You are on page 1of 14

LAPORAN PSIKIATRI

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH


(F4.1)

Disusun oleh:
M. Riyadhi T.
1310221051
Pembimbing
dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN JAKARTA
2015
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. P. P.
Usia
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
Agama
: Kristen
Pendidikan
: Sarjana Ekonomi
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Freelance
Alamat
: Klender

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 13 Agustus 2015 pada


pukul 11.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan seorang diri untuk
kontrol tiap bulan karena obat habis dan mengaku masih terdapat keluhan
sulit tidur jika tidak minum obat.
B. Riwayat gangguan sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk
kontrol rutin tiap bulan karena obat habis dan mengaku masih terdapat
keluhan sulit tidur jika tidak minum obat. Pasien merasa membaik setelah
meminum obat yang diberikan. Sebelumnya pasien mengeluh sering
kesulitan untuk tidur karena merasa cemas. Setelah meminum obat pasien
sudah bisa tidak ada kesulitan untuk memulai tidur, namun pasien
mengatakan sering terbangun pukul 4.00 pagi padahal baru tidur sekitar
pukul 01.00. Pasien mengatakan memang sedang ada yang dipikirkan dan
merasa cemas.
Perasaan cemas ini berawal dari bulan Juni tahun 2014 ketika
pasien memiliki penyakit penyumbatan pembuluh darah di jantung,
setelah itu pasien merasa cemas karena penyakit jantung yang
dideritanya. Sejak saat itu pasien kesulitan untuk tidur karena memikirkan
penyakit tersebut. Setelah dilakukan pemasangan ring pasien mengaku
masih merasa cemas tetapi bukan karena penyakit jantungnya. Sebelum
memiliki penyakit jantung tersebut pasien menyangkal dirinya merasa
cemas. Pasien mengaku merasa cemas karena sebelum tidur pasien sering
berfikir apa yang harus dilakukan besok pagi mengenai pekerjaannya,
apakah nanti sesuai dengan rencananya dan apakah nanti ada faktor
penyulit untuk rencana yang akan pasien lakukan esok hari. Karena
pikiran itu pasien terkadang baru bisa tdur jam 04.00 pagi jika tidak
menggunakan obat yang diberikan oleh terapis.
Setelah pasien merasa sangat terganggu dengan rasa cemasnya
akhirnya pasien memutuskan untuk konsultasi ke poli jiwa di RSUP
Persahabatan. Setelah itu dilakukan pengobatan dan pasien merasa ada
perubahan ke arah baik. Pasien mengaku sempat mencoba untuk tidak

meminum obat satu kali tetapi pasien tidak bisa tdur kemudian pasien
segera meminum obatnya agar bisa tidur.
Pasien mengatakan ketika dirinya merasa cemas pasien merasakan
sakit dan tegang dari dahi sampai belakang leher. Kemudian pasien
merasakan jatungnya berdebar dan keringat dingin. Jika pasien dalam
keadaan sulit tidur karena cemas pasien nelakukan bersih - bersih
dirumahnya.
Pasien memiliki 3 anak, semua anak pasien sudah menikah tetapi
ada yang belum bekerja. Pasien saat ini tinggal di rumah bersama istri,
anak, dan menantunya. Pasien mempunyai beban pikiran bahwa anaknya
yang telah berkeluarga dan tinggal di rumah belum memiliki pekerjaan.
Pasien mengatakan di keluarga pasien tidak ada yang memiliki gejala
yang sama seperti pasien. Pasien tidak memiliki riwayat gula darah
tinggi, kolesterol namun pasien memiliki riwayat tekanan darah yang
tinggi. Pasien menyangkal pernah memliki riwayat trauma kepala. Pasien
mengaku pernah mengkonsumsi alkohol pada waktu mudanya dulu,
tetapi sudah lama berhenti dan tidak pernah minum alkohol lagi. Pasien
menyangkal pernah mengkonsumsi narkoba. Pasien juga mengaku bahwa
tidak ada gangguan dalam kegiatan sehari - hari. Keadaan ekonomi
pasien tidak menentu, penghasilan pasien tidak menentu karena pekerjaan
pasien freelance. penghasilan dari pekerjaannya dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari - hari. Biaya berobat pasien menggunakan
asuransi BPJS.
Menurut keterangan orang tua pasien, pasien dilahirkan secara
normal di Medan. Pasien mengaku pada saat sekolah memiiki banyak
teman. Pasien sekolah SD, SMP, SMA dan menyelesaikan SE.
Pasien menyangkal mendengar bisikan - bisikan yang tidak ada
sumbernya. Pasien juga menyangkal melihat bayangan - bayangan yang
tidak ada sumbernya. Pasien juga mengatakan bahwa tubuhnya tidak
pernah merasa di sentuh atau di colek padahal tidak ada orang lain. Selain
itu pasien juga menyangkal pernah mencium bau - bau yang tidak ada
sumbernya.
Ketika ditanyakan apakah jika pasien sedang berjalan dan melalui
sekelompok

orang

pasien

merasa

kelompok

tersebut

sedang

membicarakannya pasien menjawab tidak pernah. Pasien juga tidak


pernah merasa bahwa kegiatannya seperti dikontrol oleh orang lain.
Pasien juga menyangkal bahwa ada orang lain yang tahu apa kegiatan
selanjutnya yang akan dilakukan oleh pasien. Saat menonton TV pasien
tidak pernah merasa orang yang ada di TV sedang menyindirnya.
Pasien tidak pernah merasa bahwa lingkungan sekitar punya niat
jahat terhadap pasien. Saat bercermin pasien mengaku tidak pernah
merasa bahwa dirinya berubah. Pasien masih merasakan dirinya sama
seperti yang dulu. Pasien juga menyangkal melihat lingkungan rumahnya
tidak seperti dulu lagi.
Pasien mengatakan bahwa ia ingin keadaan di lingkungannya
selalu rapih, tidak berantakan, dan tidak kotor. Semua harus tertata rapih
sesuai ditempatnya. Pasien juga mengatakan tidak boleh ada sedikitpun
debu di rumahnya. Pasien merasa tidak nyaman jika melihat barang barang tidak tersusun rapih sesuai di tempatnya. Pasieng juga mengatakan
harus tetap bersih dan wangi. Jika pasien merasa dimana keadaan tidak
rapih

atau

tidak

bersih

pasien

langsung

merapihkan

dan

membersihkannya. Pasien juga mengatakan untuk penampilan dirinya


pun harus selalu terlihat rapih dan baik.
Pemeriksa menanyakan pasien sekolah SD dimana pasien
menjawab di Medan. Pasien juga diberi pertanyaan naik apa ke RSUP
Persahabatan, pasien menjawab naik motor. Kemudian pasien juga
diminta untuk mengulangi ucapan pemeriksa yaitu 5 nama kota "Jakarta,
Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya". pasien dapat mengulanginya
dengan baik.
Pasien dapat menjawab pengetahuan umum dengan benar, ketika
ditanyakan oleh pemeriksa siapa Presiden RI dan Gubernur Jakarta
sekarang ?, pasien menjawab Jokwi dan Ahok. Pasien juga dapat
menjawab pertanyaan 100 - 7 = 93, dapat diketahui berarti fungsi kognitif
pasien masih baik.
Ketika pemeriksa menanyakan pasien sekarang berada dimana ?,
pasien menjawab "di RSUP Persahabatan", Selanjutnya pasien diberi
pertanyaan "sekarang siang atau malam pak ?", pasien menjawab "siang
hari". Kemudian pasien diberi pertanyaan "bapak kesini mau melakukan

apa pak ?", pasien menjawab "mau kontrol dan obat sudah habis".
Pemeriksa juga menanyakan "bapak tau tidak kita ini siapa?", pasien
menjawab "dokter".
Pada uji nilai pasien diminta untuk menjawab suatu permasalahan.
Diberikan pertanyaan bila melihat anak kecil di sebuah mall yang
terpisah dengan ibunya, apa yang akan dilakukan oleh pasien? pasien
menjawab akan mengantarkan anak tersebut ke bagian informasi agar
dapat bertemu dengan ibunya. Hal ini menunjukan uji nilai pasien baik.
Pasien dapat menjelaskan arti peribahasa "tong kosong nyaring bunyinya"
yaitu "orang yang banyak bicara tetapi tidak ada isinya"
Tiga keinginan terbesar pasien saat ini adalah pasien ingin segera
sembuh, pasien ingin istri dan anak - anaknya sehat, serta pasien ingin
panjang umur supaya bisa membimbing anak - anaknya. Saat ini perasaan
pasien biasa saja. Pasien masih mampu melakukan kegiatan sehari-hari
tanpa bantuan orang lain. Pasien mengatakan merasa cocok dengan
pengobatan yang diberikan sebelumnya. Keluhan pasien menjadi
berkurang setelah meminum obat yang diberikan oleh terapis.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan emosional atau mental
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami keluhan seperti ini
ataupun gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Psikosomatik
Tidak terdapat riwayat mengalami penyakit yang berkepanjangan dan
tidak kunjung sembuh.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol
Pasien mengaku saat masih muda pernah mengkonsumsi minuman
beralkohol, tetapi sudah lama berhenti. Pasien menyangkal pernah
mengkonsumsi narkoba.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat pranatal
Menurut keterangan yang didapat dari ibu pasien, pasien dilahirkan
dengan persalinan normal dan tidak terdapat kelainan saat kehamilan
maupun proses kelahiran.
2. Masa kanak-kanak awal
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usianya dan mempunyai
banyak teman. Tidak ada gangguan dalam pertumbuhan dan

perkembangan dan dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan


teman-temannya.
3. Masa kanak-kanak akhir
- Hubungan sosial: pasien mengaku memiliki banyak teman.
- Riwayat sekolah: prestasi pasien baik dan tidak pernah tinggal
kelas sejak SD sampai SMA.
4. Riwayat pekerjaan
Pekerjaan pasien tidak menentu (freelance)
5. Riwayat agama
Pasien beragama kristen. Pasien mengatakan rajin beribadah setiap
minggu.
6. Aktivitas sosial
Pasien dapat bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan baik.
E. Riwayat keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan sama seperti pasien.
F. Situasi sosial sekarang
Pasien seorang laki - laki berusia 55 tahun. Pasien sudah menikah
dan memiliki 3 orang anak. Pasien saat ini tinggal di rumah milik pribadi,
dengan istri, anak dan menantu. Hubungan pasien dengan istri, anak, dan
menantu baik. Pekerjaan pasien tidak menentu sehingga penghasilannya
per bulan pun tidak menentu. Pasien memikirkan tentang penyakitnya
karena pasien igin sembuh dan tidak tergantung kepada obat lagi. Pasien
memikirkan anak pasien yang belum memiliki pekerjaan. Pasien dapat
bersosialisasi dengan baik terhadap orang - orang di lingkungan sekitar.
Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh BPJS.
G. Persepsi (tanggapan) pasien tentang dirinya dan kehidupannya
1. Pasien ingin sembuh dari penyakitnya
2. Pasien ingin istri dan anak - anaknya sehat
3. Pasien ingin panjang umur supaya bisa membimbing anak - anaknya
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien laki - laki usia 55 tahun, tampak sesuai dengan usia,
berpakaian rapi, ramah, ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi
tubuh normal, warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran
- Kesadaran umum
: Compos mentis
- Kontak psikis
: Dapat dilakukan dan cukup wajar

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor


- Cara berjalan
: Baik
- Aktifitas psikomotor
: Pasien kooperatif, tenang, kontak mata
baik dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
4. Pembicaraan
- Kuantitas
: baik, pasien dapat menjawab pertanyaan terapis
-

dengan benar
Kualitas
: Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi

jelas, pembicaraan dapat dimengerti.


5. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif
B. KEADAAN AFEKTIF
1. Afek (Mood)
: Datar
2. Ekspresi (Afektif) : Luas
3. Keserasian
: Mood dan afektif sesuai
4. Empati
: Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien
C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
- Taraf pendidikan
Pasien sekolah dari SD, SMP, SMA dan Sarjana Ekonomi.
- Pengetahuan umum
Baik, karena pasien dapat menjawab Presiden RI dan Gubernur
saat ini.
2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai
dengan selesai. Pasien juga mampu menjawab dengan benar pertanyaan
100-7 = 93.
3. Orientasi
- Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat siang hari.
- Tempat : Baik, pasien mengetahui dia sedang berada di poliklinik
-

psikiatri RSUP Persahabatan


Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter
Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berkonsultasi

dan ingin meminta obat


4. Daya ingat
- Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat SD di Medan.
- Daya ingat jangka pendek
Pasien masih mengingat kendaraan yang digunakan pasien untuk
-

sampai ke RSUP Persahabatan saat ini yaitu menggunakan motor.


Daya ingat segera

Baik, pasien dapat mengulang 5 nama kota yang diberikan oleh


pemeriksa secara berurutan (Jakarta-Bandung-Cirebon-SemarangSurabaya).
5. Pikiran abstrak
Pasien dapat menjelaskan dengan benar arti dari tong kosong nyaring
bunyinya.
6. Bakat kreatif
Tidak dapat dinilai karena tidak dilakukan penilaian
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu
mengurus dirinya sendiri.
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi dan ilusi
- Halusinasi
: Tidak terdapat halusinasi
- Ilusi
: Tidak terdapat ilusi pada pasien
2. Depersonalisasi dan derealisasi
- Depersonalisasi: Tidak ada
- Derealisasi
: Tidak ada
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
- Produktivitas
-

Kontinuitas
Hendaya

: Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan


pertanyaan
: Koheren
: Tidak terdapat hendaya berbahasa.

2. Isi Pikiran
- Preokupasi
-

: Cemas terhapat keluhan sakit kepala,

punggung dan gemetaran.


Gangguan pikiran
Delusion of control
: Tidak ada
Delusion of influence : Tidak ada
Delusion of passivity : Tidak ada
Delusion of perception : Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULS
Pengendalian impuls pasien saat wawancara baik.
G. DAYA NILAI
1. Norma Sosial
: Baik, Pasien masih beribadah setiap minggua,
dan berkumpul bersama teman - temannya.
2. Uji Daya Nilai
: Baik, karena ketika diberi suatu permasalahan,
bila melihat anak kecil di sebuah mall yang terpisah dengan ibunya, apa
yang

akan

dilakukan

oleh

pasien?

pasien

menjawab

akan
8

mengantarkan anak tersebut ke bagian informasi agar dapat bertemu


dengan ibunya.
3. Penilaian realitas

: Tidak terdapat gangguan dalam menilai realita.

H. PERSEPSI PEMERIKSAAN TERHADAP PASIEN


Pasien seorang laki - laki berusia 55 tahun berpenampilan baik dan
sesuai dengan usianya , pasien juga mampu merawat diri dengan baik.
Pasien datang dengan keluhan sering merasa cemas jika tidak meminum
obat. Tidak ditemukan halusinasi ataupun waham. Pasien berobat
menggunakan BPJS.
I. TILIKAN/INSIGHT
Tilikan derajat 4, pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun
tidak memahami penyebab sakitnya.
J. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien
dapat dipercaya, karena pasien konsisten terhadap setiap pertanyaan.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda vital
- Tekanan darah: 130/90 mmHg
- Frekuensi napas: 20 x / menit
4. Bentuk badan
5. Sistem kardiovaskular
6. Sistem muskuloskeletasl
7. Sistem gastrointestinal
8. Sistem urogenital
9. Gangguan khusus

- Frekuensi nadi: 80 x / menit


- Suhu: Afebris
: Kesan dalam batas normal
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan

B. Status Neurologis
1. Saraf Kranial
: Kesan dalam batas normal
2. Saraf motorik
: Kesan dalam batas normal
3. Sensibilitas
: Kesan dalam batas normal
4. Susunan saraf vegetatif
: Tidak ada kelainan
5. Fungsi luhur
: Tidak ada kelainan
6. Gangguan khusus
: Tidak ada kelainan
V.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
1. Pasien laki - laki usia 55 tahun datang untuk kontrol dan obat sudah
habis, pasien mengaku sulit tidur jika tidak minum obatnya

2. Pasien sudah dapat tidur walaupun sering terbangun pukul 04.00.


3. Setelah meminum obat pasien merasa lebih baik karena dapat memulai
tidur dengan mudah.
4. Pasien merasa cocok dengan obat yang diberikan dimana pasien sudah
mulai dapat tidur dengan nyenyak.
5. Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan
pengendalian impuls masih baik. Pasien tidak mempunyai riwayat
trauma kepala. Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik.
6. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama
dengan pasien.
7. Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit pada proses
persalinan. Masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa pasien memiliki
kemampuan bersosialisasi dengan baik.
8. Pasien menempuh pendidikan dari SD, SMP, SMA sapai Sarjana
Ekonomi.
9. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
10. Pasien memiliki 3 orang anak, anak pasien yang tinggal bersama di
rumah pasien belum bekerja.
11. Kegiatan pasien saat ini sebagai pekerja tidak menentu, penghasilan
pasien juga tidak menentu.
12. Pasien sudah menikah, tinggal bersama istri, anak , dan menantu di
rumah pribadi.
13. Pasien ini didapatkan gejala minimal dan tidak ada disabilitas.

VI.

FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan hasil pemeriksaan psikiatri yang telah dilakukan pada pasien,
terdapat sekelompok gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan
bermakna

sehingga

menimbulkan

penderitaan

(distress)

dan

terganggunya fungsi (disfungsi). Oleh karena itu pasien dikatakan


menderita gangguan jiwa.
1. Diagnosis aksis I

10

Tidak terdapat kelainan fisik yang menyebabkan disfungsi otak,


sehingga pasien ini tidak menderita gangguan mental organik

(F.0)
Pasien mengaku pernah mengkonsumsi minuman berakohol pada
saat masih muda, tetapi sudah lama berhenti, pasien menyangkal
pernah mengkonsumsi narkoba, karena sudah lebih dari 1 tahun
sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental dan

perilaku akibat zat psikoaktif (F.1)


Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai
realita, sehingga pasien ini dikatakan menderita bukan penderita

gangguan psikotik (F.2)


Pada pasien ini tidak ditemukannya ada afek depresi, kehilangan
minat, dan mengurung diri maka pasien ini bukan depresi, pada
pasien ini tidak didapatkan peningkatan aktivitas psikomotor,
aktivitas mental, dan bicara yang berlebihan dari biasanya, maka
pasien ini bukan mania, karena tidak didapatkan depresi dan mania

maka pasien ini tidak menderita gangguan mood (F3).


Pasien ini memiliki afek cemas ditandai dengan adanya kecemasan
sebelum tidur karena memikirkan kegiatan yang direncakan besok,
dan adanya jantung berdebar - debar menandai terdapatnya
overactivity otonom dan disertai dengan adanya sakit kepala,
gelisah dan tegang pada leher, ini merupakan tanda dari ketegangan
motorik, maka pasien ini merupakan penderita gangguan cemas
menyeluruh (F4.1)

2. Diagnosis Aksis II
Pasien memiliki kebiasaan membersihkan rumah dan tidak suka ada
debu sedikitpun di dalam rumah. Pasien cenderung hati - hati dalam
melakukan suatu hal ditandai dengan pasien sulit tidur karena
memikirkan rencana yang besok akan dijalani supaya semuanya
berjalan sempurna sesuai keinginan pasien, hal tersebut merupakan
suatu gejala dari gangguan kepribadian anankastik, maka pada pasien
ini dapat didiagnosis sebagai ciri kepribadian anankastik. Pasien
memiliki memiliki fungsi kognitif baik maka pada pasien tidak

11

terdapat retardasi mental, sehingga pada pasien ini aksis II terdapat


ciri kepribadian anankastik dan tidak ada retardasi mental.
3. Diagnosis Aksis III
Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis ditemukan riwayat
tekanan darah yang tinggi dan post pemasangan ring pada jantung,
maka pada aksis III hipertensi dan post pemasangan ring jantung.
4. Diagnosis Aksis IV
Pasien saat ini masih belum memiliki pekerjaan yang tetap sehingga
penghasilan pasien juga tidak menentu, pasien juga memikirkan
anaknya yang belum bekerja. Aksis IV pada pasien ini adalah pasien
belum memiliki pekerjaan tetap dan anak belum bekerja.
5. Diagnosis Aksis V
Pada pasien didapatkan beberapa gejala sementara dan masih dapat
diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll. Maka
pada aksis V didapatkan GAF Scale 80-71.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Gangguan cemas menyeluruh
Aksis II
: Ciri kepribadian anankastik
Aksis III
: I.10 Hipertensi
Aksis IV : Belum memiliki pekerjaan tetap dan anak belum bekerja
Aksis V
: GAF scale 80-71
VIII. DAFTAR PROBLEM
- Organobiologik
: Hipertensi dan post chateterisasi jantung
- Masalah psikososial
: Cemas terhadap hal yang
-

akan

dilakukannya besok.
Sosial ekonomi
: Belum memiliki pekerjaan yang tetap.
Keluarga
: Pasien memiliki hubungan yang baik dengan
keluarganya.

IX.

PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik
- Pasien patuh minum obat dan rutin kontrol
- Respon terhadap pengobatan baik
- Mendapat dukungan sepenuhnya dari keluarga terhadap kesembuhan
-

pasien
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan

pasien
- Pasien dapat bersosialisasi dengan baik
Prognosis ke arah buruk
- Perjalanan penyakit sudah berlangsung selama 1 tahun

12

Pasien sering memikirkan rencana keesokan harinya sehingga pasien

menjadi cemas sampai sulit untuk memulai tidur


Pasien belum memiliki pekerjaan yang tetap

Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:


Ad vitam

: bonam

Ad functionam

: dubia ad bonam

Ad sanationam

: dubia ad malam

X. TERAPI
Psikofarmaka :
Lorazepam
Alprazolam
Fluoxetin

1 x 1 mg
1 x 1 mg
1 x 10 mg

Psikoterapi :
Pada pasien
- Edukasi tentang penyakit pasien dan kondisi pasien
- Lakukan kegiatan yang bermanfaat untuk mengisi waktu luang seperti.
- Minum obat yang rajin dan rutin kontrol jika obat habis
- Semakin mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
- Menyarankan untuk mengalihkan pikiran pasien sebelum tidur ke arah yang
positif misal memikirkan kenangan - kenangan indah yang telah dilaluinya.
- Melakukan relaksasi.
- Sharing kepada keluarga jika ada permasalahan.

13

DAFTAR PUSTAKA
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri. Edisi Kedua. FK UI. Jakarta.
2003.
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT.
Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

14

You might also like