Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang dimuat dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 alenia 4
memajukan kesejahteraan umum. Dari pernyataan ini mengandung maksud bahwa
rakyat Indonesia di harapkan hidup dalam kondisi sejahtera. Untuk mencapai
hidup sejahtera di perlukan lingkungan hidup yang sehat. Lingkungan hidup yang
sehat bisa terwujud salah satunya bila air sungai kita bersih dan sehat, sehingga
kita dapat memanfaatkan air sungai tersebut untuk mensejahterakan kehidupan
secara luas.
Menteri Negara lingkungan hidup (Rachmat Witoelar) mengatakan ratusan
sungai di Indonesia kini dalam kondisi rusak dan tercemar. Jika di ibaratkan orang
sakit, kondisi sungai itu sudah sangat buruk 62 ICU,70 koma, ujarnnya saat
melakukan kunjungan kerja dan penelusuran sungai Cisadane di pabrik PT Indah
Kiat, Serpong, Kamis pagi meurutnya daerah aliran sungai (DAS) yang rusak
tersebut
harus
konfrehensif
segera
dengan
diperbaiki.
kerja
sama
Penangananya
dengan
semua
dapat
di
instansi.
lakukan
Menteri
secara
Negara
BAB 2
Isi
2.1 Pengertian Pencemaran DAS
Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai yang disebabkan oleh
limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara
yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu
kesehatan manusia.
Menurut
SK
menteri
Kependudukan
Lingkungan
Hidup
no.
manusia
mengembangkan
teknologi,
akibat
sampingan
dari
sungai
dapat
diklasifikasikan
sebagai
organik,
anorganik,
radioaktif, dan asam/basa. Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia,
dan hampir 100.000 zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa
zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Pestisida, deterjen, PCBs,
dan PCPs (polychlorinated phenols), adalah salah satu contohnya. Pestisida
dgunakan di pertanian, kehutanan dan rumah tangga. PCB, walaupun telah jarang
digunakan di alat-alat baru, masih terdapat di alat-alat elektronik lama sebagai
insulator, PCP dapat ditemukan sebagai pengawet kayu, dan deterjen digunakan
secara luas sebagai zat pembersih di rumah tangga.
Panas: air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada
akhirnya akan mematikan biota air.
2.
4.
berupa
endapan/sediment
seperti
tanah
dan
lumpur
yang
dapat
menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air
kurang mampu mengasimilasi sampah.
Iklim juga berpengaruh pada tingkat pencemaran air sungai misalnya pada musim
kemarau volume air pada sungai akan berkurang, sehingga kemampuan sungai
untuk menetralisir bahan pencemaran juga berkurang.
Dari uraian penyebab pencemaran air sungai di Indonesia diatas, bahan
pencemarannya dapat dikelompokkan menjadi:
1.
mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli. Bahan pencemar ini berasal dari
limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
3.
seperti merkuri (Hg), cadmium (Cd), timah hitam (Pb), tembaga (Cu), garamgaram anorganik.
4.
yaitu senyawa organik yang berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti
plastik, deterjen, serat sintesis, limbah industri dan limbah minyak.
5.
6.
Bahan pencemar berupa zat radioaktif yang biasanya berasal dari limbah
erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh
gunung berapi yang meletus.
8.
pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai
pendingin.
2.3 Dampak-Dampak Pencemaran DAS
1.
tubuh melalui minuman dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal,
hati, limpa, saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh
tersebut.
Selain
itu
pencemaran
yang
disebabkan
oleh
zat
radioaktif
dapat
menyebabkan penyakit kanker serta merusak sel dan jaringan tubuh lainnya.
2. Mengakibatkan penularan penyakit
Yaitu air yang tercemar oleh virus dan bakteri. Misalnya bakteri coli yang
dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types)
atau penyakit kulit.
3. Merusak ekosistem air (membunuh ikan-ikan dan organisme dalam air
lainnya)
Yaitu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
Disebabkan karena penguraian sampah organik yang dalam penguraiannya
memerlukan banyak oksigen sehingga kandungan oksigen dalam air menjadi
semakin
sedikit
yang
mengakibatkan
ikan-ikan
dan
organisme
dalam
air
pencemaran
organik
yang
tidak
dapat
diuraiakan
oleh
mikroorganisme sehingga akan menggunung dan mencemari air sungai yang dapat
mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di dalamnya.
Bahan
pencemaran
berupa
makanan
tumbuh-tumbuhan
yang
dapat
menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dan tumbuhan air separti enceng gondok
dengan pesat sehingga menutupi permukaan air yang mengakibatkan kadar oksigen
dan sinar matahari berkurang karena terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air
sehingga mengganggu kehidupan akuatik (organisme, ikan, dan tanaman dalam
air).
Bahan pencemaran berupa kondisi (misalnya panas) yang menyebabkan suhu
air meningkat sehingga tidak sesuai untuk kehidupan akuatik. Tanaman, ikan dan
organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik yang
dalam
proses
penguraiannya
memerlukan
banyak
oksigen
sehingga
terjadi
membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasilsaringan juga
tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.
3. Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam
air.Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta
hidrogensulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi
ataudihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan
akanteroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya
dapatdihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.
4. Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakanlapisan
pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan
jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewatilapisan
kerikil.
5. Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan
pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik biladi
bandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air
bersihdidapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu
barukemudian melewati lapisan pasir.
6. Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC)dan
Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama airdisaring
menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dankemudian hasilnya
disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut
diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik.Untuk mengantisipasi
debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat,dapat digunakan beberapa /
multi Saringan Pasir Lambat.
7. Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah
lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yangada pada
air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa.Untuk hasil
yang lebih baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya dapat lihat bentuk saringan
arang yang direkomendasikan UNICEF.
8. Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arangdan
saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu dan
arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa.
9. Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga
dapatdipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan
jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan
campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses
penyaringan,kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk
danmenyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu
seringmaka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan
saringnkeramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air
yangmengalir.
10. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring
denganmenggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat
desaKerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari
sumurgali ataupun dari saluran irigasi sawah.Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil
saringan dari jempeng relatifrendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
11. Saringan Tanah Liat.
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus
pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya.
mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi
dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang
bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya.
Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien
dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali
dipatenkan adalahbakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat
mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri
tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan
yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum
berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen
berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi
komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.
BAB 3
Kesimpulan
Cara menanggulangi kerusakan lahan suatu DAS dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia,
biologi.
Secara fisik dengan membuat alat berupa saringan yaitu :
1. Saringan Kain Katun
2. Saringan Kapas
3. Aerasi
4. Saringan Pasir Lambat (SPL)
5. Saringan Pasir Cepat (SPC)
6. Gravity-Fed Filtering System
7. Saringan Arang
8. Saringan air sederhana / tradisional
9. Saringan Keramik
10. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
11. Saringan Tanah Liat
Secara kimia dengan cara pengendapan, dan secara biologi dengan cara bioremediasi
DAFTAR PUSTAKA