Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Purwaceng (Pimpinella pruatjan) termasuk salah satu tanaman obat yang
paling
banyak
dibicarakan terkait
manfaatnya
sebagai
aprodisiak,
Dieng ditemukan
tanaman
khas
yaitu
tanaman
Purwaceng
seiring
dengan
pembukaan
lahan untuk
pertanian
tanaman
kentang.
Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau) letak geografisnya memiliki
ketinggian antara 1900 2200 m dpl, dengan suhu udara pada siang hari
berkisar antara 15
serta meningkatkan
emosi.
Di
Kabupaten
Banjarnegara
BAB II
Pembahasan
diantaranya
bersifat
andronat,
menambah
stamina
tubuh,
: Plantarum
Divisio
: Spermatophyta
Sub divisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Familia
: Umbelliflorae
Bangsa/ordo
: Umbelliferae
Genus
: Pimpinella
Spesies
: Pimpinella pruatjan
:
:
:
:
:
Wonosobo
seleksi massa
bersari bebas
13,7 21,1 cm
panjang 18,53 19,87 cm, lebar 15,60 16,44 cm
panjang 5,9 9,7 cm, diameter 1,24 2,76 mm
:
:
:
:
:
10 16 helai
9 15 helai
majemuk menyirip gasal, berhadapan
roset
hijau GB 143 (Royal Horticultural Society Colour
Chart)
: hijau GA 139 (Royal Horticultural Society Colour
Chart)
: merah keunguan GA N79 (Royal Horticultural
Society Colour Chart)
kecil
Tekstur permukaan daun : halus, bergelombang
Bentuk batang
: bulat
Warna batang
: merah keunguan GA N79 (Royal Horticultural
Tipe pembungaan
Warna mahkota bunga
Warna kelopak bunga
Warna anther
Warna biji muda
Habitus
: herba,
menutup
tanah,
dengan ketinggian
mencapai 25 cm.
Penciri utama
Keunggulan varietas
Wilayah adaptasi
dan
subur, Purwaceng juga memerlukan tanah yang kaya bahan organik, dan pH
tanah dengan kisaran 5,7 6,0.
Purwaceng tidak dapat tumbuh baik pada tanah yang bertekstur liat.
Untuk tanah yang kurang subur perlu dilakukan pemupukan, terutama
pupuk organik.Purwaceng awalnya merupakan tanaman liar yang tumbuh
di bawah tegakan tanaman keras atau hutan, sehingga kurang bagus
pertumbuhannya apabila tanaman ini mendapat penyinaran sinar matahari
langsung.
Proses pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
pertumbuhan diantaranya ketersediaan makanan, unsur hara, ketersediaan
air, cahaya matahari, suhu udara, oksigen dan hormon pertumbuhan.
Semua faktor tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Selanjutnya
proses fotosintesis akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman (Fitter dan Hay, 1991). Demikian juga dengan tanaman Purwaceng,
intensitas cahaya yang optimal akan meningkatkan pertumbuhan.
BAB III
Kesimpulan
tanaman
keras
atau
hutan, sehingga
kurang
bagus
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. SOP Budidaya Purwaceng. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor
Fathonah Dasiyem, 2008, Tesis Pengaruh IAA dan GA3 Terhadap Pertumbuhan
dan Kandungan Saponin Tanaman Purwaceng (pimpinella
alpina, molk.), UNS Surakarta
Fitter, A. H. Dan Hay, R. K. M. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman
(Diterjemahkan oleh Sri Andani dan E. D. Purbayanti).
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia (Buku III), Dept. Kehu-tanan,
Jakarta 1550 h.
Rahardjo, M., Rosita S.M.D.
dan I.
pruatjan
Industri. 12 :73-79.
Rifai, M.A. 1992. Tiga puluh tumbuhan obat langka di Indonesia. Sisipan
Florabunda
2.
Bogor, h. 22-23.
Lampiran
Gambar tanaman
Purwaceng
MAKALAH
PURWACENG ( Pimpinella pruatjan )
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Kapita Selekta Tumbuhan
DISUSUN OLEH:
ARDHIA
OKTAVIANA
NIM. 0402514062
10
11