ganguan perkembangan dengan onset terjadinya sebelum usia 7
tahun. Setelah usia anak - anak gejala bisa saja menetap sampai remaja dan dewasa
atau bisa saja menghilang.

Sekitar 65% anak-anak dengan ADHD akan tetap

memiliki ADHD atau tetap dengan gejala residual ADHD pada masa dewasa.
ETIOLOGI
1. Faktor Genetic
Terjadinya ADHD pada kembar monozigot lebih besar daripada kembar dizigot
sehingga diperkirakan terdapat peran genetic dalam kontribusi terjadinya ADHD.
Terlibatnya gen dan kromosom belum jelas diketahui. Beberapa gen yang
berkaitan dengan kode reseptor dopamine dan produksi serotonin, termasuk
DRD4, DRD5, DAT, DBH, 5-HTT, dan 5-HTR1B, banyak dikaitkan dengan
ADHD.
2. Lingkungan
Terdapat hipotesis yang menyatakan bahwa terpaparnya zat toksik seperti zat aditif
makanan, pewarna makanan, dan substansi lain yang berbahaya selama masa in
utero berkaitan dengan terjadinya ADHD.

Peran lingkungan keluarga terhadap pathogenesis terjadinya ADHD belum jelas


diketahui, tetapi peran lingkungan dapat memperburuk gejala ADHD.
3. Lainnya
Gangguan saluran cerna
Teori tentang alergi terhadap makanan, teori feingold yang menduga bahwa
salisilat mempunyai efek kurang baik terhadap tingkah laku anak
Teori bahwa gula merupakan substansi yang merangsang hiperaktifitas pada
anak.
Kerusakan jaringan otak atau 'brain damage yang diakibatkan oleh trauma
primer dan trauma yang berulang pada tempat yang sama.
Gangguan lain berupa kerusakan susunan saraf pusat (SSP) secara anatomis
seperti halnya yang disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan hipoksia
Patofisiologi
Masih belum jelas. Tetapi, spekulasi bahwa beberapa area otak yang berkaitan dengan
inattensi terjadi difisiensi transmisi neural.
Neurotransmitter dopamine dan norepineprin berkaitan dengan ADHD.

Pada

penelitian dengan MRI, anak dengan ADHD yang diberikan test respon inhibisi
response-inhibition tasks menunjukan anak dengan ADHD memiliki aktivasi area
striatal frontal yang berbeda dengan anak yang normal.
Tanda dan gejala
1. ADD (attention Deficit Disorder) tanpa hyperactive.
memiliki criteria paling sedikit 6 gejala inattention yang berlangsung paling
sedikit selama 6 bulan sampai tingkat maladaptatif dan tidak konsisten dengan
tingkat perkembangan :
a. Sering gagal dalam memberi perhatian secara erat secara jelas atau membuat
kesalahan yang tidak terkontrol dalam bersekolah, bekerja, dan melakukan
aktifitas lainnya.
b. Sering mengalami kesulitan menjaga perhatian/konsentrasi dalam menerima
tugas atau aktifitas bermain.
c. sering kelihatan tidak mendengarkan ketika berbicara secara langsung
d. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal mengerjakan tugas sekolah,
pekerjaan rumah, atau kewajiban lain pada tempat dia bekerja (bukan karena
prilaku melawan atau gagal untuk memahami perintah).
e. Sering kesulitan mengatur tugas dan kegiatan.
f. Sering menghindar, tidak senang atau enggan mengerjakan

tugas yang

membutuhkan usaha (seperti pekerjaan sekolah atau perkerjaan rumah).


g. Sering kehilangan suatu yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan
( permainan, tugas sekolah, pensil, buku dan alat sekolah lainnya )

h. Sering mudah mengalihkan perhatian dari rangsangan dari luar yang tidak
berkaitan
i. Sering melupakan tugas atau kegiatan sehari-hari .
2. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dengan hyperactivity.
a. paling sedikit 4 atau lebih gejala dari kurang perhatian atau konsentrasi yang
tampak selama 6 bulan terakhir pada tingkat maladaptive dan tidak konsisten
dalam perkembangan.
b. Terdapat bukti hiperaktivitas yaitu sering merasa gelisah tampak pada tangan,
kaki dan menggeliat dalam tempat duduk .
c. Terdapat bukti hiperaktivitas Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelas
atau situasi lain yang mengharuskan tetap duduk.
d. Terdapat bukti hiperaktivitas Sering berlari dari sesuatu atau memanjat secara
berlebihan dalam situasi yang tidak seharusnya (pada dewasa atau remaja
biasanya terbatas dalam keadaan perasaan tertentu atau kelelahan )
e. Terdapat bukti hiperaktivitas Sering kesulitan bermain atau sulit mengisi waktu
luangnya dengan tenang.
f. Terdapat bukti hiperaktivitas sering berperilaku seperti mengendarai motor
g. Terdapat bukti hiperaktivitas Sering berbicara berlebihan
h. Terdapat bukti impulsivitas Sering mengeluarkan perkataan tanpa berpikir,
menjawab pertanyaan sebelum pertanyaannya selesai.
i. Terdapat bukti impulsivitas Sering sulit menunggu giliran atau antrian
j. Terdapat bukti impulsivitas Sering menyela atau memaksakan terhadap orang
lain (misalnya dalam percakapan atau permainan).
Diagnosis
1. Pedoman diagnostik
Untuk melakukan identifikasi ADHD dapat digunakan pedoman yang di
keluarkan oleh American Psychiatric Association, yang menerapkan kriteria
untuk menentukan gangguan pemusatan perhatian dengan mengacu kepada
DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th edition
tahun 2005) sebagai berikut:
a) Kurang Perhatian
Pada kriteria ini, anak ADHD paling sedikit mengalami enam atau
lebih dari gejala-gejala berikutnya, dan berlangsung selama paling
sedikit 6 bulan sampai suatu tingkatan yang maladaptif dan tidak
konsisten dengan tingkat perkembangan.

seringkali gagal memerhatikan baik-baik terhadap sesuatu


yang detail atau membuat kesalahan yang sembrono dalam

pekerjaan sekolah clan kegiatankegiatan lainnya,


seringkali mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian

terhadap tugas-tugas atau kegiatan bermain,


seringkali tidak mendengarkan jika diajak bicara secara

langsung,
seringkali tidak mengikuti baik-baik instruksi clan gagal
dalam menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan,atau tugas
di tempat kerja (bukan disebabkan karena perilaku melawan

atau kegagalan untuk mengerti instruksi),


seringkali mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan

kegiatan,
seringkali kehilangan barangf benda penting untuk tugas-tugas
clan kegiatan, misalnya kehilangan permainan;kehilangan

tugas sekolah;kehilangan pensil, buku, dan alat tulis lain,


seringkali menghindari, tidak menyukai atau enggan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental
yang didukung, seperti menyelesaikan pekerjaan sekolah atau

pekerjaan rumah,
seringkali bingung/terganggu oleh rangsangan dari luar, dan
seringkali cepat lupa dalam menyelesaikan kegiatan sehari-

hari.
b) Hiperaktivitas Impulsifitas
Paling sedikit enam atau lebih dari gejala-gejala hiperaktivitas
impulsifitas berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai
dengan tingkatan yang maladaptif dan tidak dengan tingkat
perkembangan.
Hiperaktivitas
- seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka, dan sering
-

menggeliat di kursi,
sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam

situasi lainnya di mana diharapkan agar anak tetap duduk,


sering berlarian atau naik-naik secara berlebihan dalam situasi
di mana hal ini tidak tepat. (Pada masa remaja atau dewasa

terbatas pada perasaan gelisah yang subjektif),


sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam
kegiatan senggang secara tenang,

sering 'bergerak' atau bertindak seolah-olah 'dikendalikan oleh


motor', dan sering berbicara berlebihan.

Impulsivitas
-

Mereka sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesal.


Mereka sering mengalami kesulitan menanti giliran.
Mereka sering menginterupsi atau mengganggu orang lain,

misalnya rnemotong pembicaraan atau permainan.


c) Beberapa gejala hiperaktivitas impulsifitas atau kurang perhatian yang
menyebabkan gangguan muncul sebelum anak berusia 7 tahun.
d) Ada suatu gangguan di dua atau lebih seting/situasi.
e) Harus ada gangguan yang secara klinis, signifikan di dalam fungsi
sosia!, akademik, atau pekerjaan.
f) Gejala-gejala tidak terjadi selama berlakunya PDD, skizofrenia, atau
gangguan psikotik lainnya, dan tidak dijelaskan dengan lebih baik
oleh gangguan mental lainnya.
2. Prosedur diagnosis
Untuk melakukan identifikasi yang tepat, perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
Pertama perspektif orang tua meliputi beberapa hal, yaitu:
wawancara yang teliti, seperti tinjauan ciri-ciri,

riwayat

perkembangan,ciri-ciri depresi orang tua, pengaruh-pengarh lain dari


ciri yang muncul pada anak terhadap oang tua,
lembar cek perilaku anak (Conners Rating Scale),
pertanyaan situasi rumah,
formulir riwayat perkembangan, dan
survei penyesuaian perkawinan menggunkan instrumen temuan dari
Locke-Wallace.
Kedua perspetif anak meliputi beberapa hal, yaitu:
wawancara,
pemeriksaan IQ,
tes prestasi,
kajian tentang keadaan sekolah,
observasi interaksi orang tua dan anak.
Ketiga perspektif sekolah meliputi beberapa hal, yaitu

diskusi dengan orang tua,


observasi ruang kelas,
formulir penilaian guru atau Conners Rating Scale, dan
Rating Scale perilaku dengan instrumen Kendall-Wilcox

Penatalaksanaan
PHARMACOTHERAPY
A. Stimulant
- methylphenidate (MPH) and amphetamine (AMP)
B. Nonstimulan
- Atomoxetine
C. Antidepresan,
- Atypical antidepressants (Bupropion,venlafaxine)
- Tricyclic antidepressants (Imipramine)
Psikoterapi
modifikasi tingkah laku, konseling orang tua, terapi gangguan kognitif.
Diet
Pada beberapa decade terdapat spekulasi dan pernyataan yang menyarankan
bahwa makanan dengan tambahan pewarna dan pengawet
sebaiknya dihindari karena memperburuk ADHD.
Prognosis
Anak dengan ADHD secara umum tidak menjadi terlalu besar kurangnya perhatian
mereka, walaupun mereka dengan hyper-aktivitas cenderung untuk menjadi agak lebih
tidak impulsif dan hiper-aktif dengan usianya. Tetapi, kebanyakan remaja dan orang
dewasa belajar menyesuaikan diri terhadap kurangnya perhatian mereka. Masalah lain
yang muncul atau menetap di masa remaja dan kedewasaan termasuk prestasi
akademis yang buruk, rendah penghargaan terhadap diri sendiri, kegelisahan, depresi,
dan kesukaran dalam mempelajari prilaku sosial yang pantas. Penting, mayoritas anak
itu dengan ADHD menjadi orang dewasa produktif, dan orang dengan ADHD
kelihatannya menyesuaikan diri lebih baik bekerja daripada situasi sekolah. Tetapi,
jika kekacauan tak diobati di masa kecil, risiko penyalahgunaan alkohol atau bahan
lainnya atau bunuh diri mungkin meningkat.

BAB III
KESIMPULAN

ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, sedangkan ADD
singkatan dari Attention Deficit Disorder.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition (DSMIV) adalah gangguan perkembangan kondisi yang ditandai rentang perhatian yang buruk
dan distraktibilitas dengan atau tanpa hiperaktivitas, gangguan harus ada sekurangnya 6
bulan gangguan bidang Akademik dan sosial serta terjadi sebelum usia 7 tahun.
ETIOLOGI
- Faktor Genetic
- Lingkungan
- Lainnya
o Gangguan saluran cerna
o Teori tentang alergi terhadap makanan, teori feingold yang menduga bahwa
salisilat mempunyai efek kurang baik terhadap tingkah laku anak
o Teori bahwa gula merupakan substansi yang merangsang hiperaktifitas pada
anak.
o Kerusakan jaringan otak atau 'brain damage yang diakibatkan oleh trauma
primer dan trauma yang berulang pada tempat yang sama.
o Gangguan lain berupa kerusakan susunan saraf pusat (SSP) secara anatomis
seperti halnya yang disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan hipoksia
Prognosis Anak dengan ADHD secara umum tidak menjadi terlalu besar kurangnya perhatian
mereka, walaupun mereka dengan hyper-aktivitas cenderung untuk menjadi agak lebih tidak
impulsif dan hiper-aktif dengan usianya. Tetapi, kebanyakan remaja dan orang dewasa belajar
menyesuaikan diri terhadap kurangnya perhatian mereka. Masalah lain yang muncul atau
menetap di masa remaja dan kedewasaan termasuk prestasi akademis yang buruk, rendah
penghargaan terhadap diri sendiri, kegelisahan, depresi, dan kesukaran dalam mempelajari
prilaku sosial yang pantas. Penting, mayoritas anak itu dengan ADHD menjadi orang dewasa
produktif, dan orang dengan ADHD kelihatannya menyesuaikan diri lebih baik bekerja
daripada situasi sekolah. Tetapi, jika kekacauan tak diobati di masa kecil, risiko
penyalahgunaan alkohol atau bahan lainnya atau bunuh diri mungkin meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (1996). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti.

M. Sugiarmin (2005). Terapi Psikoedukatif bagi anak GPPH dan Kesulitan


Belajar.Makalah Seminar,Bandung
MIF Baihaqi & M.Sugiarmin (2006). Memahami dan Membantu Anak ADHD.
Bandung: Refika Aditama
M. Sugiarmin (2007). Anak dengan ADHD. Bandung : PLB
Internet
http://www.health-center.com
Situs ADHD memberikan banyak informasi mengenai penanganan ADHD.
http://www.kesulitanbelajar.org Powered by Joomla!

You might also like