Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan perkembangan pervasif (Pervasive Developmental Disorder)
adalah suatu gangguan perkembangan pada anak, yang ditandai oleh adanya
kelainan dan/atau keterlambatan perkembangan yang muncul sebelum anak usia 3
tahun dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang, yaitu: interaksi sosial,
komunikasi, dan perilaku. Kata pervasif berarti bahwa masalah ini relatif tidak
ringan tetapi secara signifikan mempengaruhi individu sepanjang hidupnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas pengertian,
etiologi,manifestasi klinis, dioagnosa, penatalaksanaan dari Autism
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan pengertian, etiologi,manifestasi klinis, dioagnosa,
penatalaksanaandari autism.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Autis berasal dari kata autos yang artinya segala sesuatu yang mengarah
pada diri sendiri. Dalam kamus lengkap psikologi, autisme didefinisikan sebagai :
1.
cara berfikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau oleh diri
2.
sendiri
menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri, menolak
3.
realita, dan
keasyikan ektrim dengan fikiran dan fantasi sendiri.
Dalam DSM IV autistic disorder adalah adanya gangguan dan abnormalitas
social,
komunikasi,
dan
perilaku
yang
diulang-ulang.
WHO
juga
Autism dimulai pada awal masa kanak-kanak dan dapat diketahui pada minggu
pertama kehidupan. Dapat ditemukan pada semua kelas social ekonomi maupun pada
semua etnis dan ras. Penderita autisme sejak awal kehidupan tidak berhubungan dengan
orang lain dengan cara
KARAKTERISTIK
Menurut criteria diagnostic dalam DSM IV karakteristik penderita adalah
A. Harus ada sedikitnya enam gejala dari (1),(2), dan (3) dengan minimal 2 gejala dari
(1) dan masing-masing gejala dari (2) dan (3) .
1) Gangguan kualitatif dalam interaksi social yang timbale balik
a. Tak mampu menjalin interaksi social yang cukup memadai :kontak
mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang
kurang tertuju.
b. Tak bisa bermain dengan teman sebaya
c. Tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
d. Kurangnya hubungan social dan emosional yang timbal balik
2) Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi
a. Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tidak berkembang (dan
tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain
tanpa bicara)
b. Bila bisa bicara, bicara tidak dipakai untuk komunikasi
3
Penderita autisme secara umum mengalami tiga jenis kesulitan, yang sering disebut
the triad of impairments, yaitu
A. Interaksi sosial
(kesulitan dalam menjalin hubungan sosial, contohnya menjauh atau bersikap
dingin dan tidak menghiraukan orang lain)
B. Komunikasi sosial
(kesulitan dalam komunikasi baik verbal maupun non-verbal, contohnya tidak
mengerti arti dari isyarat yang umum, ekspresi wajah, dan nada suara).
C. Imajinasi sosial
(kesulitan dalam mengembangkan permainan interpersonal dan imajinasi,
sebagai contoh: mempunyai hanya sedikit aktifitas imajinatif, meniru dan hanya
mengulang-ngulang.
Selain ketiga kesulitan tersebut, pola prilaku yang diulang-ulang (obsesifkomfulsif dan prilaku ritual, seperti jalan menjinjit-jinjit, diam seperti batu, dsb)
dan menolak adanya perubahan pada hal rutin juga merupakan karakteristik
penderita.
Pada usia 2 tahun anak normal seharusya sudah mampu untuk
menyusun kalimat dari dua kata. Anak dengan autis 50% dari mereka tidak
pernah belajar sama sekali. Biasanya yang mereka lakukan adalah echolalia.
Kesendirian yang Ekstrim
Penderita autis tidak pernah menarik diri dari masyarakat, mereka tidak
pernah ikut bergabung didalamnya.
4
Sel purkinye juga sangat sedikit sehingga terjadi gangguan keseimbangan serotonin dan
dopamin yang mengakibat terjadinya gangguan penghantaran impus Di otak. Selain itu
ditemukan kelainan yang khas di dalam system limbik yang disebut hipocampus dan
amigdala yang mengakibatkan gangguan fungsi kontrol terhadap agresi dan emosi.
Hipokampus berpengaruh pada fungsi belajar dan daya ingat sehingga bila
hipokampus terganggu maka terjadi kesuliatan menyimpan informasi baru. Prilaku yang
berulang-ulang, aneh dan hiperaktif juga disebabkan gangguan hipokampus.
Penyebab autisme menurut hasil penelitian antara lain:
a. Vaksin yang mengandung thimerosal : thimerosal adalah zat pengawet yang
digunakan diberbagai vaksin. Karena banyaknya kritikan, kini sudah banyak vaksin
yang tidak lagi menggunakan thimerosal dinegara maju.
b. Televisi: semakin maju suatu negara, biasanya interaksi antara anak-orang tua
semakin berkurang karena berbagai hal. Sebagai kompensasinya, sering kali TV
digunakan sebagai penghibur anak. Ternyata ada kemungkinan bahwa tv bisa
menjadi penyebab autisme pada anak, terutama yang menjadsi jarang bersosialisasi.
c. Genetik: ini adalah dugaan awal dari penyebab autisme; autisme telah lama
diketahui bisa diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya. Namun tidak itu
saja, juga adanya kemungkinan variasi-variasi lainnya. Salah satu contohnya adalah
bagaimana anak yang lahir dari ayah yang berusia lanjut memiliki peluang lebih
besar untuk menderita autisme.
d. Makanan : dari berbagai zat kimia yang ada dimakanan modern ( pengawet,
pewarna dll) dicurigai sebagai penyebab autisme pada beberapa kasus. Ketika zatzat tersebut dihilangkan dari makanan pada penderita autisme, banyak yang
kemudian mengalami peningkatan situasi secara drastis.
e. Radiasi pada janin bayi : sebuah riset dalam skala besar di swedia menunjukan
bahwa bayi yang terkena gelombang ultrasinik berlbih akan cenderung menjadi
kidal.
f. Folic acid : zat ini biasa diberikan kepada wanita hamil untuk mencegah cacat fisik
pada janin. Dan hasilnya memang cukup nyata, jika cacat pada janin sampai turun
pada 30%. Namun dipihak lain, tingkat autisme menjadi meningkat. Pada saat ini
penelitian masih terus berlanjut yang masih bisa dilakukan oleh ibu hamil adalah
tetap mengkonsumsi Foli acid namun tidak dalam dosis yang sangat besar
sindroma
autisme
dapat
dikenal
merupakan
kunci
untuk
segera
2.5 DIAGNOSIS
Pedoman Diagnostik menurut PPDGJ III
Autime masa kanak
Gangguan perkembangan vervasif yang ditandai oleh adanya kelainan dan atau
hendaya perkwmbangan yang muncul sebelum usia 3 tahun, dan dengan ciri
kelainan fungsi dalam 3 bidang : interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang
Selalu ada handaya kualitatif dalam interaksi sosial dan timbal balik. Ini berbentuk
apresiasi yang tidak adekuat terhadap isyarat sosio emosional, yang tampak sebagai
kurangnya respons terhdap emosi orng lain dan atau kurangnya modulasi terhadap
perilaku dalam konteks sosial : buruk dlam menggunakan isyarat sosial dan
integrasi yang lemah dalam perilaku sosial, emosional dan komunikatif : dan
Pedoman Diaagnostik
Gangguan perkembangan pervasif yang berbeda dari autisme dalam hal; usia onset
maupun tidak terpenuhinya ketiga kriteria diagnostik. Jadi kelainan dan atau
9
hendaya perkembangan menjadi jelas untuk pertama kalinya pada usia setelah 3
tahun; dan/atau tidak cukup menunjukan kelainan dalam sartu atau dua dari tiga
bidang psikopatologi yang dibutuhkan untuk diagnosis autisme (interaksi sosial
timbal balik, komunikasi dan perilaku terbatas, stereotipik, dan berulang) meskipun
2.6 PENATALAKSANAAN
Dahulu dikatakan autis merupakan kelainan seumur hidup, tetapi kini autis pada
masa kanak-kanan dapat dikoreksi. Tatalaksana harus dilakukan pada usia sedini mungkin.
Dengan beberapa metode yang pernah dicoba 47%penderita autism murni dapat menjadi
normal. Berikut adalah beberapa jenis terapi
1. Applied Behavioral Analys (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan
penelitian dan didisainn khusus untuk anak dengan autis. Sitem yang
dipakai adalah memberikan pelatihan khusus pada anak memberi
hadiah/pujian. Jenis terapi ini banyak dipakai di Indonesia.
2. Terapi wicara
Hampir semua anak dengan autism mempunyai kesulitan dalam
berbicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang palin menonjol, banyak
pula individu non-verbal atau kemapuan bicaranya sangat kurang.kadangkadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk
memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong
.
3. Terapi Okupasi
Hampir semua anak autis mempunyai ketrlambatan dalam motorik
halus. Gerak geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan memegang pensil
dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok, dan menyuap
10
makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi
sangat penting untuk melatih mempergunakan otot-otot halusnya dengan
benar.
4. Terapi fisik
Autis adalah suatu gangguan perkembangan perfasive. Banyak
diantara individu autis mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik
kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang
kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi
sensoris akan sangat banyak mendorong untuk menguatkan otot-ototnya dan
memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5. Terapi social
Kekurangan yang paling mendasar bagi autisme adalah dalam
bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan
pertolongan dalam keterampilan berkomunikasi dua arah, memiliki teman
dan bermain di tempat main bersama. Seorang terapis social membantu
dengan memberikan fasilitas kepada mereka untuk bergaul dengan teman
sebaya dan mengajari cara-caranya.
6. Terapi bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistic membutuhkan
pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna
untuk belajar bicara, komunikasi, dan interaksi social.
7. Terapi perilaku
Anak autistic seringkali merasa frustasi. Teman-temannya seringkali
tidak
memahami
mereka,
mereka
merasa
sulit
mengekspresikan
2.7 PROGNOSIS
Prognosis yang lebih baik adalah berkaitan dengan inteligensi yang lebih tinggi
,kemampuan berbicara fungsional dan kurangnya gejala-gejala dan perilaku aneh. Gejalagejala sering berubah karena anak-anak tumbuh semakin tua. Sebagai aturan umum, anakanak autistik dengan IQ diatas 70 dan mereka yang menggunakan bahasa komunikatif pada
usia 5-7 tahun memliki prognosis yang terbaik. Prognosis membaik jika lingkungan atau
rumah adalah suportif dan mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut yang sangat banyak.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
autistic disorder adalah adanya gangguan dan abnormalitas perkembangan pada
interaksi sosial dan komunikasi serta ditandai dengan terbatasnya aktifitas dan ketertarikan.
Munculnya gangguan ini sangat tergantung pada tahap perkembangan dan usia kronologis
individu. Prevalensinya adalah 5; 10.000 dengan perbandingan antara anak laki- laki dan
perempuan adalah 4;1.jadi anak laki-laki memiliki kemungkinan mengidap autisme lebih
besar dibandingkan anak perempuan.
80% anak autis memiliki IQ dibawah 70 yang bisa digolongkan sebagai retardasi
mental. Akan tetapi autism berbeda dengan retardasi mental. Penderita retardasi mental
menunjukkan hasil yang memprihatinkan pada semua bagian dari sebuah test intelegensi.
Berbeda dengan penderita autis, mereka mungkin menunjukkan hasil yang buruk pada hal
yang berhubungan dengan bahasa tetapi mereka ada yang menunjukkan hasil yang baik
kepada kemampuan visual spatial, perkalian empat digit, atau memiliki long term
memory yang baik. Mereka mungkin memiliki bakat besar yang tersembunyi
Tatalaksana harus dilakukan pada usia sedini mungkin. Dengan beberapa metode
yang pernah dicoba 47%penderita autism murni dapat menjadi normal. Berikut adalah
beberapa jenis terapi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, Saddock. 1997. Sinopsis Psikiatri, Jilid 2, Edisi Ketujuh. Jakarta Binarupa
Aksara
14