You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan prilaku
yang memadai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya;
kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan. Gangguan kepribadian adalah suatu
varian dari sifat karakter tersebut yang di luar rentang yang ditentukan pada sebagian
besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat
menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan yang subjecktif
maka dimasukan sebagai kelas gangguan kepribadian. Pasien dengan gangguan
kepribadian menunjukan pola maladaptif, mendarah daging, tidak flaksibel yang
berhubungan dan mengesankan lingkungan dan dirinya sendiri.1
Orang tersebut jauh lebih mungkin menolak bantuan psikiatrik dan
menyangkal masalahnya dibandingkan orang dengan gangguan kecemasan, gangguan
depresif, atau gangguan obsesif-komplusif. Gejala gangguan kepribadian adalah
aloplastik (mampu mengadaptasi dan mengubah lingkungan eksternal) dan egosentonik (dapat diterima oleh ego); mereka dengan gangguan kepribadian tidak
merasa cemas tentang prilaku maladaptifnya, karena orang tersebut tidak secara rutin
merasakan sakit dari pada yang dirasakan oleh masyarakat sebagai gejalanya, mereka
sering kali dianggap sebagai tidak bermotivasi untuk pengobatan dan tidak mempan
terhadap pemulihan.1
Dalam gangguan kepribadian terdapat gangguan kepribadian khas (F60) dan
gangguan kepribadian campuran dan lainnya (F61). Dalam makalah ini akan
membahas gangguan kepribadian khas yang lebih mengkhususkan pada gangguan
kepribadian histrionik (F60.4) yang merupakan bagian dari gangguan kepribadian
khas.4

1.2.

TUJUAN
Bertujuan untuk mengetahui perbedaan gangguan kepribadian khas dan dapat
mendiagnosis dengan baik dan benar.

Gangguan Kepribadian Histrionik

Halaman 1

1.3.

MANFAAT
A. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dan batasan-batasan dari gangguan
kepribadian histrionik.
B. Agar mahasiswa dapat mendiagnosis kelainan jiwa berdasarkan PPDGJ-III dan
DSM-IV

Gangguan Kepribadian Histrionik

Halaman 2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

DEFINISI
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan prilaku dari individu. Gangguan kepribadian khas adalah
suatu gangguan berat dalam konstitusi karakteriologis dan kecenderungan prilaku dari
seseorang, biasanya meliputi beberapa bidangdari kepribadian dan hampir selalu
berhubungan dengan kesulitab pribadi dan sosial.2,4
Sedangkan gangguan kepribadian histrionik merupakan bagian dari gangguan
kepribadian khas. Gangguan kepribadian khas ditandai dengan prilaku yang
bermacam-macam, dramatik, ekstrovert pada orang yang meluap-luap dan emosional.
Tetapi, menyertai penampilan mereka yang flamboyan , sering kali terdapat
ketidakmampuan untuk mempertahankan perlekatan yang mendalam dan berlangsung
lama.1

2.2.

EPIDEMIOLOGI
Menurut DSM-IV data yang terbatas dari penelitian populasi umum
menyatakan suatu prevalensi gangguan kepribadian histrionik kira-kira 2 sampai 3
persen. Angka kira-kira 10 sampai 15 persen telah dilaporkan pada lingkungan
kesehatan mental rawat inap dan rawat jalan jika pemeriksaan terstruktur digunakan.
Keadaan ini lebih sering didiagnosis pada wanita dibandingkan laki-laki. Beberapa
penelitian telah menentukan adanya suatu hubungan dengan gangguan somatisasi dan
gangguan penggunaan alkohol.1

2.3.

ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik tempramen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi, pengalaman masa perkembangan, dan pengalaman masa selanjutnya dalam
kehidupan.2

Gangguan Kepribadian Histrionik

Halaman 3

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian:


A. Faktor genetik
Penelitian pada 15.000 pasangan kembar (monozigot dan dizigot) di Amerika
Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan kepribadian pada
kembar mono zigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan dengan kembar
dizigot. Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri kepribadian, tempramen,
minat dalam pekerjaan, dan dalam waktu senggang, serta sikap sosial, banyak
sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun mereka secara terpisah
sejak diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda.2
B. Faktor biologi
Bebeapa kondisi disfungsi susunan saraf, misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian anti
sosial dan ambang.2
C. Faktor tempramen
Faktor tempramen erat kaitannya dengan faktor genetika dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat kostitusional sejak lahir. Beberapa contoh
misalnya anak yang bertempramental penakut, mungkin akan menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar,2
D. Interaksi antar faktor tempramen dengan faktor lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi, Stella Chess dan Alexander
Thomas mengemukakan teori Goodnes of fit yaitu beberapa jenis gangguan
kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidak kecocokan antara tempramen
seorang anak dengan cara mendidik anak.2
E. Faktor lingkungan dan budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras, tidak toleran, primitif, dan agresif
sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial.2

Gangguan Kepribadian Histrionik

Halaman 4

F. Faktor psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara potensial
di pengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang mengorganisasi,
berkonsolidasi, bersifat kukuh, dan secara maladaptif mengadakan, menyesuaikan,
dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup.2
2.4.

GAMBARAN KLINIS
Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukan prilaku mencari
perhatian yang tinggi. Mereka cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka,
membuat segalanya terdengar lebih penting dibandingkan kenyataannya. Mereka
menunjukan temper tantum, ketakutan, dan tuduhan jika mereka bukan merupakan
pusat perhatian atau tidak mendapatkan pujian atau penghargaan.1
Prilaku menggoda sering ditemukan kepada kedua jenis kelamin. Fantasi
seksual tentang orang yang terlibat dengan pasien adalah sering, tetapi pasien tidak
konsisten tentang memverballisasikan fantasi tersebut dan mungkin malu-malu atau
genit, bukan agresif secara seksual. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin
memiliki disfungsi seksual: perempuannya anorgasmik, dan laki-laki mungkin
impoten. Mereka mungkin melakukan impuls seksual mereka untuk mententramkan
diri mereka bahwa mereka menarik bagi lawan jenisnya. Kebutuhan akan ketentraman
adalah tidak akan ada akhirnya. Tetapi hubungan mereka cenderung dangkal, dan
pasien dapat gagal, asik dengan diri sendiri, dan berubah-ubah. Ketergantungan
mereka yang kuat menyebabkan mereka sangat mempercayai dan mudah tertipu.1
Pertahanan utama pasien gangguan kepribadian hitrionik adalah represi dan
disosiasi. Dengan demikian, pasien tersebut tidak menyadari perasaan mereka yang
sesungguhnya dan tidak mampu menjelaskan motivasi mereka. Dibawah stres, tes
realitas mudah menjadi terganggu.1

2.5.

DIAGNOSIS
Dalam wawancara, pasien gangguan kepribadian histrionik biasanya dapat
bekerta sama dan mau memberikan riwayat secara terperinci. Gerak isyarat dan
penekanan yang dramatik dalam percakapan mereka sering ditemukan. Mereka sering
membuat plesetan, dan bahasa mereka bermacam-macam. Pertunjukan afektif adalah

Gangguan Kepribadian Histrionik

Halaman 5

sering, tetapi jika dipaksa untuk mengungkapkan perasaan tertentu (marah, sedih, dan
harapan seksual) mereka akan merespon dengan rasa terkejut, marah, dan
penyangkalan. Hasildari pemeriksaan kognitif biasanya normal, walaupun tidak
adanya ketekunan dapat ditunjukan pada tugas aritmatika atau konsentrasi, dan sifat
pelupa pasien pada material yang melibatkan afek mungkin mengherankan.1
Tabel Kriteria Menurut DSM-IV
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Kepribadian Histrionik
Pola pervasif emosionallitas dan mencari perhatian yang berlebihan, dimulai pada usia
dewasa muda dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukan oleh lima
(atau lebih) berikut:
(1) Tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan pusat perhatian.
(2) Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual yang tidak pada
tempatnya atau perilaku provokatif.
(3) Menunjukan pergeseran emosi yang cepat dan ekspresi emosi yang dangkal.
(4) Secara terus-menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian
(5)
(6)
(7)
(8)

kepada dirinya
Memiliki gaya bahasa yang sangat impresionistik dan tidak memiliki perincian
Menunjukan dramatisasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang berlebihan
Mudah disugesti, yaitu mudah di pengaruhi oleh orang lain atau situasi
Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan sebenarnya.

Tabel Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ-III


F60.4 Gangguan Kepribadian Histrionik
Gangguan Kepribadian Histrionik

Halaman 6

Pedoman Diagnostik

Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:


(a) Ekspresi emosi yang dibuat-buat (self-dramatization), seperti bersandiwara
(theatricality), yang dibesar-besarkan (exaggerated);
(b) Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau oleh keadaan;
(c) Keadaan afektif yang dangkal dan labil;
(d) Terus menerus mencari kegairahan (excitement), penghargaan
(appreciation) dari orang lain, dan aktivitas dimana pasien menjadi pusat

2.6.

perhatian;
(e) Penampilan atau prilaku merangsang (seductive) yang tidak memadai;
(f) Terlalu perduli dengan daya tarik fisik.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.

TERAPI
A. PSIKOTERAPI
Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik sering kali tidak
menyadari kepribadian mereka yang sesungguhnya; dengan demikian, penjelasan
perasaan dalam (inner feeling) mereka adalah suatu proses terapeutik yang
penting. Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, apakah dalam kelompok atau
individual, kemungkinan merupakan terapi yang dipilih untuk gangguan ini.1
B. FARMAKOTERAPI
Farmakoterapi dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya
(misalnya penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat
antiansietas untuk kecemasan, dan antipsikotik untuk derealitas dan ilusi).1
Dokter harus waspada bila pada permulaan pengobatan sudah kelihatan
perbaikan, karena ini mungkin hanya untuk menyenangkannya. Karena kemampuan
komunikasinya yang kurang, maka yang dibimbing adalah perilaku yang nyata saja.
Perlu dibedakan dari gangguan disosiatif (F44) yang timbul sesudah stres.3

Gangguan Kepribadian Histrionik

Halaman 7

BAB III
PENUTUP
3.1.

KESIMPULAN
Gangguan kepribadian histrionik merupakan bagian dari gangguan kepribadian
khas. Gangguan kepribadian histrionik Gangguan kepribadian khas ditandai dengan
prilaku yang bermacam-macam, dramatik, ekstrovert pada orang yang meluap-luap
dan emosional. Dimana pasien tersebut selalu mencari perhatian dan membenci
dimana dia tidak diperhatikan. Lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan lakilaki. Terapi yang diberikan dapat berupa psikoterapi dan farmakoterapi.

Gangguan Kepribadian Histrionik

Halaman 8

DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan, Harold I, Benjamin J. Sadock, dan Jack A. Grebb. 2010. Sinopsis Psikiatri,
Jilid 2. Tangerang : Binarupa Aksara
2. Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Satu.
Jakarta : Media Aesculapius.
3. Maramis, Willy F. Dan Albert A. Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kesehatan Jiwa
Edisi Kedua. Surabaya : Airlangga University Press.
4. Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari

PPDGJ-III. Jakarta : Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.

Gangguan Kepribadian Histrionik

Halaman 9

You might also like