Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Psikosis adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of
reality). Kelainan ini dapat diketahui berdasarkan gangguan-gangguan pada perasaan, pikiran,
kemauan, motorik, dst. Sedemikian berat sehingga prilaku penderita tidak sesuai lagi dengan
kenyataan. Prilaku penderita psikosis tidak dapat dimengerti oleh orang normal, sehingga
orang awam menyebut penderita orang gila. Psikosis dibagi menjadi dua yaitu psikosis
organik dan psikosis fungsional. Psikosis organik dibagi lagi menjadi alkoholik psikosis, drug
psikosis, traumatik psikosis, dan dementia psikosis. Sedangkan psikosis fungsional dibagi
menjadi skizofrenia, psikosa afektif, psikosa paranoid, dan psikosa reaktif.
Psikosa afektif sendiri adalah gangguan yang terdapat pada afek dan emosi. Psikosa
afektif dapat dibedakan menjadi melankolia involusi dan psikosa manik-depresi. Biasanya
terjadi pada usia 45 sampai 65 tahun. Penyakit ini sering terjadi pada perubahan hebat di
dalam kehidupan individu, misalnya pada wanita yang mengalami menopause. Penderita
sering menyalahkan diri sendiri akibat kegagalan yang dialaminya sehingga mengalami
ketegangan dan cenderung melarikan diri dengan cara bunuh diri.
TUJUAN
MANFAAT
BAB II
PEMBAHASAN
PSIKOSA AFEKTIF
Psikosa afektif adalah gangguan yang terletak pada afek dan mood. Bila pada
skizofrenia sesudah tiap serangan pada umumnya tertinggal cacat dan sesudah serangan
biasanya akan timbul gejala gejala deteriosasi mental, maka pada psikosa afektif sesudah
serangan terjadi kesembuhan penuh, terutama pada psikosa manik depresif.
Bila pada skizofrenia terdapat keretakan, perpecahan atau disharmoni pada jiwa yang nyata
pada proses berpikir, afek emosi, psikomotor dan kemauan yang tidak seimbang, maka pada
psikosa afektif tidak didapati disharmoni karena hal hal ini menurun (pada depresi) atau
meningkat (pada mania) bersama sama.
Dibawah ini akan dibicarakan dua jenis psikosis afektif, yaitu melankolia involusi dan
psikosa manik-depresif.
1. Melankolia involusi
Melankolia involusi adalah depresi pada usia setengah tua yang berwujud
kegelisahan, perasaan bersalah, kecemasan, kebingungan, atau ide ide paranoid dan
ide ide delusi lain.
Psikosa ini di negara kita tidak begitu sering didapati seperti di negara dingin,
umpamanya di USA diantara semua pemasukan masuk rumah sakit buat pertama kali
melankolia involusi hanya dilebihi oleh skizofrenia, demensia senilis dan
aterosklerosis otak dan juga lebih banyak pada kaum wanita (2-3 kali).
Timbulnya psikosa ini pada wanita sering sesudah umur 45 tahun dan pada pria umur
55 tahun. Pada waktu tersebut fungsi kelenjar kelenjar endokrin dan reproduktif sudah
sangan berkurang. Terjadi perubahan yang besar pada badan dalam aktivitas
metabolisme dan vegetatif.
Berapa besar pengaruh kelainan badaniah yang disebabkan oleh kemunduran fungsi
endokrin pada psikosa ini belum jelas, tetapi terdapat banyak hal yang menunjukkan
bahwa pengaruh ini tidak sepenting faktor psikologik yang diakibatkan oleh masa
involusi. Periode ini penuh dengan stress psikofisiologik. Bila individu ini
sebelumnya sudah tidak mantap jiwanya, maka mudah timbuk rasa cemas, depresi
dan paranoid.
Harus awas betul akan kemungkinan bunuh diri yang sering terjadi sebab itu
dipertimbangkan untuk dirawat dirumah sakit. Sedini dininya diberi antidepresant
dan bila perlu ditambah dengan terapi elektrokonvulsi yang sangat efektif untuk
depresi ini, tetapi harus awas terhadap kontraindikasinya (umur tua bukan
merupakan kontraindikasi).
rupa sehingga ia tidak makan, tidak dapat tidur betul dan tidak merasa lelah;
timbuk bahaya dehidrasi dan kolaps.
3. Gangguan proses berpikir
Dalam keadaan mania arus pikiran menjadi cepat, terdapat pikiran melayang dan
asosiasi bunyi. Perhatian sangat terganggu, mudah tertarik kepada hal-hal laim.
Halusinasi mungkin timbul, tetapi biasanya jarang. Lebih sering timbuk ilusi.
Waham sering berupa waham kebesaran dan tidak sistematis.
Jenis Depresi
1. Gangguan Emosi
Tampak selalu kelelahan dan khawatir. Penderita merasa tidak mampu untuk
menyelesaikan atau melakukan sesuatu. Segala masalah ditinjau secara
pesimistik. Ia mearasa sangat rendah dirinya. Kadang-kadang rasa sedih itu
begitu hebat sehingga ia putus asa dan timbul bahaya bunuh diri. Keinginan
untuk bnuh-diri sering dilakukan dengan sungguh-sungguh dan direncanakan
dengan betul. Kadang-kadang ia membunuh keluarganya terlebih dahulu
dengan maksud hendak membebasan mereka dari penderitaan.
2. Penghambatan aktivitas
Hal ini dapat dilihat dari roman muka dengan lipatan nasolabial yang jelas,
sudut mulut yang turun dan banyak lipatan di dahi dan sudut mata. Gerakangerakan berkurang dan menjadi sangat lambat, kadang-kadang terjadi stupor.
Berat pergaulan penderita tidak mempunyai perhatian. Ia menghindari kawankawannya. Surat-surat sering tidak dijawab, bahkan kadang-kadang tidak
dibuka sama sekali. Untuk pekerjaan diperlukan waktu lebih banyak dan
dirasakan berat sekali. Penderita wanita sering tidak dapat mengerjakan
pekerjaan rumah tangga pada waktunya. Ia kurang memperhatikan pakaian
dan rupanya lagi.
3. Gangguan proses berpikir
Arus pikiran tidak lancar lagi seperti biasa. Kemampuan untuk mengutarakan
isi hati menjadi berkurang. Penderita tidak sanggup mengambil keputusan.
Disamping gejala-gejala diatas penderita dengan depresi itu merasa emas dan
takut, misalnya takut menjadi gila. Waham bila ada biasanya berkisar antara
perasaan salah dan rasa rendah diri, umpamanya tidak berhasil melakukan
sesuatu, katanya oleh karena kelalainnya, kurang berusaha, dan sebagainya.
Nasibnya ini ialah hasil dari dan hukuman karena dosanya dahulu. Halusinasi
jarang timbul, lebihh sering delusi.
4. Keluhan Badaniah
Yang menyertai adalah rasa kelahm perasaan tertekan pada kepala dan
dada,kedua tungkai berat sekali, sikar tidur, nafsu makan berkurang,
obstipasi.pada wanita haid terganggu dan pada pria terjadi impotensi.
Jenis sirkular
Pada jenis ini terdapat episode mania dan depresi berganti-ganti, diselingii
oleh suatu interveal yang normal. Menurut perjanjian, untuk memenuhi
diagnosa jenis ini, interval itu harus kurang dari 12 bulan. Bila lebih, maka
didiagnosa sebagai jenis mania atau depresi sendiri-sendiri.
Prognosa dan perjalanan penyakit
Meskipun psikosa manik-depresif secara periodik, 25% dari para penderita
hanya mendapat satu kali seragan seumur hidup. Serangan ini biasanya tidak
berlangsung lama, tetapi gejala-gejalanya hebat, pada umumnya berupa suatu
depresi dan sering timbul setelah suatu penyakit badaniah atau stress
psikologik.
Suatu serangan mania biasanya berlangsung kira-kira 6 bulan dan serangan
depresi kira-kira 9 bulan bila tidak diobati dan penderita tidak meninggal
sebelumnya. Pada umumnya bila serangan pertama ialah mania, maka hal ini
timbul antara umur 15-25 tahun, bila yang pertama berupa depresi, maka
biasanya antara 25-35 tahun. Makin muda orang itu sakit, makin besar
kemungkinan untuk mendapatkan serangan lagi.
Prognosa juga tergantung pada jenis serangan. Dalam hal ini rognosa berarti
kemungkinan timbulnya lagi serangan yang lain. Bila penderita mendapatkan
serangan mania, maka prognosa lebih jelek, mungkin sekali ia akan
mendapatkan serangan lagi. Terdapatnya gejala yang tak khas (atipis) seperti
hipokondriasis, depersonalisasi, gejala paranoid, juga menjelekkan prognosa.
Keadaan prepsikotik : bila penderita sebelum sakit suka bergaul, menunjukkan
perhatian pada orang lain, suka memaafkan kesalahan orang lain, maka
prognosa lebih baik. Adanya gangguan peredaran darah otak atau gejala fokal
neurologi memberatkan prognosa.
Psikosa manik-depresif tidak menuju kemunduran mental (seperti halnya
dengan skizofremia bila terjadi serangan berulang-ulang).
Diagnosa