Professional Documents
Culture Documents
ACUAN PERANCANGAN
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Rangka
Menyelesaikan Studi Pada Program Sarjana Arsitektur
Jurusan Arsitektur Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Oleh :
ALI SULPADLI PATAMPARI
60.100.111.011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang
membutukan
adanya
usaha
peningkatan
keseatan
bagi
masyarakat
bahwa
pelayanan
keseatan,
proses
persalinan
dirumah
sakit
adanya
kenyataan
masyarakat
dalam
proses
kehamilan,
persalinan,
pasca
menunjukkan
bahwa
proses
kehamilan
dan
perkembangan
bayi.
Perubahan
kondisi
fisik,
dan
Sayyid
Quthub
menjadikan
ayat
ini
sebagai
dekat,
tetapi
sangat
jauh
dan
dalam
untuk
menjangkaunya.
Ayat ini merupakan salah satu bukti kuasa Allah
mengidupkan kembali siapa yang meninggal dunia serta
kebangkitan pada hari kiamat. Ayat ini menyatakan : Dan
sebagaimana Allah mengeluarkan kamu berdasarkan kuasa
dan ilmu-Nya dari perut ibu-ibu kamu sedang tadinya kamu
tidak wujud, maka demikian juga dia dapat mengeluarkan
kamu dari perut bumi dan mengidupkan kamu kembali. Ketika
dia mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibu kamu, kamu semua
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun yang ada di
sekeliling kamu dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
peglihatan-penglian dan aneka hati, sebagi bekal dan alat-alat
3
pelayanan
kesehatan,
pada
khusunya
bidang
ini
menyatakan
dan
sebagaimana
Allah
pengetahuan
agar
kamu
bersyukur
dengan
perlu adanya
modern.
Dimana
arsitektur
modern
sendiri
pada
Arsitektur
desain
Modern
bangunan
merupakan
rumah
sakit
Internasional
bersalin.
Style
yang
Bentukan
berdekorasi,
arsitektur
platonic
perulangan
modern.
solid
yang
Suasana
yang
serba
monoton,
degradatif
kotak,
tak
merupakan
ciri
ditampilkan
oleh
nalar
yang
tidak
jelas
karena
prosesnya
telah
yang diharapkan
pada
Rumah
Sakit
Bersalin
Di
Watampone
Kabupaten Bone.
B. Rumusan Masalah
Rumah
Sakit
Bersalin
dengan
pendekatan
menampung
seluruh
kegiatan
selama
proses
juga
diterapkan
menggunakan
pada
material
kaca
desain
fasade
yang
berpola
grid
serta
yang
diterapkan
diambil
pada
dan
desain
pendekatan
yang
bangunan.Studi
akan
literatur
studi
komparasi
atau
perbandingan
dapat
memperoleh
diterapkan
pemahaman
pada
rancangan
mengenai
dan
faktor-faktor
Merupakan
tahap
pembahasan,
batasan
dengan
pendekatan
arsitektur
modern
c. BAB III
pembangunan
Watampone
Merupakan
rumah
tinjauan
sakit
diantaranya
bersalin
tinjauan
di
Kota
berkembang
pembangunan
pesat
dalam
dalam
segi
beberapa
tahun
Membahas
tentang
arsitektur
modern
di
Watampone.
e. BAB V
transpormasi
Membahas
konsep,
tentang
konsep
penerapan
produk/hasil
Membahas
desain
pada
tentang
perancangan
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit Bersalin (RSB)
1. Pengertian Rumah Sakit Bersalin (RSB)
2. Fungsi dan Tujuan Rumah Sakit
3. Bentuk Pengelolaan Organisasi
4. Pola Kegiatan Rumah Sakit Bersalin
B. Kebidanan dan Kandungan
1. Pengertian Kebidanan dan Kandungan
2. Masalah Kebidanan dan Kandungan
3. Pelayanan Kebidanan dan Kandungan
4. Kebijaksanaan Pemerintah
A. Rumah Sakit
1. Pengertian rumah sakit
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan
profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan
tenaga ahli kesehatan lainnya. Selama Abad pertengahan, rumah sakit juga
melayani banyak fungsi di luar rumah sakit yang kita kenal di zaman
sekarang, misalnya sebagai penampungan orang miskin atau persinggahan
musafir. Istilah hospital (rumah sakit) berasal dari kata Latin, hospes (tuan
rumah), yang juga menjadi akar kata hotel dan hospitality (keramahan).
Beberapa pasien bisa hanya datang untuk diagnosis atau terapi ringan
untuk kemudian meminta perawatan jalan, atau bisa pula meminta rawat
11
inap dalam hitungan hari, minggu, atau bulan. Rumah sakit dibedakan dari
institusi kesehatan lain dari kemampuannya memberikan diagnosa dan
perawatan medis
http://id.wikipedia.org/wiki/rumah_sakit).
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan
berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau
upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan (Siregar,2004).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah
sakit dinyatakan bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan,
tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi
tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan. (Menkes ,RI 2004).
Berdasarkan standar penyelenggaraan rumah sakit Kelas B, C, dan D
Kementrian Kesehatan RI, rumah sakit adalah pelayanan kesehatan jangka
pendek dan panjang, terdiri dari promosi, preventif, observasi, diagnostic,
terapeutik, dan rehabilitative untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera,
dan melahirkan.
12
(sumber
hospitality.blogdetik.com/2009/05/10/karakteristik-rumahsakit).
Uncertainty atau ketidak pastian, bahwa kebutuhan akan pelayanan
rumah sakit tidak bisa dipastikan baik waktunya, tempatnya, maupun
besarnya biaya yang dibutuhkan. Sifat inilah yang menyebabkan
timbulnya respons penyelenggaran mekanisme asuransi di dalam
pelayanan kesehatan. Ciri ini pula yang mengundang mekanisme derma di
dalam masyarakat tradisional dan modern. Karena pada akhirnya ciri ini
menurunkan keunikan lain yang menyangkut aspek peri kemanusiaan
(humanitarian) dan etika.
Asymetry of information, bahwa konsumen pelayanan rumah sakit
berada pada posisi yang lebih lemah sedangkan rumah sakit mengetahui
jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayanan yang
dijualnya. misalnya kasus ekstrim pembedahan, pasien hampir tidak
13
juga
publik.
(sumber
http://masarie.wordpress.com/2007/10/03/kenali-rumah-sakit).
3. Tugas dan Fungsi rumah sakit
Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu (sumber
: http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit) :
a. Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis
b. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang
medis tambahan
c. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman
d. Melaksanakan pelayanan medis khusus
e. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan
f. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi
g. Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial
h. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan
i. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat
tinggal (observasi)
j. Melaksanakan pelayanan rawat inap
14
15
Kapasitas
Pelayana
RS
Kepengelol
aan
Pelayanan
Pemerinta
h
RS A
RS
Swasta
RS
Utama
Medik
1000-
spesialis
1500 tt
&
subspesia
lis
Medik
spesialis
400-1000
tt
RS B
Kemampua
Medik
spesialis
Pelayanan
RS C
RS Madya
(minimal
4
100-300
tt
spesialis)
RS D
RS
Medik
Pratama
dasar
---
RS
25-100 tt
---
Khusus
RS E
atau
spesialis
16
peraturan
yang
membedakannya.
Misalnya
sakit
pemerintah
dimiliki
dan
diselenggarakan oleh:
a) Kementrian Kesehatan RI
b) Pemerintah Daerah
c) ABRI
d) Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2) Klasifikasi
dari:
a) Kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistk luas.
b) Kelas B II mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayana
medik
spesialistik
luas
dan
sub-
spesialistik terbatas.
17
medik
spesialistik
sekurang-
medik
spesialistik
sekurang-
Rumah
Sakit
berdasarkan
Umum
tingkat
kemampuan
pelayanan
kekhususannya
dan
Pemerintah
fasilitas
dalam
ditetapkan
dan
bidang
tersendiri
oleh
Menteri Kesehatan.
b. Swasta
1) Rumah sakit swasta diselenggarakan berasaskan
kemandirian dengan prinsip wirausaha dengan tetap
melaksanakan fungsi sosial.
2) Kepemilikan
rumah
sakit
berbentuk
yayasan,
terpelihara
keamanan,
dan
keselamatan,
memenuhi
dan
standar
kesejahteraan
kerja.
18
c) Memenuhi
persyaratan
teknis
bengunan,
5) Rumah
sakit
swasta
wajib
menyelenggarakan
fungsi sosial.
11) Rumah
sakit
swasta
yang
dimiliki
yayasan,
19
hanya
melayani
bidang
medis
spesialis
dasar
Rumah
sakit
Khusus,
karena
menyelenggarakan
kandungan)
dan
disiplin
ilmu
tertentu
(kedokteran kandungan).
b.
c.
atau
berdasarkan
swasta
social
lain
serta
yang
tujuan
umumnya
ekonomi
juga
(mencari
keuntungan).
3. Standar Fasilitas Rumah Sakit Bersalin
20
22
Terdiri dari kantor pengelola, ruang staf, ruang loker, dan ruang
operasional dan servis rumah sakit yang tidak berhubungan dengan
area pelayanan pasien.
4. Persyaratan Penyelenggaraan Rumah Sakit Bersalin
Berdasarkan,
diketahui
beberapa
membedakan
penyelenggaraan
hal
yang
Rumah
Sakit
dapat
Bersalin
Unit
Gawat
Darurat
untuk
memberikan
kebidanan
yang
menunjang
selama
proses
CTG
2)
USG
3)
Curratage set
4)
Doppler
5)
Stetoskop Laenec
6)
7)
8)
Timbangan bayi
9)
Meja Ginekologi
10)
Partus set
11)
Forsep set
12)
13)
Obstetrik Vakum
14)
CVP set
15)
Laparatomi set
23
16)
Histeroktomi set
17)
Embrotomi set
18)
Resusitator set
19)
Inkubator bayi
20)
21)
Endoskopik Videomonitor
Ijin
Usaha
berdasarkan
/undang-Undang
Gangguan.
4) Surat Tanah.
5) Tanda Daftar Perusahaan.
6) Pajak Bumi dan Bangunan.
24
C. Studi Preseden
Penulis dalam studi presedennya memilih 3 Rumah Sakit yang cukup
dapat merepresentasikan contoh sebuah Rumah Sakit Bersalin yang baik.
Penulis memilih salah satu Rumah Sakit Bersalin tertua yang ada di Indonesia,
yaitu Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda. Kemudian studi preseden dilakukan
untuk sebuah Rumah Sakit Bersalin di Irlandia yang mendapat 3 penghargaan
sekaligus di tahun 2007, penghargaan bangunan terbaik, interior terbaik,
bangunan kesehatan terbaik. Studi preseden yang terakhir adalah sebuah
Rumah Sakit Ibu dan Anak di Madrid, Spanyol, hasil karya Rafael Moneo.
1. Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda, Menteng, Jakarta Pusat.
Rumah Sakit Bersalin Ibu dan Anak Bunda terletak dan memiliki pintu
masuk di Jl. Teuku Cik Ditiro, dan memiliki pintu keluar di Jl. Sutan
Syahrir. Rumah Sakit ini tidak memiliki entrance khusus untuk
mobil/pasien gawat darurat. Lahan seluas + 6000m2 ini terbagi menjadi
beberapa blok bangunan dengan fungsi yang berbeda di lantai dasar
namun relatif sama di lantai 2, lantai 3, dan lantai 4.
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
View Entrance Lobi
25
Keterrangan:
Blok A. Kamar Bersalin, Kamar Operasi, Ruang Gawat Daruurat,
NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
Blok B. Ruang Radiologi, Kaafe, Toko, Ruang Rawat Inap, Kanto
Pengelola
Blok C. Parkir Baasement, Poliklinik, Apootik, Laborattorium
Blok D. Parkir Basement, Pooliklinik, Klinnik Fertilitass Morula,
Ruuang Rawat Inap
a. Arrea Servis Dapur, Launddry), Area Pegawai (Ruaang
Istirahat Kantin)
b. Arrea Pengolahhan Limbah
c. Areea Parkir
26
Konsepsi
Rancangan
Al Bahar Towers
Sustainability
Base in Moffett
Field, California
bangunan -
SFPU
Gagasan
Commission
pada desain
Aplikasi
Headquarters
Sistem
Pada
pengendalian
mengunakan
pada
akses
acces
menggunakan Access
system
control
Gagasan
aplikasi
bangunan
ini
control
system
telah terintegrasi
pada
pengontrolan
dengan
bangunan
komputer,
pada
penggunanya,
agar
memudahkan
sehingga
yang
dapat
baik
maupun
dengan mudah di
kontrol
masuk
kegedug
27
maupun
pada
memarkirkan
saat
atau
mengambil mobilnya
Sistem
pengawasan
video
dengan cctv yang dengan cctv yang dengan cctv yang video pada bangunan
dilengkapi sudah
dilengkapi sistem
terhubung
dengan
komputer,
kontrol
mudah
dengan mudah
dengan kontrol
mudah
ini
pengawasan
terhubung
terhubung
aplikasi
menggunakan
pada
dengan komputer
sehingga
sehingga
pengguna
parkir
dengan
gedung
ini
dapat
28
Sistem
alarm
kebakaran
Sistem alarm
kebakaran
dan
peringatan
massal
telah
terintegrasi
sehingga
memudahkan
untuk mendeteksi
kebakaran sedini
kendali
pengendali
pencahayaan
cahaya
telah kebakaran
telah
terintegrasi
sehingga
sehingga
memudahkan
memudahkan
kebakaran
sedini kebakaran
mungkin.
Francisco
bagian namun
yang
luar
secara bertahap
menyesuaikan
otomatis
kebakaran
yang
digunakan
telah
terintegrasi
dengan
sehingga
memudahkan
untuk
mendeteksi
kebakaran
pencahayaan
alarm
sedini
pengendali
bangunan mengambil
ini
mungkin.
San Gagasan pada sistem
Bangunan
pencahayaan
ini pada
sedini
mungkin.
Sistem
komputer,
sistem Sistem
menggunakan
sistem
kebakaran
alarm
komputer,
mungkin.
Pada
alarm Sistem
terintegrasi
dengan
Sistem
Sistem
mengaksesnya.
Pada
gagasan
ini
meningkatkan
menyesuakan
kebutuhan cahaya di
29
double
yang matahari
yang interior
dapat
yale berlebihan,
berlebih
dan pada
terbuka
jika dalam
cahaya kurang.
kecerahan cahaya
dan otomatis.
bagian
terdapat
dalam
pada
bangunan
pencahayaan
buatan,
dan
juga
pencahayaan
alami
shades berfungsi
cahaya
secara
menggunakan
outomated
untuk
terhadap
mengaplikasikan
mengatur
yang
yang
masuk
pada
fasad
terluar
berfungsi
secara
otomatis
mengatur
cahaya
mereduksi
sinarnya.
Sistem
Sistem
Sistem
Selain
dari Pada
sistem
30
penghawaan
penghawaan
pendinginan
bangunan
menggunakan
terdapat
pintar
sistem
penghawaan
pada buatan
penghawaan
bangunan bangunan
ini
yang
menyesuaikan
suhu
dalam hvac
bangunan
dan yang
dan memberikan
penghawaan
alami
dihasilkan penghawaan
alami
juga
tingkat
menggunakan
kenyamanan
bangunan.
sistem
penghawaan
memungkinkan
alami
double
lama
dari
fasade
yang
dapat meminimalkan
dapan
pada
penghawaan
buatan
ini
tempat masuknya
sistem
otomatis,
dimana
bagian
pendingin
ruangan
luar
menghalangi
panas
telah
sinar
sistem
menggunakan
penghawaan
menggunakan
sensor
yang
31
matahari
yang
dapat
masuk
mnyesuakan
suhu
dan
menyesuakan
kebutuhan
penggunanya
Pada
Pada
bangunan
listriknya
manajemen
terintegrasi
energi listrik
sama
sudah
lain
satu
yang
dikendalikan oleh
EPMS
bangunan
bangunan
ini dilengkapi oleh Pada
Gagasan pada sistem
ini
dilengkapi
oleh
teknologi
solar
energi
listrik
ini
solar
panels
sebagai teknologi
menggunakan
sebagai
alternatif energi panels
teknologi EPMS yang
energi
listrik
dan alternatif
terhubung
pada
listrik.
dikendalikan oleh
semua
sistem
EPMS
sehingga penggunaan
listrik dapat dikontrol
dengan mudah
32
33
2. Resume Studi preseden terhadap gedung parkir dengan sistem parkir mobil otomatis
Tabel II.8 Resume Studi Preseden terhadap gedung parkir
Gagasan
Aplikasi
Konseps
Studi Preseden
pada
desain
Gedung
i
Rancang
The
an
VW Autostadt
parkir
amazing
Dubai
The Cube
car park
Cipto
Mangunkusu
mo Jakarta
Konsep
lokasi
Berada di kota
yang
strategis
di Jerman
Berada
pusat
Direncanakan
pada
kota
Brimingham,
berada
-
dilokasi
strategis
dan
padat kendaraan
Inggris
Konsep
Tapak
Di
di Kota Makassar
area Berada di Balai
Tapak
berdekatan
perbelanjaan
Rumah
Sakit kota
Makassar
34
yang
The
dengan
pabrik
Volkswagen
di
kapasitas
parkirannya
cube
sudah
Birmingham,
Cipto
Inggris
Wolfsburg,
Mangunkusum
Jerman,
o, jakarta
tidak
memadai,
sehingga
banyaknya
kendaraan
yang
parkir di pinggir
jalan yang kerap
sebagai
penyabab macet
Sistem Rangka dinding
Sistem
Struktur
Gedung
dan
gedung
geser
geser Dinding
rangka
rangka dan
digunakan
pada
gedung
-
sistem
gedung
rangka
agar
interior dapat di
expose
35
Bentuknya
menyesuaikan
Mengikuti
bentuk utama
lingkaran
Bentuk
menyesuaikan
yaitu
dengan
fungsi
utama bangunan
dan tapak
Penggunakan
sistem
Penggunakan
Penggunakan
Sistem
sistem
sistem utilitas
Utilitas
dengan
utilitas
satu
ruang kontrol
dengan
satu
ruang kontrol
utilitas
dengan
ruang
satu
kontrol
agar
pengontrolan
pada
bangunan
dapat
dilakukan
dengan mudah
36
Menyesuakan
dalam Menyesuaikan
Menyesuakan
dengan
jalur
Menyesuakan
banguanan ini dengan
jalur
jalur dengan
sirkulasi
mesin
mengikuti jalur sirkulasi mesin sirkulasi mesin dengan jalur
parkir
pada
sirkulasi
sirkulasi mesin. parkir
pada
pada parkir
bangunan
ini
mesin
parkir
bangunan
ini
bangunan ini
agar
sirkulasi
pada
mesin
parkir
bangunan ini
sesuai
dengan
Ruang
Ruang
Dalam
bentuk
Ruang
Desain
Luar
luar
ruang Menyesuaikan
pada dengan bentuk
bangunan
ini bangunan
menyesuaikan
bentuk
utama
bangunan
dan
sekitar
ruang
dalam
Ruang luar pada
bangunan
ini
menyesuakan
dengan
sekirat
tapak
dan
bentuk banguan
bangunan
sekitar
37
Zoning
pada
bangunan ini di
buat
terpisah
menurut
Zoning
-fungsinya
masing
masing
tetapi
saling
berhubungan
Analisis
Iklim
mungkin
dapat
menyituasikan
dengan
perubahan
sekitar
iklim
tapak,
38
supaya
bisa
mendapatkan
kenyamanan
pada
pengguna
bangunan
pada
setiap perubahan
Sistem
Pada
parkir
parkir
gedung Pada
ini parkir
menggunakan
Parking
gedung Pada
ini parkir
menggunakan
gedung Pada
Cp Parking
ini parkir
menggunakan
Hybrid sistem
gagasan
ini sistem
menggunakan
parkir
Hp Parking
sistem yang
cuaca
gedung Pada
Hp Parking
Rp Hybrid Parking Hp
yang
yang
yang
parkirnya
mengguakan
mengguakan
menggunaka
menyesuakan
hanya
beberapa
beberapa
beberapa
dengan
menggunaka 1 mesin
mesin
yang mewadahi
yang mesin
yang mesin
mewadahi
saf beberapa
tapak
bentuk
dan
juga
dapat
terpusat
beberapa
saf
dibagian
menyediakan
kapasitas
39
tengah
bangunan
setiap
setiap
lantainya
lantainya
tampung
yang
banyak
40
mesin
parkir
mobil
otomatis
langsung
utilitas
bangunan
juga
menggunakan
sistem
41
Indonesia
Timur
dan
wilayah
metropolitan
42
di
sebelah
barat,
Kabupaten
Kepulauan
dalam
hal
jumlah
penduduk
setelah
Jakarta,
suku
diantaranya
Makassar,
bangsa
yang
Bugis,
yang
signifikan
Toraja,
menetap
jumlahnya
Mandar,
di
dalamnya,
adalah
Buton,
Jawa,
suku
dan
Tionghoa.
2. Pemilihan Lokasi Perancangan
Pemilihan
lokasi
Gedung
Parkir
Vertikal
dengan
43
yaitu
balai
kota
Makassar,
serta
Diantaranya,
Ahmad Yani,
Alauddin,
Jl
Perintis
Urip Sumohardjo,
Samratulangi,
Kemerdekaan,
Boulevard,
dan
Sultan
Cendrawasih
Kota
Makassar
dalam
kutipan
adanya
partisipasi
dari
semua
kalangan,
44
parkir
yang
sempit
dan
sudah
tidak
bisa
intensitas
kendaraan,
dan
kurangnya
menampung
kendaran
lagi,
dikarenakan
banyak
pengguna
kendaraan
yang
45
Gambar III.3 Kendaraan yang parkir di bahu jalan Jl. Balai Kota
(Sumber: Olah data lapangan, maret 2015)
baik
dari
balai
kota
maupun
pegawai
46
pegawai
perkantoran
lain
untuk
47
pegawai
perkantoran
tersebut
tidak
dapat
48
49
50
analisis
dikondisikian pada
pada
tata
massa
bangunan
ini
semiprivate
demi
kenyamanan
pengguna
52
terdapat
bangunan
bangunan
tinggi
yang
dapat
8. Analisis iklim
Adapun analisis iklim yang dapat dianalisis yaitu:
a. Analisis orientasi matahari
1) Orientasi tapak tepat menghadap kearah utara,
sehingga sisi kanan dan sisi kiri bangunan berpotensi
terkena sinar matahari sepanjang hari.
2) Memaksimalkan bukaan pada bagian utara tapak dan
meminimalisir bukaan pada sisi timur dan barat
bangunan.
b. Analisis arah angin
1) Kecepatan
angin
pada
tapak
yaitu
memiliki
54
9. Analisis vegetasi
Analisis vegetasi pada tapak akan memperhatikan
jenis jenis dan fungsinya sesuai yang dibutuhkan pada
tapak bangunan seperti:
1) Pereduksi kebisingan dan polusi udara dari luar tapak
2) Peneduh lingkungan
3) Pemberi aksen pada penataan ruang luar
4) Penegas arus sirkulasi
5) Pengarah dan pembatas
55
Dan
juga
bentuk-bentuk
tanaman
yang
palm
sebagai
pelindung,
penghias
dan
pengarah
6) Bentuk perdu/rumput sebagai penutup tanah
56
pohon
pada
eksisting
yang
dapat
dipertahankan
b. Kekurangan
Luas tapak yang kurang menyebabkan lahan tanam
pohon pada tapak kurang.
10.
perancangan
ini
mengacu
pada
aktifitas
pengunjung
57
11.
Kelompok Parkir
Parkir
Ruang
Tempat masuk mobil, mesin
parkir mobil otomatis, tempat
Non parkir
Non
Parkir
Publik
keluar mobil
R.Pemeriksaan,
Ruang
administrasi,
ruang
lobby,
Non Parkir
mesin
Cafe,
ruang
Dapur
Mekanikal,
R.
bengkel
Kering,
R.
Elektrikal,
Pengelola,
R.
58
analisis
pelaku
kegiatan
gedung
parkir
vertikal adalah:
a) Pengelola
Pengguna gedung parkir
Kepala gedung parkir (1 orang)
General Manager (1 orang)
Manajer operasional (1 orang)
Kepala restoran (1 orang)
Manajer restoran (1 orang)
b) Pengelola: Staf Ahli
Staf kepala (2 orang)
Staf personalia (5orang)
Staf operasional (3 orang)
Staf restoran (2 orang)
Ahli restorasi(2 orang)
c) Karyawan
Informasi (2 orang)
Ruang kontrol mesin (10)
Ruang kontrol akses kendaraan (10)
MEE service (3 orang)
Pegawai restoran dan pelayan (15-20)
Cleaning service (5 orang)
Office boy (5 orang)
Kegiatan
Datang
Kebutuhan ruang
Tempat parker
gedung
Parkir
Ruang berorientasi
parkir
Perorientasi
Ruang isrtahat,
Istirahat
Cafee dan
Lavatory
Tempat parker
Kepala/pimpi
Datang
nan
59
Parker
Ruang berorientasi
Berorientasi
Ruang kepala
Rapat
Ruang rapat
Diskusi
Ruang diskusi
Menerima tamu
Ruang tamu
Istirahat
Ruang isrtahat
Cafee, dan
Lavatory
Tempat parkir
General
Datang
manager,
Parkir
Beroriantasi
Mengurus
administrasi
Rapat
Diskusi
Menerima
Staf ahli
Ruang orientasi
Ruang
staf
dan
administrasi,
Rg.
General
manager
tamu
Ruang manager
Ruang rapat
dan
Ruang diskusi
Istrahat
Lavatory.
Datang
Tempat parker
Parker
Ruang orientasi
Berorintasi
Pekerjaan
Ruang rapat
administrasi
Rapat dan
Lavatory.
Istrahat
Datang
Tempat parkir
Mekanik dan
60
Engineering
Parker
Rg orientasi
Berorientasi
Rg.
Memeriksa
Mengontrol
Memperbaiki dan
Istrahat.
Chief
Engineering
Rg
kontrol
mesin
parkir
Rg
kontrol
akses
kendaraan
Rg staf teknik
Rg genset
Rg bengkel mesin
Rg mekanikal
Rg mesin elevator
Rg elektrikal
Rg AHU
Rg istrahat dan
Lavatory
Cleaning
Datang
Tempat parkir
service
Parker
ruang orientasi
Berorientasi
cafee dan
Berkebun dan
Lavatory.
istrahat
Datang
Parker
Berorientasi dan
Istrahat
Tempat parker
Ruang orientasi
Cafee dan
Lavatory.
Office boy
61
d. Besaran ruang
Tabel III.3 besaran ruang
Perhitungan
Kelompok Acu
Ruang
an
Nama
PENERIM
Ruang
Mobil
AAN
Parkir
buah
ruang
kapasitas
Luasan
Luas
(m2
)
Ruang
450 Mobil: 450
(2,5
mobil
5,3):5962,5
Mesin parkir
6 buah
m2
Sirkulasi
mesin
Mesin:
(2.5
5,5):82,5
50%
m2
per mobil
D.A
0,5x5962,5
mobil
mesin:
m2
2981,25
9026
,25
mobil: 225
Total
luas
9066,25 m2
D.A
Ruang
Motor
parkir
buah
x 2,25) : 110
motor
m2
Total
luas110
m2
Sirkulasi 60%
62
Lobby
50 orang
50 x 0,65 :
32.5 m2
Total
luas
32,5 m2
D.A
Sirkulasi
150
84,2
5
Ruang
2 orang
informasi
3,2
m2/org
D.A
4 orang
3,2
keamana
m2/org
12,8 m2
D.A
Total
luas
15,4
12,8 m2
Sirkulasi 20%
AND
Lavatory
6 urinoir
11 WC
1,4 59.1
m2 : 8.4 m2
11 x 2,6
4 wastafel
m2 : 28.6
m2
4
x
3,0
m2 : 12 m2
Total
lavatory
luas
49
63
PENGELO
R.
LA
General
Manager
1 meja kerja
3 kursi tamu
1 lemari
O.D
D.A
m2
Sirkulasi 30%
1 x 2 m2 :
2 m2
3 x 0,96 :
2.88 m2
1 x 1 m2 :
1 m2
8.23
2
staf 4 orang
4 x 9,5 m2: 38
m2
adm
HPD
Total luas : 38
49.4
m2
Sirkulasi 30%
R.
set
meja
Manager
kerja
3 kursi tamu
1 lemari
D.A
1 x 2 m2: 2
m2
3 x
0,96
m2:
2.88
m2
1 x 1 m2: 1 8.23
m2
Ruang
Rapat
15 orang
64
m2
Sirkulasi 40%
Cafee
100 orang
T.S.S
Total
luas
: 192
160 m2
Sirkulasi 20%
Lavatory
PENUNJA
6 urinoir
11 WC
NG
m2 : 8.4 m2
11 x 2,6
4 wastafel
1,4
m2 : 28.6
AND
m2
4
x
3,0
m2 : 12 m2
Total
lavatory
59.1
luas
49
m2
Sirkulasi 30%
Ruang
SERVISE,
MEKANIK
AL
DAN
ENGINEE
RING
O.D
20 m2
Engineeri
ng
Ruang
AHU
Sirkulasi 30%
20 unit AHU
24
20 (0,6 x 2): 48
40 m2
Total luas 40
m2
Sirkulasi 20%
65
Ruang
10 orang
Komputer
45
Pengawa
monitor
0,4) : 3,6
pengawas
(CCTV)
10 meja
unit
10 kursi
D.A
45 x (0,2 x
10 x 4 m :
40
4 x (0,6 x
0,8) : 4,8
62,9
2
m
Total luas 48,4
Sirkulasi 30%
Ruang
30 orang
kontrol
15 ruang
15
(5.5
mesin
3.5) : 288.75
parkir
m2
375.
O.D
Total
luas
373
288.75 m2
Sirkulasi 30%
D.A
Ruang
3 rak
Peralatan
1 lemari
Keamana
n
3 (1 x 2) : 9,6
6 m
1 x 2 m : 2
m2
Total
luas
m2
Sirkulasi 20%
66
Ruang
O.D
15 m2
5 orang
genset
19,5
Sirkulasi 30%
Ruang
30 orang
Cleaning
Gudang
9 m
30 (0,4 x
30 Loker
0,4) : 4,8
m
Kursi
panjang
3 (1,55
m
Total
luas:
8,52 m2
Sirkulasi 20%
D.A
Lavatory
20 orang
5 toilet
20,1
(1,5
x 89
1,9) : 14,25
m
4 urinal
4 (0,5x 0,4)
: 0,8 m
2 wastafel
(0,4
0,6) : 0,48
m
Total
luas
15,53 m2
67
Sirkulasi 30%
Total
luas
lavatory
KELOMPOK
PENERIMAA
9026
,259
PENGELOLA 9,46
4
PENUNJANG
SERVISE,
MEKANIKAL
521,
1
DAN
BESARAN
ENGINEERI
RUANG
NG
TOTAL
569,
806
TOTAL LUAS
BANGUNAN
102
16,6
2
Keterangan :
D.A
: DATA ARSITEKTUR
AND
68
HPD
T.S.S
: TIMER
SAVER
STANDARS
FOR
BUILDING
TYPES
O.D
: OLAH DATA
69
BAB IV
PENDEKATAN PERANCANGAN
A. Tapak
Sebelum mengolah site, ada beberapa poin yang akan
dibahas pada konsep tapak ini yaitu penentuan tapak, zoning,
tata massa bangunan, sirkulasi ruang luar bangunan, view
Site
dengan
pada
tapak
sedapat
mempertimbangkan
mungkin
keadaan
diolah
lingkungan
menentukan
garis
sempadan
perlu
2. Sirkulasi
Pola sirkulasi dalam tapak dipertimbangkan terhadap
kemudahan pencapaian dan kelancaran sirkulasi itu
sendiri baik dari luar tapak maupun dari dalam keluar
tapak, dimana terbagi atas :
71
utama
gedung
parkir
ini
adalah
jalur
pada
ke
kantor
balai
kota
Makassar
yang
keluar
tapak,
agar
tidak
terjadinya
72
73
dalam
bangunan
tinggi,
sehingga
dapat
74
interior
bangunan
dengan
cara
fasade bangunan
75
volume
sebagai
daerah
pusat
perkantoran
kota
makassar
b. Jenis
kegiatan
kebisingan
yang
tertentu
membutuhkan
dipisahkan
menurut
tingkat
tingkat
membutuhkan
ketenangan
dijauhkan
dari
sumber bising
c. Penggunaan material material pada bangunan yang
dapat mengurangi kebisingan dari Jl. Ahmad Yani
d. Penggunaan jenis vegetasi yang dapat mengurangi
kebisingan pada tapak
76
5. Orientasi bangunan
Orientasi
bangunan
pada
site
ini
harus
mempertimbangkan :
a. Dari segi view, bangunan hanya memiliki view disisi
utara tapak, karena lokasi perancangan yang berada
pada pusat kota yang padat bangunan, sehingga sisi
timur, selatan, dan barat hanya terdapat bangunan
yang menghalangi view, sehingga pada sisi tersebut
tidak
memiliki
view
potensial
yang
dapt
dikembangkan.
b. Persyaratan tata letak bangunan
c. Kegiatan yang berlangsung pada site
d. Orientasi bangunan dipengaruh sinar matahari dan
angin pada tapak, sehingga orientasi bangunan
dirancang menghadap ke utara, yaitu menghadap ke
Jl. Ahmad Yani, demi menghindari lamanya sinar
matahari yang masuk kedalam bangunan.
e. Kondisi
site
yang
berada
diantara
bangunan
yang
bangunan
berada
membuat
pada
orientasi
lokasi
yang
padat
bangunan
hanya
77
6. Vegetasi
dalam perencangan vegetasi pada site, beberapa
hal yang jadi pertimbangan yaitu:
a. Tapak yang tidak terlalu luas menjadi pertimbangan
yang
utama,
agar
penempatan
dan
pemilihan
dan
bangunan,
barat
sehingga
hanya
terdapat
penanaman
bangunan
vegetasi
yang
langsung
masuk
kedalam
bangunan
78
80
C. Bentuk bangunan
1. Pertimbangan terhadap bentuk bangunan
Bentuk dasar bangunan dipertimbangkan terhadap :
a. Bentuk tapak
Tapak bangunan ini berbentuk persegi dengan
ukuran
2000
m2 dann
berada
ditengah
tengah
segi
pencahayaan
dan
penghawaan,
bentuk
45o,
dan
juga
menyesuakan
dengan
81
bangunan
mengandung
tema
terhadap
bangunan
pintar.
f. Mempunyai nilai estetika
Memberikan nilai estetikan pada bentuk bangunan.
2. Bentuk denah
82
3. Bentuk bangunan
a. Alternatif 1
83
b. Alternatif 2
84
85
ini
berada
pintar
pada
yang
fasad
diterapkan
pada
bagunannya
yaitu
86
E. Tata massa
Gedung parkir vertikal ini hanya terdiri dari satu massa
bangunan utama. Namun bangunan utama ini memliki
87
ketinggian
ini
dimaksudkan
untuk
F. Utilitas Bangunan
4. Jaringan air bersih dan air kotor
a. Jaringan air bersih
Pengadaan air bersih gedung parkir ini bersumber
dari PAM dan sumur bor sebagai cadangan. Air yang
88
riser
dengan
menggunakan
pompa
untuk
(disposal
cair)
dialirkan
melalui
pipa
berasal
pembuangan
dari
lavatory
langsung
dialirkan
menuju
ke
melalui
bak
pipa
kontrol,
89
5. Sistem pencahayaan
Dari sistem penghawaan ada beberapa sumber cahaya
yang dapat dimanfaatkan atau digunakan yaitu:
a. Cahaya alami
Pencahayaan alami yang digunakan secara optimal
untuk
mengurangi
energi
yang
digunakan
pada
90
91
ini
sehingga
tidak
konstan
perlu
mempertimbangkan
pengolahan
pembayang
seperti
penggunaan
Mengkondisikan
udara
pada
bangunan
atau
bangunan
diinginkan.
mendapat
Pada
suasana
penghawaan
alami,
ruang
yang
udara
diatur
ada,
akan
tetapi
bagaimana
kita
memanfaatkannya.
93
AC
suatu
disesuaikan
ruang.
dengan
Ruang-ruang
yang
tingkat
besar
dilengkapi
dengan
sistem
94
(Haerul
2003:132)
Pada
sistem
alarm
95
Sebagai
tindakan
pengamanan,
gedung
parkir
cabinet
yang
ditempatkan
pada
sudut-sudut
sprinkler
dan
detektor
alarm,
apabila
terjadi
yang
dihubungkan
kebakaran
secara
penyelamatan
bahaya
kebakaran
pada
bangunan memakai :
a. Tangga darurat dengan pencapaian yang mudah dan
aman.
b. Smoke shaft untuk menghisap asap ke luar bangunan.
c. Warning
system
untuk
mempermudah
pengunjung
memahami peringatan.
d. Exit sign (tanda keluar), menunjukkan arah keluar
dengan arah cahaya yang tembus asap.
96
dari
sistem
Tongkat
Franklin.
Sistem
97
terhadap
bangunan
disekitarnya
dan
98
Daftar Pustaka
Hutabarat
dan
Stewart
M.
Evans,
Pengantar
Oseanograf
Yanti R. 2012, Juru Parkir Di Kota Makassar (Suatu Studi
Antropologi Perkotaan) Universitas Hasanuddin Makassar
Kusyanto Mohhamad, Studi Ruang Parkir Universitas Sultan
Fatah
(Unisfat)
Demak,
Teknik
Arsitektur
Fakultas
Teknik
arsitektur
bisnis
bioklimatik)
di
Makassar (dengan
Universitas
Hasanuddin
Makassar
Neufert,Ernest: 2002:120. Data ArsitekJilid 2. Jakarta: Erlangga.
Neufert,Ernest; 1997. Data ArsitekJilid 1. Jakarta: Erlangga.
BanyChaerwansyah, dkk
Neufert,Ernest. Architect's Data. Second. Dialih bahasakan
oleh Sjamsu Amril. Jakarta: Erlangga, 1991.
Website
http://regional.kompas.com/read/2012/11/25/11121680/Makas
sar.Kian.Macet.Kendaraan.Capai.2.4.Juta
99
http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=232102
http://Makassar.tribunnews.com/2014/02/01/jumlah-
kendaraan-di-Makassar-naik-2-5-persen-setiap-tahunnya
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?
pageno=6&SuratKe=9#Top
http://www.tempo.co/read/news/2011/05/31/057337795/Gedu
ng-Parkir-Ini-Tercanggih-di-Jakarta
https://www.academia.edu/8548524/Sistem_Bangunan_Pintar
http://bangunanpintar.blogspot.com/2013/11/st-diamond-
building-malaysia.html
http://architizer.com/blog/7-intelligent-buildings-that-prove-
digitally-driven-design-works/
http://prosperity-2-all.com/add-enhanced-security-to-your-
business/
http://www.makassarkota.go.id/110-
geografiskotamakassar.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Lambang_Kota_Makassar.jp
eg
100