You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.1.1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian: Terdapat berbagai definisi atau pengertian mengenai
kepribadian. Kusumanto Setyonegoro mengatakan: kepribadian adalah
ekspresi keluar dari pengetahuan dan perasaan yang dialami secara subjektif
oleh seseorang. Definisi lain mengungkapkan bahwa kepribadian adalah
perilaku yang khas seseorang yang menyebabkan orang itu dapat dikenal
dan dibedakan dari orang lain karena pola perilakunya. Ada juga pengertian
gaya kepribadian yang menunjuk pada keseluruhan pola pikiran, perasaan
dan perilaku yang memengaruhi seseorang dalam usaha adaptasi yang terusmenerus dalam hidupnya, alhasil interaksi antara genotipe (pengaruh
keturunan) dan fenotipe (pengaruh lingkungan). Gaya kepribadian lebih
konstisten dari perilaku. Kita tidak dapat memilih gaya kepribadian kita,
sehingga kita tidak bertanggung jawab atasnya. Kita sudah berkembang
menjadi individu dengan gaya kepribadian tertentu, karena itu kita tidak
boleh menyalahkannya. Kita tidak boleh mengatakan: ya, memang saya
sudah

begitu,

seakan-akan

mau

membenarkan

perilakunya.

Kita

menyalahkan seseorang bukan karena gaya kepribadiannya, tetapi karena


perilakunya. Perilaku dapat berubah-ubah, sesuai dengan situasi dan
lingkungan. Ada perilaku yang baik serta ada yang jahat. Kita dapat memilih
perilaku apa yang hendak kita tunjukan, karena itu kita harus bertanggung
jawab atas perilaku kita.
Jadi: kepribadian meliputi segala corak perilaku manusia yang
terhimpun dalam dirinya dan yang digunakan olehnya untuk bereaksi serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsang, baik yang datang dari
lingkungan (dunia luar), maupun yang berasal dari diri sendiri (dunia
dalam), sehingga corak perilakunya itu merupakan suatu kesatuan
fungsional yang khas bagi individu itu. Definisi-definisi diatas ini
menggambarkan kepribadian dalam kata empiris.
Terdapat tiga pengertian kepribadian, yaitu pengertian populer,
flsafat dasn empiris.
Kepribadian dalam arti kata populer sama dengan kualitas seseorang
yang menyebabkan ia disenangi oleh orang lain.
1 Gangguan Kepribadian Skizoid

Kepribadian dari arti kata filsafat adalah sesuatu yang rasional


( dapat berpikir, mempunyai daya penalaran) dan individual (merupakan
kesatuan yang dapat berdiri sendiri, mempunyai ciri-ciri khas). Kepribadian
itu merupakan inti manusia (yaitu bila kita menjawab pertanyaan dalam
filsafat: apakah manusia itu?) yang mengatur dan mengawasi perilaku
secara tidak dapat dilihat oleh orang lain dan yang merupakan penyebab
utama segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia itu.
Kepribadian dalam arti kata empiris adalah jumlah perilaku yang
dapat diamati dan yang memkpunyai ciri-ciri biologis, psikologis,
sosiologis,

kultural

dan

moral

yang

khas

baginya,

yang

dapat

membedakannya dari kepribadian lain. Akan tetapi harus diingat bahwa


jumlah perilaku atau jumlah sifat seseorang tidak sama dengan
kepribadiannya secara keseluruhan. Keseluruhannya adalah lebih besar dari
jumlah bagian-bagiannya. Perilaku dan sifat hanya meerupakan manifestasi
kepribadian orang itu. Dengan mempelajari perilaku atau sifat-sifat
kepribadian seseorang, maka kita dapat menyelami kepribadian yang
sebenarnya.
Kepribadian berkembang menuju kematangan badani, emosional,
intelektual, kultural dan spiritual. Perkembangan ini dipengatuhi oleh
faktor-faktor badani (keturunan, susunan saraf, hormonal, imunologis),
emosional (mekanisme penyesuaian diri), sosial (hubungan antar manusia,
adat-istiadat, kultural) dan spiritual (kepercayaan) serta intelektual (taraf
intelegensi).
Tidak jarang istilah kepribadian (personality), watak(character)
dan temperamen (termperament), dipakai secara bergantian, seakan samasama artinya. Sebaiknya diadakan pembedaan antara ketiga istilah itu.
Watak adalah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang
menggerakkan kemauan sehingga orang itu bertindak. Bila kepribadian
seseorang sering menunjukan tindakan akibat kemauan yang teguh dan
kukuh, maka ia dinamakan orang yang berwatak. Sebaliknya jika seseorang
tidak mempunyai pendirian sendiri, plin-plan dan hidup hari ke hari tanpa
tujuan (tanpa pegangan atau pendirian), maka ia dapat dikatakan tidak
berwatak.
Tempramen itu adalah kepribadian yang lebih tergantung pada
keadaan badani. Ada tiga aspek tempramen, yaitu: kelincahan ( kegesitan,
2 Gangguan Kepribadian Skizoid

motilitas atau motility), daya hidup dan vitalitas (vitality) dan daya rasa
(emosionalisme atau emotionality).
1.1.2. Gangguan Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan dan perilaku yang
sering digunakan oleh seseorang sebagai usaha adaptasi yang terus-menerus
dalam hidupnya.
Suatu gangguan kepribadian dianggap telah terjadi bilamana sebuah
atau lebih sifat kepribadian itu menjadi sedemikian rupa sehingga individu
itu merugikan dirinya sendiri atau masyarakat disekitarnya.
Kita mengenal macam-macam gangguan kepribadian, misalnya:
gangguan kepribadian paranoid, skizoid, disosial, emosional tak stabil,
histrionik, anankastik, dependen, dan lain-lain. Gangguan kepribadian
masuk dalam klasifikasi diagnosis gangguan jiwa.
1.2.Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah:
1. Apa pengertian gangguan kepribadian skizoid ?
2. Apa saja gejala klinis gangguan kepribadian skizoid ?
3. Bagaimana mendiagnosis gangguan kepribadian skizoid ?
4. Bagaimana penatalaksanaan gangguan kepribadian skizoid ?
1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang gangguan kepribadian skizoid
2. Untuk mengetahui gejala klinis gangguan kepribadian skizoid
3. Untuk mengetahui langkah mendiagnosis gangguan kepribadian skizoid
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari gangguan kepribadian skizoid
BAB II
GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID

2.1.Pengertian
Gangguan kepribadian skizoid merupakan bagian dari gangguan kepribadian khas.
Sifat-sifat kepribadian ini adalah pemalu, pendiam, suka menyendiri, perasa, emosi
dan temperamen dingin, menghindari hubungan jangka panjang dengan orang lain.
Individu ini menunjukan respons terhadap isyarat atau rangsangan sosial. Ia kurang
mampu mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau kemarahan terhadap orang
lain. Ia juga kurang tertarik terhadap pengalaman sexual dengan orang lain. Ia
3 Gangguan Kepribadian Skizoid

berpreokupasi dengan fantasi dan berintrospeksi berlebihan. Ia tidak peduli, baik


terhadap pujian maupun kecaman, tidak mempunyai teman akrab, sangat tidak
sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku, hampir selalu memilih
aktivitas yang dilakukan sendiri. Hanya sedikit aktivitas yang memberikan
kesenangan baginya.
Ciri utama cara menyesuaikan dan membela dirinya adalah menarik diri,
mengasingkan diri dan sering aneh (ekstrinsik). Terdapat juga cara pemikiran
autistik dan ia melamun berlebihan.
2.2.Gejala Klinis
Gejala utama gangguan kepribadian skizoid adalah tidak tertarik kepada orangorang lain atau hubungan-hubungan sosial. Orang yang menderita gangguan
kepribadian skizoid tidak hanya tidak bergaul dengan orang-orang lain, tetapi ia
juga jarang memberikan respon terhadap orang-orang lain. Misalnya, dia acuh tak
acuh terhadap pujian atau kritik dari orang-orang lain, dan ia jarang memberi
isyarat timbal balik seperti tersenyum atau anggukan. Orang mengalami gangguan
kepribadian skizoid adalah orang yang menyendiri, tidak mampu memasuki
hubungan-hubungan antar pribadi yang hangat.
Orang-orang seperti itu tampaknya menghindari kontak langsung dengan
kehidupan, dan memperlihatkan ketergantungan yang kuat pada kebiasaan
melamun atau pemikiran autistik dimana mereka mencari kompensasi lain untuk
diungkapkan secara langsung atau terbukja. Mereka mencari kompensasi dan
kepuasan dalam fantasi-fantasi tentang kejayaan dan kekuasaan yang besar.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian skizoid juga memperlihatkan
emosi yang sangat sedikit, dan dengan demikian mereka kelihatannya menjauhkan
diri, tanpa humor, emosinya tumpul. Meskipun ia memperlihatkan isolasi sosial dan
efek yang tumpul yang merupakan menjadi ciri khas skizofrenia, namun ia tidak
memperlihatkan bukti-bukti tentang gangguan pikiran (tidak ada halusinasi, delusi,
atau masalah-masalah bahasa), dan dengan demikian ia tidak dapat dianggap
sebagai orang yang menderita skizofrenia.
Pola ketidakramahan kepribadian skizoid terlihat pada sejarah awal
kehidupannya, dan biasanya dibarengi oleh ketakutan, menghindari persaingan,
tidak emosional. Semasa kanak-kanak, orang tersebut biasanya sangat penurut,
sangat pemalu, dan suka menyendiri, serta sangat sensitif. Sifat-sifat ini menjadi
sangat jelas pada permulaan masa remaja, lebih-lebih sifat menyendiri dan
introvert.

4 Gangguan Kepribadian Skizoid

Orang yang berkepribadian skizoid sering mengadakan rencana-rencana


yang terlalu idealistis dan tidak realistik dengan akibat tingkah lakunya dianggap
eksentrik oleh orang-orang lain. Jika ia cerdas, maka ia menulis buku-buku yang
tidak pernah diterbitkan, merencanakan penemuan-penemuan yang tidak pernah
dilaksanakan, atau melakukan eksperimen-eksperimen yang tidak pernah selesai. Ia
dianggap memiliki kepribadian skizoid prapsikotik yang khas, meskipun harus
diingat bahwa tidak semua pasien skizofrenik memperlihatkan gambaran
kepribadian ini sebelum sakit. Ada petunjuk yang kuat sekali mengenai pengaruh
bagian-bagian konstitusional pada pembentukan kepribadian skizoid. Susunan
kepribadian yang lemah tidak memungkinkan individu skizoid berani menghadapi
hal-hal yang belum tentu menimbulkan rasa sakit akibat hubungan emosional yang
akrab sebab ia memiliki sedikit atau sama sekali tidak memiliki dorongan
emosional.
2.3.Diagnosis
F60.1 GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID
Pedoman Diagnostik
Gangguan kepribadian yang memenuhi deskripsi berikut:
a) Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan
b) Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment)
c) Kurang mampu untuk meng-ekspresikan-kan kehangatan,
kelembutan atau kemarahan terhadap orang lain
d) Tampak nyata ketidak-pedulian baik terhadap pujian maupun
kecaman
e) Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman sexual dengan orang
lain (perhitungan usia penderita)
f) Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakkukan sendiri
g) Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
h) Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab
(kalo ada hanya satu) dan tidak ada
i) Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang

berlaku
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.

2.4.Penatalaksanaan
Penanganan: psikoterapi suportif, bimbingan dalam cara hidup, anjuran untuk
mengambil bagian dalam kegiatan sosial dan latihan dalam mengadakan relasi
interpersonal. Nasihat kepada pasangan atau anggota keluarga lain bahwa perhatian
dan cinta kasih yang terus menerus akhirnya mungkin dapat merobohkan tembok
disekelilingnya dan ia menjadi lebih terbuka.
5 Gangguan Kepribadian Skizoid

Psikoterapi yang sering digunakan untuk gangguan kepribadian skizoid


adalah

cognitive-behavioral

therapy

(CBT),

terapi

keluarga

dan

terapi

psikodinamika. Bila individu mempunyai pasangan hidup, terapi pasangan (couples


therapy) dapat digunakan untuk membentuk komunikasi antar pasangan.
Berikut beberapa terapi untuk gangguan kepribadian skizoid:
Terapi Individu
Berhasilnya terapi pada individu dengan gangguan kepribadian skizoid
membutuhkan waktu yang relatif lama, dibutuhkan kesabaran untuk
mengubah persepsi yang salah terhadap cara memandang persahabatan
untuk menciptakan hubungan interpersonal yang baik. Pada awal terapi,
terapis akan menyuruh pasien/klien untuk mengungkapkan apa yang
dibayangkan oleh individu menyangkut sebuah hubungan persahabatan dan
ketakutan-ketakutan yang dirasakan oleh individu dalam menjalin hubungan
dengan orang lain. Selanjutnya terapis akan menyusun langkah-langkah

kedepan secara bersama dengan klien untuk penyembuhannya.


Terapi Kelompok
Terapi kelompok merupakan salah satu treatment yang paling cepat dan
efektif, meskipun demikian terapi kelompok tetap menemui kesulitan ketika
individu gangguan kepribadian skizoid ikut dalam partisipasi kelompok
tersebut. Oleh karenanya individu diberikan kenyamanan dalam grupnya,
terapis juga harus menjaga dari kritikan anggota lainnya. Terciptanya
keakraban antar sesama anggota merupakan salah satu harapan dari terapi
ini dengan menciptakan hubungan-hubungan sosial yang saling mendukung.
Terapi kelompok akan memberi pengalaman-pengalaman sosial yang
bermanfaat, saling mengerti sesama anggota, berkomunikasi sampai pada
memahami orang lain.
BAB III
KESIMPULAN

kepribadian adalah perilaku yang khas seseorang yang menyebabkan orang itu
dapat dikenal dan dibedakan dari orang lain karena pola perilakunya.

6 Gangguan Kepribadian Skizoid

Suatu gangguan kepribadian dianggap telah terjadi bilamana sebuah atau lebih sifat
kepribadian itu menjadi sedemikian rupa sehingga individu itu merugikan dirinya

sendiri atau masyarakat disekitarnya.


Kita mengenal macam-macam gangguan kepribadian, misalnya: gangguan
kepribadian paranoid, skizoid, disosial, emosional tak stabil, histrionik, anankastik,
dependen, dan lain-lain. Gangguan kepribadian masuk dalam klasifikasi diagnosis

gangguan jiwa.
Gangguan kepribadian skizoid merupakan bagian dari gangguan kepribadian khas.
Sifat-sifat kepribadian ini adalah pemalu, pendiam, suka menyendiri, perasa, emosi

dan temperamen dingin, menghindari hubungan jangka panjang dengan orang lain.
Diagnosis ditegakan berdasarkan pedoman diagnostik (F60.1)
Penanganan : psikoterapi, terapi individu, terapi kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, Sadock. Sinopsis Psikiatri. Jilid 1. Bina Rupa Aksara. Jakarta.


Maramis, W.F., 2005, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Cetakan kesembilan,

Surabaya : Airlangga University Press.


Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas dari PPDGJ- III. PT

Nuh Jaya. Jakarta. 2003


Anonymous,
gangguan

kepribadian

skizoid,

http://www.g-

excess.com/12022/pengertian-dan-ciri-ciri-gangguan-kepribadian-skizoid/

7 Gangguan Kepribadian Skizoid

You might also like