Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara mega biodiversity dunia yang memiliki
keanekaragaman hayati paling tinggi setelah Brasil dengan keunikan, keaslian,
dan keindahan alamnya (Indrawan et al., 2007). Keanekaragaman flora, fauna,
dan ekosistemnya merupakan potensi yang dapat dijadikan sebagai salah satu
dasar pembangunan berkelanjutan dengan cara memanfaatkan jasa lingkungan
menjadi usaha di bidang pertanian dan dikembangkan menjadi objek ekowisata.
Pemanfaatan potensi alam untuk ekowisata sejalan dengan pergeseran
minat wisatawan dari old tourism menjadi new tourism yaitu mengelola dan
mencari daerah tujuan wisata yang spesifik, alami, dan memiliki keanekaragaman
hayati.
Melihat potensi pariwisata sebagai media untuk mendukung konservasi
lingkungan maka konsep-konsep pariwisata terus dikembangkan sehingga timbul
inovasi-inovasi baru dalam kepariwisataan. Salah satu inovasi konsep pariwisata
yang sedang marak adalah ekowisata dengan berbagai teknik pengelolaan.
Pengelolaan ekowisata memiliki tujuan utama yaitu terlaksanannya pembangunan
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Sabila Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang budidaya
tanaman buah-buahan berkhasiat. Sabila Farm memiliki prinsip untuk
membudidayakan tanaman buah-buahan pada lahan-lahan marjinal dengan tujuan
melakukan konservasi lingkungan dan menekan terjadinya alih guna lahan.
Perusahaan yang memiliki luas lahan 11 hektar ini telah mengembangkan usaha
budidaya tanaman buah-buahan sejak tahun 2005 dan kini telah berkembang
menjadi objek ekowisata.
Di dalam ekowisata, implikasi dari pelayanan jasa yang ditawarkan adalah
sebuah pengalaman. Pengalaman wisata itu sendiri merupakan faktor psikologis
wisatawan yang kemudian akan berpengaruh pada kepuasan atau ketidakpuasaan
dari pengalaman wisata yang didapat. Tingkat pelayanan ekowisata berkaitan erat
dengan strategi pemasaran yang dimiliki suatu perusahaan. Persaingan yang
semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan di bidang sejenis juga menuntut
perusahaan untuk mengelola strategi pemasarannya secara lebih efektif.
Pengelolaan strategi pemasaran secara lebih efektif perlu dilakukan agar
perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan menjaga loyalitas konsumen,
pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan objek dan daya
tarik wisata.
Indikator pariwisata diantaranya adalah pasar wisata, kelembagaan
pariwisata, dan masyarakat sebagai wisatawan. Di dalam buku perencanaan
ekowisata karangan Janianton Damanik dan Weber (2006), disebutkan bahwa
kelembagaan diartikan baik sebagai kebijakan maupun kegiatan-kegiatan yang
mendukung perkembangan pariwisata. Kebijakan mencakup politik pariwisata
yang digagas oleh pemerintah, seperti kebijakan pemasaran, jaminan keamanan,
dukungan terhadap acara-acara budaya, standarisasi produk dan jasa wisata,
sumber daya manusia pada destinasi wisata, dan masyarakat juga menjadi bagian
dari kelembagaan pariwisata.
Pada sisi penawaran wisata terdapat banyak ragam produk dan jasa wisata
yang ditawarkan yaitu semua produk yang diperuntukkan bagi atau dikonsumsi
oleh seseorang selama melakukan kegiatan wisata (Freyer, 1993 dalam Damanik
dan Weber, 2006). Damanik dan Weber (2006), menjelaskan bahwa elemen
penawaran wisata sering disebut triple As yang terdiri dari atraksi, aksesibilitas,
dan amenitas. Secara singkat atraksi dapat diartikan sebagai objek wisata yang
bersifat tangible maupun intangible yang memberikan kenikmatan kepada
wisatawan.
Atraksi dapat dibagi menjadi tiga, yakni alam, budaya, dan buatan. Atraksi
alam meliputi pemandangan alam, seperti Kepulauan Seribu yang menawarkan
laut dengan udara yang sejuk dan bersih. Atraksi budaya meliputi peninggalan
sejarah seperti Candi Prambanan, adat istiadat masyarakat seperti Pasar Terapung
di Kalimantan. Adapun atribut buatan dapat dimisalkan seperti Jawa Timur Park.
Unsur lain yang melekat dalam atraksi ini adalah hospitality, yakni jasa
akomodasi atau penginapan restoran , biro perjalanan, dan sebagainya.
Aksesibilitas mencakup keseluruhan infrastruktur transportasi yang
menghubungkan wisatawan dari, ke, dan selama di daerah tujuan wisata mulai
dari darat, laut, dan udara. Akses ini tidak hanya menyangkut aspek kuantitas
tetapi juga inklusif mutu, ketepatan waktu, kenyamanan, dan keselamatan
(Inskeep, 1991).
yang
mengadopsi
prinsip-prinsip
pariwisata
berkelanjutan
yang
wisata
serta
memberikan
sumbangan
positif
terhadap
kesejahteraan mereka.
3. Dilakukan dalam bentuk wisata independen atau diorganisasi dalam bentuk
kelompok kecil.
Dengan kata lain, ekowisata adalah bentuk industri pariwisata berbasis
lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam dan budaya
lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan pendapatan bagi masyarakat
sekitar serta membantu kegiatan konservasi alam.
Merujuk pada Wood dalam Hendarto (2008), sebuah destinasi wisata dapat
dikategorikan sebagai ekowisata bila melibatkan komponen-komponen, antara
lain:
1. Memberi sumbangan pada konservasi biodiversitas.
2. Menopang kesejahteraan masyarakat lokal.
3. Menginterpretasikan pengalaman-pengalaman yang
diperoleh
dalam
PRODUK
PEMASARAN
PASAR
kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen.
Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan harus diarahkan untuk
memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba
perusahaan.
2.2.1. Konsep Pemasaran
Di dalam suatu perusahaan setidaknya terdapat lima konsep yang menjadi
dasar pelaksanaan pemasaran, antara lain:
1. Konsep Produk
Orientasi yang menjadi tujuan konsep produk adalah membuat produk
yang berkualitas baik, karena dalam konsep produk diasumsikan bahwa konsumen
menyukai produk yang menawarkan mutu, performance, dan ciri-ciri yang
terbaik.
2. Konsep Produksi
Dalam konsep produksi di asumsikan bahwa konsumen menyukai produk
yang memiliki harga yang murah dan terjangkau serta memiliki ketersediaan luas
sehingga mudah di dapat. Orientasi tujuan dari konsep produksi adalah mencapai
efisiensi produk yang tinggi dan memiliki jaringan distribusi yang luas. Dari
orientasi tersebut diharapkan produksi yang dihasilkan perusahaan berjumlah
besar untuk mencukupi kebutuhan pasar karena diasumsikan konsumen akan
membeli semua produk yang terdistribusi secara meluas dengan daya beli mereka.
3. Konsep Penjualan
Dalam konsep penjualan dinyatakan bahwa konsumen tidak bisa dibiarkan
begitu saja tanpa perlakuan khusus. Perusahaan harus melakukan upaya penjualan
dan promosi yang agresif untuk meningkatkan volume penjualan produk.
4. Konsep Pemasaran
Dalam konsep pemasaran dinyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
perusahaan terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan sesuai sasaran di
pasar, serta memberikan kepuasan yang diharapkan dapat lebih efektif dan efisien
dibandingkan pelayanan yang diberikan pesaing.
5. Konsep Pemasaran Sosial
Dalam konsep pemasaran sosial dinyatakan bahwa tugas perusahaan
adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan sasaran di pasar serta
memberikan kepuasan yang diharapkan dapat lebih efektif dan efisien
dibandingkan pelayanan yang diberikan pesaing dengan tetap memperhatikan dan
meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
2.2.2. Sistem Pemasaran
pada satu sistem saja. Dengan kata lain produsen hanya menjual produk pada satu
lembaga pemasaran saja. Kelemahan dari sistem ini adalah ketergantungan pada
satu sistem. Ketika sistem tersebut terganggu maka produsen diperkirakan akan
menanggung beban atau kerugian. Kelemahan lain dari sistem ini adalah produsen
akan tunduk kepada keputusan lembaga pemasaran karena lembaga pemasaran
tersebut yang menentukan harga.
2. Sistem Pemasaran Berganda
Sistem pemasaran berganda memakai lebih dari satu cara dalam
memasarkan produk. Salah satu contoh, seorang produsen tidak hanya
memasarkan produknya kepada pedagang pengumpul, namun juga dipasarkan
kepada distributor, pedagang besar, pabrik makanan, atau langsung ke konsumen
akhir. Kelebihan dari sistem pemasaran berganda yaitu apabila salah satu sistem
lumpuh atau terhambat, maka masih ada cara lain untuk memasarkan produk.
Sedangkan kelemahannya adalah produsen memerlukan tenaga, pikiran, dan
sumberdaya tambahan.
3. Sistem Pemasaran Bertahap
Sistem pemasaran bertahap merupakan cara pemasaran produk yang pada
saat tertentu produsen akan menggunakan sistem pemasaran tunggal dan pada saat
tertentu lainnya produsen akan menggunakan sistem pemasaran berganda.
2.2.3. Strategi Pemasaran
Mc Carthy dalam Kotler (2002), mengemukakan bahwa strategi
pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi, dan komprehensif
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan dapat dicapai
pemasaran
merupakan
kemampuan
organisasi
untuk
Kegiatan magang kerja ini dilaksanakan dari tanggal 29 Juni 2015 hingga
tanggal 23 September 2015 dengan waktu kerja 8 jam/hari. Kegiatan pencarian
informasi guna menunjang penyusunan laporan akhir magang kerja dilakukan di
saat jam kerja dan di luar jam kerja.
3.2. Metode Pelaksanaan Magang Kerja
Metode pelaksanaan magang kerja di Sabila Farm dilakukan dengan
metode observasi partisipasi (participation observation), yaitu mahasiswa terlibat
langsung dalam kegiatan kerja perusahaan dan mengikuti aktivitas sesuai dengan
kondisi di lapang.
Mahasiswa melakukan magang kerja dengan total waktu 512 jam di bawah
bimbingan pembimbing lapang dari tempat magang kerja. Mahasiswa
mendapatkan supervisi dari tim supervisi magang kerja untuk evaluasi proses,
kinerja, dan hasil magang kerja. Selama berada di tempat magang kerja
mahasiswa melakukan tugas-tugas dari perusahaan dan melakukan eksplorasi
untuk selanjutnya melakukan penyusunan laporan magang kerja.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan magang kerja di
Sabila Farm adalah sebagai berikut:
3.2.1. Praktik Kerja Langsung
Praktik kerja langsung dilakukan dengan cara melaksanakan seluruh
agenda tugas yang telah disusun bersama pihak perusahaan. Praktik lerja langsung
bertujuan untuk memberikan keterampilan dan pengalaman kerja untuk
menunjang tujuan magang kerja.
3.2.2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada
Direktur dan beberapa jajaran Staf Sabila Farm menggunakan daftar pertanyaan
yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan untuk mencari
informasi guna mendukung tujuan magang kerja.
3.2.3. Diskusi
Diskusi dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihakpihak yang termasuk dalam struktur organisasi Sabila Farm. Dari diskusi tersebut
didapatkan informasi yang akurat tentang seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
tujuan magang kerja.
3.2.4. Dokumentasi
Minggu Ke
Kegiatan
1-2
2.
3.
3-4
5-6
4.
7-8
(Lampiran 2).
Melakukan panen, sortasi, washing, cleaning, grading,
labeling, dan packaging buah naga. Pada periode minggu
7-8 penulis juga melakukan penjualan buah secara online
5.
9-10
(Lampiran 2).
Membuat media pemasaran baru untuk Sabila Farm
berupa buku bertema Sabila Farm, mengembangkan
strategi pemasaran Sabila Farm, melakukan praktek
11-12
(Lampiran 2).
Melakukan diskusi dengan internal Sabila Farm untuk
melengkapi data sebagai penunjang laporan akhir
magang kerja, presentasi hasil magang kerja, dan
pelaksanaan supervisi serta penilaian oleh pembimbing
lapangan dan panitia magang kerja (Lampiran 2).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Perusahaan
Nama Sabila Farm diambil dari nama anak bungsu Pakde Gun, yakni
Sabila Ayu Bestari. Selain itu, nama Sabila memiliki kepanjangan yaitu sarana
belajar ilmu Allah. Pada awal pembangunanya, kebun Sabila Farm hanya
berfungsi sebagai kebun produksi buah. Namun seiring dengan berjalanya waktu
kebun Sabila Farm mengalami penambahan fungsi, yakni sebagai kebun wisata.
Selain untuk kebun wisata, banyak juga mahasiswa yang menjadikan Sabila Farm
sebagai tempat untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan
Penelitian. Kini Sabila Farm terus melakukan kreasi dan inovasi untuk
berkembang untuk menjadi objek ekowisata yang unggul di tingkat nasional
maupun internasional.
4.1.2. Gambaran Umum Sabila Farm
4.1.2.1. Visi dan Misi
Visi Perusahaan:
- Meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditas buah naga dan buah lainnya.
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pertanian.
Misi Perusahaan:
- Memperluas lahan penanaman buah naga dan buah lainnya.
- Menerapkan teknologi budidaya dan pascapanen buah naga dan buah lainnya.
- Menyelenggarakan pelatihan dan penelitian bagi masyarakat dan mahasiswa.
4.1.2.2. Logo
Berikut ini adalah logo Sabila Farm yang sudah memiliki Hak Kekayaan
Intelektual (HaKI):
magenta menunjukkan identitas warna komoditas utama Sabila Farm yaitu buah
naga.
4.1.2.3. Kondisi Geografis
Sabila Farm terletak di Jalan Kaliurang Km. 18,5, Desa Pakembinangun,
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara
geografis Sabila Farm terletak di lereng Gunung Merapi pada ketinggian 500
mdpl, dengan perbatasan-perbatasan sebagai berikut:
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Direktur
Staf Produksi
dan Pemasaran
Staf Keuangan
dan Olahan
Freelancer
Staf Edukasi
Koordinator
Lapang
Freelancer
Pekerja Lapangan
Berikut ini merupakan daftar nama tenaga kerja disertai dengan jabatan
dan tingkat pendidikan terakhir:
Tabel 2. Daftar Nama Tenaga Kerja Sabila Farm
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Nama
Muh. Gunung Soetopo
Elly Mulyati
Chairul Umam
Juwita
Rezha Ramdhan P.
Mulyono
Hasnah Fadila
Fajar Nurhudaya
Tatag Agung S.W.
Mardiyati
Dilah
Budi
Kardi
Sofyan
Sardju
Sabila Farm memiliki
Jabatan
Pendidikan
Pemilik Perusahaan
S1
Direktur
S1
Staf Produksi dan Pemasaran S1
Staf Keuangan dan Olahan
S1
Staf Edukasi
S1
Koordinator Lapang
SD
Freelancer
Mahasiswa
Freelancer
Mahasiswa
Freelancer
Mahasiswa
Pekerja
SD
Pekerja
SD
Pekerja
SMA
Pekerja
SD
Pekerja
TK
Pekerja
SD
tenaga kerja dengan tingkat pendidikan terakhir
yang beragam, mulai dari TK, SD, SMA, dan S1. Sedangkan untuk tenaga kerja
yang masih berstatus mahasiswa merupakan karyawan paruh waktu (freelancer)
yang jam kerjanya disesuaikan dengan jadwal kuliah. Saat musim panen raya dan
ada banyak kunjungan rombongan dalam satu waktu, pihak Sabila Farm akan
merekrut pekerja harian tidak tetap untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
dengan memperhatikan situasi dan kondisi.
Adapun tugas dari masing-masing jabatan dalam perusahaan, antara lain:
a. Direktur
Bertugas sebagai pengendali utama dan bertanggung jawab terhadap
keberlangsungan usaha.
Konservasi
Sabila Farm merupakan objek wisata perkebunan buah yang sangat
naga yang baik. Perbanyakan vegetatif yang digunakan dan terbukti berhasil pada
tanaman buah naga adalah dengan menggunakan stek yang berasal dari sulur
tanaman buah naga. Sulur yang dipilih untuk stek adalah sulur yang sudah tua
dan/atau sulur yang sudah pernah berbuah.
(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
kayu hidup dan tiang beton. Untuk tiang kayu hidup dapat menggunakan pohon
jaranan. Harga pohon jaranan adalah sekitar Rp 14.000-Rp 30.000 per batang.
Sedangkan untuk tiang beton dapat diproduksi sendiri.
Pembuatan tiang beton dapat dilakukan dengan bahan dari adukan semen,
koral (split), dan pasir dengan perbandingan 1:3:5 atau 1:2:3. Ketiga bahan
tersebut dicetak menggunakan cetakan kayu hingga berbentuk balok dengan
ukuran tinggi 2 meter, diameter tiang 12x12 cm, dan rangka tiang 8 mm.
3.
Persiapan Lahan
Kegiatan persiapan lahan tanaman buah naga meliputi 2 tahapan, antara
lain:
a. Pembuatan Drainase Air
Pada prinsipnya, tanaman buah naga tidak menghendaki genangan air
sehingga topografi lahan harus diatur agar air tidak menggenang pada lahan.
Pembuatan drainase dilakukan dengan cara membuat lubang air, membuat
terasering pada lahan, dan selokan untuk aliran air. Lahan penanaman dibuat
berundak dan dibagi dalam beberapa blok.
tanam berukuran 20x20 cm. Pada tengah areal lubang tanam dilubangi sedalam 30
cm untuk menempatkan tiang panjatan sehingga kedalaman tiang panjatan adalah
50 cm di dalam tanah.
Komposisi media tanam untuk tanaman buah naga yang digunakan Sabila
-
Farm, yaitu:
Pupuk Kandang 20 kg
Kapur Pertanian 1 kg
Sekam Bakar 1 kg
Pupuk NPK 50 g (bila diperlukan)
Fungsi bahan media tanam diatas antara lain: pupuk kandang sebagai
unsur hara dan sumber mikroorganisme tanah, kapur pertanian untuk
meningkatkan pH tanah, sekam bakar sebagai pengatur porositas tanah, dan pupuk
NPK sebagai starter pertumbuhan tunas tanaman buah naga.
Setelah media tanam siap, kemudian bibit buah naga ditanam dengan titik
keempat sisi tiang panjatan dengan dimasukkan 5 cm kedalam tanah lalu diikat
pada tiang panjatan.
2. Pemupukan
Pemupukan tanaman buah naga dilakukan empat bulan sekali dengan
memberikan pupuk kandang sebanyak 10/kg per tiang dan seringkali diberikan
kompos dari sulur tanaman buah naga yang ditabur merata menutupi kanopi
tanaman.
3.
Pengikatan sulur
Pengikatan sulur dilakukan saat sulur tanaman sudah cukup panjang.
Pengikatan sulur dengan menggunakan tali rafia dan/atau tali bagasi. Pengikatan
sulur bertujuan untuk pembentukan sulur agar tumbuh keatas dan menjuntai
dengan rapi. Pengikatan sulur dilakukan pada tanaman buah naga muda yang
masih belum menjuntai ke tanah (berumur 1-8 bulan) sedangkan pada tanaman
buah naga yang sudah dewasa tidak perlu dilakukan pengikatan sulur karena
sudah terbentuk.
5. Pemangkasan Sulur
Pemangkasan tunas-tunas baru bertujuan agar pertumbuhan sulur utama
berjalan dengan maksimal. Hal tersebut dikarenakan jika tunas-tunas baru
dibiakan tumbuh maka asupan nutrisi akan terpecah dan pertumbuhan sulur utama
akan terhambat. Pemangkasan dilakukan pada tunas air dan sulur yang
berpenyakit dengan menggunakan gunting pangkas.
6. Penyerbukan Bunga Buah Naga Merah Super
Bunga buah naga yang perlu diserbukan dengan bantuan manusia adalah
jenis bunga buah naga merah super karena jarak benangsari dan kepala putik jenis
bunga buah naga tersebut relatif berjauhan jika dibandingkan dengan jenis bunga
buah naga lainnya.
Bunga buah naga mekar pada malam hari mulai pukul 21.00-2.00 dan
penyerbukan optimal dilakukan pada pukul 22.00-1.00. Penyerbukan dilakukan
dengan cara mengambil serbuksari dari benang sari kemudian dioleskan
4.2.1.4.
Pelayanan Wisatawan
1. Kegiatan Memandu Wisatawan
Berdasarkan
penilaian
pengetahuan,
mahasiswa
mendapatkan
Jumlah
Pengunjung
192
588
422
549
1179
2393
4978
4199
2924
Perubahan (%)
206.25
-28.2
30.1
114.8
102.97
108.02
-15.65
-30.4
Targeting
a. Siswa PAUD, TK, SD, dan SMP yang ingin studi wisata pertanian atau
aktivitas outdoor.
b. Siswa SMA dan Mahasiswa yang ingin melakukan kunjungan lapang ke
perusahaan agribisnis.
c. Institusi yang ingin mengadakan kunjungan wisata berbasis edukasi pertanian
untuk karyawannya.
d. Keluarga yang ingin berwisata dengan suasana alam yang asri dan perkebunan
buah dengan daya tarik buah yang masak pohon.
e. Pengunjung individu yang menginginkan wisata alam dan pelatihan budidaya
buah naga.
3. Positioning
Sabila Farm memposisikan diri sebagai ekowisata berbasis edukasi di
bidang pertanian yang bergerak dalam budidaya komoditas buah-buahan
berkhasiat dengan memanfaatkan lahan-lahan marjinal sebagai salah bentuk upaya
konservasi lingkungan. Sabila Farm juga menawarkan pengalaman sekilas tentang
pertanian dan motivasi kewirausahaan bagi para pengunjungnya.
4.2.2.2. Bauran Pemasaran (4P)
Mc Carthy dalam Kotler (2002), menyatakan bahwa bauran pemasaran
merupakan seperangkat alat pemasaran yang bekerja secara berkesinambungan
dalam proses pencapaian strategi dan positioning yang ditetapkan. Bauran
pemasaran produk jasa terdiri dari 4P, yaitu: Product, Price, Place, dan
Promotion. Berikut ini merupakan bauran pemasaran ekowisata Sabila Farm:
1.
Produk (Product)
Menurut Fandy Tjiptono (1996), Produk merupakan segala sesuatu yang
2.
Harga (Price)
Menurut Fandy Tjiptono (1996), harga adalah unsur bauran pemasaran
yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah secara cepat. Harga merupakan satusatunya unsur bauran pemasaran yan memberikan pemasukan dari perusahan atau
pendapatan bagi perusahaan. Berikut ini merupakan bauran harga yang dimiliki
Sabila Farm:
Paket Wisata
Kunjungan Kebun
Harga
Rp 5.000 - Rp. 10.000/orang**
2.
Edukasi Kelas
3.
Edukasi Lapang
Minimal 20 orang
Rp 5000 - Rp 15.000/orang*
4.
5.
Minimal 10 orang
Rp 10.000/orang
6.
Motivasi Kewirausahaan
Rp 500.000 - Rp 1.000.000/rombongan****
Min. 25 orang
7.
Naga
Keterangan:
**)
***)
1. Paud dan Tk
2. SD dan SMP
4. Umum
1. Anak Anak
2. Dewasa
2. Umum
****) 1. Pelajar
2. Umum
Tempat (Place)
Sabila Farm memiliki lokasi yang dekat dengan gunung merapi, hotel dan
penginapan, terminal pakem, dan tempat wisata lain yang tidak sejenis. Akses
jalan dari pusat kota Yogyakarta menuju lokasi baik, hanya berjarak 18.5 km
dengan lama tempuh 30 menit. Ada angkutan umum dari pusat kota Yogyakarta
menuju lokasi. Memiliki pemandangan alam yang asri, hamparan kebun buah
naga, dan udara yang sejuk.
Namun, kondisi jalan masuk dari gang menuju lokasi Sabila Farm sempit
dan berlubang sehingga bus tidak bisa masuk. Lahan parkir untuk kendaraan roda
empat pun masih terbatas.
4.
Promosi (Promotion)
Strategi promosi berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
Media Sosial
Sabila Farm juga menggunakan media sosial sebagai pemasaran secara
digital dengan memanfaatkan media sosial berupa facebook dan twitter. Dalam
media sosial facebook, Sabila Farm membuat fans page dan telah memiliki
jumlah likes sebanyak 1.080 pengguna hingga 30 September 2015. Untuk twitter,
Sabila Farm memakai nama pengguna @SabilaFarm dan telah memiliki pengikut
sebanyak 316 pengguna hingga 30 September 2015.
c.
Hubungan Masyarakat
untuk ditunjukkan dan disebarluaskan kepada orang lain. Selain itu, buku catatan
ini juga dapat menambah pemasukan untuk perusahaan.
sekitar
dan
mengikutsertakan
dalam
kegiatan
perencanaan,
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua. Lembaga
Penerbit FE UI. Jakarta.
Ceballos-Lascurain, Hector. 1996. Tourism, Ecotourism, and Protected Areas. The
World Conservation Union. Gland-Switzerland.
Damanik, Janianton dan Weber, Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori
ke Aplikasi. PUSPAR UGM dan Andi. Yogyakarta.
Drumm, A and Moore, A. 2002. Ecotourism Development A Manual for
Conservation Planners and Managers Volume I: An Introduction to
Ecotourism Planning, Second Edition. The Nature Conservancy. VirginiaU.S.A.
Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan
UGM. Yogyakarta.
Hendarto A. Kresno. 2008. Ekowisata: Sebuah Diferensiasi Produk Pariwisata di
Indonesia Pasca Tragedi Bali.