Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Nurfazlina
Annisa Alhamra
Preseptor :
dr. Ardizal Rahman, Sp.M(K)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sudut COA
Sudut kamera anterior terletak
pada persambungan kornea
perifer dan akar iris. Ciri-ciri
anatomi utama sudut ini adalah
garis Schwalbe, jalinan trabekula
(yang terletak di atas kanalis
Schlemm) dan taji-taji sclera.
Garis Schwalbe menandai
Korpus Siliaris
berbentuk segitiga pada potongan
melintang, membentang ke depan
dari ujung anterior koroid ke
pangkal iris (sekitar 6mm)
terdiri dari suatu zona anterior
yang berombak-ombak, pars plana
dan zona datar, pars plikata
Prosesus siliaris dan epitel siliaris
berfungsi sebagai pembentuk
akuos humor
Akuos humor
suatu cairan jernih yang
mengisi kamera anterior dan
posteriormata
Kecepatan pembentukannya
1,5-2 uL/menit
memiliki komposisi askorbat,
piruvat, dan laktat yang lebih
tinggi dan protein, urea, dan
glukosa yang lebih rendah
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan AAO
1. Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut terbuka primer
Glaukoma normo tensi
Glaukoma juvenile sudut
terbuka
Glaukoma suspect
Glaukoma sekunder sudut
terbuka
3. Kombinasi
4. Gangguan perkembangan sudut
COA (Camera Oculi Anterior)
Primer congenital/ infantil
glaucoma
Epidemiologi
permasalahan kesehatan yang utama.
penelitian di USA pada usia lebih dari
40 tahun diperkirakan prevalensinya
1,86%.
Diperkirakan dengan meningkatnya
populasi usia lanjut, jumlah pasien
glaucoma juga akan meningkat 50%
dari 3,36 juta pada tahun 2020.
Patofisiol
Glaukoma biasanya timbul karena tidak
ogi
Peningkatan TIO
20
Tanda klinis
Perubahan tekanan intra ocular
Rata-rata TIO=15,5 mmHg (standard
deviasi 2,6 mmHg), dengan rentang
10-21 mmHg
Tahap awal peningkatan TIO tidak
menetap, namun terjadi peningkatan
berlebihan pada variasi diurnal.
observasi periodik
23
Tahap lanjut
Cupping yang terlihat lebih jelas (0,70,9 mm)
Penipisan pinggir neuroretina
Pergeseran ke nasal pembuluh retina
Pulsasi arteriol retina yang dapat
terlihat pada pinggir diskus saat TIO
sangat tinggi
Lamellar dot pada lamina kribrosa
Komplikasi
Komplikasi dari glaukoma primer sudut
terbuka adalah penurunan lapangan
pandang yang dapat berakhir dengan
kebutaan. Namun terjadinya kebutaan pada
penderita glaukoma ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor :
a. tingkat keparahan penyakit
b. usia penderita usia muda
c. TIO yang tidak terkontrol
Prognosis
Glaukoma sudut terbuka,
apabila ditatalaksana dengan
baik, dapat mempertahankan
penglihatan, tetapi tidak dapat
sembuh dengan sempurna,
oleh karena itu perlu kontrol
teratur.
GLAUKOMA SUDUT
TERTUTUP KRONIK
EPIDEMIOLOGI
Glaukoma merupakan penyebab
kebutaan yang paling sering di dunia
Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta orang
menderita glaukoma, dan lebih dari separuh
mereka tidak menyadari sedang menderita
penyakit ini, yang disebabkan karena
glaukoma sering tidak memberikan gejala
pada awal penyakit.
Kurang dari 10% glaukoma di Amerika
Serikat adalah angle closure glaucoma
(ACG).
Di Asia ACG lebih sering terjadi daripada
open angle glaucoma.
PATOGENESIS
Mekanisme peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma adalah gangguan
aliran keluar humor akueus
Pada glaucoma sudut tertutup yang akut
terjadi apabila terbentuk iris bombe yang
menyebabkan sumbatan sudut kamera
anterior oleh iris perifer.
GEJALA KLINIS
Gejala glaukoma umumnya agak
sulit diketahui, karena sering tidak
disadari oleh penderitanya atau
dianggap sebagai tanda dari
penyakit lain
Glaukoma kronik
penderita jarang mengeluhkan mata,
karena umumnya peningkatan tekanan
yang terjadi telah berlangsung lama dan
mata penderita telah beradaptasi.
Keadaan ini sangat berbahaya, penyakit
berjalan terus sedangkan penderita tidak
menyadarinya.
Gejala hampir sama dengan yang akut
tetapi rasa sakit, merah dan kabur dapat
hilang dengan sendirinya, dan terjadi
serangan berulang beberapa kali.
Biasanya rasa sakit kurang berat
dibandingkan dengan yang akut.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
untuktekanan
mendeteksi
1.
Tonometri (pengukuran
bola mata).
Glaukoma
2. Funduskopi
(pemeriksaan retina dan saraf
mata)
3. Perimetri (pemeriksaan luas penglihatan)
4. Gonioskopi (pemeriksaan sudut bilik mata
depan)
5. Ultrasound Biomicroscopy (UBM), untuk
melihat sudut dan struktur disekitarnya.
KOMPLIKASI
Bila tidak ditangani secara cepat dan
tepat pasien dengan glaucoma dapat
mengalami kebutaan.
PROGNOSIS
Prognosis akan baik bila glaucoma
didiagnosis dengan cepat dan
ditangani dengan tepat.
Oftalmoskop direk/indirek
tekhnik pemeriksaan:
pasien berbaring dan pemeriksa berdiri di sebelah
kanan pasien.
mata pasien dianestesi dengan pemberian 2-4%
xylokain.
pasien diminta melihat ke satu titik di langit-langit.
kelopak mata pasien dilebarkan dengan tangan kanan
kemudian.
letakkan perlahan telapak tonometer pada permukaan
kornea.
Setelah tonometer menunjukkan angka yang tetap
baca angka tekanan pada busur schiotz
Tekhnik pemeriksaan :
mata yang akan diperiksa diberi anestesi topical dan
diberi fluoresen.
Agar dapat melihat fluoresen dipakai filter biru cobalt
dengan penyinaran paling terang.
pasang tonometer di depan kornea, lihat melalui
slitlamp saat ujungnya berkontak dengan kornea.
Setelah berkontak ujung tonometer akan meratakan
bagian tengah kornea dan menghasilkan garis
fluoresen tipis yang melingkar. Prisma pada bagian
ujung akan memecah lingkaran ini secara visual
menjadi 2 setengah lingkaran yang tampak hijau
melalui ocular slitlamp.
Tekanan tonometer diatur secara manual sampai
kedua setengah lingkaran tersebut menumpuk, inilah
titik akhirnya. Besarnya tenaga yang dibutuhkan
diterjemahkan menjadi skala tekanan dalam mmHG
Gonioskopi
Grade
IV
Besar sudut
35-45
Konfigurasi
Terbuka lebar
Kemungkinan
Struktur
yang
terjadi
terlihat
pada
penutupan
Tidak ada
gonioskopi
Garis
schwalbe,
Trabecular
meshwork,
III
20-35
Sudut terbuka
Tidak ada
Skleral
II
20
Cukup sempit
mungkin
spur
Garis
Skleral
schwalbe,
Trabecular
I
10
Sangat sempit
Tertutup
Tinggi
meshwork
Hanya
Tertutup
schwalbe
Tidak ada struktur
yang terlihat
garis
Perimetri
memeriksa lapang pandang
Terdapat dua metode dasar penyajian
objek perimetri
perimetri statik lokasi yang berbeda pada
lapang pandang diuji satu persatu. Dimulai
dengan lapang pandang dengan objek uji
yang sulit pada lokasi tertentu, hingga
didapatkan tingkat sensitivitas ambang)
lakukan di lokasi lain sehingga
didapatkan ambang sensitivitas cahaya
pada berbagai titik, kemudian digabung
dan akan membentuk lapang pandang.
Metode perimetri
Perimeter goldmann berupa mangkuk
bulat putih yang diletakkan di hadapan
pasien. Digunakan prinsip statik dan
dinamik. Metode ini menguji lapang
pandang perifer dan metode utama
untuk menetapkan lapangan pandang
pada pasien glaukoma.
Perimetri berbasis komputer, merupakan
pemeriksaan paling canggih dan paling
sensitif
PENATALAKSAN
AAN
Medikamentosa
1. Analog prostaglandin
3. Simpatomometik:
mengurangi produksi humor aqueos
- epinefrin 0,5-2%, 2 dd 1 tetes sehari
4. Beta-bloker:
menghambat produksi humor aqueos
- Timolol maleat 0,25-0,5%, 1-2 dd 1 tetes
sehari
5. Carbon anhidrase inhibitor:
penghambat produksi humor aqueos
- asetazolamid 250 mg, 4 dd 1 tablet
67
non Medikamentosa
Tindakan operasi baru dilakukan jika:
TIO tidak dapat di pertahankan di bawah 22
mmHg.
Lapang pandang terus mengecil.
Pasien tidak dapat di percaya tentang pemakain
obatnya.
Tidak mampu membeli obat.
Tidak tersedia obat-obat yang di perlukan.
Komplikasi
terbanyak peningkatan IOP (20%
pasien). Peningkatan IOP terjadi dalam 14 jam pertama setelah tindakan,
pasien harus dikontrol dengan
seksama.
Untuk mengatasinya gunakana
praclonidine topical 1%, brimonidine
topical 0,2%. Jika tidak berhasil, bisa
digunakan hyperosmotic agent dan
Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAIs) oral.
Beta bloker
Analog prostaglandin
LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki berusia 74 tahun
datang ke Poli mata RS Dr. M. Djamil
Padang tanggal 21 Mei 2015 dengan
Keluhan Utama:
Mata kanan pasien rasa terkalang
sejak 5 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit
Sekarang :
Mata kanan pasien rasa terkalang dan rasa
berpasir sejak 5 minggu yang lalu dan disertai
penglihatan kabur dan mata merah.
Mual, muntah tidak ada.
Riwayat mata merah hilang timbul dan sakit
kepala, kemudian berobat ke Puskesmas
sebanyak 2 kali, dan diberi obat tetes, namun
tidak ada perbaikan, kemudian berobat ke RSUD
Pariaman dan diberi obat Timolol 0,5 % 2x1 OD,
Glaucon 4x1 tab, dan Aspar K 2x1, kemudian
pasien dirujuk ke RSUP Dr. M Djamil Padang.
Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi dan
diabetes mellitus tidak ada
Status Ophtalmikus
Status
OD
OS
1/60
5/5
koreksi
Refleks fundus
Silia / supersilia
Trichiasis (-) ,
(-)
Madarosis (-)
Edema (-),Tanda
Ophtalmikus
Visus tanpa koreksi
Visus
dengan
Palpebra superior
Radang (-)
Palpebra inferior
Aparat lakrimalis
OD
OS
Konjungtiva Tarsalis
Hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Konjungtiva Forniks
Hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Hemoragik
subkonjunktiva (-)
Sklera
Warna putih
warna putih
Kornea
Bening
Bening
VH grade 2 (dangkal)
VH grade 3
reflek (+/+)
Konjungtiva Bulbii
(+menurun/+menurun)
Lensa
Keruh subkapsular
posterior
Korpus vitreum
Sukar dinilai
Sukar dinilai
OD
Fundus :
OS
- Media
-
bening
bening
optikus
c/d = 0,7-0,8
tegas.
c/d = 0,5-0,6
- aa/vv retina
aa : vv = 2 : 3
- aa : vv = 2 : 3
Perdarahan (-),eksudat
Perdarahan
(-)
(-),eksudat (-)
Tekanan bulbus
58 mmHg
21 mmHg
okuli
Orthoforia
Orthoforia
Bebas
Bebas
Retina
- Makula
Diagnosis kerja:
- Glaukoma sudut tertutup kronik OD
- Katarak imatur ODS
Pemeriksaan Penunjang :
Gonioskopi
USG mata
Anjuran terapi :
Glaukon 4x1
Aspar K 2x1
Timol 0,5 % ed 2x1 OD
Polydex ed 6x1 OD
Trabekulektomi
Pemeriksaan penunjang
gonioskopi
OD
OS
superi
or
inferior
nasal
tempor
al
superi
or
inferior
nasal
tempor
al
SL
TM
SS
PI
Diskusi
Seorang pasien, perempuan, umur 74
tahun dengan keluhan utama terkalang
sejak 5 minggu yang lalu. Pasien ini
diagnosis dengan glaukoma sudut tertutup
kronik OD dengan diagnosis tambahan
katarak imatur ODS. Pasien ini direncanakan
trabekulektomi OD dan diberikan terapi
medikamentosa berupa glaucon, timolol,
aspar k, dan polydex.
TERIMA KASIH